Share

Episode 3

last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-11 13:34:54

 “Ya Tuhaaan...!!! “

“Mengapa kantor ini seperti kurang bercahaya.;.?!” Seorang wanita setengah baya nampak mengomel memasuki kantor Devano. Ia adalah Mami Devano yang bernama Mirna. Sejak Devano memutuskan untuk menikahi Kasandra Mirna memang sering uring-uringan. Ia kurang menyetujui pilihan putra semata wayangnya itu. Mirna ingin Devano menikahi gadis dari golongan pengusaha dan setaraf dengan kasta keluarganya. Tapi cinta Devano pada Kasandra membuat Mirna dan suami tidak dapat membantah keinginan putranya tersebut.

“Mami..!!” Sapa Kasandra memberi hormat pada Ibu mertuanya.

“Eh kamu...?!” Jawab mirna tampak tak acuh.

“Kamu lihat dilobby nampak begitu suram dan menyeramkan...? “

“Seharusnya kamu punya inisiatif agar kantor ini lebih terlihat hidup dan segar !” Mirna ngomel mencari-cari kesalahan Kasandra.

“Iya Mi, nanti Sandra suruh Pak Agus memberi beberapa bunga hidup agar ruangan itu nampak lebih segar.” Jawab Kasandra sopan.

“Ya sudah. !”

“Dimana  putraku. ?” Sahut Mirna ketus.

“Tadi Devano berjalan kearah kantin Mi..” Sahut Kasandra sambil menunjuk arah kemana Devano dan Dendi pergi.

“Kekantin..?”

“Lalu kamu tidak memasak makanan buat anakku...?”

“Apa saja yang kamu kerjakan Sandra ?"  "Hingga kamu tidak punya waktu memasak untuk putraku.” Sahut Mirna bertubi-tubi.

“Ada apa Mi ribut-ribut.?” Tiba-tiba Devano sudah ada disitu bersama Dendi.

“Apa saja yang dikerjakan istrimu sehingga ia tidak punya waktu memasak untukmu.?” Tanya Mirna sambil melirik tidak suka pada Kasandra.

Dendi merasakan hatinya sakit ketika ia tahu kalau Mirna telah melukai perasaan Kasandra. Bagaimanapun ia tidak rela Kasandra diperlakukan seperti itu.

“Tolong Mi, jangan bicara seperti itu lagi. Sudah cukup Miii..!” Jawab Devano nampak kesal dengan tindakan ibunya.

“Sandra, tolong beri tahu Dendi tentang detail proyek yang harus dikerjakan."

Dia belum sepenuhnya mengenal struktur tanah yang akan dibangun !” Perintah Devano pada Kasandra.

Ia secara halus sengaja  menyuruh Dendi dan Kasandra pergi meninggalkan tempat itu. Ia tidak ingin Kasandra semakin terluka karena sikap ibunya. Setelah mengangguk hormat pada Mirna, Kasandra dan dendi meninggalkan tempat itu.

 “Ibu mertuamu galak juga.”  Ujar Dendi sambil membarengi langkah Kasandra.

Kasandra hanya mengangkat bahu.

“Apa bedanya dengan mamamu !” Jawab Kasandra dengan sedikit menoleh pada Dendi.

“Aku rasa semua orang tua lelaki akan selalu seperti itu."

"Karena dia merasa anaknya begitu berharga tapi tidak menghargai anak orang lain.” Sambung Kasandra menyindir Dendi.

“Yaaah..!” Dendi hanya bisa mengangkat bahu.

Ia paham kemana arah pembicaraan Kasandra.

“Kita minum dulu yuk, tadi aku dan Devano tidak jadi kekantin." "Karena Devano melihat ibunya datang dia langsung menemuinya.” Ajak Dendi sambil menjelaskan.

“Oooh, baik !” Jawab Kasandra

Mereka lalu menuju kantin yang ada dibagian belakang kantor itu. Dendi memesan segelas kopi panas dan Kasandra memesan es susu yang menjadi minuman favoritnya.

Dendi memperhatikan Kasandra dengan sudut matanya. Ketika Kasandra mengibaskan rambutnya Dendi terkesiap melihat liontin yang dipakai Kasandra.

Liontin dengan gambar huruf ‘D’ menghiasi dadanya. Dendi teringat ketika ia memberikan kalung dengan liontin itu kepada Kasandra.

Saat itu Kasandra berkata “Dendi, selama aku masih memakai kalung ini, itu tandanya aku masih mencintaimu.”

“Ooh, Kasandra masih mencintaiku  ?” Dalam hatinya Dendi bertanya-tanya.

“San..  Kamu masih memakai kalung itu ?” Tanya Dendi kepada Kasandra setelah mereka meneguk minuman masing-masing.

“Ooh,” Kasandra tampak jengah dengan pertanyaan Dendi.

“Iya Den, Tapi bagiku sekarang huruf ‘D’ di liontin ini adalah inisial dari nama Devano. Bukan namamu.” Sahut Kasandra dengan sikap dibuat tidak acuh.

Kasandra sengaja menutupi perasaannya didepan Dendi.

“Oh begitu.” Jawab Dendi nampak kecewa.

“Aku senang melihat kamu bahagia Sandra.  Kamu telah mendapatkan suami yang tepat.” Sambung Dendi menahan pilu dihatinya.

“Iya.. Devano memang  berbeda denganmu. Walau orang tua Devano tidak menyukaiku, tapi Devano mempertahankan aku. Bukan sepertimu !” Tandas Kasandra ketus.

“Yaah, aku dan Devano memang berbeda. Orang tua Devano kaya raya, jadi mereka tidak perlu menjual anaknya demi membayar hutang.” Sahut Dendi kesal entah pada siapa ia tujukan.

Kasandra hanya mengangkat bahu menanggapi ucapan Dendi yang lebih tepat disebut ratapan.

“Jadi dimana Andini istrimu ?” Tanya Kasandra.

“Masih di Medan !” Jawab Dendi seperti tidak bergairah menceritakan tentang istrinya.

“Oooh.” Jawab Kasandra dengan perasaan tak menentu. Masih ada getar cemburu dibalik suaranya yang terdengar bergetar.

=====

“Besok aku harus ke Surabaya sayang !”

Kantor cabang disana bersiap melakukan louncing” Ujar Devano sambil memeluk dan membelai rambut istrinya.

“Kamu tidak apa kan tinggal beberapa hari..?” Tanya Devano.

“Iya, aku tidak apa-apa.” Sahut Kasandra sambil membalas pelukan Devano.

“Tapi malam ini kita harus melakukan lebih banyak dari malam biasanya.” Rengek Kasandra manja.

“Ooh. Pasti sayang..!” Devano mempererat pelukannya dan mulai menciumi wajah dan leher Kasandra. Erangan Kasandra terdengar terdengar makin manja ketika Devano mulai menyerang bagian-bagian sensitif ditubuhnya.

Dendi duduk sendirian ditaman. Kesunyian malam membuat hatinya terasa semakin hampa. Berkali-laki ia menghela nafas panjang. Beberapa puntung rokok mulai memenuhi asbak yang berada diatas meja dihadapannya. Dendi mencoba mengundang rasa kantuk agar mendekatinya. Ia bangkit dan berjalan perlahan menuju ke kamarnya.

“Sayaang.. ooh..!!!” dari dalam kamar Kasandra dan Devano terdengar suara rintihan tertahan.

Dendi menghentikan langkahnya didepan kamar yang tertutup itu. Suara erangan dan rintihan kembali terdengar syahdu. Suara-suara itu bagaikan anak panah yang menusuk gendang telinga Dendi.

Ia segera meninggalkan tempat itu dan bergegas menuju kamarnya. Sesampai dikamar ia menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur dan menutupi kedua telinga dengan dua telapak tangannya.

“Mengapa aku sampai ditempat terkutuk ini !??” Makinya sendiri.

“Apakah aku harus pergi dan mencari pekerjaan lain.?” Dendi mulai berfikir ingin menjauh dari kehidupan Kasandra.

“Yaaa. Aku harus pergi..!” Gumam Dendi sendiri.

“Aku tidak mungkin merusak hubungan mereka berdua.” Sambungnya membathin. Sampai pagi matanya tidak mau terpejam. Siksaan ini semakin berat ia rasakan.

====

 “Aku berangkat ya sayang..!”

“Jaga dirimu baik-baik..!!”

Devano berpamitan pada Kasandra istrinya. Walau terasa berat Kasandra harus melepas suaminya untuk mengurus pekerjaan dikota lain.

“Hati-hati ya Dev..!”

“Jangan lupa makan yang teratur.” Jawab Kasandra sambil memeluk dan mencium suaminya.

Devano juga membalas pelukan dan ciuman istrinya. Dendi melengos ketika melihat adegan itu. Entah mengapa rasa cemburu makin berkobar dihati lelaki itu.

“Ayo Den..” Ajak Devano meminta Dendi mengantarkannya kebandara.

Dendi yang sebenarnya hari itu ingin mengutarakan maksudnya untuk pergi dari rumah Devano jadi mengurungkan niatnya. Dendi hanya bisa mematuhi permintaan Devano. Ia segera memasuki mobil mewah dan mengambil posisi mengemudi. Sesaat kemudian mereka sudah berada ditengah keramaian jalanan Jakarta.

“Berapa hari disana Dev..?” Tanya Dendi memecah keheningan.

“Mungkin tiga hari Den.”

“Selama aku pergi aku harap kamu bisa menjaga Kasandra istriku.” Jawab Devano sambil tersenyum pada Dendi.

“Iya Dev. Aku akan akan menjaganya.” Kata Dendi lirih.

“Makasih ya Den. Kamu memang sahabat terbaik.” Ujar Devano tersenyum semakin lebar.

Dendi merasakan dadanya berdebar lebih kencang. Diliriknya Devano dengan ekor matanya.

“Ya Tuhaan.. Ia begitu tulus. Tidak berbeda dari dulu sampai sekarang.” Bisik Dendi dalam hati.

Tak lama kemudian mereka sudah sampai dipintu masuk bandara Soekarno Hatta. Dendi segera mencari tempat parkiran dan memarkirkan mobilnya. Dendi mengantarkan Devano menuju pintu keberangkatan.

“Hati-hati Dev..” Ujarnya

“Terima kasih Den..” Jawab Devano tersenyum lalu melangkah kedalam ruang keberangkatan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gatot Soesanto
ssyangnya devano sendiri yg menciptakan peluang selingkuh bust sahabat dan istrinya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mantan dan selingkuhan    Episode 88

    Upacara pemakaman Kasandra cukup menguras air mata. Dendi dan Devano turut serta menyambut jenazah Kasandra dan membaringkannya di liang lahat. Ucapan doa tak putusnya mereka penjatkan kepada Tuhan yang maha esa agar Kasandra mendapat ampunan atas segala kesalahan yang telah ia perbuat selama hidup di dunia.Setelah tanah di timbun, mereka duduk mengitari gundukan tanah yang masih basah. Devano mengusap papan nisan Kasandra dengan hati nelangsa.“Selamat jalan istriku, semoga arwahmu tenang di sana.” ucap Devano lirih.Sebelum meninggalkan pusara Kasandra mereka semua memanjatkan doa bersama yang di pimpin oleh Rio.*Tiga bulan berikutnya Devano menikah dengan dengan Dr. Silva yang pesta pernikahannya di samakan dengan Andini dan Rio. Mereka hanya menggelar pesta sederhana namun cukup hikmat dan penuh bahagia.Devano dan Dr. Silva menempati sebuah kamar di rumah Mirna. Hal itu adalah permintaan Mirna dan Sofina agar mereka bisa mengasuh Dea

  • Mantan dan selingkuhan    Episode 87

    Satu jam kemudian Dr. Silva dan Andini sudah sampai di halaman rumah sakit. Hari sudah mulai gelap lampu halaman rumah sakit di nyalakan dengan sinar temaram.Dengan bergegas mereka memasuki gedung rumah sakit dan setengah berlari menuju ruangan Kasandra.Di sana sudah terlihat Devano, Dendi dan Rio serta Dr. Veno mengelilingi tempat tidur Kasandra. Kasandra berbicara terbata-bata dan ia kini sedang memegang tangan Devano. Suaranya lirih kadang tidak jelas terdengar.“Ada apa Ven?” tanya Dr. Silva kepada Veno yang berdiri di bagian kepala Kasandra.“Terminal lucidity !” ujar Dr. Veno tapi lirih berbisik ke telinga Dr. Silva.“Haaah..??” Dr. Silva berteriak tertahan lalu menutup mulutnya dengan telapak tangannya.Sebagai Dokter tentu ia tahu istilah terminal lucidity yang barusan di sebutkan oleh teman sejawatnya itu.Terminal lucidity adalah istilah bagi pasien yang tiba-tiba sehat tapi akan meninggal dalam

  • Mantan dan selingkuhan    Episode 86

    “Oh Andini ingin bertemu? Ada apa ya?” Dr. Silva baru memeriksa ponselnya setelah keluar dari ruangan Kasandra, dan melihat Andini mengirim pesan untuk bertemu dengannya.Andini juga mengirimkan lokasi yang nampaknya di pantai tempat ia dan Kasandra pernah bertemu sebelum ia berangkat ke Amerika.(Otw)Send...Dr. Silva segera membalas pesan Andini mengatakan bahwa dirinya sedang menuju ke tempat Andini menunggu. Ia lalu berpamitan kepada Dr. Veno dan langsung dengan mobilnya menuju lokasi yang di kirimkan Andini.Jalanan yang cukup macet menjelang sore itu membuat perjalanan sedikit terhalang.Sementara itu Andini masih menunggu kedatangan Dr. Silva di tepi pantai. Ia menikmati suasana sore yang cukup cerah di pantai yang tidak terlalu ramai itu.Hanya beberapa orang saja nampak bermain di bibir pantai sekedar berkejaran dengan ombak. Kebanyakan dari mereka adalah pasangan muda mudi yang mungkin tengah mengukir janji.Hampir

  • Mantan dan selingkuhan    Episode 85

    "Aku tidak tahu harus berdiri di mana dan berpihak kepada siapa.” ucap Andini lirih sambil menyeruput orange jus di depannya. Kemelut nampak bergayut di matanya yang menerawang memandang arah tak tentu.Rio yang duduk berhadapan dengannya yang hanya di pisahkan oleh sebuah meja, terlihat mengangkat bahunya. Lelaki itu masih membolak-balik album menu makanan yang ingin ia pesan untuk hidangan siang itu.Tak lama kemudian Rio menemukan menu yang sesuai dengan seleranya lalu memanggil pelayan dan memesannya. Andini yang sudah terlebih dahulu memesan makanan untuknya, kini sibuk mengaduk-aduk orange jus. Pikirannya menerawang memikirkan Devano dan Dr. Silva. Andini merasa, mereka berdua sudah menjadi bagian dari dirinya. Kalau salah satu dari mereka bersedih, Andini pun akan merasa kehilangan kegembiraannya.“Aku juga tak habis pikir kenapa Silva berpaling secepat itu dari Dev. Kabarnya Silva akan menikah dengan Dokter Veno.” sambung Andini dengan nada p

  • Mantan dan selingkuhan    Episode 84

    Siang itu Dr. Veno memanggil keluarga terdekat dari Kasandra yang merupakan pasiennya. Mereka di kumpulkan di ruang kerjanya guna untuk membicarakan langkah-langkah yang memungkinkan untuk merangsang kesadaran Kasandra yang hampir dua minggu mengalami koma.Di dalam ruangan itu sudah duduk Devano sebagai suami pasien dan Dendi yang menggendong Dean. Tak lama kemudian Dr. Silva masuk dan langsung di persilahkan oleh Dr. Veno untuk duduk di sebelahnya. Dr. Silva segera menduduki kursi yang telah di sediakan Dr. Veno untuknya, tanpa menoleh apalagi menyapa Devano yang telah lebih dahulu berada disana.“Baiklah, saya akan menjabarkan kondisi terkini dari pasien yang bernama Nyonya Kasandra.” ucap Dr. Veno memulai pembicaraan.“Secara medis, kami dari pihak rumah sakit telah melakukan serangkaian usaha penyembuhan dan pemulihan kesadaran dari pasien kami, Nyonya Kasandra.”“Tapi perlu saudara-saudara ketahui bahwa, pengobatan medis tidak

  • Mantan dan selingkuhan    Episode 83

    Tok tok tok...Pintu ruang kerja Devano diketuk.“Masuk!” teriak Devano dari dalam tanpa mengangkat wajahnya. Pagi itu ia cukup sibuk dengan pekerjaannya yang sudah beberapa hari ia tinggalkan.“Dev!”Sapaan yang barusan menerpa pendengarannya membuat Devano segera memalingkan wajah dari layar laptop yang ada di mejanya ke sumber suara barusan.“Silva...!!” teriak Devano hampir tak percaya. Wajahnya langsung sumringah.Seminggu yang lalu Dr. Silva sudah berangkat ke Amerika untuk mengikuti study program terbaru bayi tabung. Sejak kepergian Dr. Silva, mereka putus kontak karena Dr. Silva telah mengganti semua saluran informasi kepadanya. Kepada Sofina Mama-nya, Dr. Silva juga berpesan agar tidak memberi tahu Devano nomor kontaknya di Amerika.“Kamu sudah pulang, Sil?” ucap Devano dengan mata berbinar.“Iya Dev. Aku mendengar berita tentang tragedi yang menimpa Kasandra dan putranya Dean. Aku memutuskan pulang untuk menjenguk mereka.” jawab Dr. Silva.Sejena

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status