Home / Romansa / Mendadak jadi istri kakak tiriku / Bab 123. Ia masih di sini

Share

Bab 123. Ia masih di sini

Author: Ralonya
last update Last Updated: 2025-09-11 22:21:26

“Dia masih di sini, aku bisa merasakannya,” bisik Amel parau.

Amel berdiri terpaku di depan pagar rumah, matanya menyipit menembus keremangan sore. Jantungnya berdegup lebih cepat ketika ia melihat sosok yang begitu familiar berdiri tak jauh di sana, berbincang santai dengan seorang pria yang kemarin membantu memperbaiki lampu di samping rumahnya.

Kali ini bukan halusinasinya, itu benar-benar Jonathan.

Tubuh Amel sempat mundur selangkah, ada gemetar halus di tangannya seperti tak siap menghadapi kenyataan yang sudah seminggu ini hanya bisa ia bayangkan. Namun, rasa rindunya lebih kuat. Ia memberanikan diri maju, langkahnya pelan, tapi cukup membuat Jonathan tersadar.

Pria itu menoleh, mata mereka bertemu. Wajah Jonathan seketika berubah. Dari datar menjadi tegang, lalu bergetar menahan sesuatu yang lama ia sembunyikan. Tatapan itu penuh rindu, luka, dan juga takut.

“Jadi benar ini semua ulahmu? Tetangga baik, lampu jalan yang diperbaki, dan… makanan yang mereka berikan tiap hari p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 125. Menerima hadirnya lagi

    “Meskipun aku menolak dan bilang kalau tidak butuh hadirnya, dia tetap di sana. Memperhatikan tanpa lelah. Kepeduliannya adalah bukti kalau dia benar-benar mencintaiku.” Amel membatin dalam diam, menundukkan kepala, seolah menyerah pada kenyataan bahwa Jonathan tak pernah benar-benar pergi.Pagi itu udara di rumah tua terasa hangat. Jonathan menyusun piring-piring berisi sarapan di meja makan. Amel bersandar pada kusen pintu, tubuhnya masih agak kaku. Ini pertama kalinya ia mengizinkan Jonathan masuk hingga ke ruang makan. Matanya menatap pria itu, ada kehangatan yang tak mau ia akui.“Kamu tidak ke kantor?” tanya Amel. Ia heran, sebab hampir dua minggu ini Jonathan hanya menghabiskan waktunya di sini. Padahal selama ini pria itu tak pernah sekalipun absen dari pekerjaannya.Jonathan mengangkat bahu, lalu kembali fokus merapikan piring. “Aku mengundurkan diri,” jawabnya singkat, nadanya tenang.Alis Amel terangkat, raut wajahnya berubah antara tak percaya dan cemas. “Karena masalah ke

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 124. Perjuangan

    Amel berusaha menahan senyumnya, tapi semburat merah di pipinya tak bisa ia sembunyikan ketika Mang Adri kembali menggoda.“Ini titipan Pak Jonathan, Neng Amel. Beliau sendiri yang pilihkan, langsung dari perkebunan. Masih segar banget,” ujar Adri sambil menyodorkan kantung berisi buah-buahan.Amel berdecak kecil, tapi tangannya tetap menerima bungkusan itu.“Diberikannya dengan cinta sebesar bumi, Neng,” lanjut Adri lagi sambil mengedipkan mata nakal.“Apaan sih, Mang…” Amel mendecak lagi, wajahnya makin memanas. Itu saja yang berhasil keluar dari mulutnya.Tiba-tiba ponsel di saku Adri berdering. Ia melirik layar, lalu menaikkan alis dengan ekspresi geli.“Pak Jonathan,” bisiknya sambil menahan tawa.Kening Amel berkerut. Penasaran pada apa yang akan dikatakan Jonathan pada Adri. Begitu sambungan telepon diangkat, suara lantang langsung terdengar dari seberang sana.“Jangan genit sama istriku!” seru Jonathan, terdengar jelas meski hanya lewat speaker ponsel.Adri refleks menjauhkan

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 123. Ia masih di sini

    “Dia masih di sini, aku bisa merasakannya,” bisik Amel parau. Amel berdiri terpaku di depan pagar rumah, matanya menyipit menembus keremangan sore. Jantungnya berdegup lebih cepat ketika ia melihat sosok yang begitu familiar berdiri tak jauh di sana, berbincang santai dengan seorang pria yang kemarin membantu memperbaiki lampu di samping rumahnya. Kali ini bukan halusinasinya, itu benar-benar Jonathan. Tubuh Amel sempat mundur selangkah, ada gemetar halus di tangannya seperti tak siap menghadapi kenyataan yang sudah seminggu ini hanya bisa ia bayangkan. Namun, rasa rindunya lebih kuat. Ia memberanikan diri maju, langkahnya pelan, tapi cukup membuat Jonathan tersadar. Pria itu menoleh, mata mereka bertemu. Wajah Jonathan seketika berubah. Dari datar menjadi tegang, lalu bergetar menahan sesuatu yang lama ia sembunyikan. Tatapan itu penuh rindu, luka, dan juga takut.“Jadi benar ini semua ulahmu? Tetangga baik, lampu jalan yang diperbaki, dan… makanan yang mereka berikan tiap hari p

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 122. Harapan dan rindu

    Amel sering merasa heran dengan kebaikan para tetangganya, terutama Santi yang tinggal di sebelah rumah. Wanita itu terlalu baik, sampai Amel kadang merasa tidak enak hati. Hampir setiap hari selalu ada saja yang diberikan padanya, terutama lauk pauk yang entah kenapa selalu sesuai dengan seleranya, seolah sengaja dipilih untuknya. Bahkan Mang Adri, penjual sayur keliling, sering menjual bahan makanan dengan harga yang jauh lebih murah dari pasaran. Terlalu murah, sampai Amel sempat bertanya-tanya, apakah pria itu masih bisa untung atau justru sengaja memberinya keringanan. Tapi ia tak pernah tahu bahwa keajaiban-keajaiban kecil disekitarnya berakar dari satu orang yang tak pernah lelah mencintainya. Siang itu, dapur sederhana rumah tuanya dipenuhi aroma tumisan daging sapi. Salah satu tetangga membeli terlalu banyak dan ingin berbagi. Amel menerimanya dengan senyum canggung, meski dalam hati ia merasa sedikit lega setidaknya pagi ini ia bisa menghemat uangnya.Saat ia sedang bersa

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 121. Halusinasi

    Hari-hari berlalu. Sudah tiga hari Amel menetap di rumah tuanya itu. Meski hidup sendiri, ia tak pernah benar-benar merasa sendirian. Ada Santi dan beberapa tetangga yang selalu hadir dengan cara-cara sederhana. Setiap pagi, Santi sering menyapanya lebih dulu, sekedar berbincang tentang cuaca atau tanaman di halaman. Siang hari, ia datang sambil membawa sepiring lauk, selalu dengan alasan yang sama yaitu, “Saya masak kebanyakan, Amel. Sayang kalau tidak dimakan.” Sore harinya, Santi kerap mengetuk pintu, mengajak Amel duduk di teras sambil minum teh bersama. Hari ini, Santi memperkenalkan seorang pria paruh baya padanya. “Ini namanya Pak Wawan, Amel. Dia bisa perbaiki kran air kamu yang macet. Katamu semalam air tidak keluar, kan?” ujarnya ringan. Amel tertegun, lalu tersenyum kecil. “Terima kasih, Mbak Santi. Saya sungguh terbantu.” Malam pun tiba. Suasana sedikit ramai berkat suara petugas ronda yang berkeliling sambil menabuh kentongan, membuatnya merasa jauh lebih aman. Ditam

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 120. Perhatian secara diam-diam

    Dari balik pintu yang tertutup rapat, suara Jonathan terdengar parau, “ Aku pergi, tapi tidak untuk bercerai. Karena sampai kapan pun, kamu tetap istriku, Amel.” Amel tersentak. Kedua tangannya perlahan turun dari wajahnya, tapi air mata masih mengalir deras di pipi. Tangisnya mereda, namun kalimat itu seperti stempel yang tak bisa dihapus olehnya. Jonathan tahu kalau gadis itu akan menolak mentah-mentah jika ia muncul terang-terangan untuk menemuinya. Maka, cara satu-satunya hanyalah menjaganya dari jauh. Tanpa Amel sadari. Ia menjual beberapa asetnya, lalu menyuruh orang kepercayaannya mengontrak beberapa rumah kosong yang terbengkalai, hanya agar ada “tetangga” di sekitar Amel. Dari luar terlihat seperti tetangga baru biasa, padahal semua itu hanyalah peran yang ia ciptakan agar Amel tidak lagi terjebak dalam sepi. Orang-orang yang diam-diam disuruh Jonathan sesekali muncul, menyapa, atau sekedar mengobrol ringan dengan Amel. Seperti pagi ini, saat Amel membuka pintu samping r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status