Sambil berjalan menuju ke kamar, Raya menatap botol suplemen di tangannya dengan hati yang masygul. Ia sungguh tak habis pikir dan tak menyangka kalau mertuanya akan memberikan sesuatu yang berat di pundaknya saat ini. Harapan. Harapan agar Raya bisa memberikan mereka keturunan layaknya menantu lain. Entah dari mana Mama Irma seyakin itu kalau dia dan Kai telah melakukan hubungan seperti pasutri lain. Ah, tentu saja. Raya mengusap wajahnya hingga ke kepala. Pastilah kiss markyang ditinggalkan oleh Kai itu yang membuat Mama Irma akhirnya tahu kalau telah mereka telah …Ahh, si brengsek itu! Dia benar-benar telah menindas Raya dan membuat wanita itu kehilangan muka. Tak hanya ibunya, Saroh, bahkan kini mertuanya pun tahu kalau mereka telah menjadi pasangan suami istri yang sesungguhnya.Sekarang bagaimana ya, Tuhan? Apa yang harus Raya lakukan.Mertuanya menginginkan ia agar segera hamil, tapi … mungkinkah itu?Jujur, dari awal pernikahan ini ada, Raya tidak pernah terbersit sedikit
“Kai, lo di mana? Lo mentang-mentang Pak Abhi lagi nggak di sini, li jangan seenaknya dong! Semua kru dan anak-anak Sudah dari tadi nungguin lo! tapi lo-nya nggak datang-datang. Kalau begini gimana syutingnya bisa jalan? Arghhh!!”Terdengar teriakan kesal Firman di seberang telepon sana.Kai memejamkan mata sambil memijat-mijat pelipisnya. Entah apa yang terjadi dengannya. Sepulang dia dari rumah orang tuanya tadi malam, Kai di dalam kamarnya tidak bisa tidur karena pikirannya saat tidak bisa lepas dari Raya.Semalaman yang dia lakukan hanya mondar-mandir keluar dan masuk kamar cuma untuk melihat apakah Raya membuka pintu kamarnya. Sepele, namun ia merasa perlu menanyakan kenapa Raya meninggalkan dia di rumah orang tuanya di saat dia sedang tertidur. Sementara untuk mengetuk pintu kamar wanita itu dan bertanya langsung entah kenapa ia merasa sungkan melakukannya. Ah, Kai! Kau bodoh sekali, umpatnya dalam hati pada dirinya sendiri.“Maaf, Fir. Gue merasa kurang fit dari kemarin. Maka
Kai menghela napas setelah tahu apa yang membuat Vero uring-uringan sedari tadi. Entah dari mana dia mendapat informasi tersebut, tapi sekarang Kai harus bisa berdalih untuk menghilangkan kecurigaan Vero kepadanya.Vero adalah tipe cewek gila yang akan nekat berbuat apapun yang dilakukannya jika Kai tidak berhasil membujuknya. Hubungan mereka selama bertahun-tahun ini saja sudah merupakan pencapaian terbesar Kai bisa menjinakkan Vero sehingga gadis itu mampu bertahan dengannya tanpa nekat berbuat sesuatu yang bisa mengakibatkan kerugian pada mereka berdua.“Ok, baiklah. Aku minta maaf soal itu. Sejujurnya aku nggak tahu kamu dapat informasi itu dari mana. Itu memang benar. Kemarin aku pergi ke butik untuk menemui mama, tapi aku nggak bohong. Papa memang lagi sakit. Makanya mama meminta Raya untuk menemaninya membeli obat papa ke apotik.”“Aku juga nggak tahu kalau dia ikut. Mama suruh aku datang ke butik sebelum kita pulang bareng ke rumah untuk pesan baju untuk acara pernikahan anak
Pagi ini Kai masih berada di kamarnya. Ia baru saja dapat kabar kalau mereka tidak syuting hari ini dikarenakan Firman masih marah perkara masalah kemarin. Kai dan Vero kemarin sudah berusaha menghubungi Firman untuk meminta maaf agar proses syuting sinetron kejar tayang yang mereka produksi bisa terus berjalan meski Abhi Seta sedang berada di luar kota untuk menghadiri resepsi pernikahan anak dan menantunya di keluarga sang besan. Namun usaha Kai dan Vero itu sepertinya tidak membuahkan hasil. Firman bahkan mengabaikan panggilan telepon dari mereka berdua dan tidak membalas pesan yang mereka kirim. Dan benar saja, rupanya hari ini dia juga melakukan mogok kerja. Kai dapat kabar itu dari kru yang ada di sana.Vero juga tak lupa mengabarinya.“Gimana donk kalau Firman tetep mogok kerja? Pak Abhi bisa marah, terus gimana ke stasiun TV kalau kita ga produksi?” kata Vero dengan gelisah.“Sudah, nggak usah panik begitu. Kalau masalah stasiun TV aku rasa untuk beberapa waktu, mereka masih
“Ok, satu scene lagi kita istirahat ya. Kai di sini adegan kamu harus cium Maudy. Nggak benaran. Nyamping aja, kamu paham maksudku kan?” Kai mengangkat jempolnya pada Abhi Seta. Di saat yang sama ekor matanya menangkap kehadiran seseorang yang selama beberapa hari ini mengganggu pikirannya.Kenapa dia ada di sini? begitu pikir Kai. Setelah dua hari Kai tidak melihatnya di rumah kini dia muncul di tempat syutingnya Kai.“Siaaap? Camera! Rolling …. Action!!!”Lalu Kai pun meraih pundak Vero dan menariknya dengan bersemangat serta mendekatkan wajah mereka. Sangat dekat hingga bibir mereka hampir bersentuhan. Orang-orang yang berada di sana sampai menahan napas dibuatnya. Tak terkecuali Raya.Masalahnya Kai terlalu over acting. Untuk tayangan sinetron di layar televisi, adegan berciuman tidak akan lulus sensor dan mungkin malah akan dapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia.Tapi berbeda dengan Abhi Seta. Sutradara itu membiarkannya saja karena dia yakin Kai tidak akan berani sejauh
“Kamu sudah gila? Untuk apa aku menghindar dari kamu? Udah ah, minggir!” Raya berusaha mendorong tubuh Kai dari hadapannya.“Kalau begitu kenapa kamu nggak pulang selama dua hari ini?” “Aku sudah bilang alasannya tadi.”“Alasan yang dibuat-buat,” balas Kai.“Terserah kalau kamu nggak percaya. Sekarang tolong menyingkir!”Kai sebenarnya masih tidak puas dan ingin berlama-lama menahan Raya, namun akhirnya dia terpaksa melepaskan wanita itu pergi karena ada kru yang ingin masuk ke toilet dan ia tidak ingin masalah mereka didengar orang lain.Kai akhirnya ikut kembali ke tempat tadi beriringan dengan Raya yang berada di depan. Semua kru sinetron Madu untuk Maudy melihat hal itu tak urung menggoda mereka.“Kai?? Busyeeet!! Lu posesif banget deh. Sampai ke toilet bini lu, lu ekorin juga. Bucin banget lu!” seru seseorang yang memang sering saling bercanda dengan Kai.Kai sempat melihat kilatan amarah di mata Vero saat menoleh ke arah mereka. Kai berpikir mungkin dia memang agak sedikit kete
Raya terperangah mendengar penjelasan Abhi. “Berita kehamilan?” gumam Raya mengulang sepenggal kata-kata yang diucapkan Abhi Seta baru saja.“Ya, berita kehamilan akan membuat netizen dan para fans bahkan haters memberikan simpatiknya pada kalian. Itu adalah kesempatan yang bagus untuk memperbaiki citra Kai. Aku pribadi mengharapkan agar itu sungguhan terjadi, jadi tidak perlu ada gimmick. Bagaimana menurut kalian?” tanya Abhi Seta.Raya menggeleng tak setuju. Ia bahkan tidak habis pikir, kenapa Kai yang membuat skandal, lalu dia terus yang harus ikut bertanggungjawab untuk memperbaiki citra Kai? “Maaf, Pak. Aku rasa aku tidak bisa membuat gimmick seperti itu. Jujur saja aku tidak ingin membuat gimmick yang akan membuat orang tuaku dan orang tua Kai kecewa nanti. Mereka punya harapan yang besar untuk memiliki cucu dalam waktu dekat tapi aku …” Raya tidak meneruskan kalimatnya. Ia takut Kai salah paham dan mengira dirinya ingin memiliki anak dengan Kai.“Lalu? Kalau begitu kenapa t
“Kok kamu ngomong gitu?” tanya Kai sambil mengernyitkan keningnya.Raya geleng-geleng kepala.“Nggak apa-apa. Sudah deh, mending kamu turunin aku di sini, atau antar aku ke resto aja. Balik sana ke Vero! Entar dia salah paham lagi. Kamu nggak lihat tadi? Matanya hampir copot pas kamu bilang mau ngantarin aku?” kekeh Raya.Kai yang sedari tadi menyetir mobilnya dengan tenang, tiba-tiba saja banting setir dan meminggirkan mobilnya secara tiba-tiba.Ckiiiitt!!!!Raya merasa jantungnya hampir copot seketika.“Kai? Kau gila?!” umpatnya.Kai tertawa mengejek.“Hahaha, ada apa denganmu, Raya? Kau …”Kai mendekatkan wajahnya kepada Raya.“Apa sekarang kau mulai cemburu pada Vero?” bisiknya dengan nada mengejek.Raya mendengus kasar dan mendorong tubuh pria itu agar menjauhinya.“Cemburu? Aduh, please deh! Jangan membuatku tertawa. Kau mau kawinin dia di depanku sekarang pun nggak masalah. Suer deh! Apaan, cemburu segala sama Vero. Iyuuuh, eneg banget,” kata Raya sambil tertawa terpingkal-ping
Lutut Raya terasa lemas ketika lagi-lagi Kai melakukan sesuatu yang dia sukai di bawah sana. Raya merasa frustasi tapi itu nikmat. “Ohhh …” lenguhnya ketika suaminya itu mempercepat jilaatannya dari atas ke bawah labiaanya.Sungguh gila apa yang dilakukan Kai saat ini. Di dalam mobil, di pinggir jalan raya? Bagaimana kalau ada yang lihat? Meski kaca film mobil itu gelap, tapi Raya tetap masih saja tidak merasa aman. Dengan setengah sadar, Raya menutup kembali setengah dadanya yang menyembul terbuka akibat ulah Kai tadi. Sementara ia hanya bisa melihat Kai yang masih berjongkok di depannya dengan wajah terbenam di antara kedua pahanya yang dia tekuk.Raya meremas rambut Kai saat merasa Kai menghisap daging mungil yang ada di sana.“Ouhh Kai …”Sesaat Raya berusaha meronta ingin melepaskan diri dari gelombang rasa itu. Namun Kai semakin mengenggam erat tangan Raya seolah ingin memberi kekuatan pada Raya untuk melewati semua rasa aneh yang istrinya itu rasakan sehingga yang tersisa han
“Kok kamu ngomong gitu?” tanya Kai sambil mengernyitkan keningnya.Raya geleng-geleng kepala.“Nggak apa-apa. Sudah deh, mending kamu turunin aku di sini, atau antar aku ke resto aja. Balik sana ke Vero! Entar dia salah paham lagi. Kamu nggak lihat tadi? Matanya hampir copot pas kamu bilang mau ngantarin aku?” kekeh Raya.Kai yang sedari tadi menyetir mobilnya dengan tenang, tiba-tiba saja banting setir dan meminggirkan mobilnya secara tiba-tiba.Ckiiiitt!!!!Raya merasa jantungnya hampir copot seketika.“Kai? Kau gila?!” umpatnya.Kai tertawa mengejek.“Hahaha, ada apa denganmu, Raya? Kau …”Kai mendekatkan wajahnya kepada Raya.“Apa sekarang kau mulai cemburu pada Vero?” bisiknya dengan nada mengejek.Raya mendengus kasar dan mendorong tubuh pria itu agar menjauhinya.“Cemburu? Aduh, please deh! Jangan membuatku tertawa. Kau mau kawinin dia di depanku sekarang pun nggak masalah. Suer deh! Apaan, cemburu segala sama Vero. Iyuuuh, eneg banget,” kata Raya sambil tertawa terpingkal-ping
Raya terperangah mendengar penjelasan Abhi. “Berita kehamilan?” gumam Raya mengulang sepenggal kata-kata yang diucapkan Abhi Seta baru saja.“Ya, berita kehamilan akan membuat netizen dan para fans bahkan haters memberikan simpatiknya pada kalian. Itu adalah kesempatan yang bagus untuk memperbaiki citra Kai. Aku pribadi mengharapkan agar itu sungguhan terjadi, jadi tidak perlu ada gimmick. Bagaimana menurut kalian?” tanya Abhi Seta.Raya menggeleng tak setuju. Ia bahkan tidak habis pikir, kenapa Kai yang membuat skandal, lalu dia terus yang harus ikut bertanggungjawab untuk memperbaiki citra Kai? “Maaf, Pak. Aku rasa aku tidak bisa membuat gimmick seperti itu. Jujur saja aku tidak ingin membuat gimmick yang akan membuat orang tuaku dan orang tua Kai kecewa nanti. Mereka punya harapan yang besar untuk memiliki cucu dalam waktu dekat tapi aku …” Raya tidak meneruskan kalimatnya. Ia takut Kai salah paham dan mengira dirinya ingin memiliki anak dengan Kai.“Lalu? Kalau begitu kenapa t
“Kamu sudah gila? Untuk apa aku menghindar dari kamu? Udah ah, minggir!” Raya berusaha mendorong tubuh Kai dari hadapannya.“Kalau begitu kenapa kamu nggak pulang selama dua hari ini?” “Aku sudah bilang alasannya tadi.”“Alasan yang dibuat-buat,” balas Kai.“Terserah kalau kamu nggak percaya. Sekarang tolong menyingkir!”Kai sebenarnya masih tidak puas dan ingin berlama-lama menahan Raya, namun akhirnya dia terpaksa melepaskan wanita itu pergi karena ada kru yang ingin masuk ke toilet dan ia tidak ingin masalah mereka didengar orang lain.Kai akhirnya ikut kembali ke tempat tadi beriringan dengan Raya yang berada di depan. Semua kru sinetron Madu untuk Maudy melihat hal itu tak urung menggoda mereka.“Kai?? Busyeeet!! Lu posesif banget deh. Sampai ke toilet bini lu, lu ekorin juga. Bucin banget lu!” seru seseorang yang memang sering saling bercanda dengan Kai.Kai sempat melihat kilatan amarah di mata Vero saat menoleh ke arah mereka. Kai berpikir mungkin dia memang agak sedikit kete
“Ok, satu scene lagi kita istirahat ya. Kai di sini adegan kamu harus cium Maudy. Nggak benaran. Nyamping aja, kamu paham maksudku kan?” Kai mengangkat jempolnya pada Abhi Seta. Di saat yang sama ekor matanya menangkap kehadiran seseorang yang selama beberapa hari ini mengganggu pikirannya.Kenapa dia ada di sini? begitu pikir Kai. Setelah dua hari Kai tidak melihatnya di rumah kini dia muncul di tempat syutingnya Kai.“Siaaap? Camera! Rolling …. Action!!!”Lalu Kai pun meraih pundak Vero dan menariknya dengan bersemangat serta mendekatkan wajah mereka. Sangat dekat hingga bibir mereka hampir bersentuhan. Orang-orang yang berada di sana sampai menahan napas dibuatnya. Tak terkecuali Raya.Masalahnya Kai terlalu over acting. Untuk tayangan sinetron di layar televisi, adegan berciuman tidak akan lulus sensor dan mungkin malah akan dapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia.Tapi berbeda dengan Abhi Seta. Sutradara itu membiarkannya saja karena dia yakin Kai tidak akan berani sejauh
Pagi ini Kai masih berada di kamarnya. Ia baru saja dapat kabar kalau mereka tidak syuting hari ini dikarenakan Firman masih marah perkara masalah kemarin. Kai dan Vero kemarin sudah berusaha menghubungi Firman untuk meminta maaf agar proses syuting sinetron kejar tayang yang mereka produksi bisa terus berjalan meski Abhi Seta sedang berada di luar kota untuk menghadiri resepsi pernikahan anak dan menantunya di keluarga sang besan. Namun usaha Kai dan Vero itu sepertinya tidak membuahkan hasil. Firman bahkan mengabaikan panggilan telepon dari mereka berdua dan tidak membalas pesan yang mereka kirim. Dan benar saja, rupanya hari ini dia juga melakukan mogok kerja. Kai dapat kabar itu dari kru yang ada di sana.Vero juga tak lupa mengabarinya.“Gimana donk kalau Firman tetep mogok kerja? Pak Abhi bisa marah, terus gimana ke stasiun TV kalau kita ga produksi?” kata Vero dengan gelisah.“Sudah, nggak usah panik begitu. Kalau masalah stasiun TV aku rasa untuk beberapa waktu, mereka masih
Kai menghela napas setelah tahu apa yang membuat Vero uring-uringan sedari tadi. Entah dari mana dia mendapat informasi tersebut, tapi sekarang Kai harus bisa berdalih untuk menghilangkan kecurigaan Vero kepadanya.Vero adalah tipe cewek gila yang akan nekat berbuat apapun yang dilakukannya jika Kai tidak berhasil membujuknya. Hubungan mereka selama bertahun-tahun ini saja sudah merupakan pencapaian terbesar Kai bisa menjinakkan Vero sehingga gadis itu mampu bertahan dengannya tanpa nekat berbuat sesuatu yang bisa mengakibatkan kerugian pada mereka berdua.“Ok, baiklah. Aku minta maaf soal itu. Sejujurnya aku nggak tahu kamu dapat informasi itu dari mana. Itu memang benar. Kemarin aku pergi ke butik untuk menemui mama, tapi aku nggak bohong. Papa memang lagi sakit. Makanya mama meminta Raya untuk menemaninya membeli obat papa ke apotik.”“Aku juga nggak tahu kalau dia ikut. Mama suruh aku datang ke butik sebelum kita pulang bareng ke rumah untuk pesan baju untuk acara pernikahan anak
“Kai, lo di mana? Lo mentang-mentang Pak Abhi lagi nggak di sini, li jangan seenaknya dong! Semua kru dan anak-anak Sudah dari tadi nungguin lo! tapi lo-nya nggak datang-datang. Kalau begini gimana syutingnya bisa jalan? Arghhh!!”Terdengar teriakan kesal Firman di seberang telepon sana.Kai memejamkan mata sambil memijat-mijat pelipisnya. Entah apa yang terjadi dengannya. Sepulang dia dari rumah orang tuanya tadi malam, Kai di dalam kamarnya tidak bisa tidur karena pikirannya saat tidak bisa lepas dari Raya.Semalaman yang dia lakukan hanya mondar-mandir keluar dan masuk kamar cuma untuk melihat apakah Raya membuka pintu kamarnya. Sepele, namun ia merasa perlu menanyakan kenapa Raya meninggalkan dia di rumah orang tuanya di saat dia sedang tertidur. Sementara untuk mengetuk pintu kamar wanita itu dan bertanya langsung entah kenapa ia merasa sungkan melakukannya. Ah, Kai! Kau bodoh sekali, umpatnya dalam hati pada dirinya sendiri.“Maaf, Fir. Gue merasa kurang fit dari kemarin. Maka
Sambil berjalan menuju ke kamar, Raya menatap botol suplemen di tangannya dengan hati yang masygul. Ia sungguh tak habis pikir dan tak menyangka kalau mertuanya akan memberikan sesuatu yang berat di pundaknya saat ini. Harapan. Harapan agar Raya bisa memberikan mereka keturunan layaknya menantu lain. Entah dari mana Mama Irma seyakin itu kalau dia dan Kai telah melakukan hubungan seperti pasutri lain. Ah, tentu saja. Raya mengusap wajahnya hingga ke kepala. Pastilah kiss markyang ditinggalkan oleh Kai itu yang membuat Mama Irma akhirnya tahu kalau telah mereka telah …Ahh, si brengsek itu! Dia benar-benar telah menindas Raya dan membuat wanita itu kehilangan muka. Tak hanya ibunya, Saroh, bahkan kini mertuanya pun tahu kalau mereka telah menjadi pasangan suami istri yang sesungguhnya.Sekarang bagaimana ya, Tuhan? Apa yang harus Raya lakukan.Mertuanya menginginkan ia agar segera hamil, tapi … mungkinkah itu?Jujur, dari awal pernikahan ini ada, Raya tidak pernah terbersit sedikit