Share

Bab 22

Iya, dia si mantan suami yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingku. Entah apa maunya, dia seperti sengaja ingin mendekat ke arahku.

"Ekhem! Pindah sini," titah Bang Aldi yang menyadari keberadaan Mas Haikal.

Merasa usahanya mendekatiku gagal, Mas Haikal hanya bisa pasrah saat berdiri dihimpit kakakku dan satu staf lain. Sedangkan aku, pindah ke tempat paling ujung yang hanya ada aku dan Saffa saja sebagai pemegang pisau.

"Dalam hitungan ketiga, potong sama-sama, ok?!" ujar MC memberikan aba-aba.

Aku dan Saffa bersiap. Putriku itu sudah cengengesan tidak sabar.

"Satu, dua, tiga, potong!!"

Aku menurunkan pisau hingga menggores kue raksasa itu. Tepuk tangan menggema di seluruh ruangan sebagai tanda suka cita.

Musik serta taburan balon serta kertas warna-warni menambah meriah pesta malam ini.

"Mama, Caffa mau balon!" ujar putriku memaksa turun dari gendonganku.

Dia satu-satunya anak kecil di atas panggung yang pada akhirnya jadi pusat perhatian karena terus berlari-lari ke sana kem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (27)
goodnovel comment avatar
Helda
Penasaran deh
goodnovel comment avatar
Rabiatun
Capek deh koin melulu…
goodnovel comment avatar
Faridah Basandid
Setuju bgt bu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status