Terima kasih karena mengikuti cerita ini. Yuk klik tanda vote ya kak. agar bisa tetap eksis di aplikasi, jangan lupa baca juga cerita saya yang lainnya. 1. ISTRIKU MINTA CERAI SETELAH AKU TAGIH HUTANGNYA (Tamat) 2. Kunci Brangkas Rahasia Suamiku (Tamat.)
Maaf, Aku Pantang Cerai! (49)"Tolong pergilah, Bu. Untuk kali ini tolong jangan membuat ku bingung, Alea tak boleh meninggalkan aku karena dia sedang mengandung anak kami, aku tak perduli anak itu benihku atau benih orang lain. Saat ini dia istriku jadi anaknya adalah anakku."Alea membenamkan wajahnya ke bantal. Hatinya sakit saat mengigat ucapan Wisnu, bisa-bisanya pria itu berkata sesuatu yang seolah mengakui, kalau anak yang dia kandung bukan darah-dagingnya. Rasa sakit di perut membuatnya mengurungkan niat untuk pergi, setelah minum obat dari dokter yang dia dapatkan saat jatuh kemarin, akhirnya dia memilih kembali ke kamar dan istirahat."Sayang, mas bawa bubur ayam. Makan ya?Biar cepat sehat demi anak kita."Alea tak bergerak dari tidurnya. Dia masih kesal pada Wisnu yang bicara tanpa berpikir terlebih dahulu, dia tau perangai ibunya masih bisa bicara sesuatu yang membuat wanita itu curiga."Tak perlu, bawa saja makanan itu pergi. anggap anak ini bukan anakmu, sebentar lagi jug
Maaf, Aku Pantang Cerai!(50)"Sayang tidurlah, kau sudah terlalu lama di depan laptop. Tidak usah terlalu memikirkan penyakitku, saat ini aku sudah punya dokter yang menangani penyakit itu, namanya Dokter Fika dia wanita yang kau lihat di kafe saat itu."Alea mengangkat kepala, saat Wisnu menyebut nama wanita yang dia lihat mengengam tangan suaminya. Ternyata dia hanya dokternya Wisnu, namun dari sorot matanya dia bisa melihat ada cinta di mata wanita bernama Fika itu. "Apa kau mengenalnya? Sebelum kau putuskan dia untuk menjadi Dokter yang akan merawat mu, Mas."Pertanyaan Alea tak langsung mendapat jawaban dari Wisnu. Hal itu tentu membuat Alea sedikit mengangkat kepala, untuk melihat wajah suaminya yang kini terdiam tanpa suara."Dia wanita masa SMA mu itu kan? Wanita yang terpaksa pergi karena kalian tak selevel."Alea tersenyum ketika menyadari kalau tebakannya benar. Wajah Wisnu terlihat kaget dan itu terlihat oleh Alea, jadi dia bisa menebak kalau pertanyaannya benar adanya."S
Maaf, Aku Pantang Cerai(51)Tok ....Alea sudah kesal mendengar ucapan Erlangga, membuatnya mengetuk kening pria di sampingnya. Membuat Erlangga terpekik pelan dan itu terjadi tepat saat Dokter Fika membuka pintu.Wanita itu menatap tajam pada Alea dan Erlangga. Tatapan matanya membuat Alea merasa tak nyaman, namun dia berusaha untuk tenang seperti apa yang di katakan oleh Erlangga tadi."Bagaimana keadaan suami saya, Dok?"Alea segera menanyakan keadaan Wisnu pada wanita yang merawat suaminya. Walau kesal pada wanita itu, tapi dia harus tenang agar tidak merugikan diri sendiri."Bisa kita bicara di ruangan saya, Bu Alea? Ada banyak hal yang harus saya sampaikan pada anda."Alea segera mengangguk dan mengikuti langkah Dokter Fika menuju ke ruangannya. Sampai di ruangan itu, Alea duduk di depan wanita yang terlihat sibuk hingga tak langsung bicara padanya. Membuat Alea menarik napas kesal namun masih mencoba untuk bersabar."Kau terlihat sangat akrab pada pria itu. Apa dia pria yang kau
Maaf, Aku Pantang Cerai(52)"Alea tunggu!"Alea terkejut melihat sebuah mobil berhenti dan juga teriakan Dokter Fika. Entah darimana wanita itu tau rumahnya, dia lupa kalau Fika sudah menyelidiki kehidupannya dan juga Wisnu."Mau apa kau kemari? Aku rasa kita tak ada urusan lain. Selain masalah pengobatan mas Wisnu."Alea bicara dengan nada santai dia sudah tau mau apa wanita ini datang. Pasti karena ulah Erlangga yang mengirim seorang Dokter langsung dari Singapura, tentu untuk mengantikan wanita itu merawat Wisnu, meski dia masih bisa ikut merawat walau hanya menjadi asisten saja."Apa maksudmu mengirim seorang dokter dan mengantikan aku? Bukankah sudah aku bilang kalau hanya Wisnu yang bisa mengantikan aku dengan dokter lain."Fika terlihat marah dan itu membuat Alea tertawa senang. Kali ini wanita itu baru kena batunya, kemarin saja begitu sok saat melarang dia menemui suaminya."Sayang sekali semua itu atas persetujuan mas Wisnu. Meski begitu aku tetap memberi ijin kau untuk menja
Maaf, Aku Pantang Cerai!(53)"Alea tunggu! Katakan, apa benar Wisnu kritis di rumah sakit? Apa kau berniat membuatnya mati, hanya untuk bersama pria selingkuhanmu itu?"Alea menarik napas saat mendengar ucapan ibu mertuanya. Emosinya yang belum stabil membuatnya tak bisa mengontrol dirinya, dengan berani dia melawan mertuanya tepat di depan rumahnya."Kalau iya ibu mau apa? Bukankah selama ini ibu juga mengiginkan mas Wisnu mati? Jangan lupa bagaimana ibu menyumpahinya, hanya karena dia tak memiliki uang karena tak bekerja. Sekarang ibu berteriak seolah merasa kehilangan, ayolah jangan terlalu munafik jadi orang, aku rasa Fika sudah menceritakan semuanya. Jadi jangan coba menyalahkan orang lain, sebelum ibu bisa menyadari kesalahan yang ibu lakukan."Alea mendengus kesal saat dia butuh dukungan banyak orang demi kesembuhan suaminya. Masalah justru datang dari sang ibu mertua, entah bagaimana cara menyadarkan wanita itu, wanita yang otaknya hanya berisi sampah tak berguna hingga rela me
Maaf, Aku Pantang Cerai(54)"Apa kau sudah gila, Al? Apa yang akan kau katakan pada Wisnu? Jika rumah kalian terjual begitu juga dengan mobilnya."Erlangga terlihat murka, saat mengetahui Alea tinggal di rumah kontrakan kecil. Wanita itu bahkan menjual rumah dan mobilnya, lalu menyerahkan semua uangnya untuk biaya pengobatan suaminya."Aku yakin mas Wisnu akan menerima keputusan ku itu, Lang. Aku tau perusahaan tidak menjamin pengobatan pegawai sampai keluar negeri. Biaya kesehatan di dalam negeri juga di batasi, jadi gunakan uang itu untuk membayar pengobatan suamiku."Alea tersenyum membuat Erlangga merasakan sakit teramat sangat di hatinya. Wanita yang dia cintai, terus menerus menerima ujian hidup yang tak ringan. Ingin memeluknya tapi dia tak punya hak untuk itu. Alea masih istri pria lain, dia tak boleh asal menyentuh wanita itu."Kalau begitu aku pergi dulu, Al. Kau baik-baik di sini, soal Wisnu dia sudah berhasil di operasi sekarang kita tunggu kabar selanjutnya dari pihak ruma
Maaf, Aku Pantang Cerai!(55)Tiga bulan Wisnu berada di Singapura untuk menjalani pengobatan. Hari ini pria itu berdiri di depan istrinya yang tengah menghela napas panjang, karena bayi dalam perutnya bergerak dengan lincahnya.Wanita itu tak menyadari sorot mata penuh kerinduan seseorang yang sangat dia tunggu kepulangannya. Seseorang yang berjuang untuk tetap hidup demi kembali ke pelukkannya."Aku juga ingin merasakan kehadirannya, Al."Alea tersentak mendengar suara pria yang dia rindukan. Pria yang selama tiga bulan ini tak lepas dari doa-doanya, siapa sangka pria itu kini berdiri di hadapannya dengan wajah yang masih terlihat pucat."Mas, Mas Wisnu!"Alea berteriak dan hendak berlari menyongsong suaminya. Namun Wisnu segera memintanya berhenti karena perut istrinya sudah terlihat besar."Tetap di sana biar aku yang datang."Alea merentangkan tangan untuk memeluk Wisnu. Pria itu mengerakkan kursi rodanya untuk menghampiri sang istri, airmatanya tumpah karena tak mengira masih bisa
Maaf, Aku Pantang Cerai!(56)"Maaf, maafkan ibu karena kau harus menderita begini. Sejak kau dan Citra kecil ibu menghidupi kalian meski menjanda dan kalian baik-baik saja, tapi sekarang sejak kau menikah begini jadinya hidupmu."Alea meringis mendengar ucapan ibu mertuanya. Wanita itu seolah berkata, kalau semua yang menimpa anaknya karena ulahnya. Wanita itu masih saja tak sadar diri kalau yang terjadi karena ikut campurnya dia dalam rumahtangga sang anak."Mau kemana?"Wisnu mengengam tangan istrinya saat melihat wanita itu beranjak dari duduknya. Wisnu tau Alea hanya tak ingin mendengarkan ucapan ibunya, dia tau wanita itu pasti sakit hati, tapi mau bagaimana lagi dia tak mungkin mengusir sang ibu."Aku mau ke dapur menyiapkan makan siang. Mas duduk saja di sini temani ibu, aku harap mas tak berpikir hal yang tak perlu, tenangkan diri agar segera sehat."Alea menepuk tangan suaminya lalu meninggalkan pria itu bersama ibunya. Dia memilih pergi ke dapur, karena tak ingin tertekan kar