Share

3. Menyetujui

"Haduh, abang Jefan selalu saja sibuk dengan urusan kantor!" Jonathan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Daniel Prawira memiliki dua anak laki-laki, anak pertamanya adalah Jefan dan anak keduanya Jonathan. Jefan sudah menikah namun saat ia ia sedang berstatus sebagai seorang duda. Jelita adalah anaknya Jefan dan Vany selaku mantan istrinya Jefan.

"Ya begitulah ayahku," ucap Jelita dengan nada lirih.

Jonathan langsung mengusap lembut kepala keponakannya, lalu ia berkata. "Tenang saja, ada om yang akan menemani kamu!" Jonathan memberikan senyuman manis pada keponakannya. Senyuman yang memiliki dua lesung pipi disana.

"Terimakasih, om!" Jelita langsung memeluk Jonathan namun langsung ia lepaskan lagi. Jelita menatap serius wajahnya Jonathan dan berkata. "Tapi, hari ini om tidak pergi, kan?" Jelita sepertinya sudah tau kebiasaan Jonathan tiap hari yang selalu pergi-pergi.

Jonathan langsung melirik kearah jam dinding yang ada di dalam kamarnya, sudah pasti malam ini Jonathan akan pergi namun ia menatap wajah polos milik Jelita. Jelita sepertinya butuh di temani malam ini karena Jefan pasti akan pulang larut malam.

"Ya sudah kalau om mau pergi tidak apa-apa," ucap Jelita dengan lirih.

Jelita seperti akan pergi dari kamarnya Jonathan, namun Jonathan menahan tangannya Jelita.

"Om tidak akan pergi malam ini," kata Jonathan.

"Wah, benar?" Suara Jelita kembali ceria dan sangat senang mendengar perkataan om nya itu.

Jelita selalu merasa kesepian saat dirinya ada di rumah, karena orang-orang rumah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Apa lagi Jefan yang selaku ayah kandungnya, ia selalu mengutamakan pekerjaannya dari pada anaknya. Karena Jefan masih merasakan sedikit sakit hati dengan ibu kandungnya Jelita. Perceraian antara Jefan dan Vany juga membuat banyak konflik antara keluarga Jefan dan Vany.

"Benar sayang!" Jonathan mengusap pipinya Jelita.

Namun, Jelita memiliki seorang om yang sangat baik dan selalu mengutamakan dirinya yaitu Jonathan.

"Bagus kamu di rumah saja jaga Jelita!" Tuan Prawira menepuk pelan pundaknya Jonathan lalu melangkah pergi.

Jelita hanya menatap datar kepergian kakeknya. Jelita langsung berlari dan membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur milik Jonathan. Jelita seperti anaknya Jonathan, bahkan jelita selalu menuruti apa yang di katakan oleh Jonathan ketimbang ayah kandungnya sendiri.

Jonathan langsung melangkah menghampiri Jelita, ia juga menyalakan tv dan menonton film Barbie kesukaan Jelita.

"Om, kapan om akan menikah?" Tiba-tiba saja Jelita mengatakan itu pada Jonathan.

"Hem, kenapa kamu tanya itu?" Jonathan menatap Jelita dengan serius.

"Aku mau liat istri dan anak om nanti, pasti istri om akan cantik dan anak om pasti tampan dan cantik," ucap Jelita dengan wajah polosnya.

"Haha, nanti om akan menikah kalau sudah waktunya.

"Oh gitu, jadi sekarang belum waktunya om menikah ya?"

"Belum, karena om masih senang dengan karir om," kata Jonathan.

"Om tidak bisa meninggalkan pekerjaan om yang menyanyi itu?" Jelita mirip sekali seperti orang dewasa dan pertanyaannya terus-menerus muncul untuk Jonathan.

"Iya om masih suka menyanyi lalu om juga masih terikat kontrak dengan agensi om," jelas Jonathan.

"Oh begitu!" Jelita sepertinya sudah malas membahas itu, atau mungkin dia sudah bingung dan tidak mengerti dengan pembahasannya Jonathan.

Jelita langsung fokus menonton tv dan Jonathan sibuk dengan ponselnya yang terus-menerus berdering.

***

1 minggu kemudian.

Akhirnya Riani selaku anak dari Roni menyetujui dirinya menjadi asisten rumah tangga di rumah keluarga Prawira. Entah apa yang membuat diri Riani menyetujui akan hal itu.

"Selamat malam semuanya," ucap Riani sambil membungkuk sopan pada semua orang yang ada di dalam ruang keluarga.

"Oh, ayah. Siapa dia?" tanya Jelita sambil mencolek lengan ayahnya.

"Ayah tidak tau," jawab Jefan dengan gelengan kepalanya.

Tidak lama kemudian. Daniel selaku tuan besar Prawira datang dan menatap semua yang ada didalam ruang keluarga.

"Ayah, siapa dia?" tanya Jefan sambil menatap Daniel selaku ayah kandungnya.

"Ini Riani yang akan bekerja di rumah kita," jawab Daniel dengan santai.

"Loh, emangnya bi Yani berhenti?" Jefan melirik kearah sekitar dan pasti sedang mencari keberadaan Yani.

Yani adalah seorang asisten rumah tangga atau seorang pembantu di rumah keluarga Prawira. Yani sudah lama bekerja di rumah keluarga Prawira, ia juga bekerja disini dengan suaminya Yayan selaku supir di keluarga Prawira.

"Bi Yani masih disini dan Riani disini di tugaskan untuk menjaga Jelita dan bersih-bersih juga," jelas Daniel.

"Kakek, apa dia baik?" tanya Jelita dengan wajah polos.

"Sepertinya baik," jawab Daniel yang sekilas melirik ke arah Riani.

Riani sedikit risih dengan tatapan Daniel, karena ia menatapnya dengan tatapan aneh. Lalu Daniel selalu menatapnya dari atas kepala hingga bawah ujuh kakinya.

"Cantik juga anaknya Roni," batin Jonathan yang dari tadi diam saja dan tidak berbicara apapun, namun matanya sudah menjelajah kemana-mana.

"Jadi, aku panggil dia siapa, ayah?" Jelita sangat cerewet dan menatap ayahnya.

"Terserah kamu saja," ucap Jefan yang sepertinya pusing dengan tingkah anaknya yang sangat cerewet.

Sebenarnya Jelita bertingkah seperti itu hanya ingin dekat dengan ayahnya, Jefan. Namun sepertinya luka di hatinya Jefan masih belum sembuh, pada akhirnya Jefan melampiaskan semuanya pada sang anak. Anak yang tidak pernah tau apa yang terjadi pada ayah dan ibunya saat itu. Kini Jelita harus menjalaninya seorang diri, menjalani kehidupan yang mewah namun kesepian tanpa perhatian sang ayah.

***

1 bulan kemudian.

Riani berhasil melewati masa-masa lelah bekerja menjadi pembantu di rumah keluarga Prawira. Namun lama-lama Riani bisa menikmati pekerjaan ini, Riani menjadi seperti ini karena terpaksa. Riani hanya ingin hutang-hutang ayahnya lunas dan ayah bebas dari hutangnya.

"Bibi Riani!" teriak Jelita yang sudah berdiri di depan Riani.

"Iya nona, ada yang bisa di bantu?" tanya Riani dengan suara formal.

"Bibi, jangan panggil aku nona. Tolong panggil namaku saja!" Jelita memberikan ekspresi wajah cemberut.

Jelita sangat tidak suka kalau dirinya di panggil nona oleh Riani, jangankan dengannya dengan bi Yani aja dia tidak suka di panggil nona.

"Tapi, nona ..."

"Sudah, panggil nama saja jangan panggil nona!" Jonathan tiba-tiba masuk ke dalam dapur.

Riani langsung membungkuk sopan padanya dan berkata. "Se ... Selamat siang tuan muda," sambut Riani pada Jonathan dengan sangat gugup.

Bagaimana Riani tidak gugup? Saat ini Riani sedang bekerja di rumah seorang penyanyi terkenal. Penyanyi yang namanya selalu menjadi perbincangan banyak orang dimana-mana.

"Berhenti terlalu formal, tidak usah membungkuk seperti itu," kata Jonathan.

"Benar itu bibi, bi Riani jangan terlalu kaku gitu dong," goda Jelita sambil menarik-narik baju Riani.

"Ba ... baik," Riani langsung menundukkan kepalanya.

Jonathan terus-menerus menatap Riani, menatap lekuk tubuhnya yang sepertinya sudah mengundang sesuatu di dalam otaknya Jonathan.

Jonathan menelan ludah dan berkata. "Kenapa dia menggoda sekali," batin Jonathan.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
b3kic0t
ohhh Jhonatan itu seorang penyanyi to pantees aja dia begitu akrab dg dunia malam tapi ternyata selain kang celup Jonathan ternyata perhatian juga sama jelita yg kurang kasih sayang
goodnovel comment avatar
b3kic0t
duhh kasihan banget jelita jadi pelampiasan kemarahan ayahnya gara2 dia masih sakit hati sama ibunya hoeee itu anak nggak ada salah ya kalau kamu nggak suka mending jelita kasih ke aku saja aku siap menerima dengan 2 tanganku
goodnovel comment avatar
b3kic0t
dihhh Jonathan otak mesumnya pastinya sudah traveling bayangin tubuh Riani dasar omes
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status