Setelah kejadian semalam Jolly merasa Shega sudah mulai menerimanya. Dekapannya yang hangat, pelukannya yang manja. Jolly sangat menyukai itu.
Pagi ini Jolly juga begitu semangat, tanpa harus menerima wejangan dari Bundanya. Pukul 06:30 bahkan Jolly sudah berada di sekolahnya, tak sabar untuk melanjutkan misinya yang sedikt lagi berhasil.
“Huh ... gak sia-sia juga perjuangan gue,” ucap Jolly usai turun dari mobilnya.
“Pokoknya Shega haus jatuh cinta dulu sama gue,” batin Jolly sambil menancapkan tangan di pinggangnnya.
Segera ia berjalan menuju kelasnya, sudah lumayan banyak siswa yang datang, tapi yang Jolly tunggu sekarang hanyalah Shega. Pagi ini Jolly sudah siap menyambut pujaan hatinya dengan sekotak sarapan di tangannya.
Pagi itu Jolly sangat ramah ke semua siswa, lengkungan bibirnya ia tebarkan sangat tulus. Tidak biasanya Jolly seperti ini. Tapi sunggguh, Jolly bahagia teramat sangat.
“Neng dibayar berapa lu ama sekolah jadi patung selamat datang? Hahaha ....” Gelak tawa dari Dara and the genk yang membuat pagi Jolly menjadi suram.
“Diem deh lo pada! Masih pagi gak usah ngajak gue tawuran.” Sentak Jolly, seraya memutar matanya malas.
“Ehem, ada yang gak tau malu ini,” sambar Pasha.
“Iya nih, udah tau ditolak, tapi masih aja dkejar. Gue sih udah langsung skip itu,” sambung Dara sarkastis.
“Maklum aja, kan cewe murahan.” Sindir Pasha.
“Murahan? Berarti sama kaya baju 30 ribu dapet dua di toko Pak Rojak itu ya? Soalnya kemarin Nuna juga abis beli di situ,” ujar Nuna si cewe polos.
Dara sudah menampakkan wajah gusarnya, “ih lo yang bener aja, ini lagi serius,” ujar Dara seraya menyenggol bahu Nuna pelan. Sementara Nuna tidak menggubris sama sekali, ia hanya menyembulkan bibir kekesalannya.
“Ya lagian gak level banget gak sih kalo cewe yang ngejar duluan, kesannya kaya murahan banget gitu.” Dara terkekeh merasa puas dengan ucapannya barusan.
“BAHAHAHAHAHA.” Gelak tawa dari ketiganya yang dapat membuat gendang teling pecah bagi siapa saja yang mendengarnya.
“Heh curut Afrika! Menurut gue sih lebih murahan cewe yang di jadiin selingkuhan, udah tau tu cowo punya pacar, tapi masih aja di kejar. Upss ...,” balas Jolly dengan tampang angkuhnya.
“Apa sih ini pagi-pagi rame amat dah, ada give away-kah?” canda Qyara yang tiba-tiba muncul dari belakang.
“Pala lu jajargenjang ada give away dari mane, nih biasa para curut suka nyari gara-gara tiap pagi,” jawab Jolly kesal.
“Hadeuh, gak ada abisnya ya lo pada.” Kata Qyara.
“Eh? Shega.” Panggil Jolly.
Shega yang baru saja datang sudah disambut hangat oleh Jollly. Ia mengenakan seragam dengan kancing atas yang ia biarkan terbuka membiarkan dada bidangnya terlihat. Dengan membawa tas yang ia biarkan menggantung di satu bahunya. Terlihat sangat tampan, siapa saja yang meliriknya pasti akan terpesona akan kerupawanannya. Kendati wajahnya, suara beratnya saja mampu mengelabui wanita mana pun.
Shega bergeming kala Jolly memanggilnya. Retina matanya tersorot pada Jolly cukup lama. Shega berhasil membuat Jolly salah tingkah.
“Eummm, i-ini gue bawaiin sarapan buat lo,” ucap nya gelagapan. Sifatnya yang pemberani seketika menciut kala di hadapkan dengan Shega.
Ia sangat tau bagaimana kondisinya saat ini. Blushing? Tentu saja.
Derap langkah sangat pelan, Jolly berjalan kaku ke arah Shega.
“Ini buat lo, gua bikinin spesial,” ucap Jolly sembari menyodorkan kotak makannya.
Sorot mata Shega tertuju pada kotak makan itu, kemudian ia menerima tawarannya.
Matanya kembali menata Jolly.
“Makasih cantik,” ucapnya kemudian tersunyum. Sangat manis.
“Hah? O-oh i-iya sama-sama,” jawab nya gelagapan.
Qyara, Dara, Nuna dan Pasha menganga kompak dengan perlakuan Shega barusan. Apakah ini benar-benar Shega? Apakah ini pertanda? Apakah kapasitas jomblo akan berkurang dalam waktu dekat ini? Apakah akan ada pasangan baru di sekolah ini? Berbagai pertanyaan muncul di pikiran mereka.
***
Jam istirahat
“Senyum-senyum sendiri aja nih dari tadi.” Goada Qyara menggoda Jolly yang tengah duduk sendiri di kantin.
“Qy menurut lo Shega udah mau nerima gue apa ngga ya.” Tanya Jolly.
Qyara memicingkan kedua matanya.“Hmm, gua liat-liat sih kayanya ia, sikapnya berubah jadi manis gitu,” jawab nya menelisik.
“Tapi kata gua mah, lu jangan naruh harapan apa-apa dulu sama Shega. Takutnya ntar gak sesuai ekspektasi lu. Sakitnya bukan maen-maen cuyy.” Lanjutnya memberi saran.
“Sumpah ya, gua baru kali ini liat Shega kalem gitu. Abistu pake senyum segala lagi, anjir gua jarang banget liat dia senyum cok. Ganteng banget gilaa,” hebohnya.
Jolly menatap Qyara tajam, “anjirr! Maksud lo apa?” kesal Jolly.
“Ya ngapa si emangya. Gua bilang jelek juga pasti lu gak terima kan.” Sergah Qyara.
“Iya juga si.”
“Egee.”
“Tapi semoga ini pertanda baik deh,” kata Jolly yang di balas anggukan oleh Qyara.
“Ada yang udah kesenengan aja nih, belum tau aja tuh kalo kotak makannya dibuang di tong sampah.” Heboh Dara yang tiba-tia saja datang.
Qyara mengubah posisinya menjadi berdiri, “maksud lo apa hah?” tanya Qyara suaranya naik oktaf dibuat naik pitam olehnya.
“Eh lo gak tau ya kalo sarapan yang di kasih Lyly tadi pagi sebenernya dibuang ke tong sampah sama Shega,” kata Pasha.
“Udah dibuat melting padahal ahahah, eh taunya dibuang,” ucap Dara.
“Kasian banget ih Lyly,” seru Nuna lugu, seraya menyeruput minuman favorite-nya.
Jolly menggebrak meja yang membuat seisi kantin termengung.
“Lo bisa gak, gak usah ikut campur urusan orang. Lu tuh gak diajak, Bangsat,” bentak Qyara yang langsung mengejar Jolly lari untuk mencari kebenaran kebaradaan kotak makannya.
Jolly mengecek tong sampah di setiap sudut sekolah, ia ingin mencari kebenaran apa yang mereka katakan. Jolly menyusuri koridor sekolah melihat ke setiap tong sampah. Tak lama Jolly menemukan kotak makan itu, tepatnya di tong sampah depan kelas Shega. Kala itu Jolly merasa hatinya begitu hancur, apa maksud semua ini? Apa dunia mempermainkannya sebercanda ini? Apa maksud perlakuan Shega tadi pagi? Apa itu hanya sebagai rasa belas kasihannya karena selama ini Jolly terus mengejarnya?
Qyara lumayan tertinggal jauh oleh Jolly, secara tubuh Jolly yang tinggi tentunya langkah kakinya lebih lebar di banding Qyara yang pendek. Ia terus saja memanggil Jolly agar berhenti, tapi Jolly mengabaikan panggilannya. Hingga sampai di depan kelas Sega, Qyara melihat Jolly sangat menyedihkan, benar saja yang dikatakan Dara kotak makannya dibuang Shega begitu saja, Jolly mengambil kotak makan itu dari tong sampah yang berada di depan kelas Shega.
“Benar-benar tidak punya hati laki-laki berengsek itu,” batin Qyara.
Lelaki macam apa seperti itu. Tidak mengerti bagaimana caranya menghormai perempuan. Setidaknya jika tidak ingin makan makanan itu, bisa dia berikan ke orang lain. Bukan malah dibuang begitu saja. Benar-benar lelaki berhati iblis namun berwujud manusia itu.
“Sekarang yang harus gue lakuin adalah nyari Shega, di mana cowo berengsek itu, gua mau ngasih pelajaran udah berani-beraninya nyakitin hati sahabat gue Lyly,” batinnya lagi.
Qyara sudah benar-benar marah terhadap perlakuan Shega kali ini. Setidaknya jika tidak ingin di makan jangan dengan senang hati dia menerimanya.
Brakk .... suara benturan pintu dihantam Qyara cukup keras.“HEY ANJIR, LO EMANG GAK PUNYA HATI YA.” Suara Quara naik oktaf. Ia menemukan Shega ada di dalam kelasnya sedang menghisap sebatang rokok menghadap ke arah jendela belakang. Dengan tangkas ia dorong badan kekar Shega hingga kepalanya terbentur pada kaca jendela.“Anjir!” rahang Shega mulai mengeras.“LO EMANG GAK PUNYA OTAK YA. BISA GAK SIH LO HARGAIN LYLY SEDIKIT AJA!” katanya semakin emosi.“Mending lo pergi dari sini sebelum gue hajar!,” ucap Shega memberi peringatan.“Oh lo beraninya sama cewe ya? CUPU TAU GA,” ucap Qyara yang membuat Shega semakin geram.“Sini lo kalo berani,” tantang Qyara.Shega mengabaikan Qyara, ia berjalan keluar kelas melaluinya. Ia lebih memilih untuk tidak meladeninya, Shega sadar ia sangat mudah terpancing emosi, bahakan terhadap wanita sekalipun. Jadi lebih baik ia mengindar saja dari pada ia harus bertarung dengan wanita yang bukan lawannya. Shega sudah sangat muak dengan sikapnya Jolly yang
“Permisi,” ucap Jolly kala memasuki ruang BK, tapi Jolly tidak melihat Bu Nining di sana.“Ke mana Bu Nining?” Batinnya, mencari keberadaan guru Bk SMA Adiwilangga, namun pada akhirnya Jolly memilih duduk saja pada salah satu kursi di ruangan ituSelang beberapa waktu pintu ruangan terbuka, ia pikir itu Bu Nining guru BK-Nya, tapi ternyata itu adalah Shega lelaki yang telah berhasil membuat perasaannya campur aduk. Mata mereka bertemu kala Shega berjalan ke arah kursi di sampingnya, Jolly sedikit ketakutan dengan tatapan mata Shega yang tajam seperti elang yang akan menerakm mangsanya.Setelah mereka duduk berdampingan susasana ruangan berubah menjadi horor. Yang biasanya jika Jolly bertemu Shega akan banyak mulut, tapi kali ini Jolly sangat kaku. Ia bingung harus bagaimana, keduanya benar-benar seperti orang yang tidak saling mengenal.“Maaf,” ucap Shega singkat yang akhirnya membuka suara. Namun Jolly tidak menggubris sama sekali.“Apa dia bilang, maaf?” Batinnya keheranan.“Maaf,”
“Assalamulaikum,” ucapnya membuka pintu dengan wajahnya yang kusut.“Waalaikumsalam,” jawab Bunda yang baru saja keluar dari kamarnya.“Kamu pulang sama siapa nak, hari ini pak Doyok kan gak bisa jemput?” Tanya Bunda khawatir.“Sama temen mah,” jawab Jolly seadanya.“sama Brandon kah?” Tebak Bunda, karena biasanya jika pak Doyok tidak bisa menjemput, Brandon lah yang akan mengantarkan Jolly pulang.“Iya,” sahut Jolly. “Bagus kalo gitu, kenapa gak kamu ajak mampir dulu ke sini?” Tanya Bunda.“Kasian dia mau istirahat kecapean abis rapat organisasi,” jawab Jolly. “Oh yaudah kalo gitu.” Kata Bunda seadanya yang membuat Jolly sedikit heran. Biasanya Bunda selalu menanyakan hal apapun kepadanya, tapi kenapa kali ini Bunda berbeda? Apa ada sesuatu.“Udah nih gak nanya lagi?” tanya Jolly sebelum pergi ke kamarnya.“Gak ada,” sahut Bunda.“Abis bersih-bersih badan, kamu langsung makan ya,” Titah Bundanya.“Iya siap.” Ucap Jolly seraya menaiki tangga.Huftt...Jolly membantingkan badan di ata
“Ke mana aja si lo pada, lama banget gua ngebatu dari tadi,” gerutu Qyara.“Lu pikir emang dari rumah Lyly ke sini deket apa?” Brandon beralasan.“Ya ngebut kan bisa,” Qyara menyembulkan mulutnya.“Udah si, ngeributin yang gak jelas mulu. Disini kan kita mau have fun,” Jolly menyeringai, yang membuatnya kembali diam.“Mau pesan apa nih,” tanya Jolly sembari merogoh menu makanan di atas meja.“Lu semua udah gua pesenin, tinggal nunggu makanannya dateng aja,” ucap Qyara.“Lah? Lu pesenin apaan anjir,” ujar Jolly tidak terima.“Makanan favorite lo berdua, gua jamin gak bakal nolak,” kata Qyara, Yang akhirnya Jolly pun menerima.Sembari menunggu makanan datang mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol. Ketika di tengah perbincangan Qyara tertegun kala Pasha dan Birru berada di tempat yang sama. Qyara kenal dekat dengan mereka berdua, maklum saja Qyara si anak friendly yang bisa berteman dengan siapa saja. Namun ia dapati bukan hanya Pasha dan Birru saja, ia menilik seperti tidak asing, da
Jolly merasa hawatir dengan kondisi Sega saat ini. ia berjalan mengikuti Shega dari belakang. Jolly menghampiri Shega kala pria itu duduk pada area bebas asap rokok.“ Lo baik-baik aja kan?” Gumam Jolly yang membuat Shega sedikit terlonjak.“ Ngapain lo di sini?” Tanya Shega ketus.“ Hah? E-eum ... gu-gue gak sengaja lewat aja abistu liat lo di sini,” sahut Jolly beralasan.“ Pergi!” Usir Shega dengan nada menekan.“ Gue mau temenin lo di sini,” ujar Jolly seraya mengusap lembut bahu Shega. namun, dengan tangkas Shega yang tak suka kontak fisik ,menangkis tangan Jolly yang menyentuh bahunya hingga membuatnya tersungkur di lantai.“ GUE BILANG PERGI YA PERGI!!” Ucapnya, suaranya naik oktaf.“ LO BUDEK?” Katanya lagi seraya memegang dagu Jolly dengan kasar. Sementara Jolly hanya bisa meringis menahan tangis di perlakukan Shega seperti ini.“
Hari minggu yang cerah, di hiasi kicauan burung menjadi suasana yang sangat indah. Jolly memilih jogging untuk mengisi waktu pagi di hari liburnya.Taman kota menjadi tempat tujuannya, di hari libur seperti ini biasanya banyak pengunjung di sana. Untuk kali ini ia lebih memilih jogging sendiri, tidak seperti biasanya pergi berolahraga bersama temannya Qyara.“Huft ... cape juga ya.” Ucapnya kala sudah sampai tempat tujuan, ia memilih duduk terlebih dahulu pada salah satu kursi taman.Setelah cukup untuk merenggangkan otot-otot nya, ia pergi mencari minum di area taman kota.“Air mineral satu ya Pak.” Ucapnya pada penjual.Kala ia akan meminumnya, tiba-tiba saja badannya terdorong oleh benda di belakngnya. Hal ini membuat pakaiannya basah.“Eh maaf di sengaja,” ucap wanita di belakangnya seraya terkekeh geli.“Dara? Gak ada abisnya ya lo, terus gangguin hidup gue mulu,” cer
Tidak biasanya pagi-pagi seperti ini Jolly berada di dapur, biasanya ia masih bersiap-siap berada di dalam kamar. Jolly bangun cukup pagi sekitar jam 06:00 ia sudah bergelut dengan alat dapur, ia begitu antusias membuatkan sarapan untuk Shega.“Arghh panas.” Jolly meringis kasakitan kala tangannya tak sengaja terkena teplon.“Eh? Tumben banget anak Bunda jam segini udah di dapur aja.” Ucap Bunda memasuki dapur.“Iya Bund, Lyly mau bawa bekal ke sekolah,” jawabnya.“Tumben banget kamu bawa bekal,” tanya Bunda heran.“Iya Bunda, gatau kenapa pengen bawa aja” ujarnya beralasan.“Oh bagus kalo gitu, makanan dari rumah lebih bagus, terjamin sehat.” Kata Bunda menyetujui.“Ehehehe, iya Bunda.” Umpat Jolly.Sudah cukup lama Jolly bermain dengan alat dapur akhirnya selesai juga. Pagi ini Jolly membuat sandwhich berisi daging dan sayuran, tak lupa
Setelah berlama-lama bercengkrama dengan Pasha dan Birru, akhirnya pria yang ia tunggu memunculkan batang hidungnya juga.“Eh Shega,” panggil Jolly. Sementara sang empu tidak menggubbris sama sekali.“Lama amat lo Ga,” gumam Artha.“Abis di godain dedek-dedek gemes pasti,” tebak Birru.“Dedek-dedek gemes siapa maksud lo?” Tanya Artha bingung“Anu loh, kelas 10 sama 11, AHAHAHA.” Sahut Birru.“Tiap kali Shega ke kantin kan pasti selalu ada aja yang godain dia, heran gua mah, padahal cakepan juga gue.” Ucap Birru dengan pedenya.“ Dih.” Artha bergidik ngeri.“ Ini gue bawain makan buat lo, sesuai janji.” Gumam Jolly, mengingat sedia kala Shega memintanya untuk membuatkan makan lagi untuknya.“Ikut gue.” ucapnya, Shega meraih tangan Jolly tanpa permisi, ia membawa gadis itu menuju halaman belakang tempat bias