Beranda / Urban / Menantu Sang Mafia / Talk Less Do More

Share

Talk Less Do More

Penulis: Kiki Miki
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-26 14:00:28

Sore itu Ethan baru saja pulang dari bengkelnya ketika ia melihat seseorang sedang menunggunya di depan teras rumah Benigno Mensina. Romano Conte sudah menunggunya dengan ekspresi dan raut wajah menantang tentunya. Ia sepertinya baru saja keluar dari rumah sakit setelah dua hari yang lalu Ethan menembaknya. Ethan bisa melihat kalau kaki  pria yang ditembaknya tempo hari itu masih diperban. Jangan lupakan sebelah tongkat kruk yang terjepit di bawah ketiaknya.

Tak gentar Ethan pun segera keluar dari mobil. Ia pun perlahan mendekati teras hingga kini jarak pun mereka semakin dekat.

"Ba jingan, ternyata kau memang benar-benar menantu dari Benigno Mensina!" gumam Romano dengan wajah menahan geram.

Ethan tidak menanggapi. Sebab ia tahu itu percuma. Tipe laki-laki seperti Romano  selalu ada di manapun. Pria tak beradab yang suka bermain perempuan dan marah karena mangsanya lepas. Jadi sangat wajar kalau dia merasa kesal pada Ethan.

"K
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Sang Mafia   Pengkhianat

    "Ya, hallo ....""Capo, ini aku, Capo! Ini aku ..." Terdengar suara gemetar setengah berbisik seseorang di telepon.Ethan mengernyitkan keningnya sesaat, sebelum ia menyahuti orang yang berada di ujung telepon itu."Kau? Isaac?" tebak Ethan.Bukannya dia tidak familiar mendengar suara salah satu member Aquila Nera itu. Hanya saja di telinganya saat ini terdengar janggal ketika mendengar suara Isaac yang berbisik seolah takut ketahuan oleh seseorang."Isaac, kau ada di mana?" tanya Ethan ikut berbisik. Ia seakan takut pada kalau suaranya akan memperburuk situasi tak menguntungkan apa pun yang sedang dialami oleh Isaac saat ini. Apa pun itu, Ethan bisa merasakan kalau anak buahnya itu sedang tidak baik-baik saja saat ini."Capo ...." Terdengar suara nafas memburu di telepon. "Ya, apa yang terjadi di sana, Isaac. Kenapa kau tidak terdengar kabarnya dari kemarin. Apa kau baik-baik saja?" tanya Ethan."Capo, situasi di sini sangat berbahaya ... aku ... aku ...." Isaac berusaha mengatu

  • Menantu Sang Mafia   Tak Semudah Itu Luluh

    Benigno membanting pintu mobil begitu mereka tiba di kediamannya. Ia masih saja kesal karena merasa dibodohi oleh putrinya sendiri. "Sayang, Ben!" panggil Arabella, wanita yang telah menjadi istrinya itu.Benigno tidak menghiraukan. Begitu ia sampai di depan pintu, pria itu pun dengan kasar menggedor pintu padahal Bertha dari belakang sudah berjalan dengan tergopoh-gopoh membukakan pintu untuk majikannya itu."Kau lama sekali? Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan di dalam sana?!" kata Benigno dengan penuh amarah."Ma-maafkan aku, Tuan. Sungguh aku tidak bermaksud lama," sahut Bertha."Aaah ... kau terlalu banyak alasan. Bertha, anak sialan itu menginginkan kau ikut dengannya. Sekarang aku memberimu pilihan, silahkan kau ikut dengannya, atau kau masih ingin di sini? Hanya saja begitu kau sudah bersama dengannya itu artinya nasib baikmu sudah bukan urusanku lagi! Kau mungkin bisa saja lebih sial dan keluar dari zona nyamanmu!" kata Benigno yang tidak begitu dimengerti oleh Bertha ap

  • Menantu Sang Mafia   Ketika Semua Terungkap

    "Bertha?" gumam Benigno.Crystal menganggukkan kepalanya yakin. Jangan bilang kalau Benigno bahkan tidak bisa memberikan Bertha padanya hanya karena pria itu tidak ingin membuat hidup anaknya lebih mudah.Benigno memicingkan matanya mendengar permintaan putrinya itu. Dia mengerti kalau Crystal mungkin merasa cocok dan juga merasa aman jika berita bekerja dengannya dibandingkan jika harus mencari orang baru yang dia tidak begitu kenal untuk mengurusi segala keperluan dan pekerjaan rumah tangganya. Namun sebenarnya bagi Benigno pun, Bertha juga bukan asisten rumah tangga biasa.Bertha juga merupakan seseorang yang penting baginya. Bukan karena seperti ocehan Crystal yang mengada-ada itu mengibaratkan Benigno menikah dengan Bertha, melainkan karena Bertha merupakan pelayan setianya. Wanita itu telah bekerja selama belasan tahun dengannya. Tentu untuk standar orang-orang yang bekerja pada Benigno, meskipun itu hanya sebagai asisten rumah tangga biasa, namun kesetiaan sangatlah penting.

  • Menantu Sang Mafia   Aku Menginginkan Bertha

    "Kau baik-baik saja?" tanya Ethan.Kini mereka sudah berada di ruang perawatan tempat di mana Crystal akan dirawat secara intensif beberapa hari kedepan."Hum," jawab wanita itu singkat.Dia telah mendengar bagaimana kondisinya saat ini. Dan itu membuat dia harus berhati-hati untuk melakukan sesuatu baik itu secara fisik maupun emosional."Ehemm! Sebaiknya kami pulang sekarang," kata Benigno sambil berdehem. Bagaimana pun Benigno cukup canggung berhadapan dengan putrinya, setelah pertengkaran mereka tadi yang berujung dengan harus diopname-nya Crystal di rumah sakit ini.Crystal memutar bola matanya dengan malas. Tak menjawab ia malah membuang muka jauh-jauh dari ayahnya. Arabella yang melihat itu segera mendekat ke ranjang di mana Crystal berbaring."Crys, aku ikut prihatin atas apa yang menimpamu hari ini," katanya dengan sungguh-sungguh."Haiss! Pergilah, Sialan! Jangan berbasa-basi denganku!" umpat Crystal.Arabella menghela napas panjang. Padahal dia benar-benar tulus merasa pri

  • Menantu Sang Mafia   Ikat Mulut Rahim

    Akhirnya Crystal dibawa masuk kembali oleh Ethan ke gedung rumah sakit San't Anastasya setelah Arabella menawarkan diri untuk mengamankan Clarissa. Maka di sinilah mereka saat ini. Di ruang prakter dr. Camora.Dokter itu begitu terkejut melihat Crystal di bawa kembali ke tempatnya."Ya Tuhan, Crystal! Ada apa ini?" pekik dr. Camora ketika ia melihat Ethan menggendong ibu satu anak itu dengan kondisi yang berlumur darah di bagian bawah tubuhnya."Tolong, tolong aku, Dokter!" rengek Crystal."Tolong istri saya, Dokter. Dia terjatuh, lalu terjadi pendarahan," kata Ethan menjelaskan. Sebisa mungkin Ethan menutupi rasa paniknya agar Crystal tidak terpengaruh dan bertambah panik."Tenang, tenangkan dirimu dulu, Crys," kata dr. Camora berusaha menetralisir suasana agar Crystal tidak berpikir buruk tentang kondisinya.Lalu dokter kandungan itu pun berpaling lagi pada Ethan yang masih menggendong Crystal itu."Tuan Ethan, sepertinya kita bawa istrimu ke IGD saja," katanya kemudian.Ethan berp

  • Menantu Sang Mafia   Keguguran

    Awalnya Crystal hanya melihat ayah dan suaminya sedang berbincang di bawah pohon akasia di area yang cukup jauh dari mobil mereka berada. Semua tadinya baik-baik saja. Benigno dan Ethan tampak berbincang serius dengan posisi saling berdiri bersampingan walaupun antara kedua pria itu sering melempar wajah sinis dan tawa menyeringai. Namun semua berubah ketika Ethan seperti ingin mengakhiri pembicaraan dan berbalik badan. Entah apa yang dikatakan oleh ayahnya sehingga Ethan memutuskan untuk tidak jadi pergi dan mengatakan sesuatu pada Benigno yang tak bisa Crystal dengar dari mobil tempat ia dan Clarissa berada.BUGGHH!!!"Ethaaann!!" pekik Crystal dari dalam mobil tatkala ia melihat ayahnya memukul Ethan tepat di rahangnya.Refleks wanita itu membuka pintu mobil dan melompat ke luar bahkan ia ingat lagi untuk memberi peringatan agar tidak kemana-mana pada Clarissa."Ayah!!" jerit Crystal setengah berlari.Benigno tak menghiraukan jeritan Crystal itu. Ia masih saja geram pada pria ber

  • Menantu Sang Mafia   Kau Tidak Lebih Baik Dari Diego?

    "Kenapa? Kenapa kau diam saja? Jawab saja pertanyaanku itu seperti seorang lelaki sejati. Kau tidak sepengecut itu untuk memberitahu kebenaran itu pada mertuamu sendiri, kan?" ujar Benigno.Ethan berdecak sebal mendengar pertanyaan itu. Dia bukannya tidak tahu, kalau akan ada hari dimana dia harus jujur mengakui identitasnya sebagai Capo dei Capi pada beberapa orang. Salah satunya mungkin adalah pada mertuanya sendiri. Tetapi dia tidak pernah berpikir kalau dia akan didesak mengatakan kebenaran itu bertepatan saat mertuanya menganggap dia menyembunyikan pria lain yang sedang ingin dijodohkannya dengan istrinya. Sungguh sangat ironis sekali."Mertua?" Ethan mengulangi kata-kata itu seolah dia tidak yakin pada predikatnya sebagai menantu dari Benigno Mensina. Ia pun lalu tertawa kecil dengan nada tidak percaya pada apa yang sedang diucapkan mertuanya itu saat ini."Papa Ben, sungguh demi Tuhan yang kudus, aku benar-benar ingin bertanya padamu, apa kau sungguh-sungguh menganggap aku me

  • Menantu Sang Mafia   Kau Sembunyikan Dimana Marlon?

    "Emm ... permintaanmu terlalu tidak masuk akal, Crys," kata Ethan."Tidak masuk akal bagaimana? Apa maksudmu kau tidak bisa memberiku anak laki-laki?" Crystal menatap tajam Ethan seperti sedang mengancam."Aku tidak bilang begitu. Aku mungkin saja bisa memberimu anak laki-laki, namun mungkin juga tidak. Aku mana mungkin bisa memastikan hal itu, Crys? Kau jangan berpikir dan bertindak aneh-aneh seperti itu!" kata Ethan sebal."Pokoknya aku tidak mau tau, kau harus memberiku anak laki-laki. Atau kalau tidak ..." Crystal tak melanjutkan kata-katanya."Kalau tidak apa?" sela Ethan cepat.Crystal tak menjawab. Astaga, sebenarnya apa yang dipikirkannya tadi? Apa dia bermaksud mengatakan kalau dia tidak menginginkan bayi ini jika janin yang dikandungnya adalah perempuan? Crystal geleng-geleng kepala sendiri.Ethan mendengus kesal."Please, jangan pernah berpikiran macam-macam seperti itu, Crys. Kita harus sepakat sebelumnya kalau apapun jenis kelaminnya dia tetaplah anak kita, buah hati ki

  • Menantu Sang Mafia   Aku Juga Ingin Anak Laki-laki

    "Kau dengar sendiri tadi kan? Aku memang sedang hamil. Ini adalah buah cinta antara aku dan Ethan. Aku berharap semoga kau tidak memelihara otak bodoh dan mulut usilmu itu lagi dengan berpikir dan mengatakan kalau aku hanya karena aku iri dan ingin bersaing dengan. Itu sungguh sangat konyol sekali!" kekeh Crystal sambil mengelus-elus perutnya yang masih rata di hadapan Arabella.Crystal baru saja selesai melakukan pemeriksaan USG dengan dr. Camora. Mendengar kekehan dari Crystal itu, Arabella hanya balas mencibir sambil menggulung bibirnya."Baguslah kalau begitu," katanya acuh."Nyonya Arabella Mensina sekarang giliran anda. Silahkan naik ke ranjang!" kata dr. Camora mempersilahkan arabella untuk naik ke atas tempat tidur pasien."Oh ok, Dokter," sahut Arabella sembari bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ranjang."Lalu bagaimana denganku? Apa aku bisa pulang sekarang, Dokter?" tanya Crystal menyela dr. Camora yang akan memeriksa Arabella setelah tadi gilirannya usai."Oh, te

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status