Me after him (Indonesia)

Me after him (Indonesia)

Oleh:  Esteifa  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat
19Bab
2.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Warning!!! Narasi diksi puitis, alur drama melow. - "Katanya hati manusia itu seperti angin, mudah sekali berganti arah." -Jasmine Kisah ini bukan lagi kisah tentang bagaimana Jasmine jatuh cinta, kisah ini adalah bagaimana Jasmine Sahanaya setelah Arjuan ada di hidupnya.

Lihat lebih banyak
Me after him (Indonesia) Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Yanti Aching
lanjut kakak cantik
2022-11-28 11:52:48
1
user avatar
Yanti Aching
2 novel sdh dibaca tentang theo jeje dan eghar Maria.. semua nya keren bahasa nya enak dibaca dan cerita nya lucu, sedih dan suka dgn cewe2 yg gagah
2022-11-28 11:52:23
0
user avatar
elnyno
please up lg dong....
2022-11-04 13:23:51
1
default avatar
titaanita199331
Ceritanya Bagus Lanjut donk!!!
2022-09-18 17:25:46
0
19 Bab
1- Satu Yaitu Kamu
"Melupakan kamu adalah goals prioritas aku untuk tahun ini, and I wish that I can do that, Juan. Aku nggak bohong sama sekali waktu itu, waktu aku minta kamu buat nggak muncul di hadapanku lagi." Karena bahkan tanpa kehadirannya, Arjuan Tanutama mampu membuat Jasmine Sahanaya hilang kewarasan.Jasmine berjinjit sedikit, membiarkan Arjuan tau betapa detak jantungnya berdegup kencang atau sedikit menyapa dengan deru nafas tak beraturan. Tanpa pikir panjang ia membubuhkan bibirnya pada bibir Arjuan, entah keberanian dari dewi mana, membiarkan dua partikel lembut itu menempel tanpa gerak menghantarkan segenap rasa hangat pada ujung relung.Ia bahagia.Ini gila, namun Jasmine tidak perduli. Bahkan jika ada satu, dua atau puluhan kamera merekam apa yang dilakukannya barusan Jasmine benar-benar tidak masalah. Arjuan bisa saja mendorong Jasmine menjauh jika memang keberatan, namun alih-alih dorongan yang Jasmine dapatkan justru cuma sebuah sirat tanda tanya besar dari pria itu.Arjuan setia d
Baca selengkapnya
2- Orang Asing
Ruangan itu tidak besar, namun cukup luas untuk dikata sempit, berwarna putih tulang, juga ada dua jendela kecil yang tertutup tirai. Meja mahoni tak terlalu lebar, dua kursi di depan juga belakang, sofa bad berwarna merah, lemari, juga lukisan-lukisan.Jasmine tak tau harus apa lagi.Ia tidak ingat sudah berapa kali memutar mata guna menscan apa saja yang ada di dalam ruang kerja Arjuan, lengkap dengan jemari bertaut risau.Sedangkan satu gelas ukuran besar berisi milkshake strawberry di meja belum tersentuh sama sekali. Jasmine seakan tak punya hasrat bahkan untuk menelan satu teguk air putih.Ini di luar dugaannya.Meski sudah menyiapkan diri. Ia tau, cepat atau lambat dirinya dan Arjuan akan bertemu dan berbicara tentang masa lalu yang berakhir kurang baik.Jasmine mengerti bahwa ditinggalkan tak pernah terasa indah. Namun ia meninggalkan Juan.Jadi, sudah hampir enam tahun lamanya ia menyiapkan diri untuk menerima ujaran kasar atau setidaknya caci maki dari Arjuan. Menerima jika m
Baca selengkapnya
3. Kisah yang lama
-Enam tahun yang lalu.--Gadis delapan belas tahun yang menggunakan seragam ungu itu mendecak keras, mengusap wajahnya lalu menghembuskan napas kasar.Niatnya melampiaskan emosi malah berujung menambah emosi.Gadis bersurai coklat itu membuka pintu mobil lalu mengambil ponselnya. Dengan cepat, Jasmine mendial nomor Lili- salah satu sahabatnya. Hanya nada sambung yang terdengar, entah ke mana gadis jangkung itu pergi hingga panggilan Jasmine pun tidak dijawabnya.Jasmine mendial nomor Lili lagi, satu tangannya memegang ponsel dan satunya lagi memperlihatkan jam tangan kecil yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah hampir masuk, tapi Lili tidak juga menjawab. Jasmine mengedarkan pandangan, jalanan beroperasi lancar tapi tidak ada satupun yang dikenalnya untuk meminta bantuan. Taksi pun tak terlihat di daerah ini. Setelah ketiga kalinya nada dering itu berhenti, Jasmine meletakan ponselnya di saku. Menyerah.Masa bodoh, akhirnya dia bolos juga.Gadis itu mengambil tasnya, men
Baca selengkapnya
4. Putrinya
"Lo tahu?!"Kejutan datang bertubi-tubi.Bahkan saat hari libur di mana teman-teman Jasmine ingin mampir untuk sekedar bertemu, Jasmine harus menikmati rasanya terkejut lagi.Rosa, dia datang dengan anak kecil yang beberapa bulan lalu Jasmine lihat. Dan Jasmine tidak punya kuasa untuk tidak terkejut.Sebenarnya Jasmine yang selalu menghindar kalau teman-temannya mulai membahas pembicaraan mengenai Arjuan, jadi Jasmine tidak bisa menyalahkan Rosa.Jasmine mengangguk menjawab pekikan Rosa, tentu saja, ingatannya kembali melayang pada Arjuan tiga bulan lalu waktu pria itu mengenalkan Kei sebagai anaknya. Dadanya tiba-tiba sesak. Si brengsek itu berani-beraninya membuat Jasmine jatuh cinta, dan malah bersikap tanpa dosa menghasilkan buntalan lucu seperti Kei bersama wanita lain.Dan jawaban untuk pertanyaan 'kenapa Kei bisa bersama Rosa?' adalah Jimmy. Rosa menjalin hubungan dengan sahabat karib Arjuan."Kapan? Kenapa lo gak bilang kalo kalian udah ketemu?" tanya Rosa, tak bisa menutupi ra
Baca selengkapnya
5. Reuni teman lama
Kesibukan memang selalu bisa jadi bahan pelampiasan terbaik. Ketika detik-detik dirasa mencekik, kesibukan mampu membuatmu melupakan semua, bernapas tanpa sadar atau sekedar objek untuk membunuh masa, bagi sebagian orang jarum jam rasanya tak lagi punya guna. Karena yang ada, tanpa mengetahui kapan menit berganti tau-tau hari sudah hampir habis.Jasmine sedikit lega.Sibuk memang melelahkan, namun ia bersyukur karena lelahnya justru mampu menjelma jadi selimut hati. Melindungi agar tetap hangat, menjaga agar hatinya senantiasa tidur setiap lelah datang selepas pekerjaan selesai.Ia jadi tidak mempunyai waktu untuk berpikir yang tidak perlu. Karena tiap ia punya waktu luang untuk melamun, entah dari mana asalnya satu nama selalu hadir di pikiran. Dan itu mengganggu.Pagi ini pukul sepuluh lebih tiga puluh menit Jasmine sampai di kantor agensinya. Berdasarkan jadwal yang dikirim Yeni- manajer pribadi Jasmine, lewat email, hari ini Jasmine harus menghadiri beberapa rapat bersama staf, set
Baca selengkapnya
6. Bicara
Tubuhnya basah oleh keringat, gulungan tinggi rambut hitam gadis itu sudah kendur mengakibatkan beberapa anak rambut jatuh membingkai wajah, yang malah menjadi pemandangan cantik untuk dilihat. Hampir seperempat jam yang lalu Jasmine bergerak di atas treadmill, setelah pemanasan dan melakukan serangkaian senam lantai Jasmine melanjutkan sesi olahraganya dengan berlari. Tempat ini adalah gym tempat artis agensinya berolahraga. Dari tempatnya berlari sekarang Jasmine dapat melihat langit serta awan, gedung-gedung menjulang dan juga daratan kota Seoul yang padat. Wajib. Minimal sekali dalam seminggu pasti Jasmine kemari, karena kesehatan fisik untuk jam kerja serta jadwalnya merupakan satu paket komplit. Jadi meskipun Jasmine sedang melakukan tour ke beberapa negara, ia tetap membawa trainer pribadi untuk berolahraga setelah konser usai. Jasmine ingat, waktu itu di Singapore semasa rangkaian konser pertamanya digelar, kakinya terkilir karena kurang hati-hati, ia juga pemanasan tak cuku
Baca selengkapnya
7. Mantan pacar
"Ketakutan yang aku punya masih sama, bahkan setelah tahun berlalu rasanya malah bertambah parah. Selain kamu. Tidak ada penawar. Tidak akan. Sama sekali. Tidak ada."- Jasmine --- "Tekanan darahmu rendah," wanita dewasa berwajah cantik yang memakai jas putih khas petugas kesehatan itu melepas alat tensi darah yang semula melingkar erat di lengan atas Jasmine. Menyerukan angka sekitaran sembilan puluh, yang mana itu berarti tekanan darahnya cukup rendah untuk seorang yang perlu banyak gerak. Dokter cantik itu menghela napas dalam, heran pun khawatir, Jasmine terlihat biasa saja berbanding terbalik dengan orang 'kurang darah' pada umumnya yang mana mengeluh pusing lemas dan mata berkunang-kunang, ia mengerti Jasmine bukanlah pribadi yang suka rela kelemahannya diketahui orang, tapi harusnya ia tak usah berpura-pura apalagi di depan dokter, sakit bukanlah kelemahan. "Tidurlah yang cukup dan kurangi pikiran tidak penting, Nona Jasmine." Jasmine memajukan bibir. Memasukan tangan ke d
Baca selengkapnya
8. Jatuh yang kedua kalinya
Sepertinya. Bunga mekar terlampau cepat, hingga sebelum matahari lenyap ia sudah harus layu, jauh dari harap. Dan mungkin, Seindah senja yang waktu itu ia lihat di langit Eropa, seterang warna jingga berpadu dengan lazuardi yang hendak ditelan kelabu berganti dengan hitam menyapa malam datang. Hadirnya sama indah, akan ia ingat selamanya. Lelaki yang setara indahnya dengan senja itu akan selalu ada di ruang pikirnya. Cinta yang cuma sekejap itu juga masih tumbuh di sudut hatinya. Ia memang terlalu besar kepala. Kemarin, Jasmine dengan yakin mengatakan kalau ia pasti akan mendapatkan Juan kembali saat mengobrol dengan Suya, iya, dia mengatakan dengan sangat percaya diri, seakan-akan tahu dewi mana pun akan membantunya jika itu masalah tentang cinta, tetapi sekarang ke mana dewi itu pergi? Ke mana perginya ambisi artis cantik yang selalu dipuji itu? Mengapa bertanya? Bukankah jawabannya sudah jelas? Yang bisa melenyapkan segala ambisi serta rasa percaya diri Jasmine tak lain ta
Baca selengkapnya
9. Hanya aku
"Lo gila, ya?" Jasmine pikir setelah jemari putih tangannya menutup pintu apartemen berhasil mengusir seorang pria pergi, ia akan memasuki kamar dan duduk membaca naskah skit drama spesial ditemani segelas rose tea tanpa gula dengan damai. Mungkin yang tersisa cuma sedikit pikiran mengganggu yang akan hanyut bersama satu atau dua teguk wine nanti malam. Namun sepertinya ia terlalu berharap banyak. Jasmine lupa ia memelihara pria menyebalkan lain di unit apartemen miliknya. Jasmine bergeming. Memuat tubuh menatap pria berkaos abu tua di belakangnya, tepat pada dinding berkeramik coklat Jay bersandar dengan tangan terlipat di dada. "Lo sadar nggak sih tadi ngapain?" Jay menunjuk arah pintu, matanya melebar dengan kening mengernyit tanda tak suka. Tidak mengerti sama sekali. "Terus kenapa dia bisa sampai kemari? Lo kasih alamat rumah ke itu orang?" Jay melanjutkan tanpa menunggu Jasmine menjawab. Pertanyaan yang ia sampaikan tidak butuh sebuah jawab. "Sejak kapan kalian rutin kete
Baca selengkapnya
10. Kejutan baru
April hampir habis. Angka pada kalender tanpa terasa sudah bergerak jauh. Kembang yang waktu itu masih kuncup kini telah mekar. Bumi tempatnya berpijak telah berangsur menghangat. Jasmine menyukainya. Bahkan semuanya. Suara ranting yang patah, desau angin menyapa sejuk, atau sekedar udara segar yang ia hirup serta embun yang ia jumpai pukul enam. Debu halus menyapa, tak selalu mengganggu, gadis pecinta sepertinya bahkan menyukai ketika partikel halus yang sejatinya dihindari, hujan yang disumpahi banyak orang karena turun tanpa aba-aba atau mentari terik yang membuat orang-orang mengernyit marah. Di antara sisa detik pada lampu lalu lintas yang akan berganti hijau serta deras gemeletuk air menyerbu dinding-dinding mobilnya Jasmine tersenyum, sesekali melihat kanan kiri pada orang yang berlarian dengan tas di atas kepala atau lebih fokus pada wiper mobil yang menyala. "Oh my Gosh! Unbelieveable! Ini kenapa langit moody banget sih! Kenapa tiba-tiba hujan padahal kata ramalan cuaca b
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status