Share

2. Persiapan Pernikahan

Zanna membaca surat perjanjian yang diberikan oleh anak buahnya Alfa. Berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh Zanna untuk menjaga nama baik keluarga sekaligus perusahaan yang dipegang oleh Alfa sekarang.

Usai mendapatkan uang dari pria itu. Zanna akan menggunakannya membayar kesalahan adiknya. Di lembaran perjanjian itu, Zanna melihat bahwa ada tulisan bahwa dia akan tetap mendapatkan uang dari Alfa nanti ketika mereka menikah. Dengan catatan tidak ingin kalau ada masalah yang ditimbulkan oleh adiknya Zanna.

Dia menghela napas ketika ingat kelakuan Reza di luar. Mulai dari balapan liar, mabuk-mabukan, pesta dan kadang membuat hutang atas nama Zanna sendiri.

Dia memasukkan lembaran perjanjian itu ke dalam tasnya. Lalu melanjutkan pekerjaannya usai cuti dan mencari informasi mengenai rumah sakit yang akan dituju nanti untuk pengobatan mamanya. Kalau di Indonesia, adiknya akan membuat onar lagi. Zanna memilih untuk meninggalkan negara ini demi pengobatan sang mama.

Lagi pula, pernikahan hanya berjalan sampai Zanna melahirkan. Tidak akan ada cinta, sekalipun dia harus mengorbankan masa depannya. Tapi ini semua demi keluarganya. Ia tidak mau menyesal untuk kehilangan sang mama dan takut tidak bisa menyelesaikan tugasnya untuk bertanggung jawab kepada dua orang itu setelah papanya meninggal.

Ketika dia sedang bekerja. Semua orang langsung fokus pada pekerjaan. Beberapa dari mereka tadi sibuk mengobrol, ada juga yang bermain game. Tiba-tiba langsung kembali ke kubikel masing-masing.

“Nona Zanna!”

Zanna menoleh ke sumber suara. “Ya?”

Melihat ada dua pria yang begitu rapi, jelas satunya dia tahu itu adalah Doni. Kemudian saat pria yang di sebelah Doni itu menoleh. Dia mengetahui itu adalah Alfa. Sang anak buah kemudian menghampiri Zanna.

Sebelum Doni bicara. Atasannya Zanna masuk ke divisinya. “Ada yang bisa kami bantu, Tuan? Tumben sekali Anda berkunjung.”

“Aku sedang mencari calon istriku.”

Zanna memasukkan barang-barangnya karena tahu ini pasti akan menyangkut pernikahan mereka. “Calon istri?”

“Zanna, ayo pulang!” Alfa memanggil Zanna dari kejauhan setelah mengobrol dengan beberapa atasan wanita itu.

Doni yang menghampirinya tadi kemudian berkata “Nona Zanna. Mari ikut kami untuk mencari gaun pengantin!”

Semua mata tertuju padanya. Zanna yang memang akan menikah dengan Alfa sebentar lagi. Usai pengurusan berkas pernikahan beberapa hari lalu. Melihat pria itu berdiri dengan santai tanpa peduli dengan para petinggi di perusahaan ini.

Zanna beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Alfa dengan pelan. Tangan pria itu langsung menarik tangannya Zanna karena dia berjalan dengan sangat pelan. “Langkahmu lambat sekali, sayang.”

Berusaha untuk terlihat senyum di depan semua orang. Alfa sedang menjaga nama baiknya agar tidak ada yang tahu bahwa pernikahan ini adalah pernikahan kontrak demi keturunan yang diinginkan oleh orangtua pria itu.

Awalnya dia tahu mengenai pernikahan gila ini yang berasal dari link di grup yang mengatakan akan diberikan sejumlah uang asal mau melahirkan anak untuk seorang Presdir, ia mendaftar dan lolos kualifikasi. Tapi Zanna baru tahu kalau pria gila yang menginginkan anak itu adalah boss Zanna sendiri yang berada di kantor pusat dan jarang sekali dilihat ole siapa pun.

“Doni, ayolah! Kita berangkat sekarang.”

Pria itu langsung mengambil tasnya Zanna. Sementara dia diajak keluar terlebih dahulu oleh Alfa.

Alfa membuka pintu mobil untuknya, Zanna masuk dengan segera. Setelah itu, sang pria menunggu kedatangan Doni. Di luar terdengar Alfa sedang marah-marah.

“Kalau bukan karena kebutuhan, aku tidak akan masuk ke dalam penjara seperti ini,” suara Zanna diperkecil karena takut kalau Alfa mendengarnya.

Pria itu masuk setelah membuka jasnya barusan. Doni masuk ke dalam mobil, lalu Alfa melempar jas itu pada Doni. “Jangan terlalu banyak bicara, Doni. Aku khawatir kamu keceplosan. Mulutmu melebihi wanita yang tukang ghibah itu.”

“Maaf, Tuan. Mereka meragukanmu soal pernikahan. Mereka menganggap Anda gay dari dulu. Aku hanya meluruskan.”

Ya, kalau soal itu. Zanna tidak asing lagi dengan bisikan para karyawan mengenai Alfa yang tidak menyukai wanita. Saking sibuknya dengan pekerjaan. Zanna juga tahu bahwa pria ini sangat galak.

Sampai di alamat salah satu desainer. Tunggu dulu. Zanna mendongakkan kepalanya setelah dia melihat nama yang tertera di sana adalah pemilik salah satu desain terbaik. Salah satu keinginan Zanna juga untuk membuat gaun pengantin nantinya ketika menikah. Namun Alfa yang justru membawanya kemari.

“Kenapa bengong?”

Zanna buru-buru menghampiri Alfa yang sudah berdiri di ambang pintu. Sementara Doni sudah berada di  dalam terlebih dahulu.

Begitu masuk, Zanna disambut dengan hangat. “Kamu cari sendiri yang kamu mau. Aku hanya tinggal menyelaraskannya.”

Zanna meninggalkan Alfa ketika bersama dengan Doni. Pria itu memang benar-benar sangat sibuk sekali. Zanna mencoba berbagai macam gaun, tapi Alfa justru sedang menghubungi seseorang.

Doni yang menghampirinya ketika sedang mengobrol dengan karyawan di sana. “Ada kesulitan, Nona?”

Zanna menoleh ketika dia diberitahu harga gaun pengantin yang diinginkan. Tapi akan dibuatkan yang baru. Sementara itu Alfa langsung memutus sambungan telepon dan menghampirinya. “Aku akan memilih yang lain.”

Alfa bicara dengan karyawan. “Apa ini terlihat cocok padanya?”

“Betul, Tuan. Nona tadi sudah mencobanya. Beliau juga menyukainya.”

Alfa melirik ke arah Zanna. “Ambil kalau kamu suka!”

“Mahal.”

Alfa mendesah. “Ambil saja. Ini milik orangtuaku.”

Doni memberikan kode padanya. Zanna mengangguk setelah disuruh oleh Doni. Akhirnya dia mengambil gaun yang dari awal telah dipilih. Alfa keluar lagi dari tempat itu. Zanna menghampiri Doni karena melihat calon suaminya yang sangat sibuk. “Kamu yakin pernikahan ini akan berjalan dengan baik?”

“Tuan sedang sibuk dengan pekerjaannya. Tapi juga sedang siapkan pesta besar.”

Ada yang janggal di sini. Pesta besar yang dimaksud oleh Doni adalah untuk pesta pernikahannya?

Sementara itu, Zanna yang menganggap ini pernikahan hanya demi kehadiran seorang anak. “Apa yang mengganggu pikiran, Anda?”

“Aku hanya bertanya mengenai pesta besar yang dimaksud.”

Saat mereka pindah ke tempat lain, hanya mereka berdua yang ada di sini sekarang. “Tentu pernikahan kalian berdua. Tuan tidak ingin kalau orang lain tahu tentang pernikahan kontrak yang kalian sepakati.”

“Sebenarnya aku belum terlalu paham tentang ini. Apakah tidak ada wanita lain selain aku yang lolos saat dia memilih?”

“Tuan mengatakan genetik kecerdasan anaknya akan menurun dari seorang Ibu. Maka dari itu, beliau memintaku untuk memilih Anda. Latar pendidikan juga beasiswa Anda sangat luar biasa.”

“Apakah dia tidak pernah pacaran sebelumnya?”

Doni tertawa. “Tentu dia dikelilingi wanita cantik. Tapi untuk memiliki anak dia pemilih. Di surat perjanjian juga mengatakan, Anda tidak boleh cemburu jika nanti ada bertemu dengannya. Meskipun itu adalah teman.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status