Home / Romansa / Me VS Mr. Presdir / Presdir Tampan Ditolak

Share

Presdir Tampan Ditolak

last update Last Updated: 2021-03-10 16:04:06

“Aku…” Kalimat Kirey menggantung.

“Kamu tidak menyukaiku?” tembak Gio tiba-tiba.

Ngomong apa sih Presdir Gio? Kirey mengernyitkan dahi. Dia tidak mengerti maksud ucapan Gio barusan. Memangnya Gio sedang menyatakan cinta kepada Kirey? Mustahil. Jangan membuat Kirey ge er. Nanti ge er beneran dia.

Ah, tidak percaya. Itu yang Kirey rasakan sekarang. Bagaimana mungkin Presdir Gio yang tampan dan mapan itu menyukai Kirey? Jika memang benar, memangnya kenapa? Bukankah itu salah satu keajaiban dunia? Seharusnya sih begitu.

“Maaf, aku harus pergi. Sepertinya Anda sedang mabuk. Jadi, aku tidak akan menganggap pembicaraan ini,” Kirey ingin sekali melepaskan diri saat ini.

“Aku tidak pernah mabuk. Perlu kamu ketahui, bahwa aku sangat membenci alkohol. Catat itu!” Gio memberitahu.

“Apa?” Kirey membelalak. Berarti Gio mengucapkannya dalam keadaan sadar. Sulit sekali memercayainya.

“Aku harus pergi!” seru Kirey. Dia pamitan kepada Gio. Namun, Gio belum memberinya izin untuk keluar dari rumahnya.

Kirey berusaha keluar. Sayang sekali, Gio malah semakin mendekatkan tubuhnya ke badan Kirey. Membuat gadis itu tidak bisa bergerak apalagi menghindar.

“Kenapa kamu menyembunyikan kecantikanmu dibalik topeng wajah jelekmu kemarin?” Gio terus mendekatkan wajahnya ke arah Kirey. Seolah-olah, dia sedang menginginkan sesuatu dari Kirey.

Kirey memalingkan wajah. “Aku tidak cantik. Aku tidak kaya. Dan aku tidak punya prestasi apa-apa untuk dibanggakan.”

“Siapa yang bilang begitu?” Gio ingin tahu. Penasaran sekali dia dengan cerita Kirey.

“Anda tidak perlu mengetahuinya. Ini masalah pribadiku,” ketus Kirey.

“Kalau begitu, jawab saja sekarang. Apa kamu menyukaiku atau tidak?” desak Gio.

Kirey menghela napas panjang sebelum mengatakannya. Tidak lama kemudian, dia pun berkata, “Aku tidak tertarik pada pria tampan. Aku lebih tertarik pada uang.”

Kirey mengatakannya dengan sungguh-sungguh. Membuat Gio tersenyum sinis mendengar pernyataannya.

“Jadi, kamu ingin mengatakan bahwa kamu tidak menyukaiku?” Gio menyimpulkan.

Deg!

Kirey tidak menjawabnya. Jantungnya berdebar kencang seperti sedang naik wahana roller coaster. Adegan ini sangat memacu adrenalinnya. Dag-dig-dug tidak karuan.

“Ini sudah malam. Sebaiknya aku pulang, Pak Presdir,” pamit Kirey.

Gio tertawa. Dia sedang menertawakan dirinya sendiri. Apa itu artinya Kirey sudah menolaknya?

“Ah, iya… uangnya,” pinta Kirey. Dia segera mengambilnya dari tangan Gio. Setelah itu, dia segera pergi sambil mendengus kesal.

Sialan! Kirey mengumpat setelah keluar dari rumah Presdir Gio. “Dia mau mempermainkan aku? Hah? Tidak akan bisa. Karena aku berbeda. Bukan wanita murahan yang bisa diajaknya tidur dalam semalam.”

***

Keesokan harinya, Kirey berpapasan dengan Gio di koridor kantor. Presdir Gio yang terlihat arogan itu melewati Kirey sambil memandangnya sinis. Apa karena Gio sudah ditolak Kirey? Bodo amat. Kirey bergegas memasuki ruang kerjanya.

Sammy terlihat uring-uringan. Karena tidak ada satu pun pekerjaannya yang selesai. “Dia kenapa?” tanya Kirey sambil mengerutkan kening.

“Kamu kenapa, Sam?” Kirey mendekatinya.

“Brengsek!” umpat Sammy. Seraya menoleh ke arah Kirey.

“Siapa? Maksudmu aku?” Kirey salah paham.

“Bukan. Tetapi, Presdir sombong itu. Dia merevisi semua pekerjaanku,” bisik Sammy di telinga Kirey. Wanita itu langsung mengerti. Bahkan, dia menambahkannya lagi.

“Emang brengsek dia itu!”

“Apa?” Perhatian Sammy teralihkan.

Ups! Kirey keceplosan. Dia langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Tidak mungkin dia menceritakan kejadian semalam kepada Sammy. Sebaiknya lupakan saja.

“Kirey, bantuin aku, ya,” Sammy memelas. “Kamu mau, kan?”

“Bantuin apa?” Kirey duduk di meja kerjanya.

“Sore ini, bantu aku membelikan kado boneka Teddy Bear. Aku tidak bisa membelinya karena harus lembur. Pekerjaanku belum selesai, sialan! Padahal, malam ini aku ada acara,” kata Sammy.

“Mana uangnya? Biar aku yang belikan,” tangan Kirey otomatis langsung menengadah.

Sammy nyengir. “Pinjam uangmu dululah. Nanti awal bulan, aku akan mengganti semuanya. Oke?”

“Apa?” Kirey terlonjak kaget. Ngelunjak beneran nih rekan kerja. Nggak ada akhlak!

“Ayolah, Kirey! Bantu aku sekali lagi,” Sammy memohon. Sekali lagi katanya? Nggak salah tuh, Sam? Padahal, sudah berkali-kali Kirey membantunya.

Sammy terus membujuk Kirey sampai sahabatnya itu mau membantunya. Katanya, itu untuk hadiah yang akan dia berikan kepada seseorang. Entah siapa. Dia bilang, adiknya. Oke. Kirey akan membantunya lagi kali ini. Dia tidak tega melihat Sammy memelas di depannya.

Sammy duduk jongkok di depan Kirey. Pria muda itu menatap Kirey penuh harap.

“Makasih ya, Kirey,” ucap Sammy sambil meraih tangannya. Eh! Kirey kaget sekali.

Kirey merasa terharu sekali. Dia bisa membantu Sammy, pria yang dia cintai selama ini. Hanya saja, tidak ada seorang pun yang tahu isi hatinya. Termasuk Sammy. Kirey pandai sekali memendam perasaannya. Tanpa sengaja, Gio melewati ruang kerja Kirey dan melihat gadis itu sedang bersama Sammy.

Gio kesal sekali melihatnya. “Jadi, karena pria itu dia berani menolakku?” gumam Gio.

“Ada apa, Presdir Gio?” tanya Nania yang berjalan di sampingnya.

“Tidak apa-apa. Ayo, kita segera ke ruang meeting!” Gio melanjutkan kembali perjalanannya menuju ruang meeting. Siang ini akan ada rapat bersama kliennya.

***

Usai jam pulang kantor, Kirey segera memenuhi janjinya pada Sammy. Dia akan membelikan boneka Teddy Bear. Satu jam kemudian, setelah Kirey mendapatkan bonekanya, dia kembali ke kantor. Menyerahkannya kepada Sammy. Lengkap dengan kartu ucapannya.

“Kirey, makasih banget, ya,” ucap Sammy sekali lagi. Tidak henti-hentinya dia mengucapkan terima kasih atas bantuan Kirey.

“Sama-sama. Jangan lupa, aku akan menagihnya awal bulan. Saat kamu gajian,” Kirey mengingatkan Sammy.

“Tentu saja aku akan ingat. Kamu jangan sungkan-sungkan untuk menagihnya. Nanti, aku akan mentransfernya ke rekeningmu,” janji Sammy.

Kirey tersenyum sekilas. Tidak lama kemudian, Sammy melirik jam tangannya. Dia pamitan dan buru-buru pergi meninggalkan Kirey.

“Aku pergi dulu, ya. Keburu dia pulang,” Sammy segera berlalu. Tanpa memberi kesempatan pada Kirey untuk menyahutnya.

“Dia?!” Kirey mengernyitkan dahi. Siapa yang dimaksud Sammy? Kirey semakin penasaran. Namun, dia enggan sekali mengetahuinya.

Ketika Kirey hendak meninggalkan gedung kantor, tanpa sengaja dia melihat Sammy sedang bersama seorang wanita. Itu kan… Nania?! Kirey memerhatikannya dari kejauhan. Sammy memberikan boneka Teddy Bear yang dibeli Kirey kepada Nania.

“Jadi, boneka itu untuk Nania?” Kirey masih syok. Terkejut melihatnya. Dia juga mendengar Sammy menyatakan cintanya kepada Nania.

Apa-apaan ini? Kenapa hati Kirey sakit sekali melihat mereka berdua bersama? Nania mengambil boneka itu dan dia menganggukkan kepala tepat di depan Sammy. Apa mereka menjalin hubungan sekarang?

“Kamu lihat apa, Kirey?” Presdir Gio memergoki Kirey. Dia datang tiba-tiba dan mengejutkan Kirey.

“Astaga!” Kirey mengelus dada.

“Kamu lagi lihat siapa?” Gio jadi penasaran. Dia juga turut melihat-lihat ke arah yang sama dengan pandangan Kirey.

“Sialan!”

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fayyadh Dzulhilmi
Sammy gak modal
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Me VS Mr. Presdir   Permintaan Bersyarat

    “Kakek, maafkan Gio…” sesal Gio. Dia menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa pada kakeknya. Tangan Tuan Gilberto merespon. Air mata menetes di pelupuk mata kakeknya. Gio menyekanya.“Gi… Gio…” Suara Tuan Gilberto terdengar memanggilnya. Gio mendengarnya dan segera mendekatkan diri di samping kakeknya yang sedang berusaha bicara padanya.“Iya, Kek,” sahut Gio.Perlahan-lahan, Tuan Gilberto membuka matanya. Dia melihat Gio berada di sampingnya.“Kem… bali…lah ke kan… tor,” pinta Tuan Gilberto agak terbata-bata. Agak sulit kakek mengatakannya pada Gio.“Tapi, Kek,” Gio hendak menolak permintaan kakeknya. Namun, Tuan Gilberto diwakilkan Nyonya Maria memohon pada Gio. Agar cucunya itu bisa segera kembali memimpin perusahaan yang sudah ditinggalkannya akhir-akhir ini.“Kakek sungguh ingin aku kembali?” Gio memastikannya

  • Me VS Mr. Presdir   Gawat, Tuan Gilberto Sekarat!

    Kirey masih harus mendapatkan perawatan intensif ibu hamil di Rumah Sakit. Dia masih belum sadarkan diri dari tidurnya. Gio keluar dari ruang inap kelas satu. Di luar kamar inap, Sammy masih bersabar, menunggu kabar dari Gio.“Gimana keadaan Kirey?” Sammy langsung memburu Gio.“Kondisinya masih lemah dan dia harus banyak istirahat selama bedrest,” Gio memberitahu.“Apa kata dokter? Kirey sakit apa?” Sammy panik dan terus memburu Gio dengan banyak pertanyaan.“Kenapa kamu masih di sini? Bukannya kamu harus pergi bekerja?” Gio heran. Dia mengalihkan pembicaraan. Namun, Sammy tidak memedulikannya. Fokus perhatiannya masih tertuju pada Kirey.“Aku akan menemani Kirey selama dia berada di Rumah Sakit. Sebaiknya, Anda pulang saja. Biar saya yang menggantikannya,” kata Sammy mengusir Gio secara halus.Apa? Gio membelalak. Ada apa dengan Sammy? Kenapa dia bersikeras ingin menjaga Kirey di s

  • Me VS Mr. Presdir   Pengorbanan

    “Apa maksudmu mengundurkan diri dari perusahaan?” Tuan Gilberto terkejut mendengar keputusan Gio. Menurut pria tua itu, Gio sangat ceroboh dan tergesa-gesa saat mengambil keputusan. Mendadak sekali Gio mengatakannya.“Iya, jika Kakek bersikeras memisahkanku dengan Kirey, maka aku tidak punya pilihan lain. Aku akan meninggalkan semua yang Kakek wariskan untukku.”“Memangnya kamu sudah siap miskin, Gio?” Tuan Gilberto meragukan Gio.“Aku tidak peduli. Asalkan bisa hidup bersama Kirey, aku rasa itu tidak masalah.”Gio dan Tuan Gilberto saling berdebat. “Anak bodoh! Tidak tahu berterima kasih,” umpat Tuan Gilberto.Di ruangan tersebut, mereka masih berdebat. Semua orang yang tengah menyaksikan keributan itu pun akhirnya terpaksa keluar, meninggalkan ruangan itu dan memberikan privasi untuk kakek dan cucu itu saat sedang bernegosiasi.“Baiklah. Jika itu keinginanmu. Kakek tidak aka

  • Me VS Mr. Presdir   Mengundurkan Diri

    Malam itu, Gio diberitahu polisi bahwa Ellena mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit. Sejak itulah, Gio merasa bersalah. Dia terus menerus menyalahkan dirinya sendiri atas kematian kekasihnya, Ellena. Sampai-sampai setiap malam, Gio harus mengalami mimpi buruk dan berhalusinasi tentang Ellena.“Kamu, pria brengsek Gio!” kata Sephia.“Kenapa? Apa kamu menyesal sekarang sudah mengenalku?” tantang Gio.“Tetapi, aku selalu saja jatuh cinta padamu. Kamulah yang membuatku nekat seperti ini. Sepeninggalnya Ellena, bukannya memilihku kamu malah menikahi gadis kampung itu! Aku tidak rela, Gio!”Gio tersenyum sinis mendengarnya. “Aku sudah sering mengatakannya dengan sangat jelas, bahwa aku tidak pernah mencintaimu Sephia,” tegas Gio.“Itulah alasannya Gio.”“Kamu bukan tipeku, Sephia. Aku memiliki standar sendiri memilih wanita yang aka

  • Me VS Mr. Presdir   Sisi Gelap Gio

    Gio pergi terburu-buru menuju pabrik kosong itu. Setelah seorang detektif swasta suruhannya memberitahukan lokasinya, Gio pun melaju dengan cepat. Dia harus segera membereskan perkara ini. Jika ingin menyelamatkan Kirey dan bapak mertuanya dari tuduhan palsu kakeknya.Beberapa menit kemudian, Gio telah sampai di pabrik usang itu. Dia berjalan cepat menghampiri si penipu yang kondisinya sudah babak belur dihajar orang-orang suruhan Gio. Detektif swasta itu telah mengikat si penipu dengan tali yang cukup kencang di area tangan, kaki, juga bagian perutnya yang agak buncit.Tidak hanya itu, kedua mata si penipu pun ditutup kain berwarna putih sehingga dia tidak bisa melihat siapa pun yang akan mengeksekusinya malam ini. Gio harus menyembunyikan identitasnya saat hendak memberi pelajaran pada sampah itu.Detektif swasta dan beberapa orang suruhan Gio lainnya memberi hormat ketika Presdir Gio datang menghampiri mereka. Gio membuka maskernya dan memandangi wajah si pen

  • Me VS Mr. Presdir   Pilihan yang Sulit

    “Kenapa kamu diam saja Gio? Apa kamu tidak bisa memilih antara istrimu atau perusahaan yang merupakan seluruh aset kekayaanmu?” desak Tuan Gilberto.“Kakek!” hardik Gio di depan semua orang. “Menurutku itu bukan pilihan.”Anak bodoh! Tuan Gilberto mencibir Gio. Padahal kan Gio tinggal memilih saja. Itu menurut Tuan Gilberto. Tetapi bagi Gio, disuruh memilih antara Kirey dan seluruh warisannya merupakan pilihan yang sulit. Dua-duanya sudah menjadi kebutuhan hidup Gio sehari-hari. Dia tidak bisa hidup tanpa kekayaannya. Namun, dia juga tidak bisa tidur nyenyak tanpa Kirey ada di sampingnya.“Kenapa Kakek tidak mengerti perasaanku?” keluh Gio.“Perasaan macam apa yang kamu rasakan itu? Selama ini kamu sering main dengan wanita di luaran sana. Lalu, apa salahnya sekarang kamu menyingkirkan wanita itu dari hidupmu?” sindir Tuan Gilberto.“Kakek! Aku serius mencintai Kirey,” ungkap G

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status