Share

Married With Bastard Billonaire
Married With Bastard Billonaire
Author: Andrieta Rendra

Prolog

 Happy Reading  

Di sebuah bandara internasional, sebuah pesawat asal Rusia telah mendarat sempurna, mengantarkan para penumpangnya.

Terlihat seorang wanita cantik, tinggi, putih mulus bak seorang model internasional turun dari kabin pesawat.

Wanita itu adalah Kurenai Victorus seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai Dokter Spesialis Bedah Anak (Sp.BA), wanita yang berusia 25 tahun ini akhirnya kembali ke Indonesia setelah tujuh tahun lamanya pergi untuk melanjutkan studi di universitas 10 terbaik yang menduduki urutan UNESCO di Moskow, Rusia, Universitas SECHENOV.

Karena kepintaran dan IQ-nya yang tinggi membuat dia berhasil menyelesaikan studinya selama lima tahun lamanya dan dilanjutkan menjadi dokter praktek di salah satu rumah sakit yang berada di Rusia selama dua tahun. Ya, tujuh tahun waktu yang dirasa sangat cukup untuk mengejar sebuah cita-cita dan impiannya dari kecil.

Kurenai berasal dari keluarga pengusaha asal Kalimantan, dia adalah anak pertama dari pasangan Zaiko Victorus dan Amoera Victorus.  Dia pun memiliki seorang adik perempuan bernama Azura Victorus, merupakan seorang wanita yang tidak kalah cantik dari kakaknya, hanya saja sifat mereka sangat bertolak belakang.

Kurenai yang cenderung lembut, humble, baik hati dan humoris membuat siapapun yang berada di sampingnya selalu merasakan kenyamanan dan kedamaian, sedangkan Azura yang cenderung cuek,dan pendiam menyebabkan dia tidak mudah percaya pada siapa pun. Dan itu yang membuat dia mengikuti langkah Zaiko untuk melanjutkan bisnis ayahnya, dan dia pun telah menyelesaikan studi bisnisnya di Massachuset Institute Technology.

Usia meraka hanya terpaut dua tahun saja, Azura yang kini juga sudah dewasa berusia 23 tahun membuat mereka sama-sama sibuk dalam pekerjaan. Akan tetapi itu bukan alasan yang membuat mereka menjauh. Mereka selalu mendukung dan menghargai keputusan satu sama lain, saling menyayangi dan mencintai sehingga orang tua mereka ikut bangga pada mereka.

Drt... drt... drt....

Sebuah ponsel berdering menandakan ada panggilan masuk, ponsel itu milik Kurenai yang baru saja tiba dari Rusia.

"Ayah."

Sebuah nama yang tertulis di ponselnya menandakan orang tuanya sedang memanggilnya, langsung cepat dia menekan ikon hijau dan langsung menjawab.

"Halo, Ayah."

"Halo, Sayang. Apakah kamu sekarang sudah mendarat, Sayang?"

"Iya, Ayah. Sudah 15 menit yang lalu. Sekarang Kurenai sedang mengarah ke rumah Ayah."

"Maafkan ayah dan ibumu ini, Nak, karena tidak bisa menjemputmu. Ayah dan ibu harus menghadiri rapat penting, Sayang."

"Tidak masalah, Ayah. Renai berani kok. Hehehe.... Ayah lupa, yah, sekarang Renai bukan anak kecil lagi, Ayah. Renai sudah 25 tahun. Masa berangkat dan tinggal di Rusia bisa, ya kali dari bandara ke rumah takut. Wkwkwkwk...."

"Baiklah, Sayang, kalau begitu. Hati-hati di jalan ya! Ayah dan ibu merindukanmu. Nanti dinner kita akan bertemu mungkin juga adik kamu akan pulang cepat malam ini. So, tunggu kami nanti malam ya sayang."

"Siap, Bosku. LOVE YOU AYAH!"

"Love you more, Putri Ayah."

Panggilan berakhir dan dia pun telah sampai ke rumah mewahnya. Rumah yang begitu dia rindukan selama tujuh tahun lamanya dia pergi dan hari ini dia akan kembali masuk menginjakkan kakinya di rumah yang penuh kenangan ini.

"Home, I come back here!"

Dia masuk ke dalam rumah mewah itu. Tidak ada yang berubah semua tata letak beserta benda semua terlihat sama, dan tidak lama setelah dia masuk keluarlah kepala pelayan di rumah mewah itu.

"Nona sudah sampai, Nona? Bagaimana kabar Anda, Nona?" tanya bibi lagi yg sudah merasa akrab pada anak majikannya.

"Iya, Bi Eva, saya baik dan juga saya baru saja sampai," ucapnya dengan senyuman.

"Oh ya, Bi, tolong bawakan semua barang-barang saya ke kamar, ya! Saya mau mandi dulu, gerah terlalu lama di dalam pesawat."

"Baik, Nona. Apakah ada lagi yang Anda butuhkan, Nona?"

"Hm, saya rasa cukup, Bi, karena habis mandi saya mau langsung istirahat. Dan, oh ya, Bi, nanti bangunkan saya ketika adik saya, Azura, pulang!"

"Baik, Nona." Pelayan menunduk hormat

Setelah percakapan dengan kepala pelayan tadi, Kurenai langsung memasuki kamarnya. Kamar yang dia tinggalkan selama ini.

"Hufft, akhirnya aku kembali ke sini. Apakah kalian tidak merindukanku?" tanyanya ke pada seluruh penjuru kamar menatap semua barang-barang pribadinya.

"Baiklah, aku tidak ingin membuang waktu. Aku begitu lelah hingga rasanya kepalaku ini mau pecah."

Dan langsung memasuki kamar mandi miliknya, mengisi air hangat di bathtubnya dan menuangkan aromatherapy berbau vanila adalah ciri khas dari Kurenai.

Setelah satu jam dia melakukan ritual mandinya, dia segera keluar dan memakai pakaian santai yang dia ambil dari lemarinya. Dia memakai sebuah kemeja dan hotpants bewarna biru dan segera menaiki tempat tidur yang berukuran king itu dan mulai mejamkan matanya hingga terlelap .

******

Di sebuah kantor besar milik Eshine Grup, duduklah seorang laki-laki berwajah tampan, tubuh yang tegap dan sixpack menampilkan otot-otot yang kekar , berkharisma dan berwibawa hingga dia benar-benar menjadi idola setiap kaum wanita yang memandangnya. Pria itu adalah Kaiso Rejjestind pria berusia 30 tahun ini terlihat sangat muda di usianya yang sudah menginjak kepala tiga. Akan tetapi tidak ada yang berani mendekatinya lantaran sifatnya yang terlalu dingin, kejam dan arogan membuat dia menjadi pengusaha tersukses membawa perusahaannya menjadi perusahaan nomor satu di Asia. Dia sudah memiliki kekasih bernama Arine Lim. Mereka telah menjalani hubungan dua tahun belakangan ini seorang model cantik yang sangat seksi. Akan tetapi hubungan mereka tidak diberi restu oleh orang tua Kaiso.

Ibu Kaiso, Meta Edwina Rejjestind, melarang keras anaknya berhubungan  dengan Arine dikarenakan sifatnya yang tidak sopan dan suka menghamburkan uang milik anaknya. Seringkali  ibunya  memberitahu anaknya agar mau membuka mata dan melihat kenyataan yang ada hingga lelah.

Tapi Kaiso seakan buta dan tuli karena cintanya akan Arine. Bahkan saking cintanya manusia es balok seperti Kaiso bisa diluluhkan dengan mudah karna kecantikan yang dimilikinya.

Drt... drt... drt....

Menandakan panggilan masuk di ponsel milik Kaiso.

"Yah, Mah."

"Sayang, Nak, apa kamu sedang sibuk sekarang?"

"Iya, Mah. Kaiso masih ada beberapa meeting yang harus Kaiso selesaikan."

"Oh gitu ya," ucap mamah sedih.

"Ada apa, Mah? Apa ada yangg Mamah ingin sampaikan?" tanya Kaiso penasaran mendengar suara mamahnya lemas.

Ya, Kaiso sangat menyayangi mamahnya, terlebih di saat papahnya, Darren Rejjestind, yang meninggal lima tahun lalu karena sebuah kecelakan yang membuat ayahnya itu pergi, menyisakan luka teramat mendalam bagi Kaiso dan mamahnya. Membuatnya berjanji akan selalu membahagiakan mamahnya.

Tapi akhir-akhir ini dia merasa seperti salah jalur. Dia menentang keputusan mamahnya yang melarang keras hubungan Kaiso dan juga Arine.

"Tidak ada apa-apa, Sayang. Mamah cuman mau ajak kamu dinner di tempat teman Mamah. Soalnya anaknya yang pertama baru pulang dari Rusia, Sayang. Jadi, rencana Mamah mau ajak kamu ke sana sekalian mau nyambung silahturahmi dengan mereka."

"Tapi sepertinya kamu sibuk. Ya sudahlah, Mamah berngkat sendiri aja," ucap mamah sedih.

"Huft, baiklah, Mah. Kaiso usahakan malam ini pulang cepat agar bisa menemani Mamah pergi ke rumah teman Mamah."

"Benarkah itu, Darling?"

jawab mamah antusias sambil  tersenyum.

"Iya, Mah. Hm, baiklah, Kaiso tutup dulu teleponnya ya, Mah. Kaiso masih ada meeting."

"Oh baiklah, Sayang, hati- hati yah jaga diri kamu! Jangan lupa makan. Mamah menyayangimu, Darling ."

"Ya, Ma, aku juga."

Telpon tertutup menandakan panggilan selesai.

"Huft, apa yang harus ku lakukan sekarang? Aku berada di dua pilihan yang berat. Di satu sisi Mamah memaksaku mengakhiri hubunganku dengan Arine, di satu sisi lain aku mencintainya,aku bahkan tidak merasa keberatan sama sekali jika uangku habis dengannya karena dia adalah wanita yang kucintai saat ini."

Sambil menatap langit-langit di luar kantornya dia terus memikirkan hal yang berat

Namun tiba-tiba ada suara pintu sedang diketok menandakan seseorang masuk.

Tok... tok ... tok....

"Masuk!"

"Permisi, Pak, saya ingin memberikan jadwal meeting Anda."

"Lanjutkan!"

"Maaf, Pak, 15 menit lagi Bapak ada meeting dengan Pak Vito dari perusahaan RK Grup, Pak, untuk menyepakati kerja sama antara pihak Bapak dengan pihaknya," ucap sekertaris dari Kaiso, dia adalah wanita yang diam-diam mencintai dan mengagumi sosok yang ada di depannya saat ini.

"Baiklah, sebentar lagi saya akan memasuki ruang rapat."

"Kamu bisa keluar sekarang!"

ucapnya dengan perintah dan wajah dinginnya.

"Baik, Pak, saya permisi." Sang sekretaris menunduk hormat.

To Be Continue. 

Jangan Lupa Hadiah Vote dan Likenya ya 🙏🏻🙏🏻

Terima kasih. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status