PoV Della
"Kurang ajar lo Dan, ikut campur terus urusan gue. Bukan nya lo udah gue pecat tadi malah ngadu sama Della!" Virza menyalahkan Dani. "Aku yang meminta nya untuk melaporkan semua yang terjadi!" Dani acuh dan memanggil keamanan."Cepat usir mereka berdua dari sini!" perintahku pada keamanan.Sumi panik tapi dia tak berdaya melawanku. "Della, kamu jangan terlalu mempercayai Dani!" teriak Virza saat di paksa untuk pergi.Virza berusaha berontak, Sumi hanya bisa mengikutinya. Tampak raut wajah wanita itu menunjukkan kekesalan.Setelah mengusir mereka aku berniat bertemu pengacaraku, untuk segera mengurus perceraian ku dengan Virza. "Della, kamu mau kemana?" tanya Dani yang saat melihatku akan pergi. "Aku ingin bertemu pengacaraku, untuk mengurus perceraian," "Kamu gak pecat aku kan Dell?" ujar Dani memastikan, karena tadi dia sudah di pecat oleh Virza."Enggaklah Dan, aku yang punya kuasa di sini," sahutku dan berlalu pergi."Terima Kasih Della," begitulah ucapan Dani yang masih bisa ku dengar.**"Sialan Virza!" umpatku di hadapan Marsha, dia justru hanya tertawa setelah ku ceritakan semua kronologi kejadian saat aku melabrak wanita itu."Kamu bar-bar banget Dell!" Marsha kembali tertawa, dia pengacara sekaligus sahabatku jadi kami memang dekat."Bahagia kamu lihat aku begini," sungutku pada Marsha."Bukan gitu Dell, tapi aku bayangin kejadian itu. Andaikan aku di sana melihatnya, pasti akan ku rekam untuk kenangan, kita melihatnya kembali di masa tua nanti," ujar Marsha sedikit meledekku. "Sudah berhenti bercanda, sekarang kamu urus perceraianku dengan Virza. Aku ingin secepatnya bercerai dengannya!" perintahku pada Marsha."Kamu tenang saja, ini perkara mudah," sahut Marsha dan menyesap kopinya. "Sekarang Virzha tinggal dimana? Apakah dia sudah menjadi gembel setelah kamu usir," Aku menaikan kedua bahu "Entahlah aku tidak perduli sekalipun dia menjadi gembel!" "Beruntung kamu mengikuti nasehatku saat itu untuk membuat perjanjian pra-nikah, jika saja kamu tak membuatnya, mungkin sekarang dia sudah bisa hidup kaya raya bersama pelakor itu," ujar Marsha. Tak ku pungkiri, membuat perjanjian pra-nikah itu termasuk saran Marsha saat aku berencana menikah dengan Virza. Karena Marsha memang tak suka dengan Virza, dia mempunyai firasat tak enak jika aku menikah dengan Virza. "Besok kita bertemu lagi, aku akan menyerahkan semua berkas yang kamu perlukan," ujarku pada Marsha. "Oke Dell, aku tunggu kita bertemu di tempat biasa ya," sahut Della.Aku pamit hendak pulang duluan, sedangkan Marsha masih akan bertemu kliennya yang lain.**Aku meminta bantuan Mang Asep untuk menurunkan semua foto yang ada di dinding, foto prewedding kami dan foto saat resepsi pernikahan. Aku ingin membakar semua foto ini, aku beralih mengambil foto di dalam Album Pernikahan dan beberapa kenangan kami. Aku membawa keranjang dari bahan rotan, untuk memasukkan semua barang kenangan yang akan ku bakar, aku melirik laci Virza. Biasanya dia menyimpan sesuatu di sana, tapi aku tak pernah mengeceknya. Apa salahnya ku lihat sekarang.Di dalam laci itu ada wadah jam mahal yang dulu ku belikan untuk Virza, biasanya dia memakai jam ini untuk acara penting karena tampak berkelas. Dia juga mempunyai beberapa jam mahal tapi jam ini lah yang paling mahal hadiah dariku, merk rich**d mi***r ku ambil jam itu, lebih baik ku simpan saja. Karena harganya diatas 1 Miliar, bodohnya aku memberikan dia hadiah mahal untung saja aku yang menemukan sekarang. Aku melihat kembali isi laci itu, aku menemukan sebuah buku di saat aku mencoba membuka terjatuh sebuah 1 lembar foto. Aku memungut foto itu, oh ternyata kenyataannya seperti ini, sedikit mengejutkan.Di foto itu ada pose mesra Virza dan Sumi, ternyata mereka sudah berhubungan sejak dulu atau mungkin dia juga mantan Virza. Bisa saja selama ini Sumi menjadi pembantu karena berkedok ingin lebih dekat dengan Virza. Aku menginjak foto itu, "Manusia l*kn*t kalian berdua!" kebencian ku semakin dalam pada mereka. Kenapa aku seolah menjadi orang bodoh yang selama ini tak mengetahui apapun, atau rasa percaya ku sebelumnya terlalu besar pada Virza dan mereka pandai bersandiwara. Seakan tak mengenal satu sama lain. Aku membuka laptop, dan mencari rekaman cctv selama 6 bulan terakhir. Disaat Sumi mulai bekerja dirumah ini, bahkan disaat minggu pertama dia bekerja mereka sudah berani bermesraan di dapur saat aku tak ada di rumah, dan ada lagi mereka bermesraan di ruang tengah, bahkan ada juga rekaman 4 bulan yang lalu mereka masuk kedalam kamarku yang dulu menjadi kamarku dan Virza. "Menjijikkan! Mereka bahkan melakukan didalam kamar ini," Dan masih banyak lagi rekaman lain di saat mereka melakukan nya di ruang tengah beberapa kali disaat aku tertidur pada malam hari. Mereka bahkan berani melakukan nya saat aku tidur, aku menutup laptop dengan kasar. Virza memang tidak mengetahui jika aku memasang cctv hampir di setiap sudut rumah ini, karena ukuran nya juga kecil dan susah di ketahui. Tapi memang sudah lama aku tak memeriksanya karena kesibukan ku juga, aku juga mempunyai beberapa bisnis dan pekerjaan yang membuatku jarang berada di rumah. Dan disaat itulah mereka memanfaatkan kesempatan, bahkan disaat aku berada dirumah mereka juga mencari kesempatan. **Aku membakar semua barang yang sudah aku kumpulkan tadi. "Della," aku menoleh mendengar sebuah panggilan dari belakang, ternyata Dani. "Dani, ada urusan apa kamu datang kesini?" "Aku hanya ingin mengajakmu untuk nonton," ujar Dani sedikit lirih."Nonton? Disaat situasi seperti ini kamu mengajakku untuk nonton. Aku tidak mau!" jawabku."Baiklah jika kami tidak mau, sebagai teman yang baik aku hanya ingin menghiburmu," tukas Dani."Sejak kapan kita menjadi teman!" ucapku dan kembali melihat api yang membakar semua barang itu. Apa yang dipikirkan pria itu berani sekali dia mengajakku. "Lebih baik aku pulang sekarang," ujar Dani. "Ya pulanglah, ini juga sudah larut malam," sahutku.Dani pun pulang, aku tidak ingin banyak basa-basi pada pria itu. Untuk saat ini aku tak ingin percaya pada siapapun.PoV DellaAku menyerahkan berkas semua yang di butuhkan oleh Marsha, untuk mengurus perceraianku. Aku juga menceritakan semua hal yang ku temui kemarin padanya."Kenapa aku bisa sebodoh ini," ucapku di hadapan Marsha."Berhenti merutuki dirimu seperti itu Della, mereka itu pandai bersandiwara dan mencari waktu yang tepat. Udah lupain semua kejadian kemarin, sekarang fokus dengan sidang perceraian yang akan kamu hadapi dan menata hidup kedepannya lebih baik," tukas Marsha.Dia benar, untuk apa aku merutuki diri seperti ini. Toh mereka memang licik pasti ada saja cara mereka untuk mencari celah. **Setelah menemui Marsha aku pulang kerumah, rasanya aku lelah dalam segala hal. Namun disaat ingin masuk, Virza berdiri di depan gerbang. Sepertinya dia sengaja menunggu kepulanganku. "Della...!" Virza menggedor kaca mobilku. Aku menurunkan kaca mobil. "Ada apa lagi kamu datang kesini!" "Izinkan aku masuk untuk mengambil barangku, karena masih ada barang yang tertinggal belum aku bawa," uj
PoV Della"Della apa kabar?," sapa Pak Antony saat aku dan Marsha sedang di restoran, dia rekan bisnis mendiang Papa. "Baik, Om sendiri bagaimana kabarnya?" tanyaku. Aku dan Marsha, mempersilahkan Om Antony duduk bergabung bersama kami."Kabar Om juga baik, kamu sekarang pindah rumah ya. Sudah tidak menempati rumah Papa mu lagi?" "Tidak Om, Della masih dirumah yang dulu dan tak akan pindah kemana pun. Ada apa Om bertanya seperti itu?" tanyaku penasaran."Sekarang Virza bekerja di perusahaan Om, dan dia meminjam uang untuk menDepe rumah di kawasan elit. Dia bilang itu permintaanmu agar tak bergantung pada harta mendiang Papamu," "Benarkah Virza berkata seperti itu dan mengataskan namaku?" tanyaku memastikan."Menurut penuturannya seperti itu, dia sudah bekerja 4 hari ini di perusahaan Om. Dia bilang kamu ingin dia mandiri tanpa bergantung pada hartamu, karena Om teman baik mendiang Papamu. Tentu Om terima dia," jelas Om Antony. Aku menggeleng tak percaya, dia berani menggunakan
PoV SumiSudah 5 tahun lamanya aku dan Mas Virza menjalin hubungan, sedari awal hubungan kita baik-baik saja. Akan tetapi semua berubah semenjak Mas Virza bekerja pada perusahaan di kota, dia berjanji akan menikahi ku setelah bekerja disana. Aku menanti kedatangan mas Virza untuk datang melamar tapi dia tak kunjung datang. 2 tahun pertama dia masih sering mengabari ku, hingga dia berubah setelah 2 tahun itu. mas Virza bahkan tak ada kabar saat itu, dia memblokir semua sosial media dan nomor telfonku. Itulah yang membuat aku nekat menemuinya di kota. Mas Virza sempat memberiku alamat kosnya, bermodal alamat itu aku mencari keberadaan kekasihku. **(Flashback 7 bulan yang lalu)Aku tiba pada alamat kosan itu, aku celingak celinguk karena memang bingung ingin bertanya pada siapa. "Mbak cari siapa?" pria dengan perawakan yang tinggi dan tampan menepuk bahuku. "Cari pacar saya Mas, dia bilang ngekos disini," jawabku, mana tahu pria ini bisa membantuku atau mengenal Mas Virza. "Nam
PoV SumiSudah 5 tahun lamanya aku dan Mas Virza menjalin hubungan, sedari awal hubungan kita baik-baik saja. Akan tetapi semua berubah semenjak Mas Virza bekerja pada perusahaan di kota, dia berjanji akan menikahi ku setelah bekerja disana. Aku menanti kedatangan mas Virza untuk datang melamar tapi dia tak kunjung datang. 2 tahun pertama dia masih sering mengabari ku, hingga dia berubah setelah 2 tahun itu. mas Virza bahkan tak ada kabar saat itu, dia memblokir semua sosial media dan nomor telfonku. Itulah yang membuat aku nekat menemuinya di kota. Mas Virza sempat memberiku alamat kosnya, bermodal alamat itu aku mencari keberadaan kekasihku. **(Flashback 7 bulan yang lalu)Aku tiba pada alamat kosan itu, aku celingak celinguk karena memang bingung ingin bertanya pada siapa. "Mbak cari siapa?" pria dengan perawakan yang tinggi dan tampan menepuk bahuku. "Cari pacar saya Mas, dia bilang ngekos disini," jawabku, mana tahu pria ini bisa membantuku atau mengenal Mas Virza. "Nam
PoV Sumi (2)Mas Virza membawaku kerumah mewah itu, kebetulan Della juga sedang mencari pembantu. Aku langsung di terima oleh Della, saat pertama bertemu dengan wanita itu, dia baik dan ramah dan juga cantik. Tapi aku tak menyukai dia sama sekali, karena Della telah merebut Mas Virza dariku. Hari ku jalani menjadi ART disana, terpaksa aku melakukan semua pekerjaan. Tapi aku bisa bertemu Mas Virza setiap hari, apalagi Della jarang dirumah dan sibuk mengurus bisnisnya jadi aku semakin leluasa untuk berduaan dengan Mas Virza setelah dia pulang kantor aku akan melayani semua kebutuhannya bak seorang istri yang melayani suami. Kami bermesraan dimana saja, pada saat Della tak ada dirumah. Bahkan saat istrinya di rumah, kami juga bermesraan saat Della tertidur. Saat itu Della baru saja membeli sebuah gaun yang indah, aku sungguh iri melihatnya. "Gaunnya bagus ya Nyonya," ujarku saat melihat Della sedang bersiap untuk menghadiri sebuah pesta. "Terima kasih Sumi," jawab Della dan terseny
PoV Della AmandaKini adalah hari persidangan perceraianku dengan Virza. Aku telah bersiap, Marsha telah menungguku, kami berangkat dengan menggunakan mobil Marsha menuju Pengadilan Agama.Semua bukti yang kupunya juga di bawa oleh Marsha sebagai penguat gugatan agar perceraianku cepat selesai.Berada di dalam ruang persidangan Virza hadir ditemani oleh Sumi. karena kami berpapasan di depan ruangan tadi, Sumi kini menunggu diluar ruangan persidangan.Semua gugatan telah disebutkan oleh Marsha, tuduhan dan semua bukti perselingkuhan Virza pun ditunjukkan oleh pengacaraku, yaitu Marsha. Semua bukti sudah jelas kami resmi bercerai karena bukti itu mempercepat putusan hakim, perceraianku dengan Virza selesai hanya sekali sidang saja. Virza tidak mendapatkan apapun dari perceraian ini karena kita mempunyai perjanjian pra nikah.Aku senang karena proses perceraianku dengan Virza sungguh cepat, karena aku sudah tidak mau menyandang gelar istrinya lagi. Virza tampak lebih pasrah pada persid
PoV AuthorSepanjang perjalanan arah pulang dari pengadilan Virza hanya diam, pikirannya terus menerawang pada sosok Della, yang kini telah resmi menjadi janda. Dari dalam benak Virza yang sesungguhnya merasa sangat menyesal telah mengkhianati Della saat itu. Kehidupan mewah dan nyaman du sediakan oleh Della, tapi dia malah terjebak bersama Sumi sekarang. Dulu Della sangat mencintai Virza, dia juga menjadi istri yang baik dan pengertian. Virza tak menyangka istri yang baik dan lembut itu bisa berubah jika tersakiti. Awalnya Virza berpikir mungkin Della akan memaafkan jika sudah terjadi tapi kenyataan berbeda, wanita itu berubah menjadi brutal dan lepas kendali. "Mas, kita makan restoran dulu ya jangan langsung pulang," pinta Sumi, dia ingin mengajak Virza makan di restoran mahal untuk memenuhi hasrat hedon, sebagai hobi baru yang disukai Sumi kini. "Aku capek Sum, mau pulang!" sahut Virza dan masih menatap lurus ke jalan. "Mas, aku mau ke restoran cepatlah tak usah menolak," tukas
PoV Della AmandaAku melihat sorot kebencian dan dendam dari mata Virza, miris lelaki yang dulu pernah bersamaku selama 2 tahun menjalani biduk rumah tangga, sekarang harus menjadi musuh terbesarku. Setelah kejadian ini sulit untukku mempercayai orang lain. Penuh rasa was-was dan curiga, aku ingat pesan Almarhum Papa sebelum aku menikah dengan Virza. Papa berkata jangan terlalu mudah mempercayai seseorang, apakah Papa lebih dulu merasakan firasat buruk pada Virza. Papa memang tidak pernah melarangku untuk menikah dan selalu menghargai pilihanku. Hans membukakan pintu mobil, kini ajudan itu juga merangkap supir pribadi untukku. Sekarang kami menuju kantor, kini giliran Dani yang akan kuhempas dan menguak kebusukan yang dia lakukan. Ponselku berdering panggilan masuk dari Pak Leon, aku menenkan dial. "Halo selamat siang Bu Della, bagaimana dengan pembelian rumah itu, apakah Ibu merasa cocok?" tanya Pak Leon dengan nada yang ramah."Siang, saya menyukai rumah itu, dan akan membayar