Share

Bab 8

"Ma, tenang dulu lah. Nanti Agam jelaskan."

"Kamu tuh ya, kalau poligami itu ya harus adil. Istri yang satu diajak pergi, masa yang satu malah ditinggal," sungutnya.

"Kan Safia masih sakit, Ma. Sudahlah, Mama ada apa pagi-pagi ke sini?" tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Mau ketemu Hilya. Dia sudah kembali dari dua bulan yang lalu, tapi belum pernah sekali pun menemui Mama," ujarnya seraya melirik Hilya yang masih berdiri di dekat sofa.

"Sini, peluk Mama. Kamu enggak kangen apa?"

Mama merentangkan tangan, Hilya pun menghampirinya dengan ragu. Aku mengerti mengapa sikapnya seperti itu. Mama memang sempat tidak menyukai Hilya karena dulu Papa Adi penah mengusirku dan tidak merestui hubungan kami. Namun, seiring berjalannya waktu, Mama pun mulai menyayangi Hilya karena istriku selalu berusaha mendekatkan diri pada Mama.

"Kenapa enggak menemui Mama? Kamu lupa sama mertuamu ini?" tanya Mama sembari meraih Hilya untuk dipeluknya.

"Maafkan Hilya, Ma."

"Sudah-sudah! Yang penting seka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
g ada bukti cinta kamu utk hilya. klu cinta tentu dia lebih kamu utamakan. demi janda kau telah menjandakan istri mu. alasan mempertahankan gundik mu juga g jelas dan terlalu dibuat2
goodnovel comment avatar
Nunyelis
pengaruh dr mirna mertuanya.... hingga hilya hrs pergi
goodnovel comment avatar
Nunuk Nooreda
cinta nya egois... harus memilih lah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status