Home / Urban / Mantan Jadi Suami / Bab. 3 Kehidupan Baru

Share

Bab. 3 Kehidupan Baru

Author: Yeyen
last update Last Updated: 2025-08-07 07:35:08

Sebastian membawa Sera pulang ke rumahnya. Sebagai anak pertama sekaligus anak laki-laki satu-satunya, Sebastian tetap tinggal di rumah orang tuanya, sebuah rumah besar yang terletak di kawasan elit.

Sera akan tinggal bersama mertua serta adik iparnya, ia akan mencoba mengenal seperti apa keluarga suaminya, ia harus bisa menyesuaikan diri pikirnya.

Begitu mobil mereka berhenti di halaman, Mama Maya sudah berdiri di ambang pintu, menyambut mereka dengan senyum lebar.

"Selamat datang, sayang."

Ia memeluk Sebastian, lalu merangkul Sera dengan hangat.

"Selamat datang juga, menantuku yang cantik."

Sera membalas pelukan itu dengan senyum malu-malu.

"Terima kasih, Ma."

"Kamar kalian sudah siap, ayo Mama antarkan ke atas."

Mama Maya menggandeng tangan Sera dengan penuh semangat. Sera merasa sangat lega, pertama kali menjejakkan kakinya ia disambut dengan hangat dan ramah.

Sebelum menuju ke kamar, Mama Maya mengajak Sera berkeliling rumah, memberinya semacam "room tour". Ia menunjukkan letak dapur, ruang keluarga, kamar tamu, serta taman kecil di belakang rumah.

"Kalau kamu butuh apa-apa, jangan sungkan ya, sayang," ucap Mama lembut.

"Kamu bisa minta bantuan ke asisten rumah tangga. Anggap saja ini rumahmu juga."

Sera tersenyum, merasa semakin nyaman.

"Terima kasih, Mama."

Akhirnya mereka tiba di kamar pengantin baru. Ruangan itu luas dan tertata dengan elegan. Di dalamnya, ada lemari pakaian besar, meja rias, dan ranjang dengan sprei bersih berwarna putih gading.

"Ini kamar kalian," ucap Mama. "Kamu bisa menyusun bajumu di lemari itu. Mama menunjuk kearah lemari besar dikamar Sebastian

"Mama tinggal dulu ya, kamu istirahatlah." Mama Maya membelai kepala Sera dengan penuh kasih.

Sebastian keluar bersama ibunya, ia hanya melirik dan tersenyum pada Sera sebelum meninggalkan kamar.

Sera mulai membereskan koper, menyusun pakaiannya ke dalam lemari. Setelah selesai, ia mengambil ponselnya dan duduk di tepi ranjang.

Ia membuka kartu SIM yang baru saja ia beli pagi tadi dan memasangnya diponsel. Sekarang saatnya memberi tahu keluarga dan teman-teman dekat.

Pesan singkat dikirimkan kepada Mama dan Papanya lebih dulu. Setelah itu, ia menghubungi seseorang yang tak kalah penting yaitu sahabatnya sejak SMA, Jelita Elara.

"Halo Jel, ini aku, Sera. Ini nomor baruku. Jangan lupa disimpan."

Beberapa detik kemudian, suara ceria Jelita terdengar dari seberang.

"Eh, gimana pernikahan kamu? Apa suamimu menyenangkan?" tanya Jelita dengan nada penuh antusias.

Sera tersenyum kecil, pipinya memerah hanya karena membayangkannya. Sera memegang pipinya malu. Walaupun tidak ada yang melihatnya.

"Hmm… dia sangat baik. Ucapannya manis sekali. Dan bisa bikin aku tersipu tanpa sadar." Sera tersenyum menutup mulutnya, ia seperti anak SMA yang sedang jatuh cinta

"Wah wah waahh... Begitu cepat kau melupakan Aiden, ya?" seru Jelita sambil tertawa mengejek

"Tapi aku setuju sih, kalau ada yang baik, perhatian, dan romantis di depan mata… kenapa harus mikirin yang jauh? Hahahaha!"

Sera mencibir kesal.

"Iisshh, kau ini!" katanya dengan nada jengkel yang dibuat-buat.

"Sudah dulu ya, aku mau turun menyusul suamiku. Bye!"

Tanpa menunggu balasan dari Jelita, Sera langsung mematikan panggilannya. Meski kesal, senyumnya tak hilang. Hatinyapun terasa hangat.

Baru sehari menjadi istri orang, tapi rasanya, Sera sudah mulai belajar bahwa "rumah" tak selalu tentang tempat. Kadang, rumah adalah seseorang... yang membuatmu merasa diterima, dihargai, dan diperlakukan dengan lembut.

.

.

Makan malam telah siap. Aroma masakan memenuhi seluruh rumah, menggoda siapa pun yang menghirupnya. Mama memanggil seluruh anggota keluarga untuk berkumpul di ruang makan.

"Ayo, semua turun. Makan malam sudah siap," serunya sambil tersenyum.

Meja makan besar diisi dengan berbagai hidangan rumahan yang menggugah selera. Sebastian, Sera, Papa Aditya, dan Olivia duduk di sekeliling meja bersama Mama Maya. Sera duduk di samping Sebastian, merasa agak gugup, ini pertama kalinya ia makan bersama keluarga barunya.

Makan malam berlangsung dalam keheningan yang sedikit kaku. Hanya dentingan sendok dan garpu di atas piring yang terdengar.

Sera, yang masih merasa canggung berada di tengah keluarga barunya, sesekali mencuri pandang ke arah satu per satu. Papa yang kalem dan berwibawa, Mama yang tampak penuh kasih, dan Olivia... perempuan muda yang selama ini terkenal sebagai sosok yang sangat angkuh.

Tiba-tiba suara Olivia memecah keheningan.

"Apa besok kamu sudah mulai ke kampus?" tanyanya sambil menatap Sera.

Sera sedikit terkejut, namun segera menjawab

"Ya... sepertinya aku harus ke kampus. Aku perlu mengurus berkas untuk wisudaku"

Olivia mengangguk kecil.

"Baiklah. Besok kita pergi bersama."

Kalimat itu terdengar datar, tapi sopan. Namun bagi Sera, itu terdengar cukup asing. Di kampus, Olivia dikenal sebagai gadis dingin dan sedikit arogan. Mereka memang berkuliah di universitas yang sama, tapi berbeda jurusan. Dan selama ini, mereka nyaris tak pernah berinteraksi.

Sera sempat ragu. Tapi ia cepat menenangkan diri, berusaha melihat dari sisi positif. Mungkin orang-orang hanya menilainya dari luar saja. Bisa jadi, Olivia tak seburuk yang dikatakan orang-orang.

Sekarang Olivia adalah iparnya. Dan di keluarga ini, Sera ingin menanamkan kedamaian, bukan jarak.

Sera pun mengangguk pelan.

"Baiklah, kita pergi bersama."

Sebastian sempat melirik istrinya sekilas, lalu melanjutkan makannya tanpa berkata apa-apa.

Malam itu berlalu tenang. Tak banyak percakapan, tapi juga tak ada ketegangan. Sera merasa sedikit lega, langkah kecil untuk mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya telah ia ambil.

Bersambung . . .

Jangan lupa tinggalkan jejak

terimakasih . . .

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mantan Jadi Suami   Bab.75 Wanita Jalang

    Sera sedang sibuk bekerja. Ia begitu fokus pada layar di depannya, jari-jarinya menari cepat di atas keyboard. Ada banyak hal yang harus ia selesaikan sebelum hari pernikahannya tiba. Tanggal pernikahan semakin dekat, dan makin hari ia semakin takut tidak bisa membagi waktu dengan baik. Di satu sisi pekerjaannya menumpuk, di sisi lain ia harus memastikan segalanya berjalan sesuai keinginannya. Ia ingin hari itu sempurna. Sementara itu di lobby kantor, suasana memanas. Bella dan asistennya tampak berdebat dengan resepsionis. “Maaf, Bu. Saya tidak boleh mengizinkan siapa pun naik ke ruangan Pak Aiden,” ujar receptionist sopan. “Kau tidak tahu siapa aku? Aku tunangan Aiden!” Bella mengangkat dagunya angkuh, seolah-olah seluruh dunia harus tunduk kepadanya. “Maaf, Bu. Tapi Pak Aiden sedang tidak di tempat. Hanya sekretarisnya, Ibu Sera yang berada di kantor,” jawab receptionist tetap lembut. “Kalau begitu, aku akan bertemu sekretarisnya. Di mana ruangannya?” Bella masih saja berbica

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 74 Mantan

    Sore itu, Aiden tiba di rumah Sera bersama kedua orang tuanya. Ia sengaja tidak memberi kabar lebih dulu, ia tahu, sebentar lagi Sera pasti akan tiba di rumah. “Om, Tante… perkenalkan, ini orang tua saya,” ucap Aiden sopan. Papa dan Mama menyambut hangat calon besan mereka dengan senyum penuh keramahan. Mereka pun saling berkenalan, bertukar sapa, dan berbincang hangat. Daddy membuka percakapan dengan nada bersahabat. “Niat kami datang ke sini adalah untuk melamar putri Bapak. Kami bahagia mendengar kalau anak kami sudah menemukan wanita yang ia cintai.” Papa mengangguk pelan, lalu menarik napas sebelum berbicara. “Tapi mohon maaf, Pak, saya ingin bercerita sedikit tentang anak saya… dan kesalahan yang pernah saya lakukan. Saya hanya ingin semuanya jelas, agar tidak ada hal yang membebani mereka di kemudian hari.” Daddy dan Mommy saling berpandangan, lalu mengangguk penuh pengertian. Mereka menghargai ketulusan Papa yang ingin terbuka. Papa pun mulai menceritakan semuanya,

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 73 Setuju

    Aiden akhirnya tiba di kota kelahirannya. Ia pulang dengan satu tujuan, yaitu memberi kabar kepada kedua orang tuanya bahwa ia akan menikah. Dalam hati, ia berharap kabar ini membawa kebahagiaan bagi mereka. “Morning, Dad... morning, Mom,” sapanya hangat. “Aiden…” seperti biasa, Mommy langsung menyambutnya dengan pelukan penuh rindu, mencium pipinya seperti anak kecil yang baru kembali dari perjalanan jauh. “Selalu saja pulang tanpa memberi kabar,” Mommy menepuk dada putranya lembut. Aiden terkekeh, lalu kembali memeluk Mommy lama-lama, sebelum merangkul Daddy yang sudah menatapnya dengan senyum tenang. “Apa kabar, Nak?” tanya Daddy. “Aku sangat baik, Dad. Dan... aku membawa kabar gembira,” ucap Aiden sambil tersenyum melihat dua orang yang paling ia sayangi. Mommy mulai menyiapkan sarapan untuk kedua lelaki kesayangannya. “Berita apa, sayang?” tanyanya sambil menuangkan kopi. “Aku ingin menikah, Mom. Dad.” Mommy langsung menatapnya antusias. “Benarkah? Dengan siapa?

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 72 Di Lamar

    “Aku akan bicara pada Mama dan Papa,” ucap Aiden begitu mereka tiba di rumah. Sera hanya tersenyum dan mengangguk pelan. Beberapa saat kemudian, Aiden melangkah masuk ke ruang tamu rumah Sera. “Maaf, Om, Tante... ada yang ingin saya bicarakan,” ujarnya sopan. Papa dan Mama Sera menatap Aiden penuh tanya. “Maaf kalau Aiden lancang, Om,” lanjutnya sambil menarik napas panjang. Aiden menggenggam kedua tangannya sendiri, mencoba menenangkan degup jantungnya yang tidak beraturan. “Saya... ingin menikahi Sera, Om, Tante.” Ucapan itu menggantung di udara. Papa dan Mama saling berpandangan, terdiam cukup lama. Mama akhirnya bersuara pelan, “Apa tidak sebaiknya menunggu sampai ingatannya pulih? Tante takut kalau nanti, saat Sera sudah benar-benar ingat, dia tidak bisa menerima semuanya.” Sera segera menyela, tak ingin Aiden disalahpahami. “Aiden sudah menceritakan semuanya, Ma. Aku sudah tahu kalau aku seorang janda... dan Leo adalah anakku. Meskipun aku belum mengingat semuanya, se

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 71 Restu Leo

    Sera tiba-tiba menangis, membuat Aiden panik. “Aku seperti merindukan seseorang, Aiden…” suaranya lirih, bergetar. Aiden tak tahu harus berbuat apa selain memeluknya erat, mencoba menenangkan isak tangis itu. “Apa dia menyakitiku? Kenapa hatiku sakit sekali?” Sera terisak di dada Aiden. “Tidak, sayang… dia tidak pernah menyakitimu,” ucap Aiden lembut. Sera menunduk, matanya menatap papan nama di makam di hadapannya. Sejak tadi pikirannya dipenuhi ribuan potongan kenangan yang tak bisa ia tangkap utuh. “Leonard Maximus… apa dia anak kita?” tanyanya pelan, menatap Aiden dengan mata sembab. Aiden menggeleng pelan. “Dia anakmu… tapi bukan denganku.” “Maksudmu… apa aku sudah menikah?” Sera spontan menjauh dari pelukan Aiden, menghapus air matanya dengan punggung tangan. “Lebih tepatnya, kau sudah janda, sayang,” ujar Aiden lembut. Sera terdiam, menatap kosong ke arah nisan kecil itu. “Aku akan menceritakan semuanya nanti, kalau kau sudah siap,” lanjut Aiden, ia mengusap permukaa

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 70 Tulus

    Dua hari telah berlalu, dan hari ini adalah hari pernikahan Sebastian dan Naomy. Mereka mengucap janji suci di rumah orang tua Sebastian, disaksikan hanya oleh keluarga inti. Sebastian tampak sangat bahagia. Wajahnya bersinar penuh semangat saat memperkenalkan Naomy kepada keluarga besarnya, sangat berbeda dengan Sera dulu yang selalu terlihat tenang, bahkan sedikit cuek. Malam harinya, Papa dan Mama Sebastian meminta pasangan itu untuk bermalam di rumah. Namun Naomy menolak halus, terutama ketika Sebastian mengajaknya ke kamar lamanya. “Aku tidak mau tidur di kamarmu yang dulu... yang pernah kau tempati bersama Sera,” ucap Naomy dengan bibir yang sedikit manyun. Bayangan masa lalu suaminya dengan wanita lain membuat dadanya sesak. Sebastian tersenyum lembut, merengkuh istrinya dalam pelukan. “Ini malam bahagia kita, sayang. Jangan mengingat siapa pun selain aku. Dia sudah lama aku buang jauh-jauh.” Naomy menghela napas dan mengangguk. Pelan, ia membalas pelukan itu. “Akhirnya ki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status