Hari ini aku berniat ke perpustakaan kota. Mencari materi untuk beberapa tugas kuliah. Mobil ku berada di bengkel karena harus di servis sehingga mau tidak mau aku harus naik bus ataupun kendaraan umum lainnya.
Aku menunggu di halte depan kampus. Ya, akhirnya aku memutuskan untuk naik bus saja.
Halte ini terlihat sepi, mungkin karena beberapa mahasiswa yang naik bus belum pulang. Hanya ada aku disini.Tak berapa lama datang sebuah bus dari arah barat dan berhenti tepat di depan halte. Aku tak menyia-nyiakan waktu, segera aku menaiki bus berwarna merah itu agar tak tertinggal nanti nya.Aku memilih duduk di bangku paling belakang bus. Menyandarkan punggung ku seraya menatap keluar jendela.
Bus ini cukup banyak penumpang dan tersedia tinggal dua kursi yakni kursi yang ku duduki saat ini dan kursi di sebelahku.Bus mulai berjalan ketika aku akan mulai menutup mata,lumayan bisa memejamkan mata sebentar. Begitu pikirku. Tapi sebelum m
Aku menyusuri rak panjang yang berjejer di dalam perpustakaan ini.Rak ini di penuhi dengan berbagai macam buku. Aku mendapatkan buku yang ku cari, lalu membawanya ke salah satu meja kosong di sudut ruangan itu.Ada beberapa orang yang ada disana. Mereka semua fokus pada buku yang di pegang masing-masing. Suasana disini hening, tenang dan membuatku ingin berlama-lama berada di ruangan yang menurutku sangat nyaman.Sebelum sampai ke meja yang menjadi tujuanku, netraku menangkap satu sosok yang sedang berada di satu meja dekat jendela. Aku menghentikan langkah sejenak, sedetik kemudian aku kembali melanjutkan langkah yang sempat terhenti. Menuju meja dimana pria itu berada.Pria itu Bintang, pria yang merajai hatiku. Ia terlihat merebahkan kepalanya diatas meja. Ia tertidur!Aku menarik kursi di sampingnya, lalu duduk dengan perlahan tanpa mengeluarkan suara. Aku ikut meletakkan kedua lenganku diatas meja, disusul dengan kepalaku yang menghad
Aku segera berlari keluar, takut menjadi santapan singa lapar. Sampai di luar, aku tertawa keras seraya memegangi perutku. Aku sangat geli melihat ekspresi wanita gendut tadi."Puas sekarang?" Suara yang dingin terdengar menggema di belakangku.Aku membalikkan tubuhku,"Kau?!""Iya,ini aku. Kenapa?" Sahut Bintang datar dengan kedua tangan di dalam saku celana."Menyebalkan." Umpatku sebal.Kami bertatapan beberapa saat, dan sekian detik kemudian tawaku meledak karena tak tahan membayangkan ekspresi wanita gendut tadi. Ada perasaan takut, segan tapi lucu juga."Hahaha... Ibu tadi lucu banget deh.Ya ampun." Aku tertawa sembari memegangi perutku yang terasa sakit karena tawa yang tak kunjung berhenti membayangkan ekspresi wanita gendut yang ada di dalam perpustakaan tadi.Aku menghentikan tawa ketika menyadari hanya aku sendiri yang merasa lucu. Ku angkat kepalaku yang sempat menunduk, kulihat wajah Bin
"Bintang, aku mencintaimu dengan tulus. Aku akan menerima segala kekuranganmu, dan aku tidak akan pernah meninggalkan mu. Tapi ku rasa, kau itu Perfect. Tidak ada kekurangan sedikit pun." Ujarku jujur. Ya, aku tak melihat kekurangan apapun dari pria yang berdiri di hadapanku ini. Ia terlalu sempurna, kecuali sifatnya yang menyebalkan membuatku sesekali kesal."Kau serius?""Seribu rius.""Terimakasih. Tapi aku tak sesempurna yang ada dalam pikiranmu." Ia Menatapku dengan datar, menunggu jawaban yang akan ku utarakan."Aku tak perduli! Aku mencintaimu apa adanya. Aku akan menerima segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirimu.""Alexa.. apa kau yakin dengan apa yang kau ucapkan barusan?" Tanya Bintang tak percaya.Aku mengangguk dengan semangat."Kau tau apa arti dari ucapanmu untukku barusan?"Aku menggeleng pelan."Entahlah. Aku tak berani menerka."Bintang tersenyum dengan sang
Bintang itu.. jauh dari apa yang ku bayangkan. Berbeda total dengan yang ku harapkan selama ini. Katanya pacar, tapi sekedar menelpon atau mengirimi ku chat saja jarang. Apalagi untuk main kerumah. Tidak pernah! Dan jika kalian pikir sikap dingin dan cueknya itu hilang, kalian salah!Bintang tetap dengan sikap yang sama seperti sebelumnya. Cuek, dingin dan kaku.Seperti malam ini, aku sangat merindukannya dan memutuskan lebih dulu menghubunginya."Hai, lagi apa?""Hai juga Alexa. Aku sedang membaca." Terdengar suara orang yang ku rindukan dari seberang telepon."Masih novel tadi siang?""Iya. Perlu konsentrasi untuk membacanya. Kalau tidak, aku tak akan bisa memahami apa maksud si penulisnya."Aku menghela nafas,lalu meniup ujung poniku dengan kesal. Kata konsentrasi itu membuatku tersinggung. Seolah aku telah menjadi pengganggu karena telah menghubunginya."Baiklah. Selamat berkonsentrasi ya." Ujarku dingin ser
Aku tak bisa menutupi rasa bahagia yang menguasaiku saat ini. Sedari tadi, senyum tak mau pergi dari wajahku. Membuat semua orang yang melihatku menatap dengan heran dan penuh tanda tanya. Apalagi yang bisa membuatku sebahagia ini kalo bukan Bintang?Jatuh cinta memang menyenangkan, tapi ketika cinta bersambut.. itu jauh lebih menyenangkan.Benar bukan?"Udah sembuh?" Suara Kak Leo membuyarkan lamunanku tentang kejadian tadi sore. Dia duduk di sofa sebelahku. Saat ini aku berada di balkon kamarku."Udah dong." Aku tersenyum ceria."Ceria amat? Habis dikasih duit sama mommy?" Tanya kak Leo penasaran."Ini lebih dari sekedar duit. It's my dream comes true." ujarku seraya menyenderkan kepala di bahu kakak kesayanganku itu."Apa itu? Tidak mau berbagi?"Aku menggelengkan kepala seraya tersenyum misterius."Pelit.""Apa kau begitu penasaran dengan yang telah terjadi padaku wahai kakak ya
Hari ini aku mengajak Bintang berkencan. Aku sudah menyiapkan semuanya dari semalam. Mulai dari dress yang ku gunakan, hingga sepatu apa yang cocok. Aahh.. ini kencan pertama kami, jadi tidak salah kan jika aku ingin menampilkan yang terbaik?Aku memakai dress berwarna peach, di padukan dengan sneakers berwarna putih favoritku. Aku memoleskan sedikit lip cream agar bibirku tak terlalu pucat. Menyapukan sedikit make up natural yang membuatku terlihat lebih fresh. Aku menjinjing tas kecil berwarna putih, ah ku rasa ini sangat Perfect. Aku yakin Bintang akan terpesona dan memujiku. Hihihi... Aku percaya diri sekali.Aku segera turun dari kamar setelah Mom mengatakan Bintang sedang menunggunya di depan."Apa kamu sudah menunggu lama?" aku bertanya setelah berada di dekat Bintang.Ia menoleh, menatapku lama. Ya Tuhan, aku deg-degan. Apa dia akan memuji penampilanku? Aku m
Mr. Ice Bab 35Bintang menghilang"Kamu pembohong.""Aku pembohong? Maksudmu?" Aku meletakkan es krim yang tinggal setengah. Seleraku hilang karena sikap Bintang yang berubah."Kamu bilang, akan menerimaku apa adanya. Tapi apa sekarang? Kamu tidak bisa menerima aku apa adanya." Matanya memerah, membuatku terkesiap. Hatiku mencelos, apa aku salah menanyakan hal yang mengganggu pikiran ku selama ini?"Bintang, aku hanya ingin tau segalanya tentang kamu. Apa itu salah?" mataku memanas. Bulir bening terasa menumpuk di sudut mataku."Lebih baik kita akhiri sampai disini, Alexa."Degg...Mengapa ini terasa sangat sakit? Bulir bening yang ku tahan sejak tadi akhirnya tak tahan untuk segera keluar. Berdesakan keluar dan menuruni pipiku."Apa maksudmu?" suaraku tercekat. Sungguh ini sangat menyakitkan bagiku, belum
Sesampainya di kampus, aku mencari keberadaan Bintang. Aku tak memperdulikan Yanti dan kak Leo yang meneriaki namaku. Yang ada dalam pikiranku hanya Bintang. Yah.. aku harus menemui nya dan berbicara dengannya. Aku tak ingin semuanya berakhir begitu saja hanya karena pertengkaran kecil kemarin. Aku sangat mencintainya, aku baru sebentar bersamanya setelah bertahun-tahun hanya bisa mengaguminya dari seberang cafe yang biasa Bintang kunjungi. Ia tidak akan melepaskan cintanya begitu saja. Ia harus berjuang untuk memperbaiki hubungannya dengan Bintang. Aku pergi menuju kelas Bintang, tapi aku tak dapat menemukannya. Bertanya pada mahasiswa yang ada disana, tapi tak ada satupun yang melihat Bintang pagi ini. Aku kembali mencarinya, menyusuri seluruh kampus yang tidak kecil ini. Tak ada satupun ruangan dan tempat yang terlewat. Tapi semuanya zonk. Aku tidak bisa menemukan pria itu dimanapun. Bintang seperti hilang di telan bumi. Ya Tuhan, aku harus m