Prolog

Mungkin sebuah bahtera rumah tangga akan terasa bahagia dengan hadirnya sang buah hati diantara mereka. Dimana terdapat satu sosok kecil yang mengganti nama kita dengan sebutan orang tua adalah kebahagiaan tersendiri bagi seikat pasangan.

Revan Aditya Pratama dan Ayu Anindya, sepasang suami istri yang telah di izinkan oleh Tuhan untuk mengarungi kehidupan bahtera rumah tangga yang nyatanya sampai detik ini masih belum mendapat kan kebahagiaan tersebut.

Sudah berkali-kali Revan membawa sang istri ke dokter kandungan, tetapi nihil masih juga belum. Dokter juga mengatakan jika Anin tidak mengalami kemandulan, dan dokter juga memeriksa jika keduanya sama-sama subur. Revan menjadi bingung, mengapa jika sang istri subur sampai saat ini belum hamil.

Sampai diusia pernikahan mereka yang ke 3, perlahan perlakuan si jangkung kepada istrinya memudar. Rasa cinta yang semula menggebu kini sedikit demi sedikit pupus hanya karena sebuah alasan yang sama.

Seperti di pagi-pagi sebelumnya, tugas seorang istri adalah di dapur untuk menyiapkan sarapan sang suami sebelum pergi bekerja. Sama halnya seperti Anin yang selalu memasak makanan untuk sang suami.

Si tampan turun dari tangga menuju dapur dengan pakaian Kantor yang lengkap, perawatan gagah, tegap, serta tampan semua Revan miliki. Mengetahui jika sang suami kesulitan memakai dasi, dengan cekatan Anin menghampiri sang suami untuk membantu nya.

~~ Sret ~~

Saat tangan indah tersebut mencoba membantu, dengan cepat Revan menghentakkan nya berusaha menolak bantuan sang istri.

"Aku bisa sendiri, tidak usah sok peduli terhadap ku," Ujar Revan dingin kepada Anin.

Jika kalian seorang wanita, pasti kalian akan merasakan apa yang Anin rasakan. Mata Anin mulai berkaca-kaca karena tidak biasanya suaminya bisa sekasar ini dengannya.

"Mas sarapannya sudah siap, dan bekal untuk makan siang juga sudah ku siapkan," Ucap Anin pelan takut suaminya marah.

"Hari ini aku akan sarapan bersama klienku, kau tak usah repot-repot menyiapkan nya untukku, lagian wanita seperti mu tidak pantas untuk mendapat perhatian ku," Jawab Revan dingin.

Hati Anin serasa bagai dihantam oleh ribuan anak panah. Sakit mendengar apa yang dikatakan suaminya barusan, sikap Revan benar-benar berubah. Apa karena dirinya yang belum bisa memberikan si kecil untuk suaminya adalah alasan dari ini semua.

Anin mencoba kuat dalam menghadapi sikap suaminya, ia sangat mencintai Revan, Revan adalah cinta pertama Anin. Revan adalah pembimbing untuk Anin, Anin tidak ingin kehilangan Revan.

Segala cara sudah dilakukan oleh Anin, berulang kali Revan dan Anin menjalankan program hamil kepada dokter ternama, namun masih saja tidak berhasil.

Keluarga Revan terus meminta Anin untuk tetap berusaha, karena kata Mama Revan anak mereka nanti akan menjadi satu-satunya penerus kejayaan keluarga Revan karena Revan adalah seorang anak tunggal di keluarga nya.

Bagaimana jika sang Ibu mencoba menjodohkan putranya dengan wanita lain. Tetapi bukankah Revan sudah memiliki Anin, mengapa ibunya meminta Revan untuk mencari sosok pengganti Anin, apa bagi mereka Anin hanyalah sebuah robot tak bernyawa yang bisa diganti begitu saja.

__________________________________

Bisikan cinta yang dulu selalu menggema, kini berubah menjadi dahsyat nya jeritan luka.

Ratu yang dulu sempat berkuasa di istana rumah tangga, kini tak berdaya hanya karena perbuatan sang raja.

Melupakan pahatan cinta dan memilih ratu baru hanya untuk memenuhi sebuah alasan, mengapa dunia ini terasa begitu kejam.

Satu nama yang dulu selalu diagung-agungkan kini hilang tak tersisa. Benar kata orang jika barang baru akan lebih dimuliakan daripada barang lama.

Mahligai apakah rasa suamiku untuk diriku sudah hilang, apakah cinta suamiku untuk diriku sudah sirna.

__________________________________

Hai guys, aku ada work baru nih, semoga kalian suka ya, tenang ini masih prolog kok wkwkwkwk.

Chapter ini mungkin akan panjang, jadi jika suka kalian tinggal vote aja 🤗