Share

Bab 96

Penulis: Naiynana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-09 13:33:00

Tak ada yang tak terkejut dengan ucapan Hamish. Termasuk Celestine Marvella yang langsung bolak-balik menatap Kalea, lalu Hamish. Terus begitu sampai beberapa kali.

Jangan ditanya bagaimana reaksi karyawan di sana. Semua syok! Apalagi mereka yang sebelumnya terlibat cek-cok dengan Kalea. Si desainer berambut pirang malah langsung pucat pasi.

“Maksudnya? Kamu sama anak baru ini?” tanya Celestine menunjuk Kalea.

“Kalian akan menikah? Kalian sepasang kekasih?” lanjutnya masih saja tak percaya.

Hamish tersenyum lagi, lalu pergi mendekat pada Kalea yang duduk di sebelah Christy. Satu tangannya merangkul pundak Kalea dengan mesra.

“Ya. Kami sepasang kekasih. Kami saling mencintai,” ucap Hamish tanpa malu-malu. Berkebalikan dengan Kalea yang langsung tersipu, dengan wajah merona panas. Tak tahan dengan tatapan semua orang yang mengarah padanya.

“Sungguh? Oh, ini kabar sangat baik, Hamish,” ucap Celestine dengan semringah.

Wanita itu sendiri tahu pasti sejarah keluarga Adhirajasa. Termasuk pe
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (7)
goodnovel comment avatar
oppo F9
semangat......
goodnovel comment avatar
Rieska Amalia
setelah siksaan lahir batin dari ayah kandung.. semoga dengan tuan hamish.. Lea bisa punya rumah untuk pulang dan bertumbuh..
goodnovel comment avatar
Ummu Kholifah
begitulah harusnya seorang suami
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mencuri Hati Tuan Hamish   Bab 114

    Darah mengalir dari kedua lubang hidung juga luka di kepala Dion yang sebelumnya sudah tercipta. Kaki Hamish menerjang keras sisi kepala pria itu, sebelum Kalea sempat memukulkan stik golf di tangannya.Mata Dion membeliak, lalu perlahan tubuhnya oleng sebelum akhirnya terjerembab ke samping. Membentur keras ke lantai marmer ruang kerja rumah tersebut.Kalea mundur selangkah. Stik golf di tangannya terjatuh. Matanya nanar menatap ke Dion. Anehnya, ia tak merasakan apa pun. Hatinya serasa hampa melihat ayahnya tergeletak bersimbah darah.Tak sedih, tak sakit, tetapi juga tak bahagia.“Kemari!” Hamish menarik tubuh Kalea dan memeluk istrinya itu.“Semua baik-baik saja. Akan kupastikan tak akan ada hal seperti ini lagi,” ucap Hamish berusaha menenangkan.Kalea diam saja. Ia bahkan tak membalas pelukan Hamish. Matanya masih menatap kosong. Tak berkedip. Sekosong hatinya saat ini.Hamish menggapai gagang telpon intercom yang sudah bergelantungan tak beraturan di meja kerjanya. Menekan tomb

  • Mencuri Hati Tuan Hamish   Bab 113

    “Jadi kamu?”Hamish menggeram. Amarah membumbung sampai ubun-ubun. Suara pekikan panik terdengar di telepon sana.“Kamu mau kematianku?” Hamish menyeringai dengan gigi gemeretak.“Kita lihat siapa yang akan mati!” desisnya.“Hamish. I-ini bukan seperti yang kamu pikirkan. I-ini … bukan seperti itu—"Hamish melempar ponsel itu hingga hancur berantakan. Tak sudi mendengar ucapan Gwen lebih lanjut. Sekarang semua terasa terang benderang.Ucapan-ucapan Kalea pun berdenging di telinganya. Perkiraan istrinya itu rupanya benar.“Aku akan membuatmu menyesal pernah mengenalku,” geramnya. Ia pun memiting tangan Dion semakin keras.“Dan kau! Apa kau yang mengincarku pagi tadi?”“Arrrgghhh!” Dion meraung. Hamish memuntir kedua tangannya hingga terdengar bunyi keretak di engsel-engsel sikunya.“Jawab!” bentak Hamish.“Ya!” teriak Dion.BUGGG! Hamish melepas pitingannya, lalu menyikut punggung Dion sampai tersungkur jatuh ke lantai.Hidung Dion berdarah. Dan Hamish belum puas sama sekali. Pria itu

  • Mencuri Hati Tuan Hamish   Bab 112

    Petir menyambar-nyambar. Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Pada akhirnya, Kalea pun mempersilakan Dion untuk tinggal sejenak di rumah. Berteduh menunggu hujan reda.Meski enggan, tetapi Kalea tetap meminta Diana untuk mengobati luka-luka ayahnya itu. Ia sendiri tak ingin berdekatan apalagi bersentuhan dengan Dion.Akan tetapi, naluri sebagai anak tetaplah menyala. Ia tak tega melihat kondisi ayahnya yang terlihat begitu menyedihkan itu. Dion tampak sudah jauh lebih tua kini.“Bapak akan pergi setelah hujannya berhenti,” ucap Dion berusaha tersenyum.Kalea mengangguk kaku. Masih tak berbicara.Rasa ingin tahu di mana Dion tinggal sekarang, juga kehidupan apa yang dijalani sejak Hamish membuntungi jempol ayahnya itu tetap ada. Tetapi ego dan amarah Kalea menutup semua itu.Hatinya belum bisa menerima keberadaan Dion. Belum mampu memberi kata maaf.“Siapkan saja makan untuknya. Dan persilakan pergi jika sudah tak hujan. Tak perlu menunggu izinku,” ucap Kalea pada Diana.Wanita itu me

  • Mencuri Hati Tuan Hamish   Bab 111

    Kalea menggigil. Tubuhnya gemetar hebat. Ia hafal sekali bau apa yang tadi tercium hidungnya. Bau minyak gosok dicampur bawang. Bau khas ayahnya.Dion sangat senang memakai minyak gosok dicampur bawang itu untuk meredakan pegal dan stress-nya. Dan terkadang, Kalea yang membuat campuran minyak tersebut. Jadi, bagaimana mungkin ia tak mengenali?Kalea hampir terjatuh karena kakinya lemas. Tetapi sekuat tenaga tetap bertahan. Berusaha menguasai diri.Mata Kalea nanar menatap sosok yang ia perkirakan adalah ayahnya itu. Pria itu perlahan berlalu seiring truk sampah yang melaju pelan menuju rumah selanjutnya.Kalea meniup napas berat. Kepalanya mendongak menatap awan gelap musim hujan.Kakinya sudah beringsut. Berbalik, hendak pergi ke rumah. Namun,tiba-tiba terdengar suara gedebuk keras diikuti teriakan orang-orang.Kalea menoleh. Pria itu, pria yang postur serta aroma tubuhnya persis Dion terjatuh dari bak truk. Bergulingan di aspal sambil menggerung-gerung.Orang-orang yang tengah meng

  • Mencuri Hati Tuan Hamish   Bab 110

    Hamish terengah-engah dengan tubuh gemetar. Kakinya terasa sakit efek kayuhan ekstrem di sepedanya.Jantungnya berpacu sangat cepat. Penasaran, ingin melihat siapa manusia di balik helm fullface itu. Ingin tahu siapa yang berniat mencelakakannya.Pria itu pun melangkah mendekat ke motor yang kini terguling di jalan. Lampu depannya pecah begitu pula bagian depan yang ringsek karena membentur pembatas jalan.Sementara itu, si pengendara motor tersebut terkapar di aspal tak jauh dari motor. Hamish pun semakin bergegas.Akan tetapi, saat jarak tinggal kurang dari dua meter, Hamish memilih balik kanan dan berlari sambil berteriak meminta tolong. Berharap, penjaga gerbang komplek tempatnya tinggal atau siapa saja bisa mendengar teriakannya.“Toloooong!” Hamish berlari kencang. Urat-urat kakinya semakin menegang dan terasa sakit. Tetapi, ia tak berhenti maupun menurunkan kecepatannya.Saat mendekat tadi, ia melihat bahwa si pengendara motor itu diam-diam menghunuskan sebilah belati.Hamish t

  • Mencuri Hati Tuan Hamish   Bab 109

    Seperti pagi-pagi biasanya, Hamish selalu pergi bersepeda. Pria itu meninggalkan Kalea yang masih meringkuk lelap setelah percintaan semalam. Dan kali ini, ia berangkat lebih pagi lagi ketika langit masih gelap.“Apa ada yang aneh semalam?” tanya Hamish pada Ilham yang masih berjaga hingga nanti pukul tujuh pagi.“Tak ada, Tuan. Saya juga patroli ke luar gerbang. Dan tak ada hal mencurigakan.”Hamish mengangguk.“Nanti siang, aku akan datangkan sekuriti tambahan. Jadi, setiap shift, kalian akan berjaga dua orang. Penjagaan harus mulai diperketat,” ucapnya, lalu pergi mengayuh sepedanya.Sebelum keluar dari komplek tempatnya tinggal, ia pun bertanya pada keamanan penjaga gerbang. Ingin tahu apakah mereka memiliki petunjuk dari pengamatan area sekitar.“Sejauh ini tak ada. Semalam, Dimas sama Seto juga pergi berkeliling. Ronda. Tapi tak ada orang yang mencurigakan. Malah sepi sekali.”Hamish mengangguk, lalu kembali mengayuh sepeda. Keluar dari komplek tempat tinggalnya.Hawa sejuk mene

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status