Share

Eps 22. Terakhir

Pukul 10 malam, Wuri berdiri menatap Wina dan Ifan yang didudukkan di balai desa. Keduanya terlihat berantakan dengan pakaian yang sekarang sudah menutupi tubuh. Rasa sakit hati itu masih selalu ada, walau memang tinggal beberapa hari lagi palu diketuk oleh pengadilan.

“Jadi bagiamana, mbak Wuri?” tanya pak eRTe, meminta pendapat.

Wuri melirik Wina yang perutnya emang kelihatan kalau udah bulat. “Semenjak saya tau kalau mereka mengkhianati saya, saya sudah memutuskan hubungan.”

“Kak,” pekik Wina, menatap Wuri penuh kecewa.

Wuri membalas tatapan itu. “Saya sudah pernah berkorban, sangat berkorban demi mereka berdua. Tetapi saya tetap memilih melepaskannya ketika pengorbanan saya itu tidak terlihat.”

“Kita akan mengusir mereka dari kampung ini. Karna kita nggak mau kampung ini semakin tercemar.” Pak eRTe melanjutkan.

Wuri menatap pak eRTe. “Itu terserah bapak. Kalau memang aturan di kampung seperti itu, dan pilihan warga juga begitu, saya juga nggak bisa ngapa-ngapain.”

“Kak, kala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (42)
goodnovel comment avatar
AlynGrafielloPaxon
selamat tinggal...masa lalu.... biarkan ku melangkah... salah satu lagu favorit ku...dari 5menit hehe
goodnovel comment avatar
Pica-Mica
selamat tinggal Ifan ...
goodnovel comment avatar
Ernhy Ahza II
kmu mengambil keputusan yg tepat wur,, smoga stlah ini hnya kbhgaiaan yg menghampiri mu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status