Home / Romansa / Malam Terlarang Bersama Dokter Pembimbingku / Bab 60 Karma dan Pembelaan Setia

Share

Bab 60 Karma dan Pembelaan Setia

Author: Alexa Ayang
last update Last Updated: 2025-10-22 22:09:56

Vito mengaduk kopinya dengan sendok kecil, bolak-balik. Gerakannya pelan, seperti enggan membangunkan pantulan wajahnya sendiri di permukaan cangkir. Di sana, di cairan cokelat gelap itu, ia melihat bayangan dirinya yang pucat dan lelah, matanya sayu, seolah ada beban berat menekan jiwanya hingga nyaris penyok. Malam itu seharusnya indah. Ia dan Wulan punya janji. Tapi sejak keluar dari ruang Dr. Bima tadi sore, rasanya seperti ia sudah menandatangani kontrak dengan iblis. Jiwanya dijual, harganya adalah sebuah rahasia busuk dan ketakutan abadi.

Wulan duduk di hadapannya, tangan menopang dagu. Matanya tajam, alisnya berkerut sampai seperti mengunci simpul mati. "Kamu aneh, Vit. Banget malah. Ada apa sih? Habis dipanggil Bima, ya?" Wulan melirik arlojinya. "Kayaknya sudah lumayan lama dari jam itu, deh."

Vito mengangguk perlahan, keragu-raguan terpampang jelas di raut mukanya. Tenggorokannya terasa kering, rasanya ada sesuatu yang mengganjal. “Ya… aku baru dari ruangan Bima,” katanya l
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Terlarang Bersama Dokter Pembimbingku   Bab 66: Ketakutan Diam-Diam Sang Predator

    Kabar tentang kegawatdaruratan Dian, telah menyebar di lingkaran residen dan intern, menciptakan riak kecemasan dan bisikan di lorong-lorong rumah sakit. Namun, di kalangan staf senior, informasi itu sampai ke telinga Dr. Bima dengan detail yang jauh lebih mengganggu. Bukan sekadar gagal katup jantung yang parah, melainkan diagnosis akhir yang mencengangkan: Sifilis Kardiovaskular, sebuah komplikasi langka yang menandakan infeksi telah berlarut-larut tanpa terdeteksi. Bagi Bima, diagnosis ini bagaikan bom waktu yang mengancam struktur kehidupan yang telah ia bangun dengan cermat.Meskipun ia telah berusaha keras mengendalikan hidup Lidya, memastikan setiap aspek selaras dengan citra kesempurnaan yang ia proyeksikan, ada satu variabel yang selalu luput dari kendalinya: masa lalu. Bima sangat menyadari bahwa Lidya pernah menjalin hubungan intim dengan Kevin.Ia juga tahu pergaulan bebas yang dicontohkan oleh Kevin dan Vito, kebiasaan yang kini berujung pada kondisi tragis Dian. Ketakuta

  • Malam Terlarang Bersama Dokter Pembimbingku   Bab 65: Pengkhianatan di Pagi Buta

    Pukul tujuh pagi. Matahari baru saja malas-malasan merangkak naik, menyiramkan cahayanya yang oranye kekuningan ke kamar kos Riris yang mungil melalui celah gorden yang tidak tertutup sempurna. Udara Jakarta sudah mulai hangat, tapi pagi itu terasa dingin menusuk sampai tulang sumsum. Wulan baru saja selesai mandi, membersihkan sisa lelah setelah jaga malam yang panjang dan mendebarkan di rumah sakit. Uap air masih menempel tipis di kulitnya. Di sisi lain kamar, Riris masih sibuk menyeduh kopi, wajahnya penuh tanda tanya besar, seperti seorang detektif yang kehilangan petunjuk kunci."Ris, serius? Ini kenapa mendadak sekali? Ada masalah sepenting itu di IGD sampai-sampai harus pagi-pagi gini ngajak kumpul di kosku?" Riris menyodorkan secangkir kopi mengepul ke tangan Wulan. Aroma robusta yang pekat menyebar. Sebagai sesama ko-asisten intern atau "ko-ass," mereka sudah terbiasa dengan drama yang tak ada habisnya di rumah sakit. Tapi, Wulan sampai rela-rela datang lebih pagi da

  • Malam Terlarang Bersama Dokter Pembimbingku   Bab 64: Pagi Setelah Pukulan

    Gerald berdiri di lorong sunyi di luar ruang ganti staf IGD, punggungnya menempel ke dinding keramik dingin. Ponselnya terasa licin karena keringat cemas yang membanjiri telapak tangannya. Dia harus melakukan panggilan ini, secepatnya. Jari-jarinya gemetar saat menekan nomor Vito. Panggilan pertama tidak diangkat. Gerald mencoba lagi, memaksa dirinya tetap tenang, meskipun isi perutnya terasa seperti habis bergulat dengan komodo mini.Setelah deringan keempat, suara Vito yang serak dan terganggu menyambutnya. "Halo... ada apa, Ger? Aku baru tidur dua jam," gerutu Vito."Vit, ini penting. Penting sekali. Bisa kita ketemu di kafe biasa malam ini setelah aku selesai tugas jaga?" tanya Gerald, nada suaranya lebih tegang dari senar gitar rock era 80-an."Malam ini enggak bisa.""Harus sekarang. Tolong ini penting.Sangat penting. Ajak Kevin sekalian."Vito sempat terdiam, menangkap nada kepanikan tak biasa dari suara Gerald. "Sekarang? Ini... jam e

  • Malam Terlarang Bersama Dokter Pembimbingku   Bab 63 Batas Kenyataan dan Pengetahuan

    Lampu operasi memancarkan cahaya putih keemasan yang dingin, menciptakan lingkaran fokus yang mematikan di atas meja bedah. Di sana, di antara desis mesin-mesin bypass yang terus berdenyut dan suara tajam monitor jantung, Dian terbaring tak berdaya. Nafas setiap anggota tim terasa tertahan di balik maskerDr. Bima berdiri tegak di posisi ahli bedah utama. Tangannya yang sigap dan mata yang setajam elang terpaku pada rongga dada yang kini terbuka. Di hadapannya, jantung Dian berdetak lemah dan tidak stabil. Dr. Alvin di sampingnya berbicara dengan nada mendesak. "Tekanan darah turun lagi, Bima. Katup aortanya parah. Infeksi membuat jaringan katupnya kaku, tidak bisa menutup sempurna. Ini Gagal Jantung Akut!"Bima, dengan gerakan yang selalu diiringi presisi menakutkan, mengambil scalpel. "Aktifkan bypass total, Raditya. Saya akan mulai memotong bagian yang rusak. Siapkan prostetik biologi nomor delapan belas." Dokter Raditya, internis senior di samping mesin bypass, menelan ludah sebel

  • Malam Terlarang Bersama Dokter Pembimbingku   Bab 62 Denyut Tak Pasti Ruang IGD

    Jam dua seperempat pagi di IGD Rumah Sakit Cendikia Medika. Angka di jam dinding LED itu terasa kayak vonis, dingin dan tanpa ampun. Suasana IGD yang biasanya 'lumayan' tenang di jam-jam keramat gini, langsung pecah berantakan begitu pintu kaca otomatis terbuka kasar. Dua perempuan yang pakaiannya sekenanya, rok mini ngepas dan make up tebal yang udah luntur di sana-sini, menerjang masuk. Namanya Silvi dan Neni, keduanya setengah mati mendorong ranjang dorong berisi wanita pucat, Dian, yang terengah-engah dan memegang erat dadanya."Dokter! Cepet dong! Ini teman saya! Dia dari tadi pegangin dada! Bilang rasanya kayak ditindih batu gede!" teriak Silvi, suaranya parau banget, hampir habis karena panik atau mungkin karena habis teriak-teriak di jalan.Gerald, residen jantung tahun ketiga yang lagi on duty, langsung sigap mendekat. Rambutnya agak acak-acakan, khas anak residen yang udah kurang tidur berminggu-minggu. Di sebelahnya, ada Wulan, dokter intern yang baru empat bulan ngebuang n

  • Malam Terlarang Bersama Dokter Pembimbingku   Bab 61 Kemarahan Tanpa Daya

    Lidya melempar ponselnya ke sofa, melampiaskan amarah yang membara di dadanya. Panggilan dari Wulan baru saja selesai, dan kabar bahwa Vito—sahabat sekaligus residen favoritnya—dipaksa menjadi mata-mata Bima karena skandal foursome telah membakar hatinya. Wulan memang tidak tahu detail pemerasan itu, tetapi ia yakin bahwa Bima telah menggunakan aib Vito sebagai tuas untuk menekan pemuda itu agar memata-matai, atau lebih tepatnya, mengawasi gerak-gerik Kevin. Sebuah strategi kotor yang membuat Lidya mengepalkan tangan, murka membanjiri benaknya. Ini tidak bisa dimaafkan. Bima sudah terlalu jauh mencampuri kehidupannya dan orang-orang di sekelilingnya.Saat pintu apartemennya terbuka, Lidya sudah berdiri tegak, membiarkan mata menyalanya memperlihatkan emosi yang berkecamuk dalam dirinya. Dr. Bima masuk, dengan gerakan yang selalu elegan, melepas jas rumah sakitnya. Aura tenangnya, aroma parfumnya yang maskulin, kini terasa provokatif dan memuakkan bagi Lidya. Ia hanya ingin tahu penjel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status