Share

17. Permainan Dimulai

Bab 17

Mas Farid menatapku tajam, mungkin ia tidak menyangka jika aku berani berkata seperti itu padanya. Selama ini, aku selalu bersikap baik dan lembut, serta selalu menghormatinya sebagai imamku. Itu dulu, sekarang tidak lagi. Luka yang ia torehkan di dalam hatiku telah membunuh dan memusnahkan seluruh rasa cintaku, yang tersisa hanyalah rasa benci.

"Dek, apa kamu tidak punya simpanan lagi? Tolonglah, Mas yakin kamu pasti masih punya tabungan. Ini kan buat kebaikan kita juga." Mas Farid mengiba. Ia pikir aku akan luluh? tidak, Mas!

Aku memang masih mempunyai tabungan, tapi aku tidak akan mau menggunakan uang tabunganku untuk membayar cicilan rumah ini. Biarkan saja rumah ini disita pihak Bank, biar Mas Farid dan gundiknya itu jadi gelandangan.

"Enggak punya, Mas! Mas usahain dong, pinjam sama teman atau sama siapa, gitu!"

"Mas enggak berani minjam uang lagi. Uang yang Mas pinjam untuk membayar tagihan klinik kemaren saja belum Mas bayar," ungkapnya.

Ya ampun, ternyata uang itu dapa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status