Najma menatap Gangsa sebentar, lalu akhirnya menghubungi Fanny, tanpa banyak tanya lagi. setelah beberapa kali berdering, Fanny baru menerimanya telepon dari Najma."Halo," suara lembut dari balik telepon membuat Najma sedikit merinding, orangnya cantik, suara nya pun sangat lembut, pantas Gangsa jatuh cinta padanya, batin Najma."Gangsa, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Fanny, yang menyangka jika yang meneleponnya saat ini adalah Gangsa. Karena Najma belum memperdengarkan suaranya, saat ini."Maaf aku bukan Gangsa, Gangsa masih terbaring koma," jawab Najma.Fanny terdiam, jika Gangsa masih koma, bagaimana bisa wanita ini, menelepon dirinya, nomer telepon ini, hanya Gangsa yang tahu.Rasanya tidak mungkin Gangsa bisa memberitahukan nomer teleponnya pada orang lain, apalagi pada seorang wanita, apa maksud Gangsa melakukan hal ini, batin Fanny bertanya-tanya."Kamu siapa nya Gangsa?" Tanya Fanny akhirnya."Saya perawat Gangsa, Gangsa masih koma," Najma tidak mendengar Fanny merespon uca
"Apakah anda tidak mencintai nya?" Tanya Najma sekali lagi, pada Fanny.Najma melihat Fanny terdiam untuk beberapa saat, lalu menoleh ke arahnya, dengan tatapan tajam, seperti Fanny tersinggung dengan pertanyaan yang di ajukan padanya."Itu bukan urusan kamu! Urusan kamu itu merawat Gangsa!" Bentak Fanny.Najma benar, Fanny marah padanya. Tapi kenapa dia harus marah, batin Najma"Aku tahu! Sebagai perawat aku ingin pasien ku cepat sembuh, dan anda adalah obat untuk pasien saya," protes Najma."Kamu. Dengar aku memang mencintai Gangsa! Namun aku tidak bisa berkorban menghancurkan karirku, dengan menikahi pria koma!" "Berarti anda tidak mencintainya," balas Najma."Terserah padamu! Yang pasti aku tidak mau menikah dengannya, kenapa tidak kamu saja yang menikah dengannya, sepertinya kamu sangat dekat dengannya, sampai tahu tentang hubungan ku dengan Gangsa yang rahasia," "Itu tidak mungkin!" Teriak Najma."Kenapa? Apa karena dia koma?"Fanny sedikit tertawa melihat Najma terdiam menden
Gangsa mendengar perkataan ibunya, langsung menatap tajam ke arah Najma."Ibu akan menemui wanita itu besok!" Lanjut Nurma."Wanita siapa?" Tanya Surya."Kekasihnya Gangsa,""Memangnya Gangsa punya kekasih?" Tanya Surya lagi."Iya, dan dia seorang artis, dia menolak menikah dengan Gangsa," lanjut Nurma lagi."Menikah, Gangsa mau menikah?" Tanya Surya makin tidak mengerti apa yang di katakan oleh Nurma, istri nya.Nurma menarik Surya agar mengikutinya, Nurma merasa harus melakukan sesuatu jika itu memang cara untuk menyembuhkan Gangsa.Gangsa masih menatap ke arah Najma, Najma menundukkan kepala dalam-dalam, karena telah merasa bersalah."Bawel!" Umpat Gangsa.Najma hanya diam, dia jadi tidak berselera sarapan lagi, dia bangun dan meninggalkan Gangsa di meja makan.Baru saja mau naik ke lantai dua, handphonenya berdering."Halo!""Baiklah kakak akan pulang sebentar," Najma tidak jadi naik ke lantai dua, dia kembali menemui Gangsa yang masih duduk di meja makan."Sepertinya aku harus pu
"Dasar pria mesum!" Umpat Najma, sambil terus melayangkan sapu ke arah Gangsa.Malam itu Gangsa dan Najma saling kejar-kejaran, hingga akhirnya berhenti saat Najma, merasa lelah dan menyerah, untuk tidak mengejar Gangsa lagi.Najma masuk ke dalam kamarnya dengan kesal, bagaimana dia bisa kecolongan oleh Gangsa, batin Najma kesal."Dasar pria mesum!" Umpat Najma lagi pada Bramono."Aku tidak mesum, tapi pria itu yang mesum mau mengintip kamu!" Teriak Gangsa dari luar kamar Najma."Alasan!" Jawab Najma.Najma kemudian ingat tuduhan Gangsa pada Dahlan, Apa benar yang di katakan oleh Gangsa soal Dahlan barusan, untuk apa Dahlan melakukan hal itu, batin Najma. Tidak percaya pada ucapan Gangsa.Najma malam itu juga, duduk di ruang tamu, menunggu kedatangan Dahlan, yang berjanji akan datang malam ini.Namun sampai sekarang Dahlan tidak juga datang, apakah yang di katakan Gangsa sore tadi benar, jika Dahlan diam-diam masuk ke rumah ini.Dengan kesal Najma akhirnya masuk ke dalam kamarnya. Gang
Dahlan bersiap, untuk bisa merebut Najma dari mahluk yang tidak bisa dilihat olehnya.Namun belum juga tangannya berhasil menggapai Najma, sebuah tendangan mengenai perut nya, hingga dia tersungkur ke lantai..Najma sedikit berteriak saat Dahlan jatuh ke lantai, Dahlan meringis kesakitan dia menekan perutnya yang baru saja di tendang itu.Gangsa tidak puas sampai di situ, dia kembali menendang tubuh Dahlan dengan amarah yang memuncak, hingga Dahlan kembali terjatuh, dan Najma kembali menjerit.Gangsa melakukan hal itu, karena dia marah mengetahui jika pria cabul di rumah sakit itu adalah Dahlan."Hentikan! Dia bisa mati!" Teriak Najma."Biar saja dia mati! Pantas aku seperti mengenal dia, ternyata dia pria itu!" Balas Gangsa."Kalua dia mati, aku juga yang repot!" Ucap Najma.Mendengar itu, Gangsa menghentikan aksinya, menendang Dahlan, tanpa henti.Dahlan mencoba mengangkat wajahnya, ketika dia sudah tidak merasakan hantaman ke arah tubuhnya, dia menatap ke arah Najma, yang sejak tad
Najma menatap wajah Gangsa yang sedang tertidur lelap, seraut wajah yang sangat tampan, namun sayang dia hanya bisa tergolek di atas tempat tidur."Cepatlah sadar, kasihan kedua orang tua kamu, kenapa juga kamu harus terpisah dengan ruh kamu, bikin repot aku saja," cerocos Najma."Terus terang bukan aku tidak mau menikah denganmu, tapi aku teh punya cita-cita menikah dengan pria yang benar-benar aku cintai, dan mencintai aku,""Sedangkan kita tidak saling cinta, tapi harus menikah, aku takut kamu tidak bahagia begitupun aku, bagaimana ini?""Aku sebenarnya ingin bicara denganmu, tapi kamu kenapa sangat sulit di ajak bicara, malah masang wajah beku tiap hari,""Aku pasti mau menikah dengan kamu jika memang ini buat kesembuhan kamu, aku sebagai seorang perawat pasti senang melihat pasiennya sembuh dan sehat kembali," "Tapi jika kamu tidak mau menikah denganku katakan saja, aku tidak masalah," cerocos Najma sambil terus menatap Gangsa."Siapa bilang aku tidak mau menikah dengan kamu!
"Tutup mata kamu!" Teriak Najma sekali lagi.wajah Najma memerah, dia tidak akan menyangka dia akan terjatuh dalam keadaan polos dan di lihat oleh Gangsa.Gangsa yang spontan menutup kedua matanya, sesuai permintaan Najma. Sedikit tersenyum."Aduh!" Keluh Najma."Ada apa?" Tanya Gangsa cemas."Tidak! Tidak ada apa-apa!" Jawab Mala cepat, dia takut Gangsa membuka kedua matanya."Kamu tetap tutup mata kamu! Dan berjalanlah ke sini perlahan, aku tidak bisa bangun!" pinta Najma.Gangsa pun mengikuti apa yang di minta Najma, lalu mengulurkan tangannya."Aduh!" Keluh Najma lagi."Kenapa?" "Kaki ku seperti nya keseleo," "Lalu bagaimana sekarang?" Tanya Gangsa."Jongkok lah, gendong aku," Sekali lagi Gangsa mengikuti apa yang di minta Najma, dia menggendong Najma di punggung nya, keluar dari kamar mandi."Kamu benar-benar merepotkan!" Ucap Gangsa."Maaf!" Lirih Najma malu.***Keesokan harinya, Najma pun bangun pagi seperti biasanya, dia segera merapihkan penampilan suaminya.Setelah itu, d
Gangsa membuka matanya perlahan-lahan, posisi nya masih memeluk Najma erat, rasanya baru malam ini, dia bisa tidur nyenyak, sepanjang hidupnya.Gangsa menatap seraut wajah cantik, milik Najma yang tepat berada di depan matanya. Sebuah pemandangan yang indah, yang tidak membosankan untuk di lihat, rasanya pasti bahagia, jika setiap hari setiap bangun tidur bisa melihat pemandangan secantik ini.Entah sadar atau tidak, Gangsa menjulurkan tangannya mencoba menyentuh wajah Najma, namun urung di lakukan, karena Gangsa melihat kedua mata Najma bergerak-gerak.Gangsa spontan kembali menutup matanya, saat melihat mata Najma perlahan bergerak terbuka.Najma sedikit terkejut saat mendapati dirinya tidur sangat dekat dengan Gangsa, bahkan dia sedang memeluk nya erat. Najma ingat semalam dia bermimpi di peluk oleh ayahnya."Aku pasti membuatmu menjadi ayahku semalaman," ucap Najma pada Gangsa dengan sedih."Aku sangat merindukan ayah ku!" Ucap Najma."Kamu sangat tampan, cepatlah bangun, jangan t