Share

Debaran didada (episode 3)

Hari ini merupakan hari yang lumayan cerah. Seperti biasa, mengantarkan pesanan bunga kepada pelanggan toko adalah pekerjaan yang tidak membosankan, karena dalam sekejap mata, pesanan itu sudah sampai kepada alamat penerimanya.

Pemilik toko bunga itu rupanya menyukai hasil pekerjaanku yang terhitung cekatan. Begitu pula dengan pekerjaan pria berpakaian hitam itu. Mungkin singkatnya kupanggil saja dia Mr Black . Mr Black ini seperti malaikat maut pada umumnya yang dingin tanpa banyak ekspresi. Saat waktu pulang telah tiba, aku mencoba berbincang-bincang kepada Mr Black ini. Penasaran saja apakah dia dulunya juga manusia sama sepertiku ataukah makhluk apa gerangan dirinya. 

"Mr Black, bagaimana awal mula kau menjadi malaikat maut Tuhan?. Apakah Tuhan tidak menjadikanmu kembali sebagai manusia?". Tanyaku kepadanya penasaran. 

"Aku dulu memang terlahir sebagai manusia. Akan tetapi sekarang aku tidak mengetahui  siapa jati diriku,siapakah keluargaku".Jawabnya datar. 

"Lantas mengapa kau mau mendampingiku  untuk kembali menjadi manusia, terlebih kembali kepada istri dan anakku?".

"Tugas malaikat maut beragam, mulai dari mengambil nyawa manusia dan mengantarkannya ke alam keabadian.Atau bisa jadi manusia itu belum waktunya untuk tetap tinggal dialam keabadian sepertimu contohnya". Dia mejawab dengan nada yang datar tanpa ekspresi apapun. 

"Dan mengapakah aku yang mendampingimu, karena akulah yang ditugaskan oleh Tuhan saat itu untuk mengambil nyawamu.Jadi tugasku saat ini adalah mengawanimu sampai saat dimana istrimu menyadari bahwa kau kembali ke dunia ini hanya untuknya.Untuk kau dapat menebus semua waktu yang berlalu sia-sia tanpa bisa membuatnya bahagia seperti disaat kau pergi meninggalkannya untuk selamanya". Penjelasannya yang datar tanpa ekspresi dari seorang malaikat maut yang berhawa dingin. 

"Baiklah aku mengerti. Aku pasti bisa membahagiakan Elena dan juga Luna suatu saat nanti,meskipun aku harus membuatnya menyadari keberadaanku lagi yang telah kembali ke dunia ini". Ujarku kepada Mr Black dengan rasa semangat. Tetapi saat aku menoleh kearahnya, ternyata dia sudah menghilang saja. 

Bisa saja dia mengantarkan pesanan bunga. Gumamku dalam hati. Saat aku membenahi tanaman didepan toko, tiba-tiba saja kedua mataku melihat Elena berjalan masuk kedalam toko untuk membeli seikat bunga tulip segar. Aku salah tingkah tidak tahu apa yang harus aku perbuat. Jikalau Elena mengarahkan pandangannya kemari. 

Jadi kuambil saja gunting tanaman. Sekiranya ada ranting dan dedaunan pepohonan di taman itu yang tidak rapi, aku memangkasnya. Meskipun sebenarnya tanaman itu sudah tergolong rapi.  Aku sibukkan diriku sambil sedikit menghindari kaca dinding transparan disebelah pintu utama, karena jika seseorang berdiri disebelahnya, maka otomatis orang itu bisa melihat kearah pepohonan dan tanaman ditaman itu. Dan bisa jadi juga melihatku.

"Hai, seperti biasanya, seikat bunga tulip untukku!". Kata Elena kepada pemilik toko bunga yang juga adalah atasanku. 

"Tolong tunggu sebentar ya, akan aku ambilkan bunganya". Balas sang pemilik toko. 

"Baiklah, dengan senang hati". Elena menjawabnya dengan mengulaskan senyum yang manis. 

Dari kejauhan aku mengamati Elena, tetapi tetap saja debaran didadaku ini tidak akan pernah bisa membohongi perasaanku kepadanya. Meski usianya tak lagi muda, meski begitu banyak keriput diwajah cantiknya, rasa didada ini tetaplah sama seperti saat dimana aku pertama mengenalnya. 

Elena berjalan mengelilingi toko bunga sembari melihat sekeliling, sambil menunggu pesanan bunga tulip untuknya.Elena masih tetap sama seperti dahulu. Begitu suka akan tanaman dan bunga. Entah kenapa disaat aku dahulu selalu bersamanya, aku tidak begitu mempedulikan hobinya dan semua hal kesukaanya. Mungkin inilah yang dinamakan penyesalan selalu saja dirasakan disaat akhir. 

Kedua mataku hanya bisa memandangnya dari jauh. Tanpa bisa hati dan diri ini mendekat kepadanya. Saat tiba-tiba saja Elena berjalan berkeliling didalam toko, dan tanpa sengaja dia mengarahkan pandangan matanya ketaman ini, aku yang seolah  berdiri mematung mengamatinya tanpa sadar ,aku tidak sempat menghindari tatapan sorot matanya. Hatiku berdebar tidak karuan. Lalu aku dengan segera,mencoba menundukkan pandanganku dan memotong beberapa ranting pohon tanaman hias ditaman. 

"Oh tidak bagaimana ini?. Apa yang harus aku perbuat?. Bagaimana jika Elena mengetahui keberadaanku sekarang?. Gumamku dalam hati. Akankah lebih bagus dan lebih cepat saja dia menyadarinya?". Pikiranku yang kacau dan benakku yang tidak karuan semakin membuat debaran yang berdetak didada ini bergejolak begitu cepat.

"Maaf agak sedikit lambat, ternyata stok bunga tulip hari ini tidaklah banyak,dan saya perlu mengambil bunga tulip untukmu dari sisi lain taman ditoko ini". Ucap pemilik toko bunga kepada Elena.

"Tidak apa-apa saya menunggu sedikit lebih lama. Karena saya tidak pernah merasa kecewa ketika saya mendapatkan bunga tulip dari toko ini.Bunga tulip dari toko ini selalu cantik dan penuh makna dari setiap tangkainya. Itulah alasannya saya tidak pernah pergi untuk membeli bunga dari toko lain". Elena menjawab pertanyaan pemilik toko bunga dengan senyum manisnya. Tanpa merasa marah karena bisa saja jika itu terjadi kepada orang lain,mungkin bukan senyuman yang ditunjukkannya, tapi wajah yang muram dan kesal karena tidak segera mendapatkan pesanannya. 

Elena bertanya kepada pemilik toko bunga, "Siapakah gerangan pria tua ditaman depan itu,Bu?". Ungkapnya penasaran. 

"Oh, dia adalah tukang kebun dan sekaligus pengantar bunga toko ini. Tidak hanya dia seorang, tetapi juga ada seorang lagi, mungkin pria yang satunya adalah adik dari pria tua itu yang aku terima untuk  bekerja ditaman toko ini.Aku sedikit iba melihat mereka, seolah-olah mereka memang benar memerlukan uang untuk bertahan hidup. Pria yang satunya belum lama pergi mengantarkan pesanan bunga ke pelangganku yang lain!". Jawabnya kepada Elena. 

"Oh, begitu ceritanya ya Bu!. Saya pikir pria tua itu adalah kakak laki-laki ibu atau mungkin anggota keluarga Ibu yang lain. Atau barangkali saja saya mengenalnya. Seolah-olah sepertinya pria tua itu tidak asing bagi saya.Atau bisa jadi itu hanya perasaan saya saja? ". Dan Elena memberikan kepada pemilik toko beberapa lembar uang.

Lalu dia dengan perlahan berjalan melangkah pergi membawa rangkaian bunga itu sambil sedikit berpikir siapakah gerangan pria yang baru saja dilihatnya. 

Aku masih belum bisa mengatur ritme nafasku, karena meskipun Elena sudah tidak berada ditoko bunga saat ini, debaran didadaku ini masih saja enggan berlalu.Dan tiba-tiba saja Mr Black muncul dari balik pohon buah pir dibelakangku. Aku meloncat kaget karena kupikir ada binatang liar ditaman ini. 

"Kenapa Joshua?,sepertinya kau sedang tidak baik-baik saja". Tanya Mr Black kepadaku. 

"Memang aku sekarang merasa sedang tidak baik-baik saja. Karena tanpa aku sadari,Elena tiba-tiba saja ketoko ini dan membeli seikat bunga tulip dari sini. Sampai seolah-olah aku tidak bisa menghela nafasku.Dan jantungku berdetak kencang serta berdebar tidak karuan. Karena pandangan matanya tiba-tiba saja melihat kearahku". Ungkapku kepada Mr Black. 

"Hmmm...!!,alangkah baiknya Joshua dirimu tingkatkan sedikit lagi kepekaanmu terhadap keadaan sekitar, terutama saat Elena istrimu kira-kira berada didekatmu. Elena harus menyadari dengan sendirinya,bahwa ternyata dirimu yang telah kembali lagi ke dunia ini untuknya,begitu menyayanginya. Tanpa kau beritahukan langsung dari mulutmu sendiri. Itu yang Tuhan pesankan untukku kepadamu!".

Mr Black lalu pergi kedalam toko bunga membiarkanku disini sendirian yang termenung sejenak. Lalu bagaimana Elena bisa menyadari kehadiranku yang telah kembali ke dunia ini untuknya tanpa aku mengungkapkan itu kepadanya melalui diriku sendiri? 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status