Share

Bab 7

Pov Agam

"Mas, kenapa kita malah ke sini? Aku mau pulang!"

Hilya terus berusaha melepaskan diri saat aku menyeretnya menuju salah satu kamar yang sudah aku pesan. Tidak aku pedulikan ringisan yang keluar dari mulutnya karena aku terlalu kuat mencengkram lengannya.

Amarahku menggelegak ketika pria bernama Damar itu meminta nomor ponsel istriku dan Hilya malah memberinya. Aku seakan tidak dianggap karena Hilya sama sekali tidak meminta izin terlebih dahulu dariku.

"Masuk!"

"Mas!"

"Mas bilang masuk, Hilya!" gertakku tepat di depan wajahnya.

Kulihat dia terperanjat, lalu menghentakan kaki memasuki kamar. Gegas aku menyusulnya setelah mengunci pintu terlebih dahulu.

Kubuka jas lalu melemparkannya secara asal ke arah sofa.

"Mas mau ngapain?" tanyanya panik saat aku semakin mendekat.

"Kamu pikir?"

"Jangan macam-macam!" sentaknya seraya mengarahkan telunjuk ke depan wajahku.

"Mas! Aku bilang jangan macam-macam!" bentaknya lagi, tapi aku tidak peduli. Rasa marah dan cemburu sudah menguasai di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status