Share

Episode 1

Kasandra menggeliatkan tubuhnya. Rasa penat menggayuti seluruh tubuhnya.  Disampingnya tertidur pulas seorang laki-laki tampan.

Ia nampaknya masih terbuai mimpi dalam tidurnya. Kasandra membuka selimut tebal yang menutupi tubuhnya.

“Astagaa..” Kasandra tersadar kalau tidak sehelai benangpun pakaianpun melekat ditubuhnya.

Perlahan angannya menyelinap pada kejadian semalam dimana ia dan Devano telah menikmati malam pertama yang indah. Kasandra merasakan perih dan nyeri diareal kewanitaannya.

“Oooh, aku sudah menjadi seorang istri sekarang.” Gumamnya bahagia.

“Devano telah menjadi suamiku.” Sambungnya membathin sambil memandangi wajah Devano yang tampak tengah menggeliat.

“Uuuh, jam berapa sayang..” sapa Devano sambil menguap menandakan ia masih disiksa rasa kantuk yang sungguh berat.

Tiba-tiba Devano meraba pangkal paha dan kemudian ia berteriak kecil.

“Ooh.. apa yang telah terjadi sayaaang..” Rengek Devano manja.

Kasandra tertawa kecil melihat ulah suaminya itu.

“Hayoo.. kamu apain anak gadis orang semalam hah ?” Goda Kasandra.

Devano tertawa dan langsung memeluk tubuh istrinya dengan mesra dan menciuminya.

“Aku sangat mencintaimu Sandra.” Bisik Devano ditelinga wanita cantik yang baru kemarin ia nikahi itu.

“Aku juga Dev.” Balas Kasandra penuh bahagia.

“Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu walau apapun yang terjadi. Kamu akan kucintai sampai akhir hayatku.” Ucap Devano dengan penuh perasaan cinta yang dalam.

“Aku juga Dev, aku tidak akan pernah meninggalkanmu walau apapun yang terjadi.”

“Aku akan selalu setia padamu.” Jawab Kasandra yang mulai merasakan haru dihatinya.

“Laki-laki ini sangat baik dan penuh cinta kasih”

“Aku beruntung memilikinya.” Desah Kasandra dalam hati.

Dengan penuh kasih Kasandra membelai rambut suaminya.

“Terima kasih sayang, kamu telah mencintaiku dengan tulus.” Ucap Kasandra lirih sambil jemarinya mengusap lembut wajah suaminya.

Devano kembali mencium bibir istrinya dan tangannya mulai nakal meraba-raba bagian sensitif lainnya ditubuh istrinya.

“Iiiih.. Nakal “ Kasandra mencubit lembut tangan Devano.

“Aku mau kekamar mandi.” Ujar Kasandra kemudian yang merasakan ingin buang air kecil.

Devano merenggangkan pelukannya dan memberi kesempatan pada Kasandra untuk berdiri.

Devano tersenyum melihat Kasandra berjalan sambil sedikit merintih dan memegang bagian bawah perutnya.

Malam tadi Kasandra telah mempersembahkan kesuciannya pada devano suaminya.

Devano mengibaskan selimut yang nampak berantakan. Diatas sprei yang berwarna putih Devano melihat noda darah yang mengotori sprei itu.

“Terima kasih istriku, kamu telah memberikan kesucianmu padaku.” Desah Devano dengan haru sambil tangannya mengusap noda yang nampak sudah mengering.

“Ning Nooong..”

Ning Noooong..”

Suara bell berbunyi bergema dirumah yang baru ditempati pengantin baru itu.

“Siapa Sih..?”

“Nggak tau orang lagi bulan madu malah datang bertamu pagi-pagi.” Sungut Devano.

“Siapa Deeev..?” Kasandra berteriak dari dalam kamar mandi.

“Ntar aku lihat dulu sayaang..” Jawab Devano sambil merapikan piyamanya.

Dengan malas ia berjalan keluar untuk melihat siapa tamunya pagi ini.

“Haaai.. Kamu Dendi..?”

“Haahahaa..” Ujar Devano tampak sangat girang begitu melihat siapa yang datang.

“Maaf aku terlambat datang Dev.”

“Seharusnya aku semalam sudah disini melihat kamu bersanding hahhaa..” Seru Dendi tak kalah bahagia.

“Aku sengaja mengganggumu pagi-pagi begini.”

“ Aku khawatir kamu tidak bisa berdiri setelah pertempuran dahsyat semalam bro...hahaha..” Dendi menggoda sahabatnya.

“Hahhaaa...”

Devano dan Dendi tertawa lepas penuh bahagia.

“Kamu duduk dulu ya Bro...”

“Aku mandi sebentar dan nanti akan kuperkenalkan permaisuriku padamu.” Ujar Devano dan mempersilahkan Dendi menunggu di sebuah kursi yang berada ditaman samping rumah megah berwarna putih itu.

Devano bergegas masuk kekamarnya.

“Sayaang, buatkan minum dan sarapan buat tamu kita.” Perintahnya pada Kasandra lembut sambil mencium kening istrinya itu.

Kasandra baru saja selesai mandi dan rambutnya masih basah.

“Oke sayang..” Jawab Kasandra mematuhi perintah pertama dari Devano sejak mereka menjadi suami istri.

Kasandra mengganti pakaian dan sedikit berhias. Hatinya bernyanyi kecil menandakan ia bahwa dirinya sedang berbahagia.

 Devano langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badan. Setelah mandi dan merapikan diri Devano bergegas menuju taman.

Ia tidak mau sahabatnya menunggu terlalu lama.

“Hmm.. wajah pengantin baru memang nampak makin bersahaja.” Sapa Dendi mencandai sahabat Devano.

“Hahaha.. kamu sudah lebih dulu merasakannya.” Jawab Devano juga penuh canda.

“Hahahaa...” Dendi tertawa menanggapi gurauan Devano.

Dalam hati Dendi memperkirakan sosok dari istri Devano. Ia yakin istri sahabatnya pasti berparas cantik dan berhati baik. Karena Devano juga berwajah tampan dan berhati mulia. Waktu kuliah Devano sering membantu kesulitan Dendi terutama masalah keuangan. Keluarga Devano yang kaya raya tentu membuat kehidupannya serba berkecukupan bahkan berlebih. Sungguh sangat berbeda dengan dirinya yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Tak lama kemudian Kasandra datang membawa dua gelas minuman dan beberapa potong roti diatas piring.

“Haaa.. permaisuriku sudah datang..!” sambut Devano sambil membantu Kasandra membawakan nampan ditangannya.

Kasandra mendekati sahabat suaminya dan alangkah terkejutnya ia begitu mengangkat kepala dan melihat wajah lelaki itu.

“Dendiii..!” Teriaknya histeris dalam hati.

Kasandra segera menutup mulutnya agar suaranya tidak didengar Devano yang masih nampak tertawa riang.

Dendi juga tidak kalah terkejut. Tapi ia berusaha menutupi perasaan itu didepan sahabatnya Devano.

“Dendi..!” Dendi memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya yang sedikit gemetar.

“Kasandra..!” Jawab Kasandra dengan perasaan yang sama.

 “Bagaimana Den.. Istriku cantik bukan..?” Devano bertanya dengan gaya kocak kepada Dendi.

“Cantik.. cantiiik sekali.” Jawab dendi dengan perasaan berkecamuk dalam hatinya. Perasaannya sangat tidak nyaman setelah mengetahui bahwa Sandra adalah istri Devano.

“Bagaimana ini bisa terjadi..?”

 “Ooh,  mengapa harus bertemu ditempat ini..?” Desah Dendi dalam hati. Sementara itu Kasandra memilih meninggalkan suami dan sahabatnya itu agar lebih leluasa bercanda. Ia berpamitan sambil menganggukkan kepala pada Dendi  dan ia lalu menuju ketaman belakang rumahnya.

“Dendi sahabatnya Devano..?” “Ooooh, begitu kecil dunia ini.” Kasandra membathin dalam hati. Kasandra teringat kisah dua tahun yang lalu dimana Ia dan Dendi harus berpisah karena Dendi dijodohkan orang tuanya  dengan Andini. Dendi tidak bisa menolak karena orang tua Andini telah banyak meminjamkan uang untuk biaya kuliah Dendi di Jakarta. Dengan  berat hati Dendi menerima perjodohannya dan meninggalkan Kasandra yang dicintainya. Kasandra amat terpuruk dan sedih. Tak ada yang bisa menghapus luka hatinya saat itu. Air matapun telah mengering dari dua telaga diwajahnya. Dendi tetap berlalu menempuh kehidupannya yang baru. Sedangkan dirinya merana dan merasa terhina.

Kepedihan hati yang tidak sanggup ia tahankan membuat Kasandra memutuskan untuk merantau ke kota Jakarta. Ia ingin menghapus kenyataan pahit yang baru saja menimpanya.

Di Jakarta Kasandra bekerja sebagai sekretaris Devano. Devano jatuh cinta padanya dan mereka kemudian menikah.

Dan kini diawal pernikahannya, Dendi muncul secara tiba-tiba dalam kehidupannya. Disaat perasaan cintanya kepada Dendi  belum sepenuhnya punah dalam hatinya.

Sayup-sayup terdengar Devano dan Dendi berbincang ditaman samping rumah.

“Dev, aku butuh bantuanmu Bro.” Suara Dendi terdengar serius.

Kasandra mempertajam pendengarannya agar bisa menangkap pembicaraan Devano dengan Dendi.

“Apa yang bisa kubantu Den? ” Tanya Devano kini mulai terdengar serius.

“Usahaku bangrut Dev, aku butuh pekerjaan.” Jawab Dendi penuh harap.

“Hahahha.. santai kawan...!! Besok kamu sudah bisa mulai bekerja jika kamu mau !” Ujar Devano sambil menepuk bahu sahabatnya itu.

“Benar Dev..?” Tanya Dendi girang.

“Aaah.. sudahlah. Jangan dipikirin. Kita sudah bersahabat sejak lama. Aku ingat sering minta tolong padamu untuk menyelesaikan tugas kuliah hahaha..” Ucap Devano teringat masa kuliah bersama Dendi.

Mereka kemudian terlibat perbincangan seru seputar masa kuliah. Gelak tawa kadang terdengar begitu meriah.

“Kamu menikah lebih dulu dariku Den. Aku ingat saat datang kekota Medan untuk menghadiri pestamu.” Terdengar suara Devano bercerita tentang kenangan mereka.

Dendi tertawa terpaksa. Ada rasa perih yang ia rasakan dihatinya.

 Ia sebenarnya tidak ingin membahas cerita ini.

Dendi khawatir Kasandra mendengarnya dan melukai perasaan wanita yang masih ia cintai itu. “Lalu dimana istrimu sekarang..?” Tanya Devano.

“Di Medan.” Jawab Dendi dengan  perasaan tak menentu.

“Okelah. Nanti setelah kamu merasa betah bekerja disini kamu boleh membawanya.” Kata Devano tersenyum.

“Sementara kamu bisa tinggal disini. Aku punya dua kamar dilantai atas. Kamu boleh memilih salah satunya.” Devano menawarkan tempat tinggal pada Dendi.

Ia kasihan melihat sahabatnya itu. Suka dan duka telah banyak mereka lalui semasa kuliah dulu. Dendi adalah mahasiswa yang cerdas dan tidak pernah absen disetiap jam kuliah. Sedangkan Devano lebih sering bolos karena ia harus membantu mengurus perusahaan papanya. Devano sering meminta bantuan Dendi untuk mengerjakan tugas kuliah karena keterbatasan waktu yang ia miliki saat itu. Dan sampai sekarang Devano merasa berhutang budi pada Dendi.

“Aku rasa aku bisa tinggal diluar Dev.” “Aku tidak mau nanti akan merepotkanmu.” Sanggah Dendi berusaha menolak dengan halus tawaran Devano.

“Ahh.. sudahlah. Jangan sungkan. Kita sudah seperti saudara.” Tandas Devano memaksa Dendi.

Dendi tidak bisa menolak kemauan Devano.

Sejak saat itu ia menjadi penghuni baru dirumah itu dan tinggal serumah dengan Kasandra mantan kekasihnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status