Share

4. Putrinya

"Lo tahu?!"

Kejutan datang bertubi-tubi.

Bahkan saat hari libur di mana teman-teman Jasmine ingin mampir untuk sekedar bertemu, Jasmine harus menikmati rasanya terkejut lagi.

Rosa, dia datang dengan anak kecil yang beberapa bulan lalu Jasmine lihat. Dan Jasmine tidak punya kuasa untuk tidak terkejut.

Sebenarnya Jasmine yang selalu menghindar kalau teman-temannya mulai membahas pembicaraan mengenai Arjuan, jadi Jasmine tidak bisa menyalahkan Rosa.

Jasmine mengangguk menjawab pekikan Rosa, tentu saja, ingatannya kembali melayang pada Arjuan tiga bulan lalu waktu pria itu mengenalkan Kei sebagai anaknya. Dadanya tiba-tiba sesak. Si brengsek itu berani-beraninya membuat Jasmine jatuh cinta, dan malah bersikap tanpa dosa menghasilkan buntalan lucu seperti Kei bersama wanita lain.

Dan jawaban untuk pertanyaan 'kenapa Kei bisa bersama Rosa?' adalah Jimmy. Rosa menjalin hubungan dengan sahabat karib Arjuan.

"Kapan? Kenapa lo gak bilang kalo kalian udah ketemu?" tanya Rosa, tak bisa menutupi rasa terkejut.

Jasmine mengusap rambut halus gadis kecil yang ada , Kei sedang fokus menonton kartun bus berwarna biru.

"Tiga bulan yang lalu. Udah nggak penting," balas Jasmine. Tidak terlalu ingin mengingat memori beberapa bulan lalu.

"Ketemuannya atau orangnya?" tanya Rosa lagi.

"Dua-duanya."

Mata Rosa terbelalak, sedikit tak terima kalau Arjuan yang tampan dianggap tidak penting. "Mantan seksi dibilang nggak penting. Arjuan itu ibaratnya duda hot yang sekarang lagi booming di novel-novel. Kalo gue jadi elo, Je, udah gue sikat."

Jasmine mengangguk. Mengakui. Lagipula setelah enam tahun tidak mungkin seseorang akan terus sama.

"Seksi sih, tapi udah ada buntutnya."

Pun hati Arjuan pasti sudah berubah.

Rosa meringis. Ia kemudian menghembuskan napas, mengingat sesuatu, dibanding orang lain, Rosa paling tau apa yang menjadi kelemahan sahabatnya ini.

"Je, Lo betulan udah nggak punya rasa ke Juan, kan?" tanya Rosa hati-hati, lensa hitamnya berpendar sedih. "Gue takut lo patah hati."

Jasmie mendesah singkat, dielusnya lagi rambut Kei. "Udah patah."

Sebelumnya. Mereka tidak pernah membahas Arjuan ataupun menyebutkan nama mantan kekasih Jasmine saat SMA itu. Karena bukan masalah sepele. Meski terlihat baik-baik saja, Rosa sebagai sahabat mengerti kalau Jasmine masih menyimpan rasa dan mempunyai perasaan bersalah kepada masa lalunya.

"Wah! Aunty Jasmine ada di televisi," pekik Kei tiba-tiba dengan mata berbinar-binar sambil menunjuk televisi.

Kening Jasmine mengerut, namun bibirnya tak urung hadir senyuman melihat reaksi polos Kei. Sepertinya Arjuan jarang mengijinkan Kei menonton televisi.

"Kei jarang nonton tv, ya?"

Kei menggeleng pelan, matanya berkedip dua kali. "Kei suka menonton, tapi tidak melihat aunty Jasmine muncul."

"Oh ya? Kok bisa yah, aneh sekali, biasanya aunty Je muncul di televisi setiap sepuluh menit sekali."

"Aunty model ya?"

Kali ini Rosa yang menyahut. Mengambil satu bulatan cookies lalu dimasukan ke mulut. "Aunty Jasmine itu penyanyi, sayang."

"Wah, keren. Tapi kok Kei tidak tau."

"Masa? Bukannya Kei suka menonton hi-5 di Mytube, music video aunty Je selalu jadi trending loh," balas Rosa seraya membuka kaleng soda, meneguk isinya perlahan.

"Kata Daddy tidak semua tontonan boleh Kei tonton, beberapa cuma boleh ditonton orang dewasa," kata Kei, bicaranya masih seperti anak empat tahun, "mungkin Kei boleh menonton aunty Je saat sudah dewasa."

Kei tidak pernah melihat diva kenamaan Indonesia seperti Jasmine Sahanaya di televisi atau internet rumahnya?

Apa cuma Jasmine yang menganggap kalau hal itu aneh?

Jadi nama Jasmine masuk ke dalam daftar hitam internet mereka?

Jasmine berdecak kagum. Lalu apa maksud sikap baik Arjuan waktu itu, jika dengan melihat wajahnya saja lelaki itu muak. Kenapa Arjuan memperlakukannya dengan baik?

Rasanya hati Jasmine sudah memar. Sakitnya agak lama bersarang. Ia ingin marah, namun teringat lagi. Jika Jasmine bisa marah hanya karena hal sekecil ini, seberapa besar marahnya Arjuan karena semua salahnya?

"Kalau begitu sekarang Kei mau dengar lagu aunty Jasmine apa enggak?"

Kei mengerjap lambat. "Memangnya boleh?" cicit Kei.

Sementara Kei sudah dipangku Rosa dan sekarang sedang fokus dengan ponsel pintar yang tengah memutar salah satu single hits miliknya, Jasmine masih setia membatu pada posisi semula. Memikirkan semuanya.

Tentang dulu, waktu itu, sekarang dan juga tentang masa yang akan datang.

Jasmine menoleh. Menatap Kei dengan hangat, sebelum wanita itu mendekat mengelus kembali rambut Kei dengan lembut, membuat si gadis kecil mendongak.

"Aunty Jasmine, cantik sekali," ucap Kei memuji dirinya di music video.

Jasmine tersenyum. Mengangguk. "Terima kasih, Kei lebih cantik. Kei, apa aunty boleh minta tolong sesuatu?"

Kei menatap bingung, Rosa juga terlihat menyirit tak paham. Menunggu kata apa yang akan jadi pinta Jasmine.

"Jangan bilang Papa kalau hari ini Kei bermain dengan aunty Jasmine, ya? Boleh?"

--

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kharem Nisya
berharap Kei anak dr kakak Juan...wkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status