Share

Bab 3

Author: Pena Ica Ltf
last update Last Updated: 2024-05-16 10:09:15

"Suutt, udah! Ayo-ayo waktunya kerja ini."

Sintya hanya mendengkus kesal.

***

Sekarang tepat jam dua belas siang, waktunya karyawan berisitirahat. Siang ini, Arum ingin menelepon Aryo untuk membicarakan Risma, wanita yang ingin di jodohkan padanya.

Risma, adalah wanita yang dulunya pernah menjalin hubungan dengan Aryo. Hubungan itu hanya bertahan delapan bulan saja, karena Risma berselingkuh lantas Aryo memutuskannya.

Namun, setelah Aryo menikah. Risma datang kembali di kehidupannya, ia meminta maaf dan mengaku sangat menyesal telah menyia-nyiakan lelaki itu. Tak memungkiri, Aryo memang masih mencintai Risma walau sekarang ia sudah menikahi Amel. Karena dulu ia menikahi Amel hanya sebagai pelampiasan untuk melupakan rasanya pada Risma, tanpa sepengetahuan Amel.

"Halo, Aryo. Mama cuma mau ngomong nih. Kamu ada waktu kapan? Mama pengen ketemu sama Risma dan keluarganya, untuk mempercepat pernikahan kamu dan Risma."

"Nanti, Ma. Kayanya lusa aku ada waktu. Nanti biar Aryo kontek dulu Risma nya ya, Ma."

"Oke, kita ketemuan di luar saja sambil makan malam. Jangan sampai tau si Amel. Diem-diem aja."

Entah apa yang ada di fikiran wanita paruh baya itu hingga ia bisa tega dengan menantunya sendiri. Ia seperti tak menganggap Amel sebagai menantunya. Padahal, sudah banyak kebaikan yang Amel lakukan selama ini untuk menyenangkan keluarga Aryo.

Namun, semua itu tak pernah ada artinya di mata mereka.

"Nene, apel." (Nenek, laper), ucap Aisha sambil menarik-narik baju Arum.

"Laper? Nanti aja ya makannya sama Ibun. Nenek lagi sibuk. Ini Nenek ambilkan air putih dulu biar kamu gak haus," ucapnya sambil mengambilkan segelas air putih untuk Aisha.

Siang ini sudah waktunya Aisha untuk makan. Namun, Arum mengabaikannya. Ia pilih kasih dengan Aisha dan Tifa. Padahal Aisha juga cucu kandungnya sendiri.

Sangat berbeda dengan sikapnya pada Tifa, anak dari Mega. Arum sangat perhatian dan sayang padanya. Entah mengapa, Amel selalu menjadi upik abu di keluarga suaminya sendiri. Apa hanya karena uang? Jika iya, serendah itukah hubungan keluarga jika hanya di ukur dari uang. Hingga menjadikan kita tak mampu untuk menghargai orang?

Bahkan, semua pekerjaan yang harusnya dilakukan oleh seorang pembantu, malah Amel yang melakukan. Terlebih ia juga dituntut untuk bekerja di kantor.

Arum tak mengizinkan jika Amel berhenti bekerja. Sedangkan, keadaan ini berbeda dengan Mega, istri dari Daniel yang menjadi menantu kesayangan karena wajahnya yang cantik dan pandai merawat diri.

Bagaimana tidak? Hampir seluruh gaji Daniel di gunakan untuk merawat istrinya. Berbeda dengan Aryo. Semua uang gaji, ia berikan pada Arum.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Sekarang, Amel tengah bersiap-siap untuk pulang.

Memang, jam kerja ia berbeda dengan jam kerja karyawan pada umumnya. Amel memilih pekerjaan yang tak memakan waktu hampir seharian, ia mengambil sift pagi. Karena, sebagian waktu ia gunakan untuk menemani putri kecilnya. Kasihan Aisha jika menunggu Amel dalam waktu yang cukup lama. Terlebih, Arum tak akan sanggup jika menjaga Aisha seharian.

"Sin, aku pulang dulu ya. See youuu sahabat aku." Amel menjabat tangan sahabatnya. Mereka saling berpelukkan sebelum pulang.

"Kamu pokoknya hati-hati ya disana, jangan mau kalau diperlukan semena-mena terus! Sesekali keluarkan karakter kamu yang sesungguhnya, Mel. Biar mereka segan untuk menyakiti kamu. Jangan bikin aku kesal ya, atau jika tidak aku akan....--"

"Akan apa? Hayo mulai deh. Iyaa-iyaa Sin aku ngerti kok. Aku juga punya batas sabar kali... Duh ini sahabat aku paling bawel se dunia."

"Jelas lah, aku gak mau kalau kamu terus-terusan terluka." Jawabnya dengan wajah cemberut.

"Iya, oke-oke. Doakan aku ya, Sin. Aku duluan, by." Amel melambaikan tangannya pada Sintya.

Waktu pulang kerja adalah waktu yang selalu ditunggu-tunggu oleh Amel untuk bertemu dengan putri kecilnya. Sebenarnya, ia tak sanggup untuk jauh dari Aisha walau hanya sebentar. Namun karena keadaan lah yang membuat Amel melakukan itu semua.

Di tengah perjalanan yang ramai dipenuhi dengan kendaraan bermotor, Amel melihat ada toko penjual kue keju di pinggir jalan.

Kue keju adalah kue kesukaan Aisha. Ia segera memarkirkan motornya dipinggir jalan dan masuk ke dalam toko. Tak lupa, ia pun juga membelikan untuk Tifa. Amel memang sosok wanita yang perhatian pada keluarganya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Membalas Kezoliman Mertua Toxic    Bab 41

    "Lo denger gak apa kata bos gue? Apa mau gue sumpelin langsung ke mul ut lo?" Tanya salah satu napi yang lainnya."I-iya, Bang. Saya denger.""Gitu dong!" ujarnya sambil melemparkan bungkus yang berisi nasi bekas."Apes banget hidup disini, gak ada perasaan, udah mirip sama bina tang. Aku harus segera menghubungi Mama, agar mempercepat untuk bertemu dengan Amel dan segera membebaskan aku," batinnya sambil terus memandangi nasi bekas, Aryo merasa risih jika harus memakan nasi itu.Namun tak ada pilihan lagi selain menghabiskan nasi bekas itu, karena para napi yang lainnya juga memperhatikan gerak-gerik Aryo. Dengan terpaksa, lelaki itu memakannya, walau dalam hati sebenarnya ingin muntah.___Arum kini sudah tiba di klinik bersama Risma, ia langsung dilarikan ke UGD karena pendara-ha nya semakin hebat.Tubuhnya lemas terkulai hingga nyaris membuat Risma tak sadarkan diri. Dokter segera mengecek kondisinya, karena gumpalan da rah mulai keluar dari area sensi tifnya.Sementara dengan Aru

  • Membalas Kezoliman Mertua Toxic    Bab 40

    "Terus, langkah apa yang akan Mama ambil untuk sekarang? Apa Mama akan tetap mewakili Mas Aryo untuk mempersulit proses perceraian. Atau Mama memilih mengalah dan pasrah jika Mas Aryo dan Mbak Amel benar-benar sah bercerai?" Tanya Mega. Ia turut merasakan tegang bercampur resah, nyalinya untuk menghadapi Amel sudah tak se bar-bar dulu.Ia khawatir jika nantinya malah ikut terseret, karena dulu Mega pernah melakukan kekerasan terhadap Aisha hingga terluka. Bahkan, sampai sekarang Amel pun masih menyimpan bukti visum atas itu.Mega tak menyangka, Amel akan melakukan hal senekad ini. Ia benar-benar menjebloskan lelaki yang dulu pernah membuatnya mabuk kepayang tanpa rasa belas kasihan."Mbak Amel ke Mas Aryo aja bisa setega itu, padahal Mas Aryo adalah lelaki yang dulu pernah sangat ia cintai. Apalagi ke aku? Bisa habis aku dibuatnya," batinnya dengan dada yang berkembang kempis. Wajah wanita itu seketika nampak pias. Ia tak mau jika bernasib sama seperti Aryo."Yah, mau gak mau Mama har

  • Membalas Kezoliman Mertua Toxic    Bab 39

    "Semudah inikah Mama bisa mengucapkan kata maaf? Apa Mama gak ingat, bagaimana perlakuan Mama ke Amel waktu dulu? Dan bayangkan, berapa lama Amel menahan sabar atas sikap Mama yang zolim?""Mama menyesal Mel, gak ada yang bisa membantu Mama saat ini kecuali kamu. Karena kamu lah yang berkuasa untuk mencabut tuntutan itu," ujar Arum berusaha untuk terus memohon. Karena satu-satunya orang yang bisa membebaskan Aryo dari penjara adalah Amel.Sebenarnya, Aryo bisa keluar penjara dengan cepat, asal ia membayar denda sesuai dengan jumlah yang di tentukan. Namun, jangankan membayar denda, untuk kebutuhan sehari-hari saja sekarang keadaan keluarga mereka sangatlah sulit. Berbeda dengan yang dulu, uang mereka selalu utuh karena banyak bergantung dengan Amel."Iya, Mama menyesal karena baru tau kan kalau ternyata Amel gak seburuk dan semiskin yang Mama kira? Andai dari awal Mama mengetahui semua harta yang Amel punya, pasti Mama tak akan bersikap seperti itu, yang ada Mama bakal menjunjung ting

  • Membalas Kezoliman Mertua Toxic    Bab 38

    "Aku harus segera membawa suamiku ke klinik, agar ia cepat sembuh dan bisa bekerja lagi. Benar-benar kacau, jika sampai tak ada yang menafkahi keluarga ini. Secara, mau makan pakai apa? Sedangkan Aryo juga belum bebas, Daniel pun tak selalu bisa di andalkan. Aku memang mempunyai uang tabungan. Tapi sayang sekali jika harus merogoh tabungan hanya untuk makan sehari-hari. Apa gunanya aku mempunyai anak dan suami jika harus memakai uang tabungan?" ujar Arum sembari melirik ke arah jalan dari kaca mobil yang tertutup. Sekarang, ia dan Hakim sedang dalam perjalanan menuju klinik. "Ma, rasanya gak kuat. Kepala Ayah kaya di putar-putar, rasanya juga mual." Hakim terus memegangi kepala, sambil menahan mual yang kini terasa mengkocok isi perutnya."Ayah, ini juga kita lagi di jalan, bentar lagi juga sampe. Biar enak nanti sampe sana gak usah ngantri lama, karena hari sudah mulai siang."Mobil yang di tumpangi Arum dan Hakim kini sudah berhenti di parkiran sebelah kanan klinik, mereka segera m

  • Membalas Kezoliman Mertua Toxic    Bab 37

    Arum langsung memutuskan teleponnya dengan Mega, ia dibuat kaget dengan kehadiran Lia yang berbisik tepat di telinganya. "Bu Arum, apa anda mendengar ucapan saya?" "Iya, saya dengar.""Baik, semuanya sudah jelas. Anda bisa pergi dari sini secepatnya,""Bu, lantas bagaimana dengan Aryo? Kapan ia bisa bebas? Tolong, kasihanilah anak saya." Pinta Arum sedikit memelas."Maaf, yang lebih berhak untuk memutuskan anak Ibu bisa keluar dari tahanan bukan saya, tapi Amel. Dia lah yang mempunyai hak, kapan bisa mencabut tuntutan itu. Karena, yang bersangkutan disini sebagai korban ialah putri saya." "Tapi, apakah Ibu gak bisa untuk membujuk Amel? Di penjara sana tempat orang-orang krim!nal Bu, saya takut Aryo kenapa-napa.""Tadi sudah saya jelaskan ya Bu Arum, yang bisa mengeluarkan Aryo dari sana bukan saya, tapi Amel.""Sekarang Amel ada dimana, Bu? Tolong sebelum saya pergi. Saya ingin tau keberadaan Amel.""Anak saya lagi kerja Bu, gak bisa diganggu di jam-jam sekarang.""Baik, kalau begi

  • Membalas Kezoliman Mertua Toxic    Bab 36

    "Saya ingin Aryo di bebaskan, tolong. Ibu gak bisa jika selalu semena-mena terhadap kami.""Semena-mena anda bilang? Apakah menurut kalian, bahwa perilaku kami terhadap kalian ini tak pantas?" Lia berjalan mendekati Arum, tepat di sebelah kolam ikan yang menghiasi halaman rumahnya."Iya, memang anda tak pantas jika berperilaku seperti itu pada anak saya Bu. Apalagi Aryo itu ayahnya Aisha. Jika anak Bu Lia memang mau menggugat anak saya tolong kalian bersikap yang adil.""Adil apa yang anda maksud? Apakah selama ini anda berlaku adil kepada putri saya saat pertama kali ia sah menjadi menantu anda? Apakah anda memperlakukan Amel dengan baik dengan mengingat bagaimana cara Ibu mertuaharus bersikap kepada menantunya?" Lia mencerca Arum, ia mulai geram.Karena Lia paham dengan karakter besannya itu. Pasti Arum takkan terima jika putra sulungnya mendekam dalam tahanan. Arum sesaat hening tak bergeming di hadapan Lia."Bagaimana pun Aryo, ia tetap Ayah biologis dari Aisha Bu. Ibu gak boleh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status