Kisah cinta antara majikan dan pelayan yang berakhir menyedihkan. Memaksakan diri bersama dengan orang yang tidak tepat hanya akan menyisakan luka
Lihat lebih banyakArjuna Nayendra adalah seorang pengusaha kaya raya dan memiliki pesona yang luar biasa. Wajahnya yang tampan membuat banyak wanita terpikat padanya. Namun dibalik itu, Arjuna memiliki sifat yang dingin dan kaku.
Meskipun banyak wanita yang mencoba menarik perhatiannya, namun Arjuna nampak acuh tak acuh. Ia seakan tak tertarik dengan segala upaya yang dilakukan oleh para kaum hawa demi bisa mendapatkan hatinya. Sosoknya yang misterius dan sulit dijangkau membuat para wanita penasaran dan berlomba untuk menaklukkannya. Kedinginan dan kekakuan Arjuna seolah olah menjadi tantangan bagi para wanita yang mengejarnya. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka mampu meluluhkan hati sedingin es itu. *** Reno, asisten pribadi Arjuna, segera meninggalkan ruangan setelah mendapat perintah dari Arjuna. Tuannya itu memintanya untuk mencarikan pelayan baru yang akan dipekerjakan dirumahnya. Tiga tahun bekerja pada Arjuna, membuat Reno sangat paham dengan sifat tuannya. Selain galak, tuannya itu juga tidak sabaran. Oleh karena itu Reno harus gerak cepat agar tidak memancing kemarahan Arjuna. Segera setelah pamit, Reno bergegas menuju kamarnya untuk menghubungi ibunya didesa. Ia berharap ada tetangganya didesa yang sedang membutuhkan pekerjaan. Dan semoga saja sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh Tuan Arjuna. Setelah mendapat kabar dari ibunya didesa, Reno segera menghadap Arjuna untuk menyampaikan, bahwa ada tetangganya yang membutuhkan pekerjaan. " Tuan, ibu saya bilang bahwa ada tetangga saya didesa yang saat ini sangat membutuhkan pekerjaan." ujar Reno dengan antusias. "Baiklah, suruh dia kemari untuk menghadapku." "Baik, Tuan. Saya akan segera menghubungi ibu saya agar menyuruh tetangga saya untuk datang ke kota."balas Reno sembari undur diri. Arjuna menghela nafas lega. Ia berharap orang yang akan dibawa Reno nanti sesuai dengan kriteria yang ia butuhkan. Selama ini, Arjuna memang kesulitan menemukan pelayan. Sudah banyak pelayan yang ia pecat karna tidak mematuhi aturannya. *** Pagi-pagi sekali Reno berangkat ke stasiun untuk menjemput Ratih, tetangganya dari desa yang akan bekerja sebagai pelayan dirumah Arjuna. Kemarin ibunya mengatakan kalau kereta yang ditumpangi Ratih sampai dikota jam 6 pagi. Ibunya juga berpesan agar Reno tidak meninggalkan Ratih sendirian dijalan, karna gadis itu masih sangat polos, juga tidak pernah berpergian jauh dari rumah sehingga tidak tau jalan. Reno dengan cepat mengenali Ratih yang saat itu duduk dikursi ruang tunggu depan stasiun. Ia segera memanggil Ratih sambil melambaikan tangan. Sedang Ratih yang merasa namanya dipanggil, langsung menoleh mencari sumber suara. Ketika mata mereka bertemu, Ratih segera bangkit dari duduknya dan bergegas menghampiri Reno. "Sudah lama menunggu, Ratih?" tanya Reno ramah. "Tidak mas, baru beberapa menit." jawab Ratih sopan. "Ayo, kita berangkat sekarang saja." ucap Reno seraya mengambil alih tas yang dibawa Ratih. Ia lalu berjalan menuju mobilnya. Sementara Ratih mengikuti dari belakang. Jarak antara stasiun dengan kediaman Arjuna memang tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu tiga puluh menit perjalanan. Reno memanfaatkan waktu selama dalam perjalanan untuk memberi arahan pada Ratih. Reno memberitau apa saja peraturan yang ada dirumah, juga menjelaskan apa saja tugas-tugas yang harus dikerjakan Ratih nantinya. Reno mewanti wanti pada Ratih agar tidak melanggar aturan yang telah dibuat oleh tuannya jika tidak ingin dipecat. Reno berharap, Ratih bisa segera menyesuaikan diri juga bisa menjalankan tugasnya dengan baik, dan tidak menimbulkan masalah selama bekerja disana. Ratih mendengarkan semua arahan yang disampaikan oleh Reno. Setiap nasehat yang diberikan Reno sangat berguna sekali untuknya. Ratih berjanji pada Reno akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan tidak mengecewakan. "Maaf, Mas. Apa tuan Arjuna itu orangnya sangat galak?" tanya Ratih penasaran. "Tidak, asal kamu mematuhi semua aturannya. Biarpun sedikit ketus, tapi sebenarnya hatinya baik." ucap Reno menjelaskan. Sesekali matanya melirik Ratih yang terlihat berbeda dengan beberapa tahun yang lalu saat mereka masih sama-sama tinggal didesa. Gadis itu sekarang terlihat lebih cantik. "Baik Mas, aku mengerti." sahut Ratih seraya mengangguk. Mobil mewah yang dikemudikan oleh Reno memasuki pekarangan rumah megah bak istana. Setelah mematikan mesin, Reno turun dengan diikuti oleh Ratih.Reno mencari Ratih yang ternyata sudah berlari keluar dari area kantor. Tatapan Reno memindai jalanan sekitar, ia berharap masih bisa menemukan Ratih. Hatinya lega kala matanya menangkap keberadaan Ratih di sudut jalan. Di sampingnya, ada Pak Damian dan Bu Prapti yang terlihat tengah menenangkannya. "Maafkan aku Ratih, sudah membujukmu untuk kembali ke sini. Aku tidak menyangka kalau Tuan Arjuna sebrengsek itu."batin Reno penuh penyesalan. Kakinya melangkah mendekat. "Kali ini, biarkan aku kembali ke desa, Ma. Hatiku sakit, aku ingin kembali ke pelukan keluargaku. Aku janji akan membuka pintu lebar, jika nanti mama dan papa berkunjung ke sana. Apapun yang terjadi, Althaf tetap cucu mama dan papa."ucap Ratih lirih dengan berurai air mata. Pak Damian dan Bu Prapti turut merasa bersalah atas kelakuan anaknya. Mereka tak mau egois dengan menahan Ratih tetap disini. "Baiklah nak, maafkan kami yang tidak bisa mendidik Arjuna. Apapun keputusanmu, kami akan mendukungmu. Semua keka
Dihari ketiga, Reno kembali datang berkunjung ke rumah Ratih. Reno menyampaikan kabar bahwa Bu Prapti sedang dirawat dirumah sakit karna terlalu merindukan Althaf, cucunya. Tentu saja hal itu membuat Ratih dirundung rasa bersalah, dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah keluarga Nayendra. Tanpa menunggu lama, Reno segera menyampaikan kabar baik itu pada Pak Damian dan juga Bu Prapti. Bu Prapti yang saat itu tengah dirawat dirumah sakit karna kondisinya yang masih lemah, langsung meminta pulang agar bisa menyambut kedatangan menantu dan cucunya. Raut wajahnya yang beberapa hari ini terlihat pucat, kini berubah berbinar cerah. Ah, sebesar itu Althaf menguasai hatinya. Cucunya itu ibarat mood booster baginya. *** Sementara itu, Arjuna yang tinggal Ratih tiga hari didesa, terlihat begitu kacau dan uring-uringan. Karyawannya yang tidak becus dalam mengerjakan tugas, menjadi pelampiasan amarahnya. Tak terlihat lagi Arjuna Nayendra yang biasanya rapi. Penampilannya kini begit
Kereta yang ditumpangi oleh Ratih dan Reno sampai didesa pukul 11 malam. Reno yang diberi amanat untuk menjaga Ratih dan juga Althaf dengan siaga membawakan tas milik Ratih, lalu mengajak Ratih untuk mencari taxi online. Satu jam kemudian, Ratih telah sampai dirumah orangtuanya. Meski awalnya kaget, karna sebelumnya tidak memberi kabar. Namun akhirnya, orangtua Ratih menyambut hangat kedatangan anak dan cucunya. Karna capek, Ratih segera merebahkan diri ke atas ranjang disebelah anaknya. Tak butuh waktu lama, ia terlelap dengan memeluk Althaf. Setelah mengantar Ratih terlebih dahulu ke rumahnya. Reno berpamitan menuju rumah ibunya. Rumah Reno yang hanya berbeda gang dengan rumah orangtua Ratih, bisa ditempuh dengan berjalan kaki. *** Adzan subuh berkumandang merdu. Ratih yang baru tidur selama dua jam, masih terlelap dibalik selimut hangatnya. Namun ketukan dipintu membuatnya mau tak mau terpaksa bangun.Tok tok tok "Ratih, bangun nak! Shalat subuh dulu, keburu waktunya ha
Arjuna tergesa-gesa memasuki rumah, lalu berteriak kencang memanggil Ratih. Kakinya melangkah lebar-lebar menuju lantai atas, dimana kamarnya dan Ratih berada. "Ratih Ratihh Ratihhh." Mendapati kamarnya kosong, ia beranjak keluar dengan masih berteriak kencang seperti orang kesurupan. "Ratih Ratihh Ratihhh, dimana kamu." Bu Prapti yang mendengar teriakan Arjuna, tergopoh-gopoh menghampiri. Heran sekali dengan kelakuan anaknya yang bar-bar itu. "Ada apa, Juna? kenapa teriak-teriak?"tanya Bu Prapti sedikit kesal. "Dimana Ratih, Ma?" "Loh, memangnya tidak pamit sama kamu? Ratih barusan ke stasian diantar sama sopir. Althaf ikut bersamanya."tutur Bu Prapti menjelaskan. "Memangnya Ratih membawa Althaf kemana, Ma?"tanya Arjuna gusar. "Tadi Ratih pamit sama Mama mau pulang ke desa. Orangtuanya sudah rindu katanya." "Oh shit! Ratih pergi karna salah paham padaku, Ma. Itu semua gara-gara Angela!" "Apa maksudmu, Juna? Jelaskan pada Mama!"titah Bu Prapti tegas. "Angela d
Baru beberapa jam berpisah dengan istri dan anaknya, Arjuna sudah dilanda rindu yang besar. Tak sabar menunggu sampai jam pulang, Arjuna menghubungi istrinya dan memintanya untuk membawakan makan siang ke kantor. Dengan cekatan, Ratih memasak makanan kesukaan suaminya. Satu jam kemudian, beberapa menu telah matang dan siap untuk dibawa ke kantor Arjuna. Selesai berganti pakaian dan berdandan ala kadarnya, Ratih meminta sopir untuk mengantarnya ke kantor Arjuna. Namun sebelumnya, Althaf telah ia titipkan pada ibu mertuanya. *** Sementara itu, Arjuna berulangkali melihat jam diponselnya. Merasa kesal karna waktu seolah bergerak lambat, padahal ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan istri cantiknya. Ketukan dipintu mengalihkan perhatian Arjuna. Setelah menyimpan ponselnya disaku jasnya, ia beranjak untuk membuka pintu. Dan begitu pintu terbuka, Arjuna terpaku menatap tamu yang ada dihadapannya. "Arjuna, aku sangat merindukanmu."ucap wanita cantik, tinggi semampai yang
Arjuna menatap kesal pada anaknya yang belum juga mau tidur. Mata bocah gembul itu malah terbuka lebar dan bersinar terang seperti lampu 100 watt. Bayi tampan itu sepertinya ingin mengerjai daddy nya. Bibir mungilnya dengan semangat masih saja menghisap ASI dari dada ibunya meski sudah kenyang. "Sayang, Mas sudah tidak tahan."ucap Arjuna memelas. Ia kesulitan menelan salivanya sendiri saat matanya menatap aset kembar milik istrinya yang terpampang di depannya karna sedang menyusui putranya. "Tunggu anak kita tidur dulu, Mas."sahut Ratih sembari menepuk-nepuk pantat anaknya supaya cepat tidur. Bahu Arjuna merosot mendengar jawaban istrinya. Dengan gelisah ia menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan untuk meredam hasratnya yang kian memuncak. *** Lega rasanya setelah bisa menyalurkan hasratnya. Istrinya yang kelelahan dan juga sudah sangat mengantuk tertidur lelap di sampingnya. Melongok ke box bayi, putra gembulnya tidur pulas. Arjuna membetulkan selimut yang bergeser
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen