Reno pulang pukul dua belas malam ia berpamitan lebih dulu pada Johan, melihat Johan yang tak biasanya sedih seperti itu sedikit mengkhawatrikan Reno, ia menyuruh teman pemilik clubnya untuk menyediakan tempat istirahat untuh Johan, bukanya Reno terlalu agresif dalam berteman namun kejadian tujuh tahun lalu dimana Johan mabuk berat hampir tertabrak kereta membuatnya sedikit trauma.
Karna telah lama tidak meminum wine Reno sedikit pusing, padahal dulu ia adalah peminum handal jika bukan karna Johan mungkin ia masih bisa tidur sekarang.Reno turun kebawah menuju dapur mungkin dengan minum ia bisa sedikit mengurangi rasa pusing dikepalanya
Saat sampai didapur Reno tidak melihat siapapun, suara bising mulai terdengar saat ia sedang membuka kulkas mungkin para pekerja sedang mendekor pada bagian dekat dari dapurnya.Reno menuangkan air putih pada gelas lalu segera meminumnya setelahnya ia mengambil teko kecil mengambil air untuk dibawa kekamarnya.<
"Nona bangunlah"Seorang maid mencoba membangunkan Maya yang terlelap, kelihatan sekali jika ia sangat menikmati tidurnya dan tak ingin digangu siapapun, sebenarnya sang Maid juga tak ingin mengangu tidur tuanya namun melihat para perias yang telah datang untuk merias Maya dihari spesial ini membuatnya terpaksa melakukan tugasnya."beri aku waktu lima menit, aku akan bangun dalam waktu itu"Maya menutup matanya kembali, merangkul gulingnya erat-erat seolah guling itu suaminya yang tak boleh diambil siapapun, tingkah Maya membuat Maid itu sedikit sabar dan akan menunggu lima menit lagi melihat tuanya yang benar-benar tak bisa diganggu ia hanya bisa berdoa semoga dalam lima menit Maya akan cepat bangun.Maid itu memberi tahu bahwa dalam lima menit lagi tuanya akan segera bangun, ia menyuruh para perias pengantin menyiapkan alat-alat dan apa saja yang perlu disiapkan untuk dandanan tuanya itu."aku berharap sang pengantin cepat bangun, mengingat waktu kita yang mulai
Setelah menyelesaikan perhiasan terakhirnya Maya langsung keluar ia takut disiram cat merah lagi, ia ingin cepat-cepat pernikahan ini diselesaikan sejak kejadian tadi firasatnya terus mengatakan bahwa ada hal besar yang akan terjadi membuatnya sedikit berhati-hati sekarang.Gaun cadangan yang dibeli Reno akhirnya terpakai juga, sama-sama cantiknya sayang statusnya hanya sebagai penganti.Reno duduk disamping calonya ia mengengam tangan Maya erat entah keberanian dari mana ia bisa melakukan itu, tangan Maya sangat dingin berarti ia sedang gugup ataupun ketakutan, Reno hanya bisa berdoa semoga Maya baik-baik saja tak ada hal yang membuatnya trauma namun sayang Reno tak tau jika Abel baru saja menanamnkan ketakutan pada Maya.Maya memang bukan gadis penakut namun ketika berhadapan dengan Abel ia seperti tak bisa berkutik, Abel tak selevel dengan Dira yang hanya status membully verbal sedangkan Abel, Maya bisa melihat bahwa ada pancaran dendam dimatanya yang semakin Maya li
"sial, kalian membawaku kemana, lepaskan aku bodoh, lepaskan!"Abel meronta ketika tangan dan kakinya diikat disebuah kursi matanya tertutup kain hanya mulutnya yang belum disumpal."kasian gadis cantik ini, andai tuan memperbolehkan kita menikmatinya pasti aku akan sangat senang"salah satu anak buah berbicara, Abel bukanya takut malah memancing orang itu terus masuk kedalam pemikiran orang dewasa."apa kau mau?, jamahlah, nikmatilah asal aku juga merasakan apa yang kau rasakan agar kita berdua bisa saling menikmati"Abel menyeringai kecil berusaha menggoda anak buah itu."jangan mudah terpancing, gadis sepertinya hanya ingin keluar dari sini bukan mau melayani kita"salah satu anak buah mulai berbicara terlihat dari logatnya ia yang paling tegas disini."baiklah, aku tidak memaksa, tapi bisakah kalian membuka penutup mataku, hanya penutup mataku"kali ini Abel mulai berkompromi mungkin dengan ia melihat tempat ini, ia bisa mendapat sedikit celah untuk keluar
"Wah akhirnya ratu kita datang juga, lihat bagaimana dia menikmati tinggal disini sampai makan siangpun ia baru bangun"Jelin menatap Maya dari ujung kaki sampai ujung rambut, keberadaan Maya dirumah ini selalu membuatnya risih belum lagi kedua kakek neneknya yang sudah bau tanah membuat keluarga ini tak senyaman dulu, itu menurut Jelin."Ma"Antoni menegur istrinya pelan nampak raut emosi yang berusaha dipendam disana, bagimanapun Maya adalah menantunya menurutnya Maya juga anak yang baik lalu apa yang selalu jadi kebencian dihati Jelin?, itu membuat Antoni sedikit tak suka pada sifat istrinya yang kali ini."duduklah Maya, Reno masih dikantor kau boleh menunggunya disini sambil makan siang bersama kami"Antoni tersenyum pada menantunya itu, menepuk kursi yang ada disampingnya, menyuruh Maya untuk duduk."Tak usah terimakasih, pak "Maya tersenyum kikuk ia bingung harus memanggil mertuanya apa, belum lagi mertuanya adalah idolanya sungguh Maya gugup bercampur bahag
Setelah pembicaraan panjang pasal pindah rumah, nenek akhirnya memutuskan menetap tapi hanya seminggu tak kurang dan tak lebih, setelah seminggu tinggal disini ia akan pindah kerumah lamanya tentu tinggal berdua, jika ikut pindah itu tak mungkin bagi Maya.Maya membiarkan neneknya betistirahat setelah ia membuatkan teh untuk neneknya ia berharap neneknya tak memikirkan hal yang berat atau malah stress, Maya ingin kembali melihat neneknya tersenyum bahagia namun sepertinya untuk saat ini Maya harus merelakan senyuman itu tak hadir dalam harinya sedikit membuat Maya tak semangat, setelah ia keluar dari kamar neneknya ia bergegas kekamarnya menunaikan sholat dan mempelajari materi kuliahnya sebentar.Tiga puluh menit Maya berkutat dengan soal-soal dan materi Maya dikejutkan oleh panggilan telepon yang membuyarkan aktivitasnya ia mengangkat telepon itu, sang penelpon adalah Lita, ia pasti menanyakan kenapa Maya tak masuk saat hari ujian."Maya, kenapa kamu tak masuk
"aku akan pulang sampaikan salamku pada nenek, mungkin besok aku bisa menjenguknya"Lita pulang lebih dulu, Maya belum sempat mempertemukan mereka saat sedang mencari Jeo, ia berharap temanya ini tak lagi malu bertemu dengan Jeo, andai saja tadi Jeo masih dikampus mungkin Maya bisa menjadi jembatan cinta mereka, sungguh sayang seribu sayang.Maya berdiri ditepi jalan tempat biasanya ia menghentikan angkot untuk ditumpanginya menuju pulang, namun sepertinya hari ini hari sialnya selepas ia mati-matian berbohong didepan miss Farah dengan alasan surat itu dibuat kakaknya karna ia tak bisa mengantar surat itu jadi yang membuat juga kakaknya sempat miss Farah menegur namun akhirnya dilepaskan,saat hendak pulang tadi Jeo juga menghilang mungkin membuat hati Lita kecewa namun berusaha ia tutupi, Maya juga berharap Jeo cepat datang untuk menjemputnya namun semua hal ini salah Jeo dari pagi sampai pulang semua hal sial karna Jeo, ntahlah Maya marah besar pada supirnya itu.
"aku akan pulang sampaikan salamku pada nenek, mungkin besok aku bisa menjenguknya"Lita pulang lebih dulu, Maya belum sempat mempertemukan mereka saat sedang mencari Jeo, ia berharap temanya ini tak lagi malu bertemu dengan Jeo, andai saja tadi Jeo masih dikampus mungkin Maya bisa menjadi jembatan cinta mereka, sungguh sayang seribu sayang.Maya berdiri ditepi jalan tempat biasanya ia menghentikan angkot untuk ditumpanginya menuju pulang, namun sepertinya hari ini hari sialnya selepas ia mati-matian berbohong didepan miss Farah dengan alasan surat itu dibuat kakaknya karna ia tak bisa mengantar surat itu jadi yang membuat juga kakaknya sempat miss Farah menegur namun akhirnya dilepaskan,saat hendak pulang tadi Jeo juga menghilang mungkin membuat hati Lita kecewa namun berusaha ia tutupi, Maya juga berharap Jeo cepat datang untuk menjemputnya namun semua hal ini salah Jeo dari pagi sampai pulang semua hal sial karna Jeo, ntahlah Maya marah besar pada supirnya itu.
satu minggu telah berlalu begitu cepat ujian telah usai, dan sekarang saatnya Maya mengikhlaskan kakek neneknya untuk tinggal sendiri tanpanya, Maya sedikit berdebat pasal perpindahan neneknya namun kali ini neneknya tak bisa diajak berbicara, sepanjang perjalanan Maya mencoba mengakrbakan diri bersama neneknya namun sepertinya usahanya sia-sia, Maya menyerah, Maya hanya berharap neneknya tak terlalu tertekan tinggal tanpanya, sebenarnya ia yang paling sedih disini.Maya memandang jendela, menatap jalanan pagi dimana semua orang menikmati weekendnya dengan senang hati, tapi Maya menggangap ini weekend yang buruk, sepanjang perjalanan hanya diam yang mengiringi mereka menuju tempat tujuan.Maya membantu Doni menurunkan pakaian kakek dan neneknya yang sudah disiapkan sebelumnya, nenek lebih dulu masuk kerumah sedangkan kakek membantu Maya membawa barang namun Maya tolak."tolong sampaikan pada Reno, bahwa aku akan menginap disini dua hari selepas itu aku akan pulang"Maya