Share

#Bab 73 • Pergi Diam-Diam

Kedua bola mata Dewi melihat ke arah atas, ke arah kiri, lalu ke kanan, berulang kali seperti itu sampai merasa pusing sendiri. Dewi mengerjapkan matanya beberapa kali sambil menggeleng pelan. Setelah pusingnya agak mereda, dia mengulangi apa yang dilakukannya tadi.

Shanum mondar-mandir di depannya, entah sudah berapa kali.

Ini istirahat kedua. Mereka duduk di bawah pohon sukun, ada bangku yang memutari pohon besar itu. Letaknya di dekat ruang guru tapi agak jauh dari kelas mereka.

“Tadi aku sudah nahan kamu, ya, Num supaya ngga keceplosan. Tapi, kamu kebawa emosi gitu.” Dewi mengingatkan kalau sudah melakukan hal yang benar tadi, tapi Shanum-nya sendiri yang tidak menurut.

Shanum berhenti, menghadap ke arah Dewi. “Makanya, aku jadi bingung banget. Gimana bisa buktiin kalau aku sama Ghani itu emang sodara satu bapak? Gimana caranya mukaku ini ada di postingan sosmed dia?”

“Yah, sebenarnya simpel, kok. Kamu tinggal ketemu sama dia,” jawab Dewi sambil memainkan sepatunya yang mengulik t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status