Anya langsung berbalik menghadap pemilik suara tersebut.
Matanya terbelalak lebar saat melihat pria tersebut. Air masih menetes dari tubuhnya, hanya handuk mandi membalut pinggangnya sementara otot perutnya yang six pack terpangpang jelas dihadapan Anya.
Wajahnya langsung memerah dan mulutnya sedikit menganga, namun tidak ada satu kata pun yang bisa terlontar dari bibirnya. Pemandangan itu terlalu menggoda!
Senyum tersungging diwajah Arsyad saat melihat reaksi Anya. Satu alisnya sedikit terangkat saat ia bertanya sambil tertawa kecil, " Apakah kou menyukai apa yang kou lihat?"
Anya mendongak, menatap wajah pemilik suara itu . Tidak kalah indahnya dengan tubuhnya, wajah blasteran pria itu begitu tampan. Alisnya seolah terukir dengan rapi diwajahnya, membingkai bola mata yang tampak sedikit kecoklatan dibawah sinar matahari.
Ini bukan waktunya untuk mengagumi orang asing dihadapannya! Tersadar dari pikirannya, Anya langsung bertanya dengan sedikit tergagap, " Si....apa kamu? Mengapa kamu ada didalam kamarku?"
Senyum diwajah Arsyad langsung menghilang dalam sekejap. Matanya yang ramah langsung berubah menjadi dingin. Wanita ini tidak mengenalnya?
"Kamarmu?" tanya Arsyad. Suaranya terdengar dingin, membuat Anya yang mendengarnya merasa bergidik.
Anya terlalu panik dengan situasinya saat ini sehingga dia tidak menyadari bahwa ruangan itu terlihat sangat mewah. Seketika itu, wajahnya langsung memucat. Ia tidak mungkin bisa menyewa kamar hotel semewah ini! Mengapa ia tiba - tiba berada didalam kamar hotel yang mewah seperti ini?
Ia mengangkat selimut yang dipegangnya, tersentak saat melihat seluruh tubuhnya dipenuhi dengan hasil bercinta mereka semalaman.
" Apakah kou.....kita...." air mata mulai menggenang dimata Anya. Rasa enggan, marah kesedihan dan terkejut seolah tercampur jadi satu, membuatnya tak bisa berkata apa apa. Arsyad melihat Anya yang kehilangan kata - kata di hadapannya dan baru menyadari bahwa kemarin malam adalah pengalaman bagi wanita itu.
Kaki Anya terasa sangat lemas, ia terduduk di karpet ruangan itu sementara kepalanya terkulai lemah dipinggiran tempat tidur. Ingatan demi ingatan malam kemarin mulai kembali dalam benaknya. Ia lah yang memohon pada pria itu untuk menolongnya! Ia yang mencium bibir pria itu terlebih dahulu!
Ia menggunakan kedua tangannya untuk menutupi wajahnya yang memerah, merasa malu sekaligus kesal. Bagaimana bisa ia begitu mabuk dan salah masuk ke kamar orang lain? Ia merasa sangat bodoh.
"Siapa yang melakukan ini kepadamu?" tanya Arsyad.
Anya mendongak dan menatap Arsyad dengan bingung. Melakukan ini? Apa maksudnya?
Melihat tatapan Anya yang bingung, Arsyad hanya bisa menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Wanita ini begitu lugu, ia tidak tau apa yang terjadi kepadanya. Ia tidak tahu bahwa ada seseorang yang senghaja menjebaknya.
"Dengan siapa kamu pergi semalam? Apa kamu tidak tahu bahwa ada yang senghaja memberimu obat?"
Obat! Seseorang senghaja memberinya obat! Pantas saja ia tidak sadarkan diri kemarin malam.
Anya merasa kepalanya sedikit pusing dan telinganya terdengung saat mencoba mengingat kejadian kemarin malam. Adik tirinya, Natali, mengajaknya untuk bertemu dan menawarkan bantuan untuk membiayai pengobatan ibunya. Saat bertemu dengannya, Natali sama sekali tidak menunjukkan gelagah aneh. Bahkan Natali memberinya minuman saat ia datang dengan ngos - ngosan.
Minuman itu!
Natali! Natali yang melakukannya.
" Sepertinya kau tahu siapa pelakunya?" kata Arsyad.
Ya, Anya tahu siapa pelakunya, tetapi mengapa Natali melakukan ini kepadanya? Walaupun mereka bukan sodara kandung, Anya tidak pernah berbuat jahat kepadanya. Bahkan ia memperlakukan Natali seperti saudara sendiri.
Arsyad menatap Anya yang tenggelam dalam pikirannya dan bertanya " Anya, kou tak mengenaliku?"
Anya tersentak saat mendengar pertanyaan itu. Ia mendongak dan bertanya, " Apakah kita saling mengenal? Bagaimana bisa kou tahu namaku?" Anya benar - benar tidak mengenal pria ini. Ia tidak akan pernah lupa jika ia pernah bertemu dengan pria setampan ini.
Jawaban Anya membuat Arsyad semakin marah. Bibirnya terkatup dan tangannya terkepal dengan erat. Wanita ini tidak mengenalinya.
" Siapa kamu? Apakah kita pernah bertemu?" tanya Anya lagi. Tatapannya sedikit curiga saat menatap Arsyad.
Pertanyaan - pertanyaan itu malah membuat Arsyad semakin geram. Ia menendang meja kecil yang ada disampingnya dengan keras dan berbalik untuk berganti pakaian, meninggalkan Anya ketakutan seorang diri.
Melihat kesempatan ini, Anya bergegas menggenakan pakaiannya dan melarikan diri dari ruangan tersebut. Ia harus segera pergi dari tempat ini. Ia harus mencari Natali dan meminta penjelasan mengapa Natali melakukan hal ini kepadanya.
Setelah keluar dari kamar mandi, Arsyad melihat kamarnya berada dalam keadaan kosong. Sososk wanita yang menghabiskan malam kemarin dengannya tidak lagi berada ditempat itu. Namun, Arsyad terlihat tenang dan tersenyum tipis.
Ia segera memanggil asisten kepercayaannya.
"Haris, periksa CCTV kemarin malam. Cari tahu siapa yang Anya temui kemarin malam dan siapa yang mengirimkan Anya kedalam kamarku."
" Baik, tuan. Tetapi...." jawab Haris dengan ragu.
Arsyad menatap asistennya itu dengan dingin. Ia tidak suka orang yang bertele - tele. Biasanya, asistennya itu selalu tegas dan cepat tanggap untuk menangani segala tugas yang ia berikan. Namun, entah mengapa hari ini Haris tidak bersikap seperti biasanya.
Hari ini adalah hari yang sangat buruk bagi Arsyad. Ia bertemu kembali dengan Anya, tetapi wanita itu malah sama sekali tidak mengenalnya dan malah kabur darinya. Hal itu saja sudah membuat suasana hatinya sangat buruk hari ini. Ditambah lagi, sikap Haris membuatnya semakin kesal.
"Tuan, foto wanita yang bersama anda kemarin malam telah tersebar luas di internet. Wanita itu terlihat memasuki hotel dan keluar dari kamar hotel anda pagi ini."
Arsyad mengerutkan keningnya.
Sepertinya, orang yang melakukan ini benar - benar merencanakan semuanya dengan matang. Bahkan beritanya sudah menyebar dengan cepat.
" Cari tahu siapa yang melakukannya." kata Arsyad. Ia tampak tidak peduli dengan adanya berita ini.
"Tuan, pertunangan anda dengan nona Natali bisa kacau karena skandal ini, kerjasama anda dengan keluarga nona Natali akan....." Haris berusaha mengingatkan. Namun, sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, Arsyad mengibaskan tangannya.
Arsyad bukan orang bodoh. Ia tahu bahwa kemungkinan besar Natali lah yang melakukan semua ini. Mereka berdua terjebak dalam perjodohan karena keluarga mereka. Keluarga Atmajaya dan keluarga Tirtayasa ingin menyatukan kekuatan dan menambah kekayaan mereka.
Sayangnya, Natali tidak bisa menerima kondisi Arsyad. Wanita itu berpikir bahwa Arsyad masih buta dan ia tidak ingin memiliki suami yang cacat. Ia berusaha mencari cara untuk membatalkan pertunangan ini tanpa perlu merugikan keluarganya.
Arsyad hanya perlu mengumpulkan bukti - bukti untuk memperkuat dugaannya itu.
Arsyad Atmajaya, putra konglomerat Bima Atmajaya dan juga CEO Atmajaya Group, kepergok berada di hotel dengan seorang wanita.
Headline berita itu menjadi berita terpanas sejak pagi hari ini dan menarik perhatian semua orang.
Abdi sudah bersiap di depan mobil untuk menyambut kedatangan Anya. Saat sosok majikannya terlihat, pria paru baya itu langsung membukakan pintu untuknya." Nyonya saya di perintahkan tuan untuk mengantar anda" kata abdi." Terima kasih, pak. Panggil saya Anya saja," kata Anya sambil memasuki mobil dan berpamitan pada Hana. Abdi bisa mendengar apa yang telah di katakan oleh Anya, tetapi ia tidak terbiasa bersikap tidak formal pada majikannya sehingga ia hanya tersenyum dan tidak mengatakan apapun.Sebelum menemui ayahnya, Anya memutuskan untuk mengunjungi ibunya di rumah sakit terlebih dahulu. Ia ingin melihat kondisi ibunya dan ingin mencari tahu apakah seluruh administrasi rumah sakit ibunya benar - benar sudah dilunasi oleh Arsyad.Kakinya melangkah menuju ruang ICU, ruang yang sangat di kenalnya. Ia melihat ibunya masih terbaring koma. Anya hanya bisa memandangnya dari balik jendela kaca transparan. Matanya memerah saat menatap mata ibuny
"Hallo..." jawab Anya saaat mengangkat telepon itu. "Anya, apakah kita bisa bertemu? Ada hal yang ingin ayah bicarakan," kata Deny. Bahkan pria itu tidak menanyakan bagaimana kabar Anya setelah sekian lama mereka tidak bertemu dan mengobrol. "Ada apa?" tanya Anya. ia merasa aneh tiba - tiba saja ayahnya ingin bertemu dengannnya. Namun, dari bicara pria itu, Anya tahu bahwa ayahnya mencarinya bukan karena rindu dan ingin bertemu. " Ayah akan menunggumu di cafe, akan ayah kirimkan lokasinya padamu." kata Deny dan kemudian ia langsung menutup teleponnya. Bahkan pria itu tidak memberikan kesempatan bagi Anya untuk menjawabnya, Anya belum sempat berkata apapun. Ia tidak sempat menjawab, apalagi mengatakan ia bersedia atau tidak menemui pria itu. Setelah panggilan itu terputus, Anya menghela napas dengan kecewa. Seharusnya ia tidak sekecewa ini. Seharusnya ia sudah tahu bahwa ayahnya itu tidak mencarinya karena rindu padan
Anya menghabiskan cukup banyak waktu di kamar mandi. Berusaha menghindar dari Arsyad. Ia mengenakkan salah satu baju terusannya yang masih cukup bagus dan memoles wajahnya dengan sedikit make up. Setidaknya, ia harus tampil lebih rapi karena sekarang ia telah menjadi seorang istri.Setelah selesai bersiap, ia segera menuju ke ruang makan, menemukan Arsyad sudah duduk di meja tersebut dengan pakaian yang rapi meskipun Anya telah menguasai kamar mandi utama selama sekitar satu jam hari ini. Sepertinya, pria itu menggunakan kamar mandi lain. Namun, alih - alih terlihat kesal, senyum tipis terlihat di wajah pria itu saat ia berbicang - bincang dengan Haris dan Hana. Sepertinya suasana hati pria itu sedang baik hari ini.Dari kejauhan, Anya mengamati Arsyad. Pria itu memakai pakaian gelap seperti biasa. Kemejanya berwarna abu-abu gelap, sementara sebuah jas hitam tersampir dengan rapi di belakang kursinya. Rambutnya sudah di tata dengan rapi dan kacamata hitam
Ciuman mereka menjadi semakin bergairah. Bibir mereka tak terpisahkan, pada saat Arsyad menuntun tubuh Anya menuju ke tempat tidur sekali pun. Ia meletakkan tubuh Anya di atas tempat tidur dengan sangat lembut, seolah wanita itu adalah permata yang mudah retak.Tubuhnya berada di atas tubuh Anya, menguncinya dan tidak memberikan ruang untuk bergerak.Anya mulai merasakan bimbang. Ia sedang mencium pria yang tidak ia cintai! Apakah ia melakukan hal yang benar?Tidak seharusnya ia melakukan hal seperti ini dengan pria yang tidak dicintainya. Tetap mereka adalah suami istri. Apakah ia harus menolak? Atau ia harus menyerahkan dirinya begitu saja?Tetapi ciuman - ciuman lembut Arsyad juga membuatnya terhanyut dalam rasa yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, seolah mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai.Arsyad tidak sempat memikirkan kegelisahan Anya, ia terlalu tenggelam dalam gairahnya sendiri sehingga ia terus mencumbu
Setelah berkeliling, Hana kembali ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Anya memutuskan untuk menghabiskan waktu dan berjalan - jalan di taman bunga iris, di depan rumah barunya.Tadi ia hanya bisa melihat taman bunga itu sekilas dari mobil, ternyata aslinya jauh lebih indah dari pada yang ia bayangkan. Taman bunga itu begitu besar dan di bagian tengahnya terdapat sebuah rumah kaca. Ketika ia memasuki rumah kaca tersebut, ia tidak bisa mempercayai matanya sendiri. Rumah kaca itu jauh lebih indah dibandingkan taman bunga iris di depannya.Berbagai macam jenis bunga dengan warna yang beragam tumbuh di sana. Sebuah kursi ayun putih yang di lilit dengan tanaman salur membuat tempat itu seperti berasal dari negeri dongeng. Tempat ini adalah tempat favoritnya di rumah, tempat persembunyiannya.Saat ia sedang mengelilingi rumah kaca tersebut dan memperhatikan setiap tanaman yang ada di dalamnya, salah seorang pelayan yang masih cukup muda mendekati
Setelah setengah jam perjalanan, mobil mereka mulai memasuki sebuah kawasan perumahan elite. Namun, mereka tidak berhenti di salah satu rumah di kawasan tersebut. Mobil mereka terus berjalan, memasuki bagian dalam perumahan menuju ke daerah yang cukup terpencil. Mobil mereka terus berjalan sampai tiba di sebuah gerbang besar yang sangat indah. Gerbang itu tidak dijaga dengan ketat, hanya ada sebuah CCTV di salah satu sisinya.Pintu gerbang itu tiba - tiba saja terbuka secara otomatis setelah mobil Arsyad berhenti dihadapannya, membiarkan mobil mewah itu berjalan masuk.Mereka masih harus melewati sebuah jalan yang panjang selama 15 menit, sehingga sebuah rumah yang luar biasa besar dan mewah terpampang dihadapannya. Tatapannya tampak menerawang seolah ia berada di tengah - tengah surga yang di penuhi dengan bunga - bunga.Arsyad yang sebelumnya memejamkan matanya langsung terbangun. Ia menatap wanita yang disampingnya dengan lembut.Anya seo