Beranda / Romansa / MY IMPERFECT CEO / KENANGAN MASA LALU

Share

KENANGAN MASA LALU

Penulis: Sajak Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-06 20:08:55

Arsyad sedang duduk di sebuah kursi kantor yang mewah, memimpin sebuah rapat yang tengah berjalan. Layar di hadapannya menunjukkan presentasi para karyawannya mengenai strategi marketin yang akan mereka galang bulan depan. Kacamata hitam tidak pernah meninggalkan wajahnya meskipun ia sedang berada di dalam ruangan.

Rapat sudah berlangsung selama tiga jam dan tidak ada tanda - tanda dari Arsyad untuk menghentikannya. Semua orang yang berada di ruangan tersebut merasa sangat lelah, tetapi tidak ada satu orang pun yang berani mengeluh di hadapan atasannya.

Semua orang yang berada di ruangan itu sadar bahwa suasana hati bos mereka sedang tidak baik. Mereka semua mengenal Arsyad sebagai sosok atasan yang sangat tegas dan kejam. Arsyad menuntut performa terbaik dari para karyawannya dan akan memberikan imbalan yang setimpal dengan hasil kerja mereka. Tetapi ia juga tidak segan untuk memecat karyawannya yang tidak hormat jika mereka melakukan kesalahan atau tidak tidak bisa memenuhi standarnya.

Meskipun saat ini Arsyad tidak bisa melihat, tidak ada satu pun dari mereka yang berani meremehkannya. Dengan atau tanpa matanya, Arsyad tetap sama seperti sebelumnya.

Tangan Arsyad mengetuk - ngetuk meja dihadapannya, tanda bahwa ia tidak puas dengan hasil kerja yang ditunjukkan oleh para bawahannya. Bulir - bulir keringat dingin mulai mengalir di dahi semua orang.

Haris sedang berdiri dibelakang Arsyad, bersama dengan beberapa pengawal lainnya, ia merasa handphone di sakunya bergetar, menandakan bahwa ia mendapatkan sebuah pesan. Ia membaca pesan yang masuk sekilas. Kemudian, ia segera menghampiri Arsyad dan membisikan sesuatu kepadanya.

Mendengar apa apa yang dikatakan oleh Haris, Arsyad langsung menghentikan rapat yang tengah berlangsung.

" Rapat ditunda." katanya dengan dingin, sebelum keluar dari ruangan.

Setelah Arsyad dan Haris meninggalkan ruangan, semua orang langsung menghela napas lega. Beberapa dari mereka bersandar dengan lemas di kursi mereka, terlihat kelelahan dan juga ketakutan.

Mereka telah terselamatkan!

Sementara itu, di ruangan kantor Arsyad, Haris membacakan pesan yang baru saja di dapatkannya kepada Arsyad. Pesan itu berisi informasi mengenai Anya.

Kantor Arsyad terletak di lantai 21, lantai teratas gedung Atmajaya Group, di dominasi dengan warna hitam, putih dan abu - abu. Meja kerja besar berwarna hitam membelakangi jendela tinggi yang menghadap ke arah jalan raya.

Jendela itu dulunya dibiarkan terbuka tanpa tirai, membuat ruangan tersebut terang karena sinar matahari. Sayangnya, setelah kecelakaan yang menimpa Arsyad, jendela itu selalu tertutup. Tirai berwarna abu - abu tidak pernah terbuka, bahkan tidak ada sedikit cahaya matahari yang bisa mengintip ke dalam kantor itu. Ruangan yang berwarna monokrom itu tampak semakin suram tanpa adanya penerangan dari sinar matahari.

Anya Tirtayasa usia 20 tahun.

Putri tunggal dari pasangan Deny Tirtayasa dan Diana Hutama. Deny Tirtayasa adalah CEO Tirta Group, sementara Diana juga bekerja sebagai pembuat parfum.

Mereka berdua bercerai saat Anya berusia 10 tahun. Setelah itu, Deny menikah untuk kedua kalinya dengan seorang wanita bernama Mona Melisa, yang sudah memiliki seorang putri Natali Tirtayasa.

Setelah perceraian ayah dan ibunya, Anya tinggal bersama dengan ibunya disebuah rumah kecil dan sederhana. Namun, tiga tahun yang lalu, ibunya mengalami sakit jantung yang menyebabkan ia koma hingga saat ini.

Kemarin malam, Anya bertemu dengan Natali dengan harapan Natali bersedia untuk meminjamkan uang agar ia bisa membayar biaya rumah sakit ibunya. Sayangnya, Natali tidak berniat untuk membantunya. Ia malah memanfaatkan Anya untuk membebaskan dirinya dari perjodohannya dengan Arsyad.

Natali cukup cerdik. Semua rekaman CCTV di koridor hotel sudah dihapus olehnya. Semua orang - orang suruhannya telah ia beri uang tutup mulut sehingga ia berpikir rencananya itu telah terbungkus dengan rapi.

Tetapi wanita itu tidak sadar siapa yang sedang ia hadapi saat ini. Tidak ada yang tidak mungkin bagi seorang Arsyad Atmajaya.

Arsyad bisa saja menawarkan uang lebih besar dari yang ditawarkan oleh Natali, kalau memang uang tidak bisa bekerja, Arsyad masih memiliki seribu satu cara untuk membuat para saksi itu angkat bicara.

Salah satu pelayan yang membawa Anya ke kamarnya mengakui bahwa Natali yang merupakan dalang dibalik semua rencana ini. Natali dengan senghaja memasukan obat ke dalam minuman Anya, sementara Anya tidak menaruh curiga apa pun terhadap saudaranya itu. Kemudian, Natali menyuruh dua pelayan tersebut untuk membawa Anya ke dalam kamarnya.

Arsyad mendengar laporan itu dengan tatapan kosong dan tanpa ekspresi, membuat Haris tidak bisa menebak apa yang sebenarnya yang dipikirkan oleh bosnya itu.

Sejujurnya Haris merasa heran dengan sikap Arsyad saat ini. Selama bekerja untuk Arsyad, ia tidak pernah sekali pun melihat bosnya bersikap seperti ini. Arsyad tidak pernah menunjukkan ketertarikkan kepada seorang wanita.

Selama ini, hidupnya selalu diisi dengan pekerjaan, pekerjaan dan pekerjaan. Bahkan setelah kecelakaan dan matanya menjadi buta, Arsyad tetap menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan demi pekerjaan, seolah berusaha melarikan diri dari dunia.

Baru kali ini Arsyad memintanya untuk mencari informasi seorang wanita. Apa sebenarnya yang membuat bosnya begitu tertarik pada wanita ini?

" Suruh abdi, membawa Anya ketempat ini. Aku ingin bertemu dengannya." kata Arsyad sambil mengibaskan tangannya, menyuruh Haris untuk meninggalkannya seorang diri. Haris segera menjalankan perintah Arsyad dan meninggalkan ruangan tersebut.

Arsyad mengusap wajahnya dengan menggunakan tangannya, berharap tangan itu bisa menghapuskan suasana hatinya yang buruk sejak pagi.

Ingatan Arsyad kembali ke kamar hotel yang ditinggalkannya tadi pagi. Kamar di mana ia menghabiskan malam terindahnya dan juga kamar di mana kegembiraannya luntur begitu saja.

Anya......... Wanita itu..

Wanita itu tidak mengetahui siapa Arsyad...

Wanita itu tidak mengenalinya....

Sebaliknya, Arsyad tidak bisa menghapuskan wajah Anya yang tertanam di benaknya.

Rambut panjang hitamnya yang terurai dengan indah. Bola matanya yang berwarna hitam kelam, menenggelamkan nya dalam pandangannya. Wajah putihnya yang mudah merona. Lesung pipit di pipi kanannya yang muncul pada saat ia tersenyum.

Arsyad tidak bisa melupakan bayangan itu dari otaknya. Terutama saat rambut panjang Anya tergerai di atas tempat tidurnya, dengan bibir yang sedikit terbuka saat ia tertidur pulas.

Tapi mengapa Anya tidak mengenalinya?

Arsyad masih ingat betul, ekspresi sedih dan kecewa berkecambuk diwajah Anya saat wanita itu mengetahui bahwa mereka berdua telah menghabiskan malam bersama. Ekspresi itu seolah menghancurkan kegembiraan yang dirasakan Arsyad, membuat harinya menjadi sangat buruk.

Arsyad masih mengingat saat Anya menatapnya dengan kebingungan, seolah ia sama sekali tidak mengenal pria yang bersamanya semalaman. Seolah hari itu adalah pertemuan pertama mereka.

Ekspresi curiga muncul di wajah Anya saat Arsyad mengucapkan namanya, sementara Anya sama sekali tidak bisa mengingat pria dihadapannya.

Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Apakah Anya hanya berpura - pura tidak mengenalinya?

Tangan Arsyad menyisir rambut hitamnya dengan asal - asalan, membuat rambutnya yang rapi menjadi sedikit berantakan. Tetapi ia sama sekali tidak peduli.

Hanya satu yang ia pikirkan saat ini.

Mengapa kou tidak mengenaliku, Anya.?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MY IMPERFECT CEO   PERAWATAN TERBAIK

    Abdi sudah bersiap di depan mobil untuk menyambut kedatangan Anya. Saat sosok majikannya terlihat, pria paru baya itu langsung membukakan pintu untuknya." Nyonya saya di perintahkan tuan untuk mengantar anda" kata abdi." Terima kasih, pak. Panggil saya Anya saja," kata Anya sambil memasuki mobil dan berpamitan pada Hana. Abdi bisa mendengar apa yang telah di katakan oleh Anya, tetapi ia tidak terbiasa bersikap tidak formal pada majikannya sehingga ia hanya tersenyum dan tidak mengatakan apapun.Sebelum menemui ayahnya, Anya memutuskan untuk mengunjungi ibunya di rumah sakit terlebih dahulu. Ia ingin melihat kondisi ibunya dan ingin mencari tahu apakah seluruh administrasi rumah sakit ibunya benar - benar sudah dilunasi oleh Arsyad.Kakinya melangkah menuju ruang ICU, ruang yang sangat di kenalnya. Ia melihat ibunya masih terbaring koma. Anya hanya bisa memandangnya dari balik jendela kaca transparan. Matanya memerah saat menatap mata ibuny

  • MY IMPERFECT CEO   LEMARI PENUH DENGAN PAKAIAN

    "Hallo..." jawab Anya saaat mengangkat telepon itu. "Anya, apakah kita bisa bertemu? Ada hal yang ingin ayah bicarakan," kata Deny. Bahkan pria itu tidak menanyakan bagaimana kabar Anya setelah sekian lama mereka tidak bertemu dan mengobrol. "Ada apa?" tanya Anya. ia merasa aneh tiba - tiba saja ayahnya ingin bertemu dengannnya. Namun, dari bicara pria itu, Anya tahu bahwa ayahnya mencarinya bukan karena rindu dan ingin bertemu. " Ayah akan menunggumu di cafe, akan ayah kirimkan lokasinya padamu." kata Deny dan kemudian ia langsung menutup teleponnya. Bahkan pria itu tidak memberikan kesempatan bagi Anya untuk menjawabnya, Anya belum sempat berkata apapun. Ia tidak sempat menjawab, apalagi mengatakan ia bersedia atau tidak menemui pria itu. Setelah panggilan itu terputus, Anya menghela napas dengan kecewa. Seharusnya ia tidak sekecewa ini. Seharusnya ia sudah tahu bahwa ayahnya itu tidak mencarinya karena rindu padan

  • MY IMPERFECT CEO   KENYATAAN YANG TAK TERDUGA

    Anya menghabiskan cukup banyak waktu di kamar mandi. Berusaha menghindar dari Arsyad. Ia mengenakkan salah satu baju terusannya yang masih cukup bagus dan memoles wajahnya dengan sedikit make up. Setidaknya, ia harus tampil lebih rapi karena sekarang ia telah menjadi seorang istri.Setelah selesai bersiap, ia segera menuju ke ruang makan, menemukan Arsyad sudah duduk di meja tersebut dengan pakaian yang rapi meskipun Anya telah menguasai kamar mandi utama selama sekitar satu jam hari ini. Sepertinya, pria itu menggunakan kamar mandi lain. Namun, alih - alih terlihat kesal, senyum tipis terlihat di wajah pria itu saat ia berbicang - bincang dengan Haris dan Hana. Sepertinya suasana hati pria itu sedang baik hari ini.Dari kejauhan, Anya mengamati Arsyad. Pria itu memakai pakaian gelap seperti biasa. Kemejanya berwarna abu-abu gelap, sementara sebuah jas hitam tersampir dengan rapi di belakang kursinya. Rambutnya sudah di tata dengan rapi dan kacamata hitam

  • MY IMPERFECT CEO   MALAM PERTAMA

    Ciuman mereka menjadi semakin bergairah. Bibir mereka tak terpisahkan, pada saat Arsyad menuntun tubuh Anya menuju ke tempat tidur sekali pun. Ia meletakkan tubuh Anya di atas tempat tidur dengan sangat lembut, seolah wanita itu adalah permata yang mudah retak.Tubuhnya berada di atas tubuh Anya, menguncinya dan tidak memberikan ruang untuk bergerak.Anya mulai merasakan bimbang. Ia sedang mencium pria yang tidak ia cintai! Apakah ia melakukan hal yang benar?Tidak seharusnya ia melakukan hal seperti ini dengan pria yang tidak dicintainya. Tetap mereka adalah suami istri. Apakah ia harus menolak? Atau ia harus menyerahkan dirinya begitu saja?Tetapi ciuman - ciuman lembut Arsyad juga membuatnya terhanyut dalam rasa yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, seolah mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai.Arsyad tidak sempat memikirkan kegelisahan Anya, ia terlalu tenggelam dalam gairahnya sendiri sehingga ia terus mencumbu

  • MY IMPERFECT CEO   RUMAH KACA

    Setelah berkeliling, Hana kembali ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Anya memutuskan untuk menghabiskan waktu dan berjalan - jalan di taman bunga iris, di depan rumah barunya.Tadi ia hanya bisa melihat taman bunga itu sekilas dari mobil, ternyata aslinya jauh lebih indah dari pada yang ia bayangkan. Taman bunga itu begitu besar dan di bagian tengahnya terdapat sebuah rumah kaca. Ketika ia memasuki rumah kaca tersebut, ia tidak bisa mempercayai matanya sendiri. Rumah kaca itu jauh lebih indah dibandingkan taman bunga iris di depannya.Berbagai macam jenis bunga dengan warna yang beragam tumbuh di sana. Sebuah kursi ayun putih yang di lilit dengan tanaman salur membuat tempat itu seperti berasal dari negeri dongeng. Tempat ini adalah tempat favoritnya di rumah, tempat persembunyiannya.Saat ia sedang mengelilingi rumah kaca tersebut dan memperhatikan setiap tanaman yang ada di dalamnya, salah seorang pelayan yang masih cukup muda mendekati

  • MY IMPERFECT CEO   KEHIDUPAN YANG BARU

    Setelah setengah jam perjalanan, mobil mereka mulai memasuki sebuah kawasan perumahan elite. Namun, mereka tidak berhenti di salah satu rumah di kawasan tersebut. Mobil mereka terus berjalan, memasuki bagian dalam perumahan menuju ke daerah yang cukup terpencil. Mobil mereka terus berjalan sampai tiba di sebuah gerbang besar yang sangat indah. Gerbang itu tidak dijaga dengan ketat, hanya ada sebuah CCTV di salah satu sisinya.Pintu gerbang itu tiba - tiba saja terbuka secara otomatis setelah mobil Arsyad berhenti dihadapannya, membiarkan mobil mewah itu berjalan masuk.Mereka masih harus melewati sebuah jalan yang panjang selama 15 menit, sehingga sebuah rumah yang luar biasa besar dan mewah terpampang dihadapannya. Tatapannya tampak menerawang seolah ia berada di tengah - tengah surga yang di penuhi dengan bunga - bunga.Arsyad yang sebelumnya memejamkan matanya langsung terbangun. Ia menatap wanita yang disampingnya dengan lembut.Anya seo

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status