Share

bab 3

Author: Mariahlia
last update Last Updated: 2025-03-14 16:11:49

Pria tampan dengan kemeja yang membalut tubuh kekarnya itu baru saja memasuki club', dirinya sebenarnya sangat malas datang ke tempat seperti itu. Bahkan terhitung ini untuk yang pertama kali semenjak dirinya menikah dan akhirnya bercerai.

Jika saja dirinya tak di ajak oleh temannya, mungkin saja dirinya tak mau.

Bahkan banyak para wanita penghibur yang menawarkan diri padanya, namun Nayaka sama sekali tidak menggubrisnya, Nayaka bahkan berbicara kasar serta menatap dingin siapa saja perempuan yang ingin menyentuhnya.

Tak akan di biarkan mereka menyentuh tubuh Nayaka. Hanya Anandita saja yang boleh.

"Weeei bro" seru Ronal menepuk pundak Nayaka.

"Hahaha galau dia." Timpal Denis sambil menyesap wine.

Nayaka mendengus, tak memperdulikan perkataan keduanya, Nayaka duduk sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa, rasanya kepalanya berdenyut memikirkan semua kejadian ini.

Ronal terkekeh, "minum dulu"

Nayaka melirik sekilas gelas yang di sodorkan oleh Ronal. "Gue nggak minum"

"Astaga! Pengaruh Dita sungguh kuat. Temen kita udah lama loh nggak minum." Ledek Ronal dan di sambut kekehan oleh Denis. Mereka berdua tau seperti apa Nayaka selama mengenal Anandita. Dan temannya itu benar-benar berubah serta bucinnya luar biasa. Keduanya saja tak percaya saat mendengar kabar bahwa Nayaka selingkuh.

Nayaka tak menggubris itu, matanya memejam, menikmati alunan musik dj yang keras, yang semakin membuat kepalanya pusing.

Sialan!

Bayang-bayang wajah Anandita yang menangis langsung berkeliaran di dalam kepalanya, dirinya tak kuasa menahan rasa itu. Sakit, jelas siapa yang tak sakit melihat yang di cintainya menangis seperti itu.

"Nay! Naya!" Seru Ronal membuat bayang-bayang Anandita langsung menghilang, dan Nayaka langsung membuka matanya.

"Apa?" Tanya Nayaka sambil mengerucutkan keningnya.

Ronal menunjuk ke arah belakang Nayaka. "Dita!" Ucap Ronal.

Nayaka tak percaya, karena selama yang dirinya tau Anandita tak pernah bermain-main di tempat seperti ini.

"Gue serius. Lihat noh"

Nayaka membalikkan tubuhnya, sungguh dirinya sangat penasaran sekali.

Sampai tubuhnya berbalik, Nayaka di buat mendekik saat melihat sosok mantan istrinya yang sedang menari-nari di sana dengan beberapa pemuda.

Sialan!

Nayaka di buat panas dingin, apa lagi saat melihat penampilan Anandita. Tak bisa di biarkan.

Nayaka langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Anandita.

"Dita!!" Seru Nayaka, membuat Anandita yang sedang berjoget menghentikan aksinya. Bahkan Ziren sudah membekap mulutnya menahan tawanya.

Rencananya memanasi Nayaka berhasil.

*

*

"Beraninya kamu datang ke tempat ini?! Seperti ini kamu sekarang!" Nayaka menggeram penuh emosi, apalagi saat melihat penampilan mantan istrinya yang terlalu mempesona, bahkan semua mata menatap ke arah mantan istrinya itu. Tatapan mendambakan, bahkan tatapan liar itu ada.

"Shit" Nayaka mengumpat kasar matanya menyorot tajam ke arah mereka semuanya. Tapi, mereka semua tak peduli dengan tatapan menusuk Nayaka. Mereka malah sibuk mengagumi sosok wanita berpakaian merah nan seksi itu.

Anandita tak peduli itu, rasanya geram sekali melihat pria itu ada di sini. Padahal sebelumnya Nayaka selalu mengatakan tak pernah datang ke tempat seperti ini. Tapi ini apa...

Nayaka kembali berbohong, dan pria itu sudah sangat kelewatan. Mungkin seperti ini setiap malamnya, saat pria itu selalu mengatakan lembur. Tapi tidak taunya malah bermain di tempat seperti ini.

Rasanya emosi dan kecewa sekali, kedua rasa itu bercampur menjadi satu. Dan membuat Anandita membenci Nayaka. Tekadnya ingin mencari pengganti Nayaka semakin kuat, dirinya akan melakukan itu, mencari pria yang lebih matang, lebih dari segala-galanya dari Nayaka. Dan Anandita akan membuat Nayaka menyesal karena telah menyelingkuhinya...

Mata Anandita menatap gelas sloki yang ada di atas meja di depannya sana.

Dengan beraninya, Anandita meraih gelas sloki yang telah berisi wine.

Menggoyangkan gelas itu perlahan, dengan gerakan perlahan, Anandita menenggaknya. Rasa pahit dan rasa panas itu langsung menjalar di tenggorokannya, ini untuk pertama kalinya dirinya meminum minuman seperti itu. Rasanya sangat aneh, tapi Anandita tak memperlihatkan ekspresi terkejutnya

"Uwow!" Teman Nayaka bahkan berseru heboh, sedangkan Nayaka langsung menarik gelas itu dari tangan mantan istrinya dan membantingnya.

Ziren yang ada di belakang temannya berseru heboh, tak menyangka Anandita akan seberani ini. Temannya itu tak lemah lagi.

Anandita bersikap seperti biasanya, walaupun kepalanya sudah terasa pusing, tapi dirinya tak menampakkan hal itu.

"Dita! Mas bilang pulang!" Nayaka menggeram, masih menahan emosinya, dirinya tak ingin bertindak berlebihan yang akan menyakiti Anandita.

Anandita menarik satu sudut bibirnya ke atas. "Situ siapa ngatur saya?"

Nayaka semakin emosi mendengar itu. "Dita, mas...."

Anandita dengan berani berjalan menghampiri Nayaka, dan kini jarak keduanya sangat dekat. Anandita bisa melihat tatapan Nayaka yang penuh emosi dan ingin menerkamnya. Namun, Anandita tak mempedulikan itu.

Bahkan tangannya terulur dengan beraninya mengelus rahang tegas milik mantan suaminya itu.

Nayaka sampai meneguk ludahnya susah payah, tak kuasa menahan sesuatu yang tiba-tiba timbul saat melihat wajah cantik mantan istrinya itu.

Baru beberapa hari tak bertemu dan bertatap muka seperti ini, rasanya rindu sekali. Ingin sekali membawa Anandita pergi dan mengurungnya di dalam kamar, tak akan Nayaka biarkan wanitanya itu lepas.

Namun semua itu hanya angan-angan saja. Nyatanya, dirinya tak bisa. Anandita sudah menjaga jarak dengannya.

"Status anda cuman mantan suami saya bukan? Anda berarti cuman masa lalu saya? Jadi tak ada hak untuk anda mengatur saya lagi. Mulai malam ini, saya hidup bebas, dan satu lagi..." Dengan sengaja Anandita mendekatkan bibirnya pada telinga Nayaka, dan yakinlah hal itu membuat Nayaka sampai mengerang hebat.

"Saya mau cari suami lagi, yang pastinya lebih dari anda."

Nayaka langsung melotot.

Setelah mengatakan itu Anandita memberikan jarak pada Nayaka, berdekatan dengan pria itu juga tak aman bagi dirinya. Bahkan debar jantungnya semakin menggila. Sedari tadi saja Anandita menahannya, agar tidak lemah lagi. Dirinya harus menunjukkan bahwa dirinya bisa berdiri sendiri tanpa Nayaka. Dirinya tak bergantung lagi pada pria itu.

Cup

Anandita bahkan dengan beraninya memberikan kecupan jarak jauh, dan itu semakin membuat heboh semua orang yang melihat termasuk kedua teman Nayaka dan Ziren.

"Bye bye mantan" Anandita melambaikan tangannya, lalu berlalu pergi dari sana.

"Shit" umpat Nayaka dan langsung mengejar Anandita.

"Uwowwww" seru kedua teman Nayaka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 50

    Arthur menggeram penuh amarah. Dadanya bergemuruh oleh rasa kesal melihat Nayaka dengan berani bermesraan di depan matanya bersama putri kesayangannya. Niat hati ingin menghancurkan hubungan mereka, namun takdir justru berbalik menamparnya. Nayaka ternyata telah mengetahui rahasia kelam yang selama ini ia sembunyikan rapat-rapat. Kini, Arthur tak bisa lagi semena-mena melarang Anandita menjalin hubungan dengan Nayaka. Ia terjebak dalam permainan yang diciptakannya sendiri. "Sayang, suapin dong, aku mau anggurnya." Kata Nayaka manja. Arthur rasanya ingin membanting sendok yang ada di tangannya itu melihat kemesraan keduanya Sedangkan Anandita meringis, ia jadi malu melihat Nayaka seperti itu, "Nay, ada ayah." "Kenapa? Ayah kamu nggak bakalan marah kok. Ayah itu udah baik sama aku," Nayaka lalu menoleh ke arah Arthur. "Benar kan ayah? Ayah udah kasih restu ke aku dan Anandita?" Nayaka menaik turunkan alisnya. Arthur menggeram marah. Ia menghela nafasnya berulangkali untuk mereda

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 49

    "Mau bicara apa kamu sama saya! Tidak ada hal yang di bicarakan lagi! Saya sudah muak dengan kamu, kamu itu pria bajingan yang bisanya hanya menyakiti anak saya!" Maki Arthur. Saat ini keduanya sedang duduk di sebuah kursi yang ada di sebuah taman rumah besar milik Arthur. Tadi, saat Nayaka membujuk pria itu agar memintanya memberikan waktu sebentar saja, untuk berbicara, pada akhirnya Arthur mengiyakan, ia juga sangat penasaran dengan rahasia apa yang akan di katakan oleh pria itu. Sedikit banyaknya, Arthur juga takut jika sampai Nayaka mengetahui tentang rahasianya. Jangan sampai pria sialan itu tau, dan hal itu akan membuat hubungan ia dan juga anaknya berantakan. "Saya tidak punya banyak waktu! Cepat kamu katakan! Waktu saya lebih berharga daripada perbincangan ini" ucap Arthur lagi, ia bahkan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dengan angkuh. Arthur bahkan menatap sengit Nayaka, sungguh ia sangat benci sekali dengan mantan menantunya itu. Entah hal apa yang mendas

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 48

    Siang itu terasa teduh, dengan angin yang berhembus lembut, menggerakkan dedaunan yang menaungi jalan setapak di taman kota. Langit tampak cerah dengan beberapa awan putih yang berarak perlahan. Matahari yang tak terlalu terik, memberikan sinar hangat yang nyaman. Di sisi jalan, beberapa bangku taman kosong menawarkan tempat istirahat bagi siapa saja yang ingin menikmati keindahan hari itu. Burung-burung berkicau riang, menambah suasana santai dan damai. Seorang pria tua duduk di salah satu bangku, membaca koran dengan kacamata yang terletak tepat di ujung hidungnya. Bukan hanya Arthur, tapi Anandita juga terkejut dengan apa yang baru saja di katakan oleh Nayaka, ia tidak tau jika ada sebuah rahasia yang di ketahui oleh mantan suaminya itu. "Nay! Rahasia apa?" Tanya Anandita penasaran, Sedangkan Rara dan Lupus, keduanya lebih memilih duduk di mobil saja, keduanya lebih memilih tidak untuk ikut campur masalah rumah tangga keduanya. "Nay!" Seru Anandita saat melihat Nayaka han

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 47

    "Nay, ini ayah udah hubungi aku terus, katanya aku di suruh pulang hari ini juga." Anandita mengerucutkan ujung bibirnya kesal. Terlebih ayahnya bahkan sudah menghubungi Rara, dan meminta gadis itu untuk memesan tiket agar Anandita dan Rara segera kembali ke Jakarta. "Kayaknya ayah marah banget deh, gimana Nay? Aku nggak mau pisah sama kamu" Anandita bahkan sudah memeluk erat lengan Nayaka, rasanya begitu berat sekali jika harus berpisah lagi dengan mantan suaminya itu."Kamu tenang saja sayang, sampai kapanpun kita tidak akan pernah berpisah lagi.. Dan secepatnya setelah kita sampai di Jakarta, aku akan datangin kamu, dan kita akan rujuk. Masalah pulang, kita akan pulang hari ini juga. Nggak apa-apa kok.""Tapi Nay? Kata kamu ada orang jahat, lalu bagaimana kalau dia sampai tau kamu sudah baik-baik saja, pasti dia akan membuat rencana yang lain lagi yang buat kamu celaka. Aku nggak mau Nay." Ia teramat takut dengan orang jahat yang meneror mereka itu. "Kamu tenang saja sayang, ak

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 46

    "Daniel!" Ucap Arthur dari seberang telpon. Setelah menghubungi Anandita, ia kembali menghubungi Daniel. "Ya, ayah? Ada apa?" Tanya Daniel. Ia baru saja selesai menyelesaikan semua pekerjaannya. Ia baru saja menutup laptopnya. Tapi, suara dering ponsel miliknya menyita perhatian Daniel. Dan siapa sangka, ayahnya yang menghubunginya. "Ayah ada perlu sesuatu? Ingin berbicara apa sama Daniel? Daniel belum bisa pulang ke rumah. Kemungkinan seminggu lagi. Ini kerjaan juga banyak banget, numpuk." Ujar Daniel, ia pikir ayahnya akan meminta ia pulang ke rumah. Toh, adiknya juga tidak ada di rumah. Arthur menghela nafasnya kasar. "Ayah tidak minta kamu pulang, tapi ayah minta kamu ke Bali segera." Ucap Arthur dengan nada datarnya. Rasanya masih kesal dan marah sekali saat tau anak perempuannya di Bali bersama dengan mantannya. "Loh? Kenapa? Biarin aja lah, Yah, dia juga lagi kerja di sana." Sahut Daniel santai.. Pria tampan itu bahkan menyenderkan tubuhnya di kursi kebesarannya itu. Rasan

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 45

    "Kenapa hmm?" Nayaka memeluk tubuh Anandita, bahkan ponselnya sudah di lempar ke atas ranjang rumah sakit sana. Bibir hangat pria itu menyapu leher jenjang milik Anandita, membuat wanita itu melenguh pelan. "Nay, ah, jangan di gigit." Ucap Anandita, berusaha keras mendorong tubuh mantan suaminya itu. Nayaka terkekeh kecil, ia menggigit gemas pipi chubby milik Anandita. "Ih, kok di gigit sih" Anandita mengerucutkan ujung bibirnya, ia tampak sangat kesal dengan apa yang di lakukan oleh nayaka itu. Mantan suaminya itu memang benar-benar mesum sekali. "Habisnya kamu gemesin banget." Ucap Nayaka sambil mengedipkan sebelah matanya, membuat Anandita mendecih pelan. "Aku emang udah gemesin udah dari lahir. Kamu aja yang nggak tau.""Iya iya, sayang aku memang gemesin banget." Kembali Nayaka menggigit pipi milik Anandita membuat wanita itu memekik. Anandita menabok lengan Nayaka yang terkekeh pelan. "Kamu itu masih sakit ya! Nggak usah rese' deh. Nanti aku pukul kamu!" Ucap Anandita kesa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status