Share

#Bab 72 • Bukan Anak Haram

“Shanum, bekalnya!” teriak Aurel. Dia terkejut melihat kotak bekal bening tutup abu-abu itu masih berada di atas meja makan.

Seorang gadis muncul kembali di ruangan itu, mengenakan seragam putih abu-abu lengkap dengan sepatu keds nya. Diraihnya kotak nasi itu, lalu dipeluknya. Saat berdiri bersebelahan dengan Aurel begini, mereka hampir sama tinggi.

“Shanum pergi dulu, Bu,” pamitnya. “Assalamualaikum,” teriaknya ketika berada di luar.

Aurelia yang mengikuti langkahnya tanpa terburu-buru, memandangnya sambil tersenyum. “Waalaikumsalam.”

Sembari bersedekap, Aurelia menatapi kepergian anak sematawayangnya. Sebuah senyuman terukir di wajahnya. Waktu tak terasa berlalu begitu cepat. Shanum sekarang sudah remaja.

Shanum memang tumbuh menjadi gadis berumur enam belas tahun yang periang. Pagi ini saja, dia berlari ke ujung jalan sambil bersenandung.

“Shanum!”

Shanum menoleh. Sejak mendengar suara itu, dia tahu siapa pemiliknya. Siapa lagi kalau bukan Dewi—sahabatnya sejak masih mengenakan ser
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status