Share

Episode 2

“Sayaang..!!” Devano setengah berteriak memanggil istrinya. Ia mencari-cari dimana Kasandra berada. Setelah memeriksa taman dan ruang dapur akhirnya Devano masuk kekamarnya. Ia menemukan istrinya yang tengah berbaring santai sambil menonton acara televisi.

“Sayaaaang..!!” Devano kembali menyapa lembut istrinya.

Kasandra merentangkan kedua tangan menyambut kedatangan suaminya. Dengan mesra ia rengkuh kepala Devano kepelukannya.

“Maaf, tadi aku mengabaikanmu !” Ujar Devano merasa bersalah.

“Tidak apa-apa sayaang.” Jawab Kasandra dengan perasaan galau.

Devano menceritakan tentang Dendi kepada kasandra. Kasandra mendengarkan dengan dan mulai mengerti alasan kedekatan Devano dan Dendi.

“Kamu menyuruh Dendi tinggal disini..?” Tanya Kasandra dengan mata membesar ketika Devano mengatakan bahwa Dendi akan tinggal serumah dengan mereka.

“Pliis Ratu..!! Mohon diizinkan. Dia sahabat hamba sudah sejak lama.”

“Mohon Ratu berkenan mengizinkan .“ Jawab Devano memohon dengan gaya yang kocak berusaha mencairkan kekakuan.

Ia merasa bersalah karena tidak meminta persetujuan istrinya terlebih dahulu. Kasandra hanya menarik nafas dalam-dalam.

“Komplek perumahan ini masih sepi sayang.”

“ Aku khawatir jika suatu hari aku harus keluar kota. “

“Jika Dendi ada disini ia bisa menjagamu.” Papar Devano menjelaskan maksudnya.

Kasandra tidak bisa menolak kemauan suaminya. Ia takut Devano akan curiga bila ia bersikeras menolak kehadiran Dendi. Kasandra menghela nafas dalam-dalam lalu membuang keluar seakan ingin melepaskan kegundahan dihatinya.

“Okelah..!!” Jawab Kasandra tidak mau berdebat.

Devano mencium kening istrinya dan mengucapkan terima kasih atas pengertian Kasandra.

===

Dendi duduk menyendiri ditaman samping rumah milik Devano dan Kasandra. Ada perasaan tidak nyaman yang ia rasakan sejak berada dirumah itu. Tapi dirinya tidak mampu menolak keinginan Devano. Suara gurauan mesra Kasandra dan Devano dari dalam kamar mereka mengusik dan menusuk perasaan Dendi. Ia merasakan kecemburuan yang tak mampu ia tepiskan.

“Oooh Tuhaan..”

“Mengapa semua ini harus terjadi...?” Keluh Dendi dalam hati.

Berkali-kali ia menghela nafas panjang. Sepuluh puntung rokok sudah ia buang kedalam sebuah asbak yang menjadi saksi kegalauan hatinya.

“Sayaang.. sakiit..!!” Terdengar teriakan lembut Kasandra dari kamarnya.

“Pelan-pelan yaa..!!” Suara Devano lembut membujuk istrinya.

Dendi memukul keningnya sendiri. Suara-suara dari kamar itu begitu menyiksanya. Rasa cemburu seakan membunuhnya seketika.

“Inilah yang dirasakan Sandra ketika aku menikah dulu.” Keluh Dendi penuh sesal.

“Sekarang aku baru bisa merasakannya. Ternyata begitu sakit.” Gumamnya sendiri yang lebih mirip dengan rintihan

“Dulu Sandra melarikan diri kekota ini karena tidak sanggup menyaksikan pernikahanku.

Dan kini karma berlaku padaku dimana aku harus mendengar dan melihat kemesraan Sandra dengan suaminya.”

“Dan mengapa harus Devano suaminya..?”

“Mengapa tidak laki-laki lain saja ?” Dada Dendi makin bergemuruh. Dia mengepalkan tinjunya dan menghantamkan kepapan sandaran bangku yang ia duduki.

“Braaaak..!!”

====

Pagi itu Devano dan Kasandra sudah bersiap berangkat kekantornya. Hari ini adalah hari pertama mereka kembali kekantor setelah seminggu menikmati bulan madu. Walau bulan madu dirumah saja tapi tidak mengurangi kebahagiaan kedua pengantin baru itu. Dendi mengikuti langkah Devano dan Kasandra yang berjalan bergandengan didepannya. Ia merasa dirinya bagaikan seekor sapi ompong yang sedang dipecundangi.

“Selamat menempuh hidup baruuu..!!!” Terdengar sapaan riuh dari para karyawan Devano menyambut kedatangan mereka. Mereka turut berbahagia atas pernikahan dua insan yang serasi itu.

Taburan bunga membanjiri lantai.

Para karyawan dan karyawati yang ikut berbahagia menyirami tubuh Devano dan Kasandra dengan kelopak-kelopak mawar berwarna-warni. Devano dan Kasandra tertawa bahagia. Mereka saling berpelukan ditengah curahan hujan kelopak mawar yang bertaburan.

Dendi hanya menghela nafas panjang. Ia teringat saat ia melangsungkan pesta pernikahan dengan Andini. Saat itu ia merasakan hatinya sangatlah dingin. Tapi hari ini ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri betapa Kasandra nampak sangat bahagia.

“Ooh, mungkin inilah karma yang harus aku terima.” Keluh Dendi dalam hati.

Setelah acara penyambutan kedua pengantin usai, kini saatnya mereka kembali bekerja. Petugas kebersihan sudah selesai membersihkan taburan kelopak mawar yang tadi berserakan diatas lantai. Devano dan Kasandra memasuki ruang rapat. Dibelakang Dendi mengikuti dengan kepala sedikit tertunduk.

“Selamat pagi semua..!” Sapa Devano memulai acara rapat pagi itu.

“Pagi Paaak !” Sahut para anggota sembari memberi hormat.

“Pagi ini perlu saya sampaikan bahwa kita akan segera memulai proyek perumahan yang saya beri nama “KASANDRA PARK”. Ujar Devano sambil tersenyum melirik istrinya yang duduk disampingnya.

Perumahan ini adalah type elite dan pengerjaanya harus sangat teliti supaya menghasilkan bangunan yang kokoh serta pemandangan yang indah didalamnya.” Devano melanjutkan pengarahannya. Semua mata peserta rapat tertuju kepadanya. Direktur muda itu dikenal sebagai pimpinan yang sangat baik dan rendah hati. Semua pegawai disana sangat menghargai Devano.

“Untuk memimpin proyek ini saya beri kesempatan kepada istri saya Kasandra !” Sambung Devano yang disambut tepuk tangan dari para anggota Rapat.

‘Dan pada pagi ini saya juga ingin memperkenalkan sahabat saya yaitu Bapak Dendi yang nantinya akan menjadi arsitek dari proyek yang akan kita bangun !” Sambung Devano menjelaskan dan memperkenalkan Dendi pada semua peserta rapat.

Dendi dipersilahkan memperkenalkan diri dan sejenak kemudian mereka telah nampak akrab membahas perencanaan proyek yang akan dilakukan. Dendi nampak begitu bersemangat menjelaskan site plan perumahan yang akan mereka kerjakan. Kasandra juga nampak sibuk berbincang dengan beberapa manager yang membawahi bidang masing-masing.

Devano tersenyum senang melihat Dendi sudah mulai larut dalam kesibukan bekerja. Ia yakin dan percaya Dendi mampu memberikan karya yang luar biasa pada proyek besar ini. Sejak kuliah Devano sudah tahu bagaimana kemampuan Dendi membuat desain bangunan yang indah serta nampak elegan.

Menjelang siang rapat baru selesai. Semua pegawai nampak begitu sumringah menyambut pengerjaan proyek baru mereka. Bonus yang sangat besar terbayang dalam benak mereka masing-masing jika proyek ini berhasil mencapai target penjualan tertinggi. Devano terkenal sebagai Bos yang sangat royal pada anak buahnya yang mau bekerja keras dan berprestasi. Dan alasan itulah Devano sangat dicintai oleh seluruh pegawainya.

=====

 “San, aku ingin kamu mengoreksi dulu site plan yang aku buat !” Ujar Dendi begitu ia berada dihadapan meja kerja Kasandra.

Kasandra menerima lembaran kertas berukuran besar yang disodorkan Dendi lalu meletakkan begitu saja dimeja kerjanya.

“Mengapa kamu datang kedalam kehidupanku..?!” Kata Kasandra seperti tidak menyukai kehadiran Dendi diperusahaan dan kehidupannya.

“Aku bukan maksud mengganggu kehidupanmu !”

“Aku butuh pekerjaan Sandra.” Jawab Dendi lirih seperti memelas.

“Butuh pekerjaan.?”

“Haa..! Bukankah kamu telah menikahi seorang putri bangsawan yang memiliki banyak harta.” Jawab Kasandra terdengar ketus.

“San, aku mohon.. jangan bahas masalah itu lagi. Aku tidak ingin Devano tahu tentang cerita masa lalu kita !” Seru Dendi memotong ocehan Kasandra.

Ia dapat memahami sakit hati yang dirasakan Kasandra. Orang tua Dendi pernah menghina Kasandra dengan membandingkan status sosial keluarganya dengan keluarga Andini yang kaya raya.

“Tolong.. Aku butuh pekerjaan ini.” Sambung Dendi sedikit menekuk wajahnya.

“Kamu lihat Dendi, begitu cepat karma bekerja !"

"Dulu aku kalian hina. Tapi sekarang kamu memohon pekerjaan kepadaku !” Tandas Kasandra menumpahkan sakit hati yang ia simpan selama ini.

“Yaa, aku mengaku salah San.”

“Tolong maafkan aku.” Sahut Dendi lirih.

Kasandra memandang lelaki yang pernah ia cintai itu. Jauh didalam lubuk hatinya masih bersemi bunga cinta. Tapi rasa sakit hati yang ia tanggung selama ini membuat hatinya terasa kelabu.

Dendi meninggalkan ruangan Kasandra dengan perasaan galau.

“Den..!!” Sebuah suara memanggil Dendi.

“Eh Dev.. !!“ Jawab Dendi menghentikan langkahnya.

“Kamu sudah bicarakan proyek ini dengan Kasandra ..?” Tanya Devano sambil membarengi langkah Dendi.

“Sudah. ..! Aku telah memberikan desain padanya .” Jawab Dendi tersenyum.

“Aku berharap proyek ini sukses besar Den !”

“Keluarkan semua kemampuanmu disini..!” Ucap Devano bersemangat sambil menepuk bahu sahabatnya.

“Siap Pak Bos..” Jawab Dendi bercanda.

Mereka nampak sangat akrab. Tawa lepas terdengar meriah dari dua orang sahabat dekat ini.

Dari jauh Kasandra memandang dengan hati tak menentu. Kehadiran Dendi dalam hidupnya  kini terasa sangat mengusik dan sedikit menggangu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status