Share

THE BEGINNING

Niel berjalan menuruni tangga. Namun langkahnya terhenti ketika didapatinya sang Raja dan Ratu membicarakan mengenai Putri Kanna. Menguping pembicaraan orang lain itu tidaklah baik terlebih ini bukanlah seperti dirinya, hanya saja dia harus melakukan hal ini demi keamanan sang Putri.

"Yang Mulia, sepertinya kau harus memperketat aturan untuk Putri Kanna," ucap sang Ratu kepada Raja Antonio. Sang Raja sedikit terkejut mendengarnya, hingga beberapa detik kemudian barulah akhirnya ia ikut angkat bicara menanggapi pernyataan sang Ratu.

"Tidak. Aku tidak akan memperketat aturan untuk putriku lagi, dia adalah satu-satunya yang aku miliki. Aku tak ingin membuatnya semakin merasa bahwa aku mengekangnya, kau tahu itu bukan, Ratu Isabella," ucap Raja Antonio kepada sang Ratu yang diketahui bernama Isabella Lauren itu.

Ratu Isabella merasa kecewa ketika mendengar pernyataan dari suaminya itu. Dia mencoba untuk meyakinkan sang raja untuk memperketat aturan kepada Putri Kanna, karena dia tahu semakin Putri Kanna merasa terpenjara di sini maka sang Putri pasti akan memberontak dan memilih untuk meninggalkan kerajaan. Sehingga rencananya untuk menguasai tahta kerajaan semakin mudah.

Takkan kubiar raja merasa kasihan kepada Putri Kanna, aku harus menperbanyak ramuan itu agar efeknya cepat menyebar, gumamnya dalam hati dibarengi dengan wajahnya yang nampak menahan kekesalan.

Bagi Ratu Isabella, Putri Kanna adalah penghalang keberhasilannya untuk menjatuhkan raja dan kerajaannya. Akanku buat putri manja itu membenci ayahnya. Setelah itu, membuatnya keluar dari istana ini tanpa harus mengotori tanganku. Semudah aku menyingkirkan Ratu Claris maka aku juga akan mudah menyingkirkan Putri Kanna, gumamnya dalam hati.

Niel mencoba mencerna semua pembicaraan raja dan ratu. Terlebih apa yang Ratu Isabella baru saja katakan mengenai menyingkirkan Putri Kanna. Ah iya, Niel memiliki kekuatan yang disembunyikannya selama ini demi melindungi sang putri. Mind reader.

Selain itu Niel memiliki kekuatan lain juga yang masih tersembunyi, Niel bisa membaca pikiran orang-orang yang sedang berada di sekitarnya. Itu membuat dia dengan mudah mengetahui siapa yang berniat jahat kepada sang putri.

Tak ada satu orang pun yang mengetahui kemampuannya ini, terkecuali Ratu Claris. Namun, kemampuannya sebagai Mind Reader ini tidak dapat digunakannya kepada sang putri, hingga sekarang itu masih menjadi pertanyaan baginya.

Niel yang masih terpaku mendengar semua itu. Dia mencoba untuk menahan amarahnya. Tubuhnya gemetar, kuku-kukunya memutih karena dirinya mengepalkan tanganya sangat kuat. Bahkan dia hampir saja lepas kendali, untungnya ia teringat akan janjinya kepada Ratu Claris. Akhirnya Niel dapat mengatur nafasnya kembali dan kembali fokus mendengarkan pembicaraan kedua orang itu.

"Tapi Yang Mulia, apakah kau tidak melihatnya? Putri Kanna semakin kelewatan sekarang, dia semakin menjadi pembangkang dan lagi banyak peraturan yang telah dilanggarnya. Seharusnya kau memberinya hukuman agar dia menyadari kesalahannya. Tapi apa yang kau lakukan... kau malah membuatnya semakin manja karena kau terlalu lembut kepadanya, jika kau tetap seperti ini maka putri akan ...." kata-katanya menggantung dan diapun menunjukkan wajah sedihnya yang membuat sang Raja terpengaruh oleh kata-katanya.

"Apa yang harus aku lakukan Ratu Isabella? Aku telah kehilangan segalanya dan aku tidak ingin kehilangan hartaku satu-satunya," ucap Raja Antonio sembari menatap foto keluarga yang terpanjang tepat di depannya.

"Kau hanya perlu sedikit keras kepadanya. Kau tak bisa memanjakannya seperti ini terus. Dia tidak akan menjadi seorang putri seperti yang kau harapkan. Kau hanya perlu memperketat sedikit aturanmu itu kepadanya. Kau tak perlu mempermasalahkan apapun, aku yakin dia tidak akan marah kepadamu. Bukankah dia itu putrimu? Kau harus percaya kepadaku, Yang Mulia," tegas Ratu Isabella kepada Raja Antonio.

Entah apa yang Raja antonio pikirkan. Sepertinya ramuan itu mulai memberi dampak kepada Raja Antonio. Sehingga Raja Antonio terpengaruh oleh kata-kata Ratu Isabella.

Raja menatapi pajang foto itu, untuk sekilas raja teringat akan Ratu Claris. Setelah sedikit pertimbangan, Raja menarik nafas panjang lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan meninggalkan Ratu Isabella.

"Aku akan memikirkannya lagi hingga besok pagi. Aku akan kembali ke kamar," ucap raja antonio sembari melenggang pergi.

Ratu Isabella memberi hormat kepada Raja Antonio yang mulai menjauhinya. Segaris senyum licik terukir di wajah liciknya.

"Aku akan segera mendapatkannya dan menjadi Ratu kerajaan ini. Setelah itu akan ku lenyapkan sang Putri. Karna jika sang Putri masih hidup maka ramalan itu mungkin akan terwujud. Hanya butuh waktu beberapa hari saja dan setelah itu akulah yang memenangkan permainan ini" ucap Ratu Isabella sembari tersenyum licik.

Niel yang sedari tadi berdiri di balik salah satu pilar, dapat mendengarkan seluruh pembicaraan mereka. Niel dapat menyimpulkan bahwa Raja Antonio terpengaruh oleh perkataan Ratu Isabella itu. Sayangnya tak ada yang dapat dirinya perbuat selain selalu berada di sisi sang putri.

Jika saja dia tidak berhutang budi kepada Raja Antonio dan Ratu Claris, mungkin saat ini juga dia sudah menghabisi semua pengkhianat yang ada di kerajaan itu. Terbesit dibenaknya mengenai tentang janji yang dibuatnyakau kepada Ratu Claris saat itu.

"Yang mulia, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau berdarah seperti ini? Yang mulai tolong jawab aku kumohon, Ratu Claris kumohon bertahanlah aku akan mencari bantuan," tangis seorang bocah laki-laki tepat di sebelah seorang wanita yang sedang sekarat saat itu.

Disaat bocah kecil itu akan beranjak mencari bantuan, wanita yang diketahui merupakan Ratu Claris menghentikan langkahnya dan menarik tubuh mungilnya.

Wanita itu, meraba pipi bocah laki-laki itu dan menghapus air mata yang mengalir di pipinya.

"Niel, Kau percaya kepadaku bukan. Maukah kau mendengarkan kata-kataku ini, Nak?" Tanya Ratu Claris dengan suara yang mulai melemah.

Bocah kecil itu pun mengangguk mengisyaratkan bahwa ia mengerti. Namun isak tangisnya masih menggema ke seluruh penjuru tempat.

"Dengarkan aku baik-baik Niel. Aku tau kau memiliki kemampuan istimewa dan kau tahu itu bukan, aku sudah menganggapmu sebagai putraku. Bisakah kau berjanji padaku Niel?" tanya ratu claris sembari mengenggap erat tangan niel kecil yang tubuhnya bergetar hebat karena terus menangis.

"Be... berjanji?" tanyanya polos.

"Ya Niel. Kau harus melindungi putriku dari apapun, karena apa yang terjadi kepadaku saat ini karena mencoba melindunginya dari dia yang ingin melenyapkan putriku. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadanya. Karena hanya dialah satu-satunya harapan kita. Bisakah kau berjanji untuk terus berada di sisinya dan membantunya tanpa kau harus menunjukkan kemampuanmu itu kepadanya. Kau pasti bisa melindungi." Ratu Claris mencoba menceritakan dengan singkat karena dia tak memiliki banyak waktu sampai mereka kembali.

"Ta... tapi Yang Mulia, dia? Siapa?" tanyanya polos.

"Kau akan mengetahuinya sebentar lagi, tapi apa yang kau lihat baru sedikit dari orang-orang itu. Aku tau kau sangat menyayanginya, bukan? Untuk itu jadilah orang yang selalu melindunginya, genggam tangannya saat dia terpuruk, bantu dia keluar dari masalahnya, dan satu hal yang terpenting jangan biarkan emosi mengendalikanmu agar kau bisa selalu bersama dengannya. Siapapun yang kau tahu akan melakukan hal buruk kepadanya tetap awasi saja dia dan lindungi putri kecilku dari jauh jika kau ingin menggunakan kekuatanmu. Apa kau mengerti Niel?" tanya ratu Claris menyakinkan bahwa penjelasannya dapat dimengerti oleh Niel yang masih kecil.

Niel mengangguk pelan, mencoba mencerna semua yang dikatakan sang Ratu yang telah menyelamatkannya itu.

"Pergilah sekarang Niel, dan bantu Kanna menemukan semua jawabannya. Kalian pasti bisa menemukan kepingan-kepingan jawaban dari semua pertanyaanmu. Ce... uuhuk." Ratu Claris batuk dibarengi dengan darah yang mulai keluar bersamaan dari mulutnya itu.

"Ce... pat pergi Niel, jangan biarkan mereka menemukanmu. Bersembunyilah dan pergilah sekarang cepat Niel," perintah ratu claris.

Sesaat sebelum Niel akan beranjak dari tempatnya. Ratu Claris menarik tangannya dan memeluknya sembari berkata, "Niel, sampaikan salam sayangku kepada Kanna," ucap Ratu Claris lalu melepaskan Niel kecil. Niel pun pergi menjauhi Ratu Claris sembari terus menangis. Mendengar ada orang yang datang, dirinya pun langsung bersembunyi di balik pepohonan.

Untungnya Niel cepat bersembunyi, beberapa orang langsung datang dan membawa Ratu Claris pergi. Niel yang bersembunyi di balik pepohonan itu memperhatikan orang-orang yang membawa ratu Claris pergi.

Yang Niel lihat pasti itu adalah dayang sang Ratu sendiri. Mata Niel membelalak menyaksikan apa yang ada di depannya itu, tubuhnya bergetar hebat. Dirinya terduduk di balik pohon besar yang menyembunyikan tubuh mungilnya itu. Dirangkul kedua kaki yang sudah ditekuknya dengan erat sembari terisak.

Dengan langkah gontai, akhirnya dia kembali ke istana dengan tubuh yang dipenuhi darah dari sang ratu. Dan Kanna kecil yang melihat kedatangannya itu, langsung berlari menghampiri dan memeluknya.

Sedikit kilasan kenangan itu membuat hati Niel teriris. Karena itulah Niel mencoba selalu berada di dekat sang putri. Namun setelah mendengar semua itu, membuat Niel semakin tak sanggup untuk menahan amarahnya. Kekuatannya nyaris saja terlepas. Untungnya Niel dapat dengan cepat mengontrol kembali emosinya.

Niel pun beranjak dari tempatnya. Tak ada seorang pun yang menyadari keberadaannya. Saat dirinya hendak kembali ke kamar, Ia berpapasan dengan seorang pelayan yang membawa nampan makanan dari arah kamar Putri Kanna. Niel menghentikannya menanyakan dia kembali dengan nampan yang masih penuh.

"Hei, kenapa kau membawa makanan ini lagi. Bukankah seharusnya kau memberikan ini kepada Putri?" tanya Niel tegas. Dari nada bicaranya, Niel sebenarnya menunjukkan kekhawatiran. Namun ternyata malah membuat si pelayan sedikit takut dan berdebar.

"Ma-maaf Tuan. Tu-tuan Putri menolak u-untuk makan malam dan menyuruh saya membawa kembali makanan ini Tuan," jawab si pelayan gugup. Karena pelayan tersebut juga sebenarnya sangat jarang berinteraksi dengan Niel. Err, bukan mereka sih tapi si Niel-nya yang sangat tertutup.

Jika kalian tahu Niel itu sangat terkenal di kerajaan itu karena ketampanannya. Walaupun mungkin sifatnya sedikit dingin dan datar tapi hanya jika bersama Putri Kannalah sebuah senyuman terukir di wajah tampannya itu.

Niel menghela napasnya sebelum akhirnya mengambil nampan berisikan makanan itu dan membawanya ke kamar sang putri.

"Berikan itu kepadaku," ucap Niel kepada si pelayan sembari merebut nampan itu. Dengan ragu si pelayan memberikan nampan itu. "Ta-tapi Tuan, Tuan Putri bilang dia sedang tidak ingin diganggu," ucap si pelayan itu dengan polosnya.

"Tenanglah, aku tahu apa yang harus aku lakukan untuk menghadapi Putri. Kau boleh kembali. Serahkan saja Putri kepadaku," perintah Niel kepada pelayan itu yang langsung dituruti tanpa penolakan sedikitpun. Rona merah menghiasi pipi pelayan itu, sehingga pelayan itu langsung pergi begitu saja.

Niel menatap ke arah di mana dirinya menguping tadi, setelah beberapa saat akhirnya dia melangkahkan kakinya menyusuri anak tangga itu. Sebelum akhirnya dia sampai tepat di depan kamar Kanna, dia menarik napasnya. Ia sudah tau apa yang akan terjadi dia masuk ke dalam kamar itu. Setelah beberapa saat akhirnya diapun mengetuk pintu dan masuk ke dalamnya.

Note : Bagian yang diitalic adalah bagian flashback.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status