Share

Melahirkan Anak Untuk Sang Pewaris
Melahirkan Anak Untuk Sang Pewaris
Penulis: Autophile

1. Luka Perselingkuhan

“Apa wanita ini yang kalian maksud?”

“Benar, Tuan. Kami telah berdiskusi dengan yang lain. Lagi pula dia telah menerima 25% untuk pembayaran di muka sesuai dengan perjanjian.”

Memegang resume wanita yang dimaksudkan yang berusia dua puluh tiga tahun itu dan sekarang telah menjadi sasaran empuk bagi seorang Alfa untuk memiliki keturunan tanpa menikah.

Seperti yang telah dikatakan oleh orangtuanya bahwa nanti ketika orangtuanya kembali. Alfa sudah harus memiliki seorang bayi. Entah itu laki-laki maupun perempuan, tapi tidak boleh lahir dari rahim seorang pelacur karena akan memengaruhi gen yang begitu buruk untuk ke depannya.

Sambil menghisap rokoknya, lalu kemudian dia mengembuskan asapnya yang mengepul dan memperhatikan tentang latar pendidikan wanita ini. “Berapa uang yang kalian berikan?”

“Baru 2,5 Milyar untuk DP, Tuan. Karena dia memiliki latar pendidikan yang baik, dia juga bersedia untuk memiliki keturunan. Akan tetapi dia mengatakan jika sebelum melakukan itu. Anda harus menikahinya.”

Alfa langsung mematikan rokoknya dan melirik dengan sinis menggunakan tatapan mata elangnya ke arah anak buahnya yang berdiri di sebelah kanannya, menjelaskan dengan detail bahwa wanita ini mau memberikan dengan cara dinikahi terlebih dahulu.

“Aku tidak ingin menikahinya.”

“Tapi Tuan, jika Anda tidak menikahinya. Itu akan membuat Anda kerepotan di masa depan untuk keturunan Anda. Dia akan sulit untuk mengurus dokumen seperti kartu keluarga dan akta kelahiran. Setidaknya Anda memiliki bukti dan semuanya tercatat di pencatatan sipil bahwa keturunan Anda adalah milik Anda sendiri.”

Sembari mendengarkan penjelasan anak buahnya. Memang masuk akal juga yang telah dikatakan oleh mereka berdua mengenai pernikahan yang harus dilakukan terlebih dahulu.

“Aku perlu tahu alasan mengapa dia setuju untuk melahirkan anak untukku.”

Helaan napasnya Alfa sangat panjang, merasa kalau nanti anaknya akan berjenis kelamin laki-laki. Menjadi pewaris tunggalnya di perusahaan properti yang cukup terkenal milik orangtuanya Alfa yang sekarang sedang dijalankannya ini.

Satu dari dua orang yang berada di sebelahnya itu kemudian berpindah ke depannya Alfa untuk menjelaskan secara detail. “Menurut pengakuannya, adiknya menghancurkan mobil temannya. Dan kisaran mobil itu adalah tiga milyar. Sisanya dia gunakan untuk mengobati ibunya ke Singapura. Dan mencari tempat tinggal.”

Sangat gampangan sekali.

Tawa Alfa sedikit sinis mendengar pengakuan dari anak buahnya tentang wanita yang bersedia memberikan keturunan untuk Alfa. “Kalau begitu, kalian harus minta datanya. Persiapkan pernikahanku. Setelah itu kirimkan kepada tua bangka itu,” sembari menyerahkan resume wanita tadi.

Alfa masih tidak akur dengan papanya. Ini semua karena kejadian masa lalu tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh papanya dengan seorang caddy yang ditangkap basah olehnya.

Sembari memutar kursinya, memikirkan bahwa perusahaan ini harus menjadi miliknya. Karena kalau perusahaan jatuh ke tangannya. Papanya tidak akan berkutik, terutama perusahaan masih dipegang sepenuhnya oleh kakeknya Alfa. Tapi dilanjutkan oleh papanya, dan sekarang adalah dia yang memegangnya.

Sebagai seorang pewaris tunggal. Alfa tidak ingin melihat mamanya diperlakukan buruk oleh papanya untuk ke sekian kali. Berselingkuh dengan caddy bahkan bercinta dan Alfa menangkap basah itu. Sampai sekarang, luka di benaknya masih teringat dengan jelas.

Ia melanjutkan pekerjaannya dan sudah memerintahkan anak buahnya mengurus pernikahan. Toh juga ini berjalan hanya satu tahun. Papanya menginginkan cucu dan akan menyerahkan warisan itu. Padahal papanya pun belum sepenuhnya memegang. Karena permintaan kakeknya Alfa juga.

Perusahaan ini harus diselamatkan dari para wanita yang mengincar harta papanya Alfa. Kalau tidak dituruti, sudah dipastikan Alfa punya adik dari wanita-wanita teman tidur papanya yang terbilang … SANGAT MENJIJIKKAN.

Pulang dari kantor cukup larut, Alfa langsung menemui kakeknya di kamarnya. Pria tua itu sedang duduk di kursi rodanya sambil melihat album tua yang merupakan foto pernikahan kakeknya dengan mendiang sang nenek. Kalau kakeknya termasuk pria yang sangat setia, tidak dengan papanya Alfa yang justru sibuk dengan banyak wanita.

Meskipun begitu, Alfa tidak ingin ikut campur ke dalam hubungan gila itu. Dia memilih untuk tetap diam. Lalu duduk sambil berjongkok di hadapan kakeknya. Kakeknya selalu lupa bahwa neneknya Alfa telah meninggal belasan tahun yang lalu. Masih menyiapkan sarapan untuk wanita yang sudah tiada itu.

Begitu dia duduk di bawah, kepalanya diusap oleh sang kakek. “Kamu sudah pulang sekolah?”

Alfa mengangguk, karena sekarang yang mengurus kakeknya adalah dirinya sendiri. Dengan bantuan perawat untuk mengurus segalanya. Dua orang laki-laki yang diperintahkan untuk mengurus sang kakek dengan berbagai macam kebutuhan yang harus disiapkan. Perlindungan dan juga kesehatannya yang harus dipantau. Membuat dia tidak percaya terhadap perawat wanita karena kakeknya yang cukup keras kepala mengatakan sang nenek masih hidup.

Alfa tersenyum. “Aku sudah pulang dari kantor.”

Pria tua itu tertawa. “Kakek lupa kamu sudah bekerja.”

Alfa memegang tangan kakeknya dan mencium punggung tangan itu. “Aku akan menikah.”

Saat itu tatapan kakeknya begitu teduh saat Alfa mengatakan bahwa dia akan menikah. “Kamu sudah dewasa, Alfa.”

Dari sekian banyak orang, Alfa satu-satunya yang paling diingat. Semenjak meninggalnya sang nenek, dunia kakeknya seolah berhenti. “Ya, aku akan memberikan cicit untuk Kakek.”

“Apa dia mencintaimu?”

Alfa hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya meskipun tidak tahu tentang calon istrinya “Dia mencintaiku.” Akan tetapi Alfa juga tidak mau membuat kakeknya kecewa ke depannya. Biar saja ini sebagai salah satu cara untuk mendapatkan anak demi mengalihkan warisan ke tangannya. Papanya memberikan syarat seperti itu dan juga mamanya mendukung.

“Kapan kamu akan menikah?”

“Sebentar lagi aku akan menikahinya. Aku sudah mengurus dokumen yang diminta.”

“Syukurlah. Kamu harus setia terhadap istrimu nantinya.”

Setelah percakapan itu selesai, Alfa kemudian mengiyakan dan meminta kakeknya untuk istirahat. Tatapan Alfa begitu sedih saat melihat kakeknya yang baru saja memejamkan mata. Menutup tubuh sang kakek dengan selimut dan perlahan mengambil album foto itu dari tangan kakeknya.

Saat itu juga Alfa langsung keluar dari kamar sang kakek. “Aku akan mencarikan teman untuk Kakek ajak bicara setiap hari. Dia akan menjadi cucu menantu di sini.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status