Share

51. Aku dan Tekadku

( Nafia)

"Selamat ya, Pak. Istri Anda telat," ucap dokter muda berwajah ramah itu menyalami Deva.

"Telat?" Deva mengernyit, "maksudnya Nafia sakit karena selalu telat makan?"

Dokter itu tersenyum. Aku sendiri masih mencerna ucapannya.

"Bukan begitu maksud saya, Pak."

"Lantas?" Deva kian penasaran.

"Istri Anda telat datang bulan. Istri Anda tengah mengandung."

"Apaaah ... hamil?!" Bagai sehati aku dan Deva kompak berseru. Lalu saling bersitatap.

"Sa-saya hamil, Dok?" Karena tidak percaya, aku mengulangi pernyataan dokter di hadapan.

Dokter mengangguk dan tersenyum. "Benar, Ibu. Umur kandungannya baru sembilan minggu. Yahhh ... dua bulan lebih sedikit, Bu."

Aku menatap Deva. Pemuda itu mengendikan bahu. Masa bodoh.

"Kalau boleh tahu apa keluhan Ibu sekarang?" Dokter bertanya lagi dengan santun.

"Akhir-akhir ini memang sering mengeluh pusing dan cepat lelah, Dok."

"Tidak mengalami mual-mual?"

"Kadang, tapi tidak sering," jawabku jujur, "saya pikir mual itu akibat saya masuk angin karena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status