Share

Tingkah Aneh Shega

Penulis: Beata Resa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-07 14:46:48

Langit redum begitu pekat nan gelap, gemerlap bintang pun tak terlihat.

 Suasana malam turut mewakilkan perasaan, sangat sepi, dan sunyi.

Cintanya tak pernah kemarau, sangat sulit dijangkau.

Tanpa kata tanpa nada hanya gundah. Perjuangannya tak kunjung usai, sangat sulit digapai.

Bertengger di depan jendela yang terbuka, menatap lurus tanpa suara.

Retina mata yang bersua, menandakan sedang tidak baik-baik saja.

Tak kuasa menahan rasa, akhirnya derai air mata itu jatuh juga.

Jolly sudah cukup lelah, rasanya ingin berhenti saja, namun ia tersadarkan akan janji. Satu-satunya cara agar ia tidak terlalu terlelap dalam kesedihan, Jolly selalu menuliskan isi hatinya pada satu buku yang dia sebut ‘deary’.

Dibukanya buku berwarna biru itu. Kemudian ia menuliskan seuntai kalimat yang terlahir dari hati, kala bahagia atau kecewa, kala sendu ataupun rindu.

Tangannya mulai menari-nari di atas kertas putih itu.

Dear deary .....

Shega Aedelmaer,

Bisakah kita berbicara dari hati ke hati

Berbincang soal rasa

Bercengkrama tanpa berang

Izinkan aku melembutkan hatimu dengan ketulusan cintaku

Belum sempat selesai menulis di buku diary, Jolly di kagetkan dengan dering handphoe di sebelahnya. Terpaksa ia harus mengangkat telephone itu.

Tertulis nama Qyara di sana, Jolly menghembuskan napas panjang.

‘huftt ... mau apa lagi nih’ batinnya.

Sebelum Jolly mengangkat teleponnya, ia berusaha menormalkan suaranya dan menghapus sisa air mata di pipinya.

“Eh buset lama banget angkat teleponnya bund, lagi ngapain dah.” Heboh Qyara di sebrang sana.

SANTE DONG!” sahut Jolly.

“Ini gua lagi gabut aja anjir, nolep banget gak ada tugas,” lanjutnnya santai.

“WOWOWOWO, gaya lo so banget. Biasanya juga kalo ada tugas gak lo kerjain jamil.” Serbu Qyara heboh.

“Eeee, sekate-kate lo Maymunah,” balasnya lagi.

“Eh Lyy, besok kan malam minggu nih, jalan yok.” Ajaknya.

“Ke mane?” tanya Jolly.

Katanya di jalan baru ada cafe baru tuh, gimana kalo kita ke sana aja, Brandon juga ikut kok, nanti dia yang minta izin ke nyokap lo,jelasnya panjang lebar, mengingat Jolly si anak strict parents.

“Lo harus ikut pokonya! Gak usah deh lo sibuk ngejar-ngejar si Shega cacing India itu. Gak banget deh. Cinta tak selamanya indah deck-deck,sambung Qyara dengan nada ala-ala sound tiktok.

“Bacot banget!”

 Jolly mematikan teleponnya secara sepihak, sudah cukup kenyang ia menerima cibiran dari teman-temannya seperti barusan. Dia sangat risih.

Seperti biasa Jolly selalu merasa lapar tengah malam seperti ini, ia memutuskan keluar untuk mencari makan. Tapi bagaimana ia harus izin ke bundanya? Ah itu urusan nanti, yang terpenting siap-siap saja dulu, hihihi.

Dijangkaunya swaeter over size yang tergantung di samping nakas. Dengan dipadukan celana jeans high waist berwarna baby blue. Terkesan tomboy nan anggun, sudah sangat jelas menggambarkan sifat Jolly yang berani dalam banyak hal dan tidak takut mencoba hal-hal baru di luar zona nyaman.

Sudah siap dengan penampilannya, ia perhatikan tubunya di pantulan cermin. “Cakep banget gweh.” Ucap Jolly penuh percaya diri.

“Shega-Shega ... apa yang di raguin dari gua si anjir. Gua nyaris sempurna kaya gini lo masih aja gak mau terima?!” lanjutnya lagi memuji diri sendiri.

Memang, apa yang dikatakan Jolly sangat benar, ia nyaris sempurna. Dengan body goals dan wajahnya yang cantik, ini sudah masuk kriteria good looking bukan? Apa lagi dengan kecerdasannya yang menjadi nailai plus bagi dirinya.

Sudah cukup lama Jolly bergaya di depan cermin. Akhirnya ia memutuskan turun ke bawah untuk meminta izin pada bunda dan ayahnya. Sudah dengan berbgai alasan agar ia di izinkan keluar, akhirnya ia berhasil juga karena dibela Ayahnya yang super baik. Namun tetap saja, ia harus menerima wejangan dahulu dari Bundanya.

“Awas ya jangan pulang larut malam, jangan bawa motor ngebut-ngebut, gak usah berani-beraninya nyalip mobil, itu bahaya! Taruhannya nyawa. Gak usah banyak acara juga, kalo udah beli makan langsung pulang, jangan mampir sani sini, Bunda khawatir sama kamu.”

Bla ... bla ... dan masih panjang lagi, kurang lebih seperti itu wejangannya ya adeck-adeck.

***

Sudah cukup banyak makanan yang Jolly beli, akhirnya ia memutuskan untuk pulang.

Namun ketika Jolly akan memarkirkan motornya, ia melihat satu laki-laki sedang dikeroyok dua preman berbadan kekar, tapi apa ini? Yang di hajar hanya diam saja?

Dengan tangkas Jolly menghajar preman itu dari belakang. Jangan diragukan dengan kemampuan Jolly, ia sangat mahir dalam berkelahi. Buktinya saja preman berbadan kekar ini berhasil ia lawan hingga terbujur kaku di trotoar.

Usai berhasil melawan dua preman tadi, Jolly terkejut kala mengetahui siapa laki-laki yang di hajar tadi.

“Shega?” Jolly tertegun.

Ya itu adalah Sega, dia terlihat sangat pilu. Matanya yang terpejam, wajahnya di penuhi dengan luka, tubuhnya yang kekar saja sudah tak bertenaga. Bagaimana tidak? Ia dihajar dua preman dalam kondisi mabuk seperti ini.

Jolly berusaha menyadarkan Shega walaupun ia tahu itu mustahil. Sebenarnya Shega masih setengah sadar namun jika diajak bicara jawabannya selalu melantur.

Jolly bergeming ketika Shega tiba-tiba saja memeluknya.

“Tolong gue,” kelu Shega dengan suaranya yang berat.

“Gua ada di sini Ga, jangan kawatir.” Rintih Jolly, ia membalas pelukannya dengan erat. Seakan-akan tak ada yang bisa memisahkan mereka.

“Gue anter pulang ya, ini udah malem banget, lo harus istirahat,” tawar Jolly lembut.

Shega menggeleng cepat, ia semakin mengeratkan pelukannya dan semakin dalam menenggelamkan kepalanya pada dada Jolly.

“Jangan gitu Ga, lo harus pulang.”

Jolly memutuskan untuk mengantar Shega pulang. Ia tergopoh-gopoh membantu Shega berjalan, kemudian dengan susah payah membantunnya untu duduk di motornya. Dan ia letakan kedua tanngan Shega pada pinggangnya agar Shega tidak terjatuh nantinya.

Sudah sampai di depan gerbang rumah mewah milik Shega yang terlihat sangat sepi, di sana hanya ada satpam saja yang menjaga.

“Itu Den Shega ya Neng?” tanya satpam pada Jolly.

“Iya Pak, boleh tolong bukakan gerbangnya Pak.” Santun Jolly.

“OH, siap-siap neng sebentar,” jawab nya, kemudian langsung membukakan pagar itu.

“Anterin ke dalem juga ya pak, saya gak enak kalo masuk kamar cowo sendirian.” Pinta Jolly lagi.

“Iya neng nanti saya antar masuk Den Shega,” ucap nya sembari menutup kembali pagar.

“Makasih ya Neng udah anterin Den Shega,” ucap satpam sebelum berjalan menuju kamar Shega.

“Iya sama-sama Pak,” ucap nya disertai senyuman.

“Ya udah saya ke dalam dulu Neng,” katanya.

“Iya Pak silahkan.”

Jolly menatap keduaya dari belakang. Ia begitu prihatin meliat kondisi Shega sekarang, sebenarnya sangat ingin mengobati luka yang ada di tubuh dan wajahnya, namun mengingat ini sudah larut malam pasti Bunda dan Ayahnya sudah menunggu di rumah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Pangeran Dingin   Sepasang Kekasih Seutuhnya

    Artha membeku di tempat, ia tak berkutik sama sekali. Hatinya teramat hancur melihat kekasihnya sendiri berciuman dengan pria lain. Ia melihatnya secara langsung seperti ini, oleh mata kepalanya sendiri, ini sangat sakit.“L-lo b-berdua ng-ngapain?” Artha berucap gelagapan. Ia tak bisa menahan dirinya. Rasa marah, sedih, hancur berkecamuk menjadi satu.Sontak Shega dan Jolly menghentikan kegiatannya. Dengan susah payah wanita itu mengancingkan kembali pakaiannya. Terlukis rasa panik di wajahnya.“Lancang banget lo main masuk kamar orang tanpa permisi!!” Shega nampak marah. Pria itu hendak mendekat pada Artha, namun tangkas Jolly menahannya.“LO YANG LANCANG BERBUAT JIJIK KAYAK GITU SAMA CEWE GUE!!!” Artha berteriak, rahangnya kini sudah mengeras, jarinya menunjuk ke arah Shega.“ARTHA!” Jolly semakin panik. Ia nampak bingung harus berbuat apa.“APA? GUE UDAH MUAK SAMA MISI LO! GUE UDAH GAK MAU LAGI NYEMBUNYIIN HUBUNGAN KITA BERDUA.” Pria itu sangat emosi. Kedua tangannya pun sudah men

  • Mengejar Cinta Pangeran Dingin   Tertangkap Basah

    “Gue masih gak nyangka Dara kayak gitu,” Ucap Qyara, seraya mengambil satu bisquit yang di sediakan di rumah Artha. Setelah pulang sekolah mereka tidak langsung pergi. Artha mengajak temannya untuk berkumpul di rumahnya.“Sama, padahal di liat-liat dia kaya dari orang berada.” Sambung Birru.“Justru itu. dia keliatan kaya orang berada karena dari pekerjaannya jadi pelacur. Itu bikin dia kaya.” Timpal Artha.“Iya juga yah. Kok lo pinter banget Tha?” Kata Birru.“Yeuu ... emang gue mah pinter kali.” Sahut Artha.“Btw lo tau gak sih. Barusan Dara chat gue.” gubris Jolly. Hal ini membuat temannya penasaran.“Hah. Serius? Chat apaan dia.” Tanya Qyara. Ia telah memasang wajah serius.“Dia minta maaf. Terus dia jujur sama gue, kalau dia emang gak suka sama gue sejak kecil. Makannya sekarang dia selalu ganggu kehidupan gue.” Lanjut Jolly bercerita.“Kok dari kecil, emang lo berdua udah kenal?” Birru merasa aneh. Pria itu mengerutkan dahinya.“Nah ini makannya. Ternyata dia anak ART di rumah g

  • Mengejar Cinta Pangeran Dingin   Terungkap

    “Lo ngapain?” Shega memutar badan ketika merasa ada yang mengikuti dari belakang. Shega mendapati Brandon di sana.“Gue mau kejar Lyly.” Sontak Brandon melanjutkan perjalanannya. Ia lari mengejar Jolly.“Lo gak usah kejar Lyly. gue pacarnya lebih berhak.” Shega berteriak, hal ini membuat Brandon menghentikan langkahnya. Kemudian berbalik menghadap Shega.Ia menatap Shega amat dalam, nampaknya pria itu berbicara serius. Tidak terlukis kebohongan pada wajahnya.“Gue resmi pacaran sama Jolly dari kemarin malam. jadi mulai sekarang, lo gak usah deket-deket sama dia lagi.” Shega berucap dengan nada yang dingin. Kemudian ia melaluli Brandon begitu saja.Kalimat itu berhasil mematahkan hati Brandon. Perasaan sakit, sedih, hancur berkecamuk menjadi satu. Ini adalah hal yang paling ia takutkan. Melihat perempuan yang di cinta bersama orang lain. Setelah ini tidak ada alasan lagi untuk berjuang mendapatkan cintanya.Air mata menggenang di matanya. Kini ia tak bisa menahannya. Rasa sakit kian su

  • Mengejar Cinta Pangeran Dingin   Fitnah

    Pagi ini Jolly berangkat bersama Shega yang kini sudah menjadi pacarnya. Ia amat bahagia, sepanjang jalan Jolly tidak melepaskan genggaman pria itu. Tangan mereka kini saling bertautan.Namun sepanjang jalan wanita itu merasa aneh. Setiap orang yang melihatnya menatap dengan tatapan tajam. Hal ini membuat Jolly mengerutkan dahinya, ia merasa aneh.“Lyly, sekarang lo baik-baik aja kan? lo gak papa kan? please dengerin gue yah. Gue percaya sama lo, gue yakin itu bukan lo. Jangan dengerin omongan orang lain yah. Lo bodo amatin aja.” Sapa Qyara panjang lebar. Terlukis rasa panik di wajahnya. Sementara Jolly menatap temannya penuh arti. “Maksudnya apa?” Batinnya.“Lo kenapa sih?” Jolly bertanya.“Gue tau lo pasti terpuruk banget. Tapi gue sebagai sahabat lo, gua gak bakal ninggalin lo kok. Gue mau bantu lo nyari pelaku di balik semua ini.” Lanjutnya lagi.“Apaan sih? Orang gue gak papa.” Ujar Jolly santai.“Bentar, emang yang lo tau, Lyly kenapa?” Shega merasa ada yang janggal.“Lah lo gak

  • Mengejar Cinta Pangeran Dingin   Penantian Panjang

    Shega terduduk pada kursi balkon kamar Jolly usai makan malam. Pria itu menatap kosong pada langit gelap nan pekat. Pikirannya kini di penuhi oleh perempuan yang kini terus mengejarnya. Shega juga memikirkan bagaimana perasaan yang sebenarnya. Akhir-akhir ini ia merasa tak suka jika Jolly dekat dengan pria lain, seperti Brandon misalnya. Apa mungkin ini rasa cemburu? Shega saja tidak tahu, bahkan tidak mengerti.“Buset! lo dari tadi di sini? Bunda nyariin noh.” Sapa Jolly. Wanita itu nampak gusar mencari pria bernama Shega ini.Tak ada jawaban, Shega masih saja menikmati lamunannya.“Shega! nyaut kek, elah.” Jolly nampak gusar.“Kamar lo udah bersih noh. Udah Bunda beresin.” Cerocos Jolly, wanita itu terus saja mengoceh.Malam ini Shega akan menginap di rumah Jolly. Itu pun karena Bunda yang memaksa. Bahkan sebenarnya Purwa menyuruh Shega agar tinggal bersama saja di rumahnya, agar pria itu tidak merasa kesepian. Namun Shega menolak, ia merasa tidak enak jika hidup dengan orang lain.

  • Mengejar Cinta Pangeran Dingin   Balas Dendam

    Hari semakin larut. Sementara Shega belum terbangun dari tidurnya. Jolly nampak gusar membangunkan pria itu berkali-kali, namun Shega tak kunjung membuka mata.“Shegaaa ... ayo banguuunnn ...” wanita itu bersi keras membangunkan pria yang tertidur pulas pada ranjang miliknya.“Sumpah lo kebo banget!” Ia semakin gusar.Muncul ide gila di otaknya, wanita itu tersenyum menyeringai.“Apa gue bales dendam sekarang aja ya.” Pikir Jolly, telunjuknya mengetuk pelan pada bibir mungilnya.“Hm ... gue bales perlakuan lo tadi sekarang juga,” ucapnya.Setelah berucap seperti itu, Jolly mengusap pelan pada dada bidang milik Shega. telapak tangannya menyelusuri di setiap sisi. Tak lupa leher jenjang pria itu Jolly usap dengan lembut.Jolly melirik Shega sesaat, ia amat kecewa karena perlakuannya tidak memberikan reaksi pada pria itu. Apa ia harus melakukan hal yang lebih intim lagi?perlahan Jolly membuka kancing baju yang Shega kenakan. Satu persatu ia buka, maka semakin terekspos dada beserta abs-

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status