Home / Rumah Tangga / Mengejar Cinta Sahabat Jandaku / Perasaan Yang Baru Disadari

Share

Perasaan Yang Baru Disadari

Author: Mega Silvia
last update Last Updated: 2022-10-24 14:35:18

"Lo apa-apaan sih?!" Axel menghempaskan tubuh Sherly untuk menjauh. Tadi mereka sedang cekcok karena lagi-lagi Sherly tidak terima diputuskan Axel begitu saja. Masih dalam obrolan tiba-tiba saja Sherly memajukan wajahnya. Beruntung Axel mengeles, sehingga bibirnya tidak bertemu dengan birai berlipstik nude tersebut.

"Kita udah putus,ya!" tekan Axel menunjuk Sherly lalu pergi.

Sampai siang hari Axel tak pernah lagi menemui Agni di kampus. Biasanya semarah apapun mereka. Axel dan Agni tak akan pernah berpisah begitu lama.

"Eh, Ta... Lo lihat Agni gak?!" tanya, Axel pada Metta, teman satu jurusan Agni

"Agni.., kayaknya dari pagi gak masuk kelas deh," ujar Metta mengingat-ingat

"Apa, Agni gak masuk kelas?" gumam, Axel. Bukan tadi Agni jutek padanya beralasan ada kelas?

"Egh, kalau gitu makasih,ya, Ta" Axel segera berniat pulang. Ia ingin menanyakan perubahan Agni.

Axel sampai di rumah Agni. Ia menghentikan laju motor di pelataran rumah sahabatnya itu

Sampai disana tak ia dapati Agni dimana pun. Axel sudah berusaha mencari disemua ruangan. Bahkan dengan lancang ia membuka kamar Agni.

"Agni!" matanya terbelalak, meski masih diambang pintu. Ia berjalan masuk lebih dalam. Tak ada foto-foto mendiang ayah dan ibunya yang biasa Agni pajang di atas nakasnya. Perlahan langkah Axel semakin tergesa.

"Agni!" desis Axel hambar. Ia memindai ranjang Agni yang rapi. Perasaannya begitu kuat untuk membuka lemari Agni. Karena ia berfikir suatu hal.

"Enggak... Enggak mungkin Agni pergi,kan?!" ia terkekeh tak percaya. Tapi firasatnya mengatakan itu semua. Pada akhirnya Axel memutuskan membuka pintu lemari yang kebetulan tidak terkunci.

"Hah!" Ia menghembuskan nafas berat seraya menejamkan matanya. Agni betul-betul pergi darinya. Dari hidupnya. 'Agni, lo kemana?!'

***

Axel berjalan gontai ke ruang makan. Rasanya dunianya jadi jungkir balik tanpa Agni disisinya. Kembali ia mengenang semua ucapannya ke Arkan yang sengaja ia kencangkan demi menyakiti hati Agni. Dan sekarang Axel sudah berhasil. Agni sakit hati lalu memilih pergi tanpa memberi tahunya. Perasaan Axel begitu perih hingga membuat matanya berkabut kesedihan. Tetapi Axel menyadari di depannya ada sebuah surat. Surat yang sepertinya di tujukan untuknya. Ia menenggakkan dirinya. Meraih surat yang bertuliskan namanya di depan amplop. Axel membuka surat tersebut,

Teruntuk sahabatku, Axel

Maaf, karena aku tak memberitahumu atas kepergianku. Lagipula ku fikir apa itu penting bagimu. Apa kamu masih mau peduli padaku. Aku menimbang, lalu aku putus,'kan tetap meninggalkan surat ini. Gimanapun kamu adalah satu-satunya orang yang dekat denganku. Aku mau katakan kalau aku harus kembali ke kampung segera. Dan mungkin aku tak akan pernah lagi kembali.

Salam

Agni

Axel meremas surat itu. Hah, semudah itu Agni mengatakan perpisahan. Apalagi ia bilang dalam suratnya kalau ini untuk selamanya. Tangis Axel berurai dengan bahu yang bergetar

"Ni.., gue peduli sama lo, gue sayang sama lo!" cicitnya, sangat menyesal.

---

Satu jam sebelumnya...

Agni sampai di rumah. Ia menatap rumah dengan pandangan nanar. Agni kembali menyentuh dadanya. Ia harus berusaha mengeluarkan Axel dari hatinya jika tidak mau terus digerogoti perasaan sakit ini. Sepertinya doanya di ijabah Tuhan. Damar, Omnya menelpon Agni disaat yang tepat.

"Halo, Om," sapa Agni setelah menerima panggilan.

"Agni.., kamu kapan bisa pulang. Ada sesuatu yang ingin Om sampaikan sama kamu," ucap beliau sumbringah. Lelaki itu juga mengatakan kalau ia rindu Agni, ponakannya. Tanpa fikir panjang. Agni menyanggupi pulang kampung siang ini juga. Sebelum Axel mencarinya. Meski Agni ragu apa Axel-yang sedang bermesraan dengan Sherly peduli padanya.

Luapan emosinya membuat Agni memutuskan lenyap dari kehidupan Axel selamanya.

Tak lupa gadis itu meninggalkan secarik surat. Surat yang ia buat dengan deraian airmata. Axel hadir disepertiga hidupnya. Dan melepaskan lelaki itu sama saja ia menyakiti hatinya.

Tetapi inilah keputusan yang Agni buat, ketika segala rasanya tak mampu ia bendung, disaat rasa itu tak berbalas dengan manis dan justru menancap ke hatinya bagaikan pisau berkarat. Yang bisa ia lakukan adalah merangkul, mengambil serpihan kecewa itu untuk ia bawa pergi bersama raganya. Tak perlu lagi kompromi, karena Agni menyadari cinta tak harus memiliki. Membiarkan orang ia cintai hidup bahagia bersama yang lain pun bisa disebut cinta. Cinta tanpa pamrih.

Agni membawa sebagian bajunya melangkah ke stasiun kereta. Rumah yang dulu ia tinggalkan ia titipkan kepada tetangga untuk di kontrakkan. Agni sama sekali tak mengatakan kemana ia ingin pergi. Lewat ponselnya, Agni juga meminta pindah kuliah. Ia nampaknya begitu yakin untuk menghilang dari Axel.

***

Di dalam gerbong kereta yang ramai, Agni hanya memandangi jalanan dengan tatapan kehampaan. Seakan ia tak terpengaruh dengan keriuhan para penjaja jualan serta penumpang lainnya yang saling serobot untuk masuk. Yah, Agni tidak peduli. Fokusnya kembali pada kenangan-kenangan bersama Axel. Ia merasa sebatang kara di tengah kerumunan orang, sebab orang yang ada di dalam hatinya, satu-satunya penguasa kalbunya sudah hilang darinya. Seharusnya Agni tahu konsukuensi ketika ia mengatakan mau melupakan Axel. Yaitu kemungkinan besar ia gagal melenyapkan bayang Axel darinya

Suara kereta terdengar, membawa Agni semakin jauh dengan tanah yang dipijaki Axel. Itu artinya jarak mereka semakin melebar. Perasaannya semakin gelisah seakan tidak terima berjauhan dengan Axel

'Haah...! Fikir apa sih, Ni. Inikan mau lo' ucapnya bermonolog

***

Axel mengangkat kepalanya yang sempat ia rebahkan di atas meja. Meski tak tahu jelas alasan Agni pergi, tapi Axel tak ingin menyerah. Ia berfikir untuk mencari Agni.

"Yah, Agni gak boleh pergi gitu ajah. Gue belom bilang sama dia kalau gue sebenernya sayang sama dia dan gak marah sama dia" tekad Axel.

Tak ada jarak yang terlalu jauh, dan tak ada waktu yang terbuang percuma demi mencari gadis yang menawan hatinya selama ini. Axel merasa bodoh karena baru menyadari hal tersebut. Tetapi ia tak ingin terus-terusan meruntuki sikapnya. Ia ingin segera memberi tahu perasaannya pada gadis itu. Tak peduli Agni akan menolak atau malah mencemoohnya. Axel cuma mau mengkonfirmasi jika getaran ini adalah cinta untuk Agni.

Kedua orang tersebut berjuang dengan caranya. Yang satu memperjuangkan rasa. Dan yang satu lagi berjuang untuk lupa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Akhir Bahagia

    "Xel!" Agni menatap Axel berkaca-kaca. Tidak menyangka Axel tidak menyerah demi mendapatkanya. Padahal, Agni sempat ingin berpaling.Axel mengangguk maksum dan mencium kepala Agni. Tidak perlu berkata apapun. Karena Axel tau cinta Agni cuma untuknya."Tapi aku harus bilang sama papa dan mamanya Tian. Gimanapun mereka sangat baik ke aku!" Axel mengangguk maksum. Ia mengantarkan Agni ke rumah orangtua Tian. Di sana Agni disambut tapi mama Tian bingung siapa pria yang bersama Agni. Keduanya masuk dan menjelaskan kepada orangtua Tian.Mama Tian sangat kaget saat tau perbuatan Tian yang suka mengurung Agni."Astaga!" Dia tidak bisa menyalahkan Agni. "Lalu bagaimana, kamu ingin bercerai dari Tian, Agni?" Papa Tian menengahi. Dia dapat kabar dari orang kantornya kalau Tian punya hubungan gelap dengan sekretarisnya. Sepintar-pintarnya Tian menutupi, perselingkuhannya tercium juga dan papa Tian tidak bisa mengelak lagi. Selingkuh dan melakukan kekerasan fisik. Pantas anak mantunya tidak

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Tian Merelakan Agni

    Siang itu Axel menemui Agni di rumahnya. Dia ingin mengingatkan wanita itu perihal perlakuan Tian selama ini yang benar-benar salah, yaitu penuh kelicikan dan memfitnah habis-habisan. Sebenarnya dia tahu jika Agni pasti peduli, tetapi nampaknya selama ini Axel merasa tidak ada pergerakan apa-apa dari wanita itu. Jika dikata harus sabar, nampaknya Axel tidak bisa. Dia harus segera melanggar permasalahan ini dan bertindak lebih cepat dari Agni, yaitu dengan memberikan hukuman kepada Tian yang sudah berani berbuat. Jika tidak seperti ini, maka sampai selamanya Tian pasti akan terus-menerus seperti itu. Dia tidak bisa menyadari kesalahannya sendiri dan bahkan hanya bisa menjadikan orang sebagai kambing hitam atau semua yang telah terjadi, tentang permasalahan yang ada. Mendengar dan melihat yang seperti itu, siapa yang tidak marah? Ya, tentu. Axel sudah bukan lagi ingin marah, tetapi dia memiliki rencana untuk membunuh Tian jika laki-laki itu masih terus-menerus keterlaluan dan semena-men

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Karina Menyerah

    Di satu sisi, diam-diam Axel masih memikirkan tentang kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu. Tiba-tiba saja pemikirannya mengingat tentang kebohongan Agni yang selama ini disembunyikan. Axel kecewa mengapa wanita itu tega kepadanya, padahal selama ini Axel hanya berharap jika Agni mau jujur kepada dia.“Walaupun ini udah terjadi, tapi aku masih ingat jelas. Aku lupa cara melupakan ini semua. Sudah seharusnya aku nggak perlu lagi ingat-ingat soal itu.”Wanita paruh baya yang kerap disapa dengan nama bu Ningsih tiba-tiba saja menghampiri Axel. Pasalnya, sejak tadi dia melihat jika putranya itu seperti memperlihatkan raut wajah tidak tenang dan kepikiran terhadap sesuatu hal. Sebenarnya sejauh ini belum ada yang bisa diartikan oleh Bu Ningsih. Beliau sendiri bingung, apakah Axel sedang sakit atau tidak. Akan tetapi, dia tidak menemukan bukti dan tanda bahwa putranya itu mengalami hal yang dia pikirkan. Semua itu seperti terjadi begitu cepat dan Bu Ningsih harus segera menangani apa y

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Pernikahan Tian Dan Desi

    Tian begitu bersemangat menuju rumah Desi. Dia sangat yakin akan mendapat restu dari ayah dan ibunya Desi. Terlebih apa yang sudah dia lakukan selama ini. Itu pasti akan menjadi pertimbangan yang cukup membuatnya percaya diri. Mobilnya sudah masuk ke halaman rumah Desi yang hanya bisa memuat satu mobil dan satu motor saja. Tian langsung turun dan ternyata pintu rumah itu sudah terbuka seperti memang ingin menyambutnya. “Pak Tian, udah sampai,” sapa Desi yang kebetulan ke luar. “Ayo silakan masuk.” Desi berjalan di samping Tian malu-malu.Tian begitu bahagia melihat senyum di wajah Desi. Dia makin yakin kalau dia akan diterima dengan baik di rumah itu sebagai anggota keluarga baru. Tian benar-benar tidak ingat akan keberadaan Agni yang masih sah menjadi istrinya. Dia tidak sadar sedang mempermainkan dua hati wanita yang pasti nanti akan melukai salah satu dari mereka atau bahkan keduanya. Yang ada di pikirannya saat ini sudah pasti hanya bagaimana caranya mendapatkan Desi yang selalu

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Rencana Tian Nikah Siri Dengan Desi

    “Kalau begitu ibu tidak bisa melarang seperti yang ibu katakan tadi. Asalkan kamu harus selesai dulu dengan istri kamu.”Tian lantas tertegun. Meski dia begitu kesal dan marah pada Agni, tidak terlintas sedikit pun dalam hatinya untuk bercerai dengan istrinya itu. Di mata Tian, Agni adalah gadis yang baik dan santun. Terlebih kedua orang tuanya sangat menyayangi Agni. Jadi dia tidak berniat berpisah dari Agni. Tian terlihat begitu gugup. Dia hanya bisa mengangguk dan tersenyum canggung. Tidak tahu harus bagaimana menanggapi ucapan ibu Desi.“Bu. Kita makan dulu ya? Jangan bahas yang lain,” ucap Desi menengahi antara ibunya dan Tian. Dia tidak peduli bagaimana reaksi Tian selanjutnya, dia sudah cukup bahagia mendengar pengakuan Tian tentang perasaannya. Dan itu sudah lebih dari cukup.“Pak Tian. Maaf kalau pertanyaan ibu saya tadi ....”“Tidak apa-apa, Desi. Itu hal yang wajar sebagai seorang ibu.”Mereka sudah berada di luar rumah karena Tian akan pulang. “Tapi ....” Desi tidak mela

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Saat Tian Memilih Desi

    “Kamu beneran nggak apa-apa, Agni?” mama Tian begitu khawatir dengan menantunya yang terlihat sering murung. “Nggak, Ma. Agni baik-baik aja, kok. Mama jangan khawatir ya?”Wanita itu mengangguk mencoba percaya kalau sang menantu baik-baik saja.*“Pak Tian. Hari ini saya izin pulang lebih cepat, boleh?”Dessy sedang meminta izin pada Tian.“Mau ke mana?”“Tidak ke mana-mana, Pak. Ayah saya hari ini sudah diperbolehkan pulang.”Tian bangkit dari kursi dan memakai jas. Lalu mengambil kunci mobil di atas meja.“Ayo saya antar.” Tian melenggang begitu saja melewati Desi yang tidak tahu maksud bosnya itu.“P-pak ....” Desi mempercepat langkah kaki untuk bisa sejajar dengan Tian.“Saya akan antar kamu ke rumah sakit dan kamu tidak bisa menolak. Lagi pula kita tidak ada pekerjaan lagi, kan?”Desi hanya bisa mengangguk karena tidak mungkin dia bisa menolak Tian.Ternyata semua urusan di rumah sakit sudah selesai. Jadi ayah Desi langsung bisa dibawa pulang. Dua orang tua itu duduk di bangku p

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Rumah Tanggga Apa Yang Kini KuJalani

    Dengan langkah terburu Tian menyusuri koridor rumah sakit daerah tempat ayah Desi dirawat sesuai alamat yang dia ikuti di aplikasi penunjuk jalan.Dari jauh dia melihat Desi dan ibunya duduk di bangku panjang di depan sebuah ruang ICU. Segera Tian menuju ke sana.“Desi,” panggil Tian pelan.Desi yang tadi sedang berpelukan dengan ibunya kini mengangkat wajah dan menatap Tian.“P-pak Tian?”“Bagaimana keadaan ayah kamu?”“Infeksi usus buntu,” jawab Desi lirih. Sebenarnya dia malu untuk meminta bantuan pada Tian hanya untuk operasi yang sebenarnya tidak terlalu memakan banyak biaya. Hanya saja mereka baru saja melunasi rumah yang saat ini mereka tempati. Jadi tabungan Desi benar-benar sudah tidak ada lagi. “Dokter bilang apa harus segera dioperasi,” timpalnya lagi.“Ya sudah kalau begitu ayo kita urus administrasinya, supaya ayah kamu lekas bisa ditangani.”Desi mengangguk dan beranjak bangkit.“Ibu tunggu di sini, ya?”Ibunya Desi setuju dengan ucapan Desi.Kemudian Tian dan Desi ber

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Jauh Lebih Penting Sekretaris Ketimbang Istri

    Ya, orang itu adalah papanya Tian. Dia baru kembali dari pertemuan dengan beberapa pejabat daerah lainnya. “Kamu sedang apa di sini hujan-hujan begini?”Agni tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin dia bilang kalau melihat Tian yang hampir meniduri sekretarisnya sendiri.“Apa kamu bertengkar dengan Tian?” tebak pria paruh baya yang sebagian rambutnya sudah memutih itu.Agni tidak menjawab. Dia lagi menundukkan kepala dengan tangan yang saling bertaut.Papa Tian tentu sudah tahu kalau tebakannya pasti benar.“Ya sudah kalau begitu ayo kamu pulang ke rumah papa saja. Nanti biar mama yang bilang sama Tian kalau kamu tinggal bersama kami untuk sementara waktu.”Karena tidak punya pilihan lain, akhirnya Agni mengangguk setuju untuk ikut bersama mertuanya. Dia duduk di bangku belakang sedangkan papa Tian duduk di samping sopir.“Loh, Agni. Kenapa bisa ikut papa?” tanya mama Tian setibanya suami sampai di rumah.“Sudah, masuk dulu.” Mama Tian mengangguk dan mengajak menantunya masuk k

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Agni Diusir

    Seketika wajah Agni berubah pias. Rantang yang ada di tangannya terempas jatuh ke lantai dan isinya berserakan. Dia melihat dengan jelas bagaimana tubuh Tian menindih seorang gadis yang hampir telanjang dan sedang menghisap puting payudara gadis itu dengan penuh nafsu.Sepasang manusia yang sedang dilanda gairah itu terkejut dengan kedatangan Agni.“A-Agni!” Tian langsung turun dari tubuh Desi dan menarik celananya ke atas dengan gerakkan terburu. Begitu juga dengan Desi yang langsung turun dan merangkak mencari bra dan kemejanya yang tadi dilempar sembarangan oleh Tian. Sadar dengan apa yang sedang terjadi, Agni langsung masuk dan menutup pintu agar tidak ada karyawan yang melihat adegan tersebut. Kini dia melihat dua orang berlainan jenis itu sibuk memasang pakaiannya kembali. Desi nampak ketakutan dari wajahnya yang pucat pasi. Berbeda dengan Tian yang wajahnya datar saja sambil terus menatap Agni. Meski awalnya sempat terkejut, tapi Tian sangat pandai menguasai diri dalam kondis

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status