Beranda / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 7. Tidur Dengan Calon Suami Orang?

Share

7. Tidur Dengan Calon Suami Orang?

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-24 18:39:34

‘Artinya malam itu aku tidur dengan calon suami orang?’ batin Liora tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya.

Ia baru tahu jika Kayden sudah bertunangan, ia pikir pria itu masih betah melajang dan menikmati hidupnya sebagai seorang pewaris kaya raya.

Liora menghela dalam napasnya saat ia mengingat apa yang pernah ia katakan pada Kayden kala itu.

‘Semalam yang kita lakukan itu tidak berarti apapun bagi saya’ yang ia tuturkan pada pertemuan mereka rasanya telah menamparnya dengan kenyataan pahit. Karena kemungkinan besar, dirinyalah yang lebih tak ada artinya bagi seorang Kayden Baldwin.

Liora hendak beranjak pergi dari sana dan mencari tempat yang lebih jauh agar tak perlu menyapa Kayden dan tunangannya itu.

Namun, lamunan sesaat itu membuat Liora melewatkan saat-saat di mana Kayden dan sang tunangannya dalam balutan gaun merah muda itu mendekat.

Tak bisa dipungkiri bahwa Kayden dan gadis itu sangat serasi.

Dua orang itu tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapannya dan membuat Liora mau tak mau menyapa mereka.

Ia menundukkan kepala dan menunjukkan senyumnya meski tak yakin mereka akan terkesan.

“Selamat malam,” ucapnya kemudian mengangkat wajah.

“Selamat malam,” balas gadis itu saat Kayden yang berdiri tinggi menjulang dan gagah dalam balutan tuxedonya hanya menyuguhkan kebisuan.

“Aku tahu kamu,” ucapnya kembali. “Kamu Liora, ‘kan?”

“B-benar,” jawab Liora dengan canggung. Sadar diri ia pasti dikenal karena skandal perselingkuhan yang ramai dibicarakan itu. “Semua orang sepertinya tahu kalau saya adalah pembuat onar. Maaf untuk perkenalannya yang kurang baik ini.”

Gadis itu tersenyum dengan manis seraya menggelengkan kepalanya, “Tidak sepenuhnya seperti itu, Liora,” balasnya. “Aku justru kagum dengan kamu karena berani mengatakan mana yang benar dan mana yang salah.”

Liora tahu gadis itu adalah wanita yang baik. Kalimatnya yang hangat membuatnya sedikit lebih tenang dan merasa tak sendirian.

Ia persis seperti yang dikatakan oleh orang-orang. Cantik, anggun dan tampak peduli pada orang lain. Definisi wanita berkelas.

Liora terkejut saat gadis itu mengarahkan tangan kanannya ke depan seraya berujar, “Aku Julia, senang bertemu denganmu, Liora.”

Liora menyambut tangannya, “Terima kasih, Nona.”

“Jangan berkecil hati.” Julia masih merekahkan senyuman saat mengatakan hal itu setelah tangan mereka terlepas. “Anggap saja hubunganmu yang kemarin adalah sebuah kesalahan yang nantinya akan membuatmu lebih berhati-hati.”

“Iya, Nona.” Liora mengangguk meski sudut matanya mengarah pada Kayden.

Menyaksikan pria itu yang tersenyum menyeringai seraya meneguk minuman dari gelas berkaki yang dibawanya.

Bibirnya yang sedari tadi membisu akhirnya bersuara, menyetujui Julia. “Banyak hubungan di dunia ini yang akhirnya menjadi tidak berarti, dari sekadar cinta semalam atau yang sudah bersama bertahun-tahun lamanya.”

Satu kalimat yang membuat dada Liora rasanya menjadi sesak. Seolah-olah pria itu ingin membalas ucapan Liora yang ia alamatkan di dalam ruang Presdir kala itu, seperti yang sempat ia pikirkan sebelumnya.

“Iya, ‘kan?” tanggap Julia, menoleh pada Kayden yang kepalanya bergerak memberi anggukan samar. “Masih banyak yang memberimu dukungan, jangan merasa sendirian, Liora.”

“T-terima kasih,” ucap Liora dengan gugup. Ia menelan ludahnya dengan sedikit kasar saat menyadari sepertinya Kayden tak jemu menatapnya.

Sepasang matanya tajam, mengarah pada Liora dan itu membuatnya tidak nyaman.

Ia meremas gaun yang ia kenakan saat memberanikan diri untuk berpamitan pergi dari sepasang kekasih itu.

“S-saya pamit dulu kalau begitu,” ucap Liora. “Selamat menikmati pestanya, dan … selamat datang di Evermore untuk Tuan Kayden.”

Liora menunduk sekali lagi kemudian membawa kakinya yang terbalut dalam heels itu untuk undur diri.

Ia melangkah menjauh, sepertinya mengasingkan diri sejenak di kamar mandi bukan sebuah ide yang buruk.

Tapi, sebelum sempat Liora pergi dari keramaian, seisi ruangan dikejutkan oleh kedatangan polisi yang masuk ke dalam hall.

Hadirin yang berdiri di sana dirundung kebingungan dan mulai mempertanyakan mengapa ada polisi yang masuk ke dalam pesta.

“Apa ada yang melakukan tindak kriminal?” bisik seseorang dari samping kanan Liora.

“Siapa orang gila yang beraninya mengacaukan pesta Tuan Kayden?” celetuk suara seorang lain yang Liora tak tahu dari mana asalnya.

Sebab itu tidak penting sekarang. Ketegangan memerangkap mereka saat rombongan polisi itu mengedarkan pandang dan menghentikan langkah tepat di depan Liora berdiri.

“Saudari Liora Serenity?” ucap salah seorang petugas yang berdiri paling depan, bernada tanya seolah memastikan mereka tidak salah orang.

“Iya, saya sendiri,” jawab Liora dengan dadanya yang berdebar akan rasa takut dan penasaran kenapa namanya yang disebutkan. “Ada perlu apa, Pak?”

“Anda harus ikut kami ke kantor polisi atas dugaan kasus pencemaran nama baik Saudara Adrian Davis, penipuan dan penggunaan obat terlarang.”

Almiftiafay

selamat sore... penasaran yaa hahaha 😂 mari kita berjumpa besok pukul 12.30 WIB terima kasih akak semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak, komentar, ulasan dan pastikan akak masukkan buku ini ke rak karena akan update setiap hari. kamsahamnida~~

| 30
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Put
Baru baca cerita ini, interesting. Walaupun paling males baca cerita yg cewenya cepet ciut di gertak dikit kyk Liora atau terlalu pasrah. Semoga gak bikin bosen ditengah2 bacaan
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
what the hell..... ini pasti akal²nya si Adrian deh.... pencemaran nma baik mungkin iya,tapi klo misalkan pke obat² bgitu kayaknya nggak mungkin lah... ngadi² nih si Adrian...
goodnovel comment avatar
Nissya
Ya trus gimana dong .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    367. Agar Aku Bisa Mengulangi Kisah Bersamamu

    Setelah selesai mendapatkan asi mereka untuk pertama kali, si kecil Lysander dan Elmora dibawa oleh perawat untuk ditidurkan di dalam boks bayi milik mereka. Perawat menariknya untuk berada di dekat Liora karena ia tadi mengatakan ingin melihat wajah anak-anaknya. Sedangkan di tepi ranjangnya, Liora baru saja menyelesaikan makan. Kudapan yang dibawa masuk oleh perawat yang mengatakan bahwa ia perlu makan dan mendapat asupan setelah berjuang di antara hidup dan mati. Kayden yang menyuapinya hingga tandas tak bersisa, dan membawa trolinya pergi ke sudut ruangan. Liora meneguk minumannya sebelum bertanya pada Kayden yang kembali mendekat padanya. “Kayden?” “Yes, Love?” “Bisakah kamu memastikan kalau Lucca dan Elea sudah sampai rumah?” pintanya pada Kayden yang mengangguk tak keberatan. “Bisa, Sayang.” Tapi sebelum Kayden sempat meraih ponsel yang tadi ia letakkan di atas meja, mereka lebih dulu menoleh ke arah pintu yang terbuka dan muncullah Lucca serta Elea yang baru s

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    366. Neil Lysander Baldwin dan Meadora Elmora Baldwin

    Dulu, pada Minggu ke empat belas yang disebutkan oleh Liora, mereka benar pergi untuk jadwal USG. Dokter yang memeriksa mengatakan bahwa kali ini kehamilan Liora adalah .... Kembar untuk kali ke dua. Anugerah dihadiahkan pada Liora dengan cara yang tak terduga. Menunggu dengan sabar dan penuh persiapan, serta melewati banyak waktu untuk tiba pada hari perkiraan lahir, rupanya air ketubannya sudah lebih dulu pecah tiga hari sebelum yang dikatakan oleh dokter. Pagi ini Liora masih beraktivitas seperti biasa. Ia masih sempat ikut Han untuk mengantar si kembar Lucca dan Elea serta pulang dan merangkai bunga bersama dengan Annie. Siang hari saat ia membuatkan smoothies seraya menunggu si kembar yang sedang dijemput, Liora merasa sakit di perutnya sudah semakin sering. Ia hendak meminta Annie untuk memasukkan smoothies itu ke dalam lemari pendingin sebelum ia merasakan kakinya yang basah. Saat Liora menunduk, ia tahu bahwa rasa sakit yang sedari tadi dirasakannya itu karena bayinya a

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    365. MELAHIRKAN? SEKARANG?!

    .... Waktu berjalan teramat cepat. Terhitung di kalender kehamilan Liora: Minggu ke sepuluh, lalu minggu ke empat belas. Minggu ke dua puluh, lalu minggu ke dua puluh empat. Minggu demi minggu berlalu ... dan tiba di Minggu ke tiga puluh sembilan. Waktu sempurna dan matang bagi bayi untuk melihat dunia. Hari perkiraan lahir anak ketiga Liora dan Kayden telah tiba. Mereka hanya sedang menunggu, jika bukan hari ini, maka besok, atau lusa. Siang ini, di dalam ruang meeting Evermore, Kayden sedang berdiri berkacak pinggang. Pandangannya terarah pada layar putih—interactive whiteboard—yang menunjukkan foto-foto Valency—salah satu artis milik Evermore—bersama dengan aktor seusia gadis itu yang tertangkap kamera paparazzi tengah melakukan dating. “Agensi harus memberi pernyataan,” kata Kayden, menoleh pada Valency dan Jason Park—nama aktor tersebut. “Jadi kalian harus jujur apakah ini benar atau salah, fakta atau sebatas rumor?” Mulanya tak ada yang menjawab, tapi tatapan Evan Lee

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    364. Demam Tengah Malam

    “Demam?” gumam Kayden, nyaris tak percaya. Tangan Liora mengarah kepadanya, menunjukkan termometer di mana angkanya cukup tinggi. “Ayo bangun, kamu harus ke rumah sakit,” pinta Liora sekali lagi dengan cemas. “Tidak perlu, Sayang,” balasnya. “Aku akan minum obat saja, kalau memang besok panasnya tidak turun baru aku akan pergi ke rumah sakit, bagaimana menurutmu?” Semula, Kayden berpikir idenya akan diterima. Tapi itu sebelum ia melihat bibir Liora tiada menunjukkan senyumnya. “Tidak ada kompromi, Tuan Kayden Baldwin!” pertegas Liora seraya menarik lengan Kayden agar ia bangun dari berbaringnya. “Kamu menggigil dan mengigau terus memanggilku. Kamu membuatku takut!” “Aku mimpi buruk,” akunya. “Mimpi buruk?” Liora yang sudah berjalan menjauh sekilas menoleh pada Kayden yang mengangguk sebagai jawaban. “Mimpi kamu meninggalkan aku, Sayang.” “Itu efek dari yang kita bicarakan sebelum tidur tadi,” kata Liora yang sudah tiba di ruang ganti. Mengambilkan coat panjang milik Kayden,

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    363. Nanti Saat Akhirnya Aku Pergi

    ....Setelah mengantar si kembar kembali ke dalam kamarnya, Kayden memasuki kamar.Liora sudah mengganti pencahayaan di dalam sana menjadi yang nyaman di mata selagi Kayden turun tadi.“Terima kasih sudah mengantar anak-anak kembali ke kamar, Kayden,” ucap Liora pada prianya yang kemudian naik ke atas ranjang, duduk di samping Liora dan menggunakan selimut yang sama untuk menutupi kakinya.“Sama-sama, Sayangku,” jawabnya tak keberatan.“Harusnya aku saja. Aku tidak apa-apa, itu hanya sekadar mengantar tidur, 'kan ....”“Tapi jadinya kamu harus naik turun tangga, Sayangku, dan aku tidak tega melihatmu.”“Padahal aku menganggapnya sebagai olahraga.”“Nanti setelah USG, kita pindah ke kamar bawah biar kamu tidak perlu naik turun,” kata Kayden, mengusap pipi Liora sebelum memberinya kecupan.“Baiklah.”“Atau ... sebaiknya aku memasang lift? Biar kamu mudah naik turun tangga?”Liora menggeleng menjawabnya, seolah mencegah.“Aku suka dengan rumah kita yang memang seperti ini. Kalau kamu mem

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    362. Our Superhero Daddy

    Kayden terdiam di belakang kedua anak kembarnya, ia berusaha sekuat tenaga menahan air mata kala Elea kembali berucap, “Daddy akan selalu menjadi superhero kami sejak dulu, hari ini, besok dan selama-lama-lama-lamanya .....” “Terima kasih Daddy untuk semua yang sudah Daddy lakukan untuk Lucca, Elea, Mommy dan sebentar lagi adik kami,” imbuh Lucca, menoleh pada Kayden. Anak lelakinya itu meraih tangannya yang terasa dingin, menariknya ke depan, membuatnya berdiri di antara ia dan Elea. “Terima kasih untuk sudah menjadi Daddy yang paaaaling baik di dunia ini.” “Kami sayang Daddy.” Si kembar Lucca dan Elea memeluk Kayden saat ia menekuk kakinya sehingga bisa berlutut di antara keduanya. Kali ini, Kayden tak bisa membendung air matanya. Kejutan dari Lucca dan Elea sangat spesial hingga tak ada yang bisa dikatakannya selain, “Terima kasih, Sayang.” Kalimat singkat yang sampai ke hati semua orang yang ada di sana. Setelah jawaban yang diberikan oleh Lucca dan Elea atas tanya dari Ms

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status