Share

Gairah

Penulis: Mecca
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-22 01:28:43

"Ain.. kamu cukup cantik untukku saja? gak perlu momeles berlebihan, Sayang," suara dari balik pintu terdengar posesif. Mengedor-ngedor, namun Aini tidak perduli. Ia tidak menyangka sepagi ini Victor datang ke kosannya, dan berniat mengantarkan Aini ke Bandara. Aini sempat menolak karena tidak ingin merepotkan laki-laki yang kini namanya bertahta di hati.

"Sejak kapan kamu mengklaim seperti itu," balas Aini datar dari dalam. Wanita itu sering kali membuat orang sekeliling gemes bahkan greget gara-gara sifat cueknya yang berlebihan.

Victor mengkerut kening sambil mendengus kesal, sebab Aini belum juga membukakan pintu dan membiarkanya masuk. Kisah semalam begitu cepat merubah waktu dari kecanggungan menjadi akrab seolah mereka sudah lama memadu kasih. 

"Ain.. kamu sekarang milikku? jadi, tolong la.. aku gak mau kamu tampil berlebihan?" ungkapnya posesif. Aini menghentikan polesan lipstik di bibirnya, ia berfikir dalam senyum. Ada rasa hangat menjalar ke seluruh tubuhnya, menghasilkan getaran yang sulit ia lukiskan. Aini menatap dirinya dari pantulan kaca, terlihat kantung matanya bengkak akibat kurang tidur. Iya.. Aini tidak bisa memejam mata semalaman gara-gara terbayang terus cumbuan Victor tadi malam hingga membuatnya terlena. Hati Ainib bahagia, meskipun ada rasa nyeri disudut nan dalam. Menjelaskan tentang ketabuannya atas kejadian semalam, Victor telah berhasil mengambil first kiss nya, dan sungguh itu harapan Aini, jika suatu hari nanti ia akan memberikan pada orang yang dicintainya.

"Aini..?" panggil Victor kesal. Pria itu disiksa oleh Aini dengan tidak membiarkannya masuk.

"Sabar, Vic. Aku udah mau siap ni?" saut Aini santai. Wanita itu meraih tas beserta koper ia seret ke depan pintu, lalu segera membukanya.

Krakt.

Pintu terbuka lebar menampilkan sosok lelaki tampan berdiri bersedekap menatap liar pada gadis itu. Sedetik kemudian, Victor menyergap tubuh Aini, mendekap erat dengan menghujam ciuman panas di bibir dan leher Aini yang tertutupi kerudung tipis. Aini tertegun bersamaan tas berserta koper terlepas dari tangannya. Anggraini meronta dengan suara mulut membungkam dalam lumatan Victor. Pria yang baru menjadi kekasihnya itu tidak memberi ampun padanya, yang pada dasarnya tidak terlalu suka dicium terus. Tapi, sepertinya Victor sulit dicegah, gairah bersemayam dalam kerinduannya, apalagi mengingat kekasihnya akan pulang ke kampung halaman dalam waktu yang cukup terbilang lama.

"Vic, please? nanti aku ketinggalan pesawat!" katanya terengah akibat Victor mencumbu leher jenjangnya dan meninggalkan tanda kepemilikan di sana. Victor tidak menghiraukan pinta Aini, ia terus mengisap kulit bersih Aini bak vampire menghisap darah.

"Vic?! tolong berrhentilaah," ucapnya bernada serak namun meninggi. Gadis itu semakin terpancing oleh sentuhan ketika tangan Victor meremas bokongnya. Semakin liar, semakin tak terkendalikan. Pria itu menendang dari belakang pintu kosan Aini agar tertutup, lalu menyeret Aini ke ranjang yang tidak begitu lebar. Keduanya terhempas di kasur empuk dengan penampilan Aini sudah sangat kacau.

"Vic, please? jangan seperti ini, aku mohon. Aku tidak mau ketinggalan pesawat, Vic." pinta Aini memohon pada Victor. Laki-laki itu menatap Aini sayu berkabut gairah.

"Aku mohon, tetaplah di sini untukku, Ain, aku tidak sangup berjauhan denganmu selama itu," ungkapnya serak. Mata elang itu mengunci wajah sang kekasih seolah tak kuasa melepas kepergiannya.

Aini mengulum senyum manis seraya membelai wajah tampan sedang menindihnya, "Aku janji, tidak akan lama. Aku butuh pulang, Vic. Adik aku akan menikah besok," jelas Aini menyakinkan Victor. Namun, pria itu tak merespon. Ia mulai mendekatkan wajahnya kembali melumat bibir ranum itu, dalam ia memungut menyalurkan sejuta kerinduan, walaupun hubungan baru terikrar 15 jam yang lalu. Tak dapat dipungkiri, Aini sangat menikmati cumbuan itu, hingga ia membiarkan Victor melakukan lebih dari sebuah ciuman.

Perlahan, tangan kekar itu membuka satu persatu kancing kemeja yang dikenakan Aini, dan menampilkan belahan indah dibungkus penutup natural. Entah apa yang ada dalam fikiran keduanya, cinta telah membuat mereka terbuai oleh getaran nikmat dari sentuhan masing-masing. Aini benar-benar telah tenggelam ketika Victor meraup rakus dua gundukan berharga miliknya. Pria itu diselimuti gairah yang meletup hingga membawa tangannya menyentuh bagian sensitive milik Aini. Namun, seketika Aini menahannya. Wanita itu berusaha mengumpulkan kesadaran dengan meraih kedua tangan Victor, lalu mengecupnya hangat.

"Kamu tidak akan menodaiku secepat ini, kan? Emm,," bisik Aini lembut membuat Victor tertegun. Pria itu membalas kecupan di tangan Aini, dan juga menjilat jemari lentik itu seperti sedang mengisap permen.

Setelah melewati bujukan, berjanji akan segera kembali, akhirnya Victor melepaskan Aini dan membiarkan wanita itu merapikan kembali pakaian dan make up-nya. Itu juga tidak terlepas dari pelukan pria itu. Enggan menolaknya, Aini membiarkan Victor memeluknya, bahkan memainkan bagian lehernya.

Hari kian beranjak. Jam kian berdetak. Kegelisahan terpancar dari aura Aini. Gadis itu takut pesawat akan lepas landas, karena jarak tempuh dari kota ke Kuala Namu amat teramat jauh. Victor merasa kasihan melihat wanita yang dicintainya tidak sedikit pun tenang sepanjang perjalanan.

Ia menekan pedal gas mobilnya hingga lari di atas rata-rata agar secepat mungkin sampai di bandara.

"Vic? hati-hati, kamu tidak perlu menyetir sekencang ini?" protes Aini panik. Wanita itu duduk disebelah di dalam mobil Victor. Tetapi, Victor tidak mengindahkan kata-kata Aini. Ia melarikan mobil seakan roda tidak berpijak pada bumi.

"Aku gak mau kamu terlambat sayang, aku juga minta maaf, sudah menahan kamu tadi," ucapnya tersenyum jahil. Seandainya ia membiarkan Aini segera berangkat ke bandara, mungkin sekarang mereka tidak perlu ngebut seperti itu. Tapi apalah kuasa seorang Victor yang setiap melihat Aini, libidonya meronta-ronta. Bukan hal yang mudah baginya, mengabaikan pesona Aini yang seolah-olah menggoda imannya, padahal? Aini tidak bermaksud seperti itu. Rasa yang terpendam lama, apa jadinya ketika itu tersalurkan. Maka seperti itulah mereka, hubungan belum mencapai angka 24 jam, namun serasa telah bertahun-tahun dan sulit terkendalikan.

Lari dengan membabi buta, mobil mewah bertulis landcruiser milik Victor memasuki halaman Bandara Kuala Namu. Ia segera turun membukakan pintu untuk Aini, dan mengambil koper di bagasi lalu diseretnya ke dalam bersama Aini, pria itu mengurus check in atas nama Anggraini Syahbandar.

"Sayang, cepat. Pesawatnya mau berangkat, lima menit lagi," Victor menganggkat koper mengantarnya ke lobi. Suara pemberitahuan keberangkatan terdengar menggangu percakapan antara Aini dan Victor, membuat mereka harus lebih dekat lagi, "Vic. Aku pergi ya, hati-hati, Emm,," ucap Aini menatap sejenak wajah tampan yang kini menjadi bayang-banyangannya setiap saat.

"Kamu janji, akan segera kembali. Aku tidak butuh penolakan, apa lagi janji di atas ingkar, Ain," balas Victor seraya menangkup sebelah pipi Aini dengan tangannya. Saling menatap, seakan sedang mengirim kekuatan untuk saling bertahan selama jarak membentang.

Suara pemberitahuan terdengar kembali menyadarkan dua nyawa yang sedang mati suri. Aini meraih kopernya lalu ia seret perlahan tanpa melepas pandangannya pada Victor yang masih berdiri melepas kepergiannya tanpa kerelaan. Akan tetapi, ia tak kuasa mencegah gadis berdarah Hulu balang yang telah menyeretnya dalam pesona kebangsawanannya.

Pesawat telah lepas landas, Victor melangkah kaki meninggalkan bandara dengan separuh jiwanya terbang bersama Aini. Pria itu menyetir mobil tiada bersemangat sampai ia lupa hari ini ada jadwal mengajar di kampusnya. Sebagai asisten dosen, Victor harus bisa menghandle jadwal yang sudah ditentukan oleh akademik. Ia baru sadar akan tugas itu dan segera mengebut mengejar waktu agar tidak terlambat.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mahligai Skandal   Ancaman

    “Kamu siap. Emm..” Aini melengkung senyuman getir. Ia menunduk setelah menyakinkan hati pria yang kini berdiri gagah di depannya dengan balutan jas dan peci menutup kepalanya. Kisahnya telah selesai di sini, di sebuah desa kecil yang jauh dari kediamannya. Sebuah desa yang telah melahirkan pria berlatar belakang seorang mafia pengedar. Aini menatap diri dalam balutan gaun brokat berwarna putih dengan sisa kesadaran dan nafas terputus. Iya? Aini telah memutuskan untuk menikah siri dengan adik iparnya sendiri karena Halim terus memaksanya, bahkan pria itu mengancam“Dengar, Ain. Kamu setuju menikah denganku, atau rumah ini akan kubumi hanguskan. Aku tidak akan segan-segan melakukan itu.” Hati Aini meringis kesakitan. Yang kedua kalinya ia mendengarkan ancaman Halim, dan kali ini dengan nada yang tidak bisa dianggap enteng. Ya! Tatapan Halim begitu serius memancarkan sinar tajam di mana cukup membuat Aini sadar bahwa Halim bukan lah pria baik-baik yang Cuma menggertak sambel kurang peda

  • Mahligai Skandal   Portal Dunia Lain

    Saat semua orang tau aku ternoda, aku yakin mereka akan melontarku dengan hinaan. Dan saat nanti mereka menghujatku dengan kata itu, aku akan teriak. Hidupku dibelenggu silsilah dan kemargaan. Ketika semua sudah jelas, namun tidak mampu mengembalikan harga diriku, baiklah aku akan menyerah. Menyerahkan diri pada keadaan Andai saja ada sayap, saat ini yang ingin dilakukan Aini adalah mengepak dan terbang ke suatu tempat di mana tidak seorang pun, yang dapat menemukannnya lagi. Ia rela hidup sendiri, demi apapun itu. Di sini, di rumah yang besar ini sudah tidak lagi ada ketenangan apalagi kebahagiaan. Pikiran lain juga hinggap, andai Victor datang menjemput dan membawanya pergi jauh dari orang-orang yang terdekat yang tidak berarti, memahami perasaannya. Aini meremas kuat ujung dress dengan sisa kesadaran setelah mendengar kecaman sang ayahanda barusan, “Bagaimanapun caranya, papa mau kamu menikah dengan Febby. Apa yang kamu pikirkan, umur kamu tidak berjalan ditempat, Aini.” Tatapan

  • Mahligai Skandal   Skandal Di Angkasa Raya

    Setelah percintaan panas penuh gairah yang dilakukan Anggraini bersama Halim Kusuma disiang hari ini tuntas, akhirnya mereka terkulai lemah, terlentang menatap langit-langit kamar dengan sisa kenikmatan masih mengalir dalam darah mereka. Aini mengerjab pasrah meratapi arti sentuhan yang lakukan Halim begitu dasyat mengoyak harga dirinya. Tiada henti ia mengutuk diri sendiri ketika Halim melakukan itu, ia enggan menolaknya. Tak henti bibirnya meracau menyebut nama Halim ketika mencapai orgasme yang bertubi-tubi. Bagian vitalnya berdenyut nyeri terus meminta mengemis agar Halim jangan berhenti menusuknya. Sadar akan isyarat itu, Halim tersenyum puas dan semakin memacu adrenalin mengeluarkan seluruh pengalaman fantasi liarnya demi membawa Aini ke puncak kenikmatan.“Aww… therrus, Llimm. Akhuu … m-aauh…”“Bagus sayang, keluarkan, ayoo…”Dua raga yang terbalut selimut putih itu telah kembali ke alam sadar mereka. Aini hendak beranjak dari ranjang, namun Halim mencegahnya. Pria itu merangku

  • Mahligai Skandal   Hentakan Rasa

    Perputaran waktu kian tajam bak pedang menghunus masa. Kepingan hidup bagai kerak lempeng kian bergeser semakin mengangga. Seiring fakta kian terkuakBerbagai kejadian mengalir di kepalanya, memori demi memori tersimpan rapi dalam bentuk serpihan dosa. Perempuan yang diberi sandangan bangsawan itu semakin terpuruk dan berlumuran dosa. "Stop, Lim. Stop, aku tidak menginginkan ini lagi, tolong berhenti melecehku!" Suara bercampur erangan. Saat ini, Aini sedang berusaha menolak sentuhan Halim, di mana pria itu sudah tidak menjamahnya selama sepekan. Aini meronta, namun lebih mendominasi dalam bentuk desahan. Halim tidak perduli membabi buta menyerang dan menyobek kaus tipis yang dikenakan gadis itu malam ini. Ia tidak menyangka, Halim akan menemuinya lagi setelah sepekan menghilang. Sempat merasa lega. Tapi, lihat kini. Ia dihimpit kuat di dinding kamar dengan rentangan tangan dibawah tekanan lengan kokoh Halim. "Ain, ayolah, bukan kah, kamu juga menikmatinya. Sudah lama kita tidak me

  • Mahligai Skandal   Skandal Adik Ipar

    Keadan begitu cepat berubah. Entah sadar atau enggak, gadis bernama Anggraini telah tergelincir oleh waktu. di mana, harga diri tak lagi menjadi pertimbangan baginya sejak Halim terus menerus menggodanya sampai pada titik kehormatan itu jatuh pada laki-laki yang berstatus sebagai adik ipar.Tiada yang tau jalan hidup seseorang. Mirisnya si wanita bangsawan, bukan berjodoh dengan pria sepantaran nya, malah terjebak dalam skandal adik ipar. Tapi kenapa? Aini rela berbuat, bahkan berkhianat pada Meylan adiknya. jawabannya adalah; Aini sendiri juga bingung. Karena ketika ia sadar, semua telah terjadi seperti di luar keinginannya.Mungkin ia prustasi. Atau mungkin buntu dengan kenyataan hidup selama ini. Serba salah, dan mungkin juga karena putus asa. Tapi, pagi ini Halim berniat mengajak Aini ke suatu tempat. Kira-kira apa tanggapan Aini, secara kalau sampai ketahuan Rafli, mungkin nyawa keduanya menja

  • Mahligai Skandal   Luluh dan Berantakan

    Dari jauh. Penampakan kediaman Rafli tampak selalu sunyi. Dan, yang orang-orang ketahui! rumah itu tidak berpenghuni bila di siang hari. Namun, siapa yang tau. Di dalam sana ada seorang wanita yang hidupnya telah hancur. Keturunan pertama pasangan Rafli Syahbandar dan Kartini Majid. Mereka sama-sama terlahir sebagai kaum bangsawan terhormat.Dan, hari ini. Anggraini berniat keluar sebebentat untuk menghirup udara segar berjalan-jalan keliling kampung. Gadis itu sangat cantik meskipun sedikit pucat. Mata bulatnya terlihat kelam seakan menyimpan sejuta misteri.Ia berdandan sederhana, namun penampilan sangat memukau. Heran! apapun yang dikenakan Aini, selalu pas dan cocok di tubuhnya. Sekarang, ia memadukan T.shirt dengan Jeans sedikit jombrang, kerudung pashmina ia sangkut gitu aja. Tapi hasilnya sungguh mempesona. Bibir merah bak kelopak mawar hanya diberi lips glouse, bedak seadanya.Aini berjalan keluar, dan waktu ia membuka pintu? sosok pria tampa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status