Share

Bab 10 : Terkejut

Dring~~~~

Terdengar bunyi ponsel Dylan berdering kencang memecah keheningan diruangannya. Sekilas Dylan melihat no asing yang tertera di layar handphone.

Awalnya Dylan ragu untuk mengangkat tetapi handphone itu berdering terus dan sedikit mengusiknya.

“Halo.” sapa Dylan ragu.

Tak lama terdengar suara wanita yang ia hafal betul.

Kiara, batinnya.

“Apakah kita bisa bertemu sekarang?”

Dylan terdiam sejenak. Dylan agak tersentak kaget mendengar wanita ini mengatakan hal itu. Jika mengingat bagaimana acuhnya Kiara terhadap Dylan.

Terasa sangat aneh Kiara bahkan menelfonnya lebih dulu dan mengajak bertemu.

Kiara bearti menyimpan info kontaknya. Terbesit sedikit rasa senang di hati Dylan.

“Sekarang? Kenapa tiba-tiba sekali?” tanya Dylan langsung.

“Hmm, aku ingin membicarakan mengenai hasil kunjungan kita kemarin.” sambung Kiara lagi.

Oh masalah pekerjaan. Dylan merasakan dirinya sedikit kecewa.

Lagian memang apa yang Dylan harapkan? Kiara dan ia memang sebatas partner kerja.

“Oh harus sekarang memang?”

“Tidak apa jika kau-“

“Bisa. Tentu saja aku bisa.” Dylan menjawab dengan cepat tanpa menunggu Kiara harus menyelesaikan perkataannya.

Dylan tidak ingin membuang kesempatan untuk bertemu Kiara. Ia ingin menghabiskan banyak waktunya dengan gadis itu.

“Aku akan menjemputmu nanti.” sambung Dylan lagi dan menakhiri pembicaraan mereka berdua.

Dylan memencet beberapa tombol di telfon intern ruangannya, dan tidak lama setelah itu sekretarisnya masuk.

“Saya minta tolong jadwal saya untuk hari ini di reschedule ya.”

*****

Kiara menghembuskan nafas panjang merasa lega melihat respon Dylan barusan.

Ia benar-benar menahan nafasnya tanpa sadar karna memberanikan diri untuk mengajak Dylan bertemu hari ini. Bahkan diluar ekspetasinya laki-laki itu langsung setuju untuk bertemu.

Apakah hal ini benar? Kiara terus saja memikirkan hal ini. Mengapa ia sangat terpacu dengan tantangan yang Mira berikan. Seakan Kiara tidak ingin Mira mendahuluinya.

“Apa yang harus aku bicarakan nanti.” teriak Kiara frutasi.

Dia benar-benar gugup bahkan bingung harus memulai darimana nanti jika bertemu dengan Dylan. Apakah suasana nanti akan canggung kembali? Kiara benar-benar merasa putus asa.

Bagaimana ia akan membuka obrolan tentang pesta besok malam?

Bagaimana caranya ia mengajak Dylan untuk pergi?

Apakah laki-laki itu akan setuju?

Kiara mengacak-acak rambutnya kesal. Ia benar-benar putus asa.

TokTok

Terdengar pintu ruangannya diketuk. Kiara segera mebenarkan sedikit rambutnya yang berantakan.

“Masuk.” perintahnya.

“Permisi bu, Pak Dylan ada di depan dan ingin bertemu. Apakah bisa?” tanya Ratih.

Kiara segera mengambil tas dan handphonenya ia beranjak dari kursinya dan berjalan keluar.

“Biar aku saja yang langsung menemuinya, Ratih.”

Kiara melihat Dylan telah menunggu di depan ruangannya dan menyambutnya dengan senyum hangatnya.

Ganteng sekali, batin Kiara.

Tetapi ia terus buru-buru menutupi rasa kagumnya. Dan berjalan menghampiri Dylan.

“Kita bicarakan ini diluar saja bagaimana? Sekalian makan siang.”

Dylan terlihat bingung dan sedikit terkejut. Kiara bahkan menawari untuk makan siang bersama. Tingkah laku Kiara hari ini benar-benar aneh.

Dia sudah tidak bersikap acuh kepada Dylan. Apakah mungkin ini merupakan pertanda baik untuk Dylan?

“Tentu saja boleh, ayok.”

Dylan menggenggam tangan Kiara dan mengajaknya pergi. Dan tidak ada penolakan dari Kiara seperti sebelumnya. Dylan tersenyum senang dan semakin menggengam erat tangan Kiara.

Ia sangat merindukan masa ini. Seperti waktu meraka berpacaran dulu.

Akhirnya setelah sekian lama ia bisa menggengam tangan ini lagi, batin Dylan.

“Kau mau coba restaurant sushi terbaru tidak?” tawar Kiara antusias.

Dylan hanya mengangguk dan tidak menolak. Bahkan apapun yang Kiara inginkan sekarang ia akan menyanggupi semuanya asalkan wanita ini tersenyum seperti sekarang kepadanya.

Binar bahagia mata Kiara pada saat ini sama dengan cara dulu Kiara menatap Dylan. Sangat jauh berbeda dengan tatapan dingin yang beberapa hari ini ia dapatkan dari awal bertemu.

Apa yang merubah Kiara sampai sedrastis ini?

Tetapi dengan alasan apapun rasanya, Dylan akan siap dengan segala konsekuensinya karna rasa bahagia yang ia dapatkan sekarang tidak sebanding dengan hal apapun.

Kiara, aku mohon tetaplah seperti ini.

***

“Bagaimana kalau seporsi ramen dan sushi variant ini? Mau coba?”

“Eh atau yang ini ya?”

Kiara tampak sibuk memilih berbagai menu sushi didepannya. Dylan hanya tersenyum melihat tingkah Kiara.

Ia menikmati pemandangan didepannya ini.

Kiara memanggil waiters untuk mencatat pesanan mereka.

“Apakah cukup ini? Kau ada tambahan?”

Dylan menggelengkan kepalanya tanda tidak. Ia menyetujui apapun yang Kiara pesankan untuknya.

“Mengenai hasil kunjungan kita kemarin, apakah ada yg mau kau review kembali?” tanya Kiara membuka obrolan mereka.

“Nanti kau kirimkan saja file yang telah di analisa oleh timmu dan akan aku review jika memang ada yang diperlukan.”

Kiara mengangguk tanda setuju.

Tetapi Dylan merasa bahwa wanita didepannya ini menyembunyikan sesuatu. Rasa ragu mulai meliputi hatinya.

Jika hanya ingin membicarakan masalah ini rasanya Kiara tidak perlu harus sampai meminta Dylan bertemu sekarang juga.

Rasanya tidak seurgent itu.

“Apa ada hal lain lagi sebagai tambahan, Kiara?”

Kiara terlihat gelisah untuk menjawab pertanyaan Dylan. Membuat Dylan semakin yakin bahwa ada suat hal lain yang disembunyikan Kiara.

Apakah ini penyebab perubahan sikap drastis Kiara terhadap Dylan?

Kiara masih terdiam dan sedikit meremas ujung jarinya, sikap gelisah yang selalu Kiara tunjukkan jika ia sedang gugup.

“Apakah kau ingin pergi bersamaku sabtu nanti?”

DEG

Dylan tersentak. Apakah ini nyata? Apa dia tidak salah dengar?

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nanda Utami
ahhh akhirnya update lagi, semakin kepo
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status