Share

episode 9

Author: Shakura
last update Last Updated: 2021-06-01 23:39:14

“Terserah kamu saja, Car!” Aku mulai malas meladeni Carista kalau penyakit musimannya ini sudah keluar.

“Sampai disana jangan lupa kasih kabar, Ra!” sela Carista.

“Pastinya, Car,” jawabku.

“Jangan lupa oleh-olehnya juga!” ucapnya menambahkan.

“Kamu mau oleh-oleh apa?” tanya Ara.

“Apa aja deh, Ra. Yang penting enak,” cetis Carista.

“It’s ok, Car!” ucap Ara.

Pagi ini, halaman kampus sudah dipenuhi oleh mahasiswa yang akan ikut studi banding ke Universitas Negeri Padang yang berada di Provinsi Sumatera Barat.

Mereka sudah lengkap dengan bawaannya masing-masing.

Diparkiran kampus sudah berjejer tiga buah bus kampus, yang akan membawa semua mahasiswa peserta Studi Banding dan Dosen yang mendampingi menuju Bandara.

Peserta studi banding kali ini terdiri dari seratus orang mahasiswa/mahasiswi, dan ada sepuluh orang dosen pembimbing yang akan mendampingi disana.

Satu orang pembimbing akan membimbing sepuluh orang mahasiswa/mahasiswi.

Sebuah mobil mewah keluaran Ferrari sport berwarna merah memasuki halaman parkir kampus yang membuat semua mata melongo melihatnya.

Gilang keluar dari mobil dengan stelan kantor lengkap.

“Sudah lengkap semuanya, Bi?” tanya Gilang pada adiknya yang juga akan mengikuti Studi Banding

“Udah, Kak. Semuanya sudah beres. Jangan khawatir, Kak!” jawab Bianca.

“Apa nggak ada yang ketinggalan?” Gilang meyakinkan adiknya.

“Rasanya cukup, Kak!” ucap Bianca sambil tersenyum.

“Jangan lupa kasih kabar kalau sudah sampai disana!” perintah Gilang.

“Ya, Kak. Aku kesana dulu, sudah disuruh berkumpul sepertinya, Kak,” jawab Bianca sambil berlalu dari hadapan sang kakak.

“Ya sudah. Hati-hati disana,” nasehat Gilang pada Bianca yang mulai berjalan menuju lapangan tempat berkumpul semua peserta.

Setelah Bianca sampai di lapangan dan memastikan adiknya telah masuk dalam rombongan, Gilang pun berangkat menuju kantornya untuk mempersiapkan keberangkatannya siang nanti.

Semua peserta studi banding dikumpulkan di lapangan untuk mendengarkan instruksi dari dosen pembimbing demi lancarnya project disana nantinya.

Dosen pembimbing memberikan beberapa aturan dan instruksi yang harus dipatuhi oleh semua peserta studi banding tersebut.

Sebelum keberangkatan, semua peserta berdo’a bersama terlebih dahulu agar diberikan kemudahan dan keselamatan selama menjalani kegiatan.

Mereka berdo’a semoga semuanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

***

Pukul sepuluh waktu setempat, rombongan studi banding telah sampai di Padang.

Mereka langsung menuju penginapan yang telah disediakan pihak kampus.

Semuanya beristirahat setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan Jakarta - Padang. Besok mereka akan memulai kegiatan yang sudah dijadwalkan.

Ara menuju ke kamar yang telah disediakan, untuk beristirahat sejenak.

Rencananya nanti sore Ara akan berjalan-jalan melihat-lihat kota Padang yang sudah lama tidak dikunjunginya.

Saat terbangun dari tidurnya, jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Ara bergegas mandi, dan berkemas.

Rencananya akan ke pantai untuk me-refresh otaknya yang sudah sangat lelah, sambil menikmati pemandangan pantai yang indah.

Ara berjalan menyusuri pantai sambil menikmati pemandangan lukisan alam yang tersaji melalui kanvas Tuhan yang maha besar. Langit sore terlihat sangat cerah.

Namanya Pantai Air Manis yang merupakan salah satu daya tarik dari kota Padang.

Pantai ini tidak terlalu jauh dari pusat kota. Didukung dengan akses jalan yang memadai membuat lokasi pantai ini mudah dijangkau.

Banyak yang menyarankan, saat yang tepat untuk berkunjung ke pantai ini adalah ketika matahari terbenam. Karena pada saat itu, pemandangan pantai Air Manis terlihat lebih eksotis.

Garis pantainya yang panjang, pasirnya yang putih, ditambah deburan ombak yang menawan membuat pantai ini menjadi incaran para turis baik lokal maupun asing.

Bagi para pengunjung yang menyukai petualangan, di pantai ini pengunjung juga dapat menyewa ATV (All Teran Vehicle) yang bisa digunakan untuk berkeliling mengitari pantai.

Ara duduk di atas pasir, sambil memandang kearah laut lepas.

Cahaya merah keemasan memberikan sensasi yang luar biasa, betapa indahnya panorama sunset sore ini. Keindahan yang sangat melegenda saat senja mulai menjelang.

Angin yang berhembus saat matahari mulai terbenam, membelai lembut rambutku.

Sungguh, suatu pemandangan yang luar biasa indah.

Nun jauh disana, terlihat kapal-kapal nelayan di tengah tenggelamnya matahari.

Bagiku, menikmati matahari terbenam merupakan suatu pemandangan indah yang tidak ada bandingnya.

Entah berapa lama Ara menikmati pemandangan dari kanvas Tuhan yang tercipta di langit yang bewarna kemerah-merahan, hingga lamunannya terhenti oleh sebuah suara disampingnya.

“Boleh duduk disini?” tanya seseorang.

“Silahkan!” ucap Ara dengan menganggukkan kepalanya sambil menoleh kearah sang pemilik suara.

“Ya Tuhan, kok aku ketemu terus sama orang ini,” kata hari Ara.

Ternyata pemilik suara tersebut adalah laki-laki yang aku tabrak di Gramedia beberapa hari yang lalu.

“Hmmm, pemandangan yang bagus!” ucapnya sambil menatap ke tengah laut lepas

“Ya. Sangat bagus malahan!” timpalku tampa menoleh kepadanya.

“Sering kesini?” dia menambahkan

“Nggak terlalu sering, tapi lumayan seringlah!” seru Ara.

“Maksudnya?” jawaban ambiguku membuat dia bertanya lebih lanjut.

“Forget it!” jawabku sambil tertawa.

Itulah awal pertemuan kami. Membahas hal-yang sebenarnya tidak penting, hanya sekadar untuk mencairkan suasana yang tercipta.

Dia adalah pria yang baik menurutku, yang aku ketahui bernama Gilang.

Kami menikmati pemandangan saat dimana sang surya sudah terbenam di peraduannya.

Langit yang semula terang sudah berubah gelap dengan diterangi ribuan bintang yang berkelip indah di angkasa.

Kami memutuskan untuk pulang ke penginapan masing-masing karena udara pantai yang dingin sudah mulai terasa menusuk tulangku.

***

Matahari mulai memancarkan cahayanya di ufuk Timur belahan bumi ini, kicauan burung-burungpun ikut menyambut datangnya pagi yang indah.

Angin laut menyapa lembut kulitku ketika kubuka jendela penginapan yang menghadap ke arah laut lepas.

Aku menggunakan bajo kaos lengan panjang dan dilengkapi dengan celana training, serta memakai topi.

Karena hari sudah mulai terang, aku buru-buru keluar penginapan tanpa memakai alas kaki.

Berlari tanpa alas kaki di pantai lebih bagus dan sehat tentunya daripada menggunakan alas kaki.

Karena berlari tanpa alas kaki menggunakan otot yang berbeda dibandingkan berlari dengan sepatu.

Sesampainya di pantai, hari sudah mulai terang. Pantai menjadi salah satu destinasi liburan yang sangat cocok untuk merelaksasi pikiran.

Terlihat banyak pengunjung yang juga sedang berolahraga di sekitaran pantai. Banyak aktivitas yang dilakukan pengunjung di pantai.

Ada yang sedang berlari, beberapa orang terlihat sedang berenang, dan bahkan ada juga yang berjemur di bawah sinar sang surya yang mulai memunculkan diri kepermukaan.

Setelah berlari di sekitar pantai, aku mencari tempat duduk untuk istirahat sambil berjemur dan menikmati sunrise tentunya.

Di ufuk timur terlihat sang surya sudah mulai menampakkan wajahnya dengan sinar yang terang benderang.

Desiran ombak terdengar sangat menyejukkan telinga yang mampu memberikan ketenangan pikiran.

“Morning, Kiara!” suara Gilang terdengar disampingku dengan senyuman menawannya.

Ya, Gilang memanggilku dengan panggilan Kiara meskipun aku sudah membantahnya. Akan tetapi dia tetap bersikeras dengan panggilannya tersebut.

Aku hanya berkomentar, what ever lah, yang penting itu kan nama juga. Hanya itu jawabanku kemaren saat dia memutuskan memanggilku dengan Kiara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 96

    Memikirkan malam pertama saja sudah membuat kepala Ara terasa berat, apalagi memikirkan cucu seperti yang di bicarakan oleh mamah mertuanya dengan sang bunda.Setelah merasa baikan, Ara kembali ke depan dengan mamah mertuanya dan juga sang bunda yang berdiri di kiri dan kanannya.Bianca juga sudah berdiri dengan anggunnya di depan pelaminan.“Terima kasih, Kak. Akhirnya doa aku di kabulkan sama Tuhan.” Ara tersenyum kepada Bianca seraya mengusap kepala gadis itu dengan sayang. Gadis yang semenjak kenal dengannya sudah di anggapnya sebagai adik itu, hari ini resmi menjadi adik iparnya.Selanjutnya di lanjutkan dengan sesi pemotretan untuk para tamu yang masih tersisa dan foto foto bersama keluarga lainnya.Akhirnya rangkaian acara pesta pernikahan Gilang dan Ara selesai juga. Besoknya adalah hari yang paling membahagiakan bagi pasangan pengantin baru tersebut. Gilang sudah menyusun rencana honeymoon mereka dengan sangat matang tanpa meli

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 95

    “Sudah, lanjutkan jalannya, tidak enak dilihatin sama para tamu undangan.”“Tapi…” Fenna dan Carista menarik Ara pelan agar terus berjalan.DiantaraTanpa sadar mata Ara memperhatikan tulisan namanya di dinding aula yang tertulis dengan sangat indah dengan tinta gold, terpajang di atas panggung pelaminan. Kemudian, dia melihat senyum cerah seseorang yang menunggunya di atas panggung sana. Air mata Ara menetes tanpa bisa ditahannya. Pria misterius tersebut malah tertawa saat melihat wanita yang sekarang telah resmi menjadi istrinya itu menangis.“Selamat ya sayang.” Ara melihat ayah dan bunda nya yang tertawa ke arahnya. Ara benar benar menangis karena semua orang telah mengerjainya dengan sangat bagus. Hingga teguran dari sang bunda membuatnya kembali melanjutkan langkah kakinya menuju panggung.“Istriku cantik banget hari ini,” bisik Gilang seraya mengulurkan tangannya kepada Ara. Gilang langs

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 94

    Perjalanan menuju tempat pernikahan membuat Ara berdebar debar. Gadis itu harus menghirup dan menghembuskan nafasnya beberapa kali untuk mengurangi rasa gugup yang datang menghapirinya.Di belokan pertama, kepala Ara mulai mengernyit pasalnya dia masih ingat dengan jalanan itu, jalan menuju hotel yang di lihatnya bersama Gilang waktu itu. Tetapi masih berpikir positif, mungkin saja jalannya memang sama, lagian dia juga tidak hafal dengan jalan di Negara ini.Hingga akhirnya mobil berbelok menuju Axana Hotel. Kakinya langsung gemetar, kenapa bisa di sini. Bukannya ini tempat yang di reservasi Gilang waktu itu?“Kok kita ke sini, bunda?” Fenna menoleh kemudian tersenyum. Carista dan Ayu yang duduk di sampingnya juga ikut tersenyum.“Iya, memang tempat pernikahannya di Axana Hotel sayang.” Mata Ara melebar. Posisi duduknya langsung menjadi tidak nyaman.“Ini tempat Gilang akan menikah juga hari ini.” Fenna pur

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 93

    “Wow, kamu hebat, Kia. Hidung Belinda mengalami patah tulang dan tangannya juga parah,” sahut David dengan mata yang tidak beralih dari layar gadget nya.“Kamu tau dari mana?” Ara menoleh kepada David.“Lihat berita online Kia. Berita kamu menjadi trending topic hari ini,” puji David penuh semangat.“Itu jurus dapat dari mana?” Gilang menghentikan mobilnya di cafe terdekat karena mereka harus mencari tempat duduk agar dia bisa mengorek informasi dari gadis pujaannya itu.“Itu namanya jurus terdesak. Aku tidak menyangka jika akan separah itu.” Ara tertawa bahagia setelah melihat berita yang disodorkan oleh David kepadanya. Sungguh diluar dugaan, jika dia bisa membuat Belinda terluka parah.David menatap Ara dengan bergidik “Lha, jurus terdesak saja sangat gawat efeknya, apalagi jurus yang memang sudah di rencanakan.”“Sekarang aku lagi mempersiapkan jurus rahasia bu

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 92

    “Kapan kejadiannya?” tanya Gilang dengan wajah memucat.“Kenapa? Tumben kamu peduli. Biasanya juga tenang saja saat melihat video seperti itu.” David menatap Gilang dengan kening berkerut.“Kapan kejadiannya?” Gilang mengulang pertanyaannya dengan suara yang lebih keras.“Kejadiannya baru sekitar sepuluh menit yang lalu.” Gilang segera menyambar kunci mobil yang terletak di atas meja setelah mendengar jawaban David.“Hei, kamu mau ke mana? Aku ikut.” Gilang mempercepat langkahnya seraya menghubungi Ara, sialnya gadis itu malah tidak menjawab panggilannya.“Ada apa sih, Lang? Kok panik banget?” David berjalan dengan setengah berlari untuk mengejar Gilang yang telah masuk ke dalam mobil.“Perhatikan cewek yang ada dalam video tersebut.” David memutar ulang video tersebut.“Belinda kan? Judul beritanya juga nama dia kok,” ucap David dengan nad

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 91

    “Kapan kamu terakhir kali bertemu dengan Kiara?” tanya Belinda yang masih belum yakin dengan penglihatannya.Gilang menatap Belinda dengan rasa benci yang mendalam akan tetapi dia berusaha untuk tenang. Walau bagaimana pun, Gilang tidak ingin gegabah dalam menghadapi ular betina ini, salah salah langkah bisa bisa nyawa Kia yang akan menjadi korbannya.“Tahun lalu,” ucap Gilang dengan tatapan yang tidak terlepas dari Belinda. Dia terus mengamati gerak gerik perempuan licik tersebut.“Owh, sudah lama banget rupanya,” sahut Belinda berusaha menyembunyikan rasa terkejutnya akan tetapi bukan Gilang namanya jika dia tidak bisa mengetahui perangai Belinda.“Jangan pernah menyentuh Kiara, karena dia tidak ada hubungan sama sekali dengan aku. Satu hal yang harus kamu ingat, jika kamu mengganggunya maka bisa aku pastikan kamu akan menerima akibatnya dan akan membusuk di penjara,” ucap Gilang seraya mencengkram lengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status