Share

Coklat dan Kebaikannya II

Melihat tingkah Amora yang menolak tawarannya dengan cara sedemikian rupa, agaknya membuat Giandra agak kesal juga.

Bukan apa – apa, sikap dan perilakunya itu seolah memperlihatkan bahwa Amora benar – benar sedang menolaknya dengan keras dan sungguh enggan untuk menerima apa pun dari Giandra dan berurusan dengan pria tersebut dalam hal apa pun. Termasuk untuk urusan yang satu ini.

“Kalau kamu menolak, tidak perlu sampai seperti ini. Biasa saja, kan, bisa. Saya juga sedang tidak memaksa kamu untuk mau di antar oleh saya, kok,” jawab Giandra yang menunjukkan ekspresi kesalnya di hadapan Amora.

Belum sempat Amora memberikan pembelaan sekaligus jawabannya, kini Giandra kembali berkata pada gadis itu.

“Ya sudah kalau kamu memang tidak mau pulang dengan saya.” Dan Giandra pun, pergi berlalu begitu saja dari tempat tersebut.

Amora masih menatap coklat batangan yang dia terima dari Giandra dengan perasaan campur aduk. Dia tidak merasa kegeeran atau semacamnya.

Tapi dia menganggap bahwa kebai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status