Share

Bab 2: Pulang!

[VIRAL: Seorang Aktris Pendatang Baru Terlibat Skandal, Menjadi Selingkuhan dari Seorang Pria yang Telah Memiliki Tiga Istri!]

Wushh!

Kabar itu menyebar secepat angin. Hampir semua penduduk di negeri ini nampaknya sudah tahu perihal gosip panas yang beredar. Ya, bagaimana tidak gempar jika subjek dari gosip ini adalah Cassandra Calista, si aktris pendatang baru yang langsung melejit berkat bakat akting dan citra baik yang selalu ditunjukannya.

Hujatan demi hujatan terus dipanen Cassandra di akun media sosialnya. Hanya sedikit yang masih denial, namun lebih banyak yang langsung percaya karena berita itu juga menyertakan beberapa bukti berupa foto Cassandra yang tengah tertidur lelap di kamar hotel kemarin.

One more, please,” pinta Cassandra lemah sambil menyerahkan gelas seloki kosong ke hadapan bartender.

“Sepertinya sudah cukup Nona, Anda terlalu banyak minum,” ucap Lili khawatir. Tak terbilang sudah berapa gelas minuman yang Cassandra minum malam ini. Lili sepenuhnya tahu bahwa pikiran bosnya itu tengah kacau, tapi tidak perlu merusak dan menyakiti diri sendiri seperti ini.

“Kau terlalu cerewet, Lili. Tak bisakah kau membiarkanku untuk kabur sejenak dari permasalahanku ini?” ucapnya pelan, kata-kata Cassandra seakan redam oleh suara musik yang menggema dan memekakan telinga, “Hei kau, apa kau tidak dengar? Beri aku segelas lagi, aku ingin kabur sejenak dari hidupku yang menyebalkan.”

Bartender itu tak bisa berbuat banyak, dia pun menuangkan kembali sebotol tequila ke dalam seloki kosong milik Cassandra.

Semua permasalahan ini begitu mengguncang Cassandra. Tak ada yang mau percaya bahkan setelah Cassandra mencoba membela diri. Semua tawaran pekerjaan langsung dibatalkan secara sepihak, hal itu membuat Cassandra pusing setengah mati.

Karirnya, mimpinya, terancam.

Cassandra meneguk minuman itu dalam satu kali tegukan, one shoot istilah kerennya.

Sampai ia pikir sudah cukup pusing, Cassandra langsung berdiri dan tiba-tiba menari heboh di lantai dansa. Cassandra terus menari, tak peduli tatapan mata orang-orang yang cepat sekali berubah, dari yang dulunya tatapan penuh kagum dan pendambaan menjadi tatapan jijik sejijik-jijiknya. Tapi Cassandra tak peduli, yang ia tahu bahwa dia hanya ingin lari sejenak dari kehidupan dan segala problematikannya yang memuakan.

Musik terus berdentum dengan keras, membuat Cassandra semakin terhipnotis untuk menggerakan tubuh cantiknya sesuai irama. Sampai tiba-tiba, di tengah-tengah gegap gempita pesta, musik tiba-tiba berhenti, membuat Cassandra yang tak terima langsung berteriak.

“Hei kenapa berhanti hah? Kau tak tahu aku masih perlu suara itu untuk menghentikan suara berisik di kepalaku?”ucapnya dengan jalan sempoyongan, tak ada gempa di bumi saat ini, namun Cassandra seakan tak bisa lagi menyeimbangkan dirinya sendiri, “Payah! Dasar payah! Ayo mainkan lagi musiknya, aku masih ingin menari dan menikmati semua ini sampai pagi!”

Cassandra terus meracau, sampai tak menyadari bahwa kerumunan orang-orang mulai terbelah, membuat gadis yang tengah mabuk itu seakan-akan berada di pusat lantai dansa.

“Cepatlah mainkan lagi musiknya, bodoh!”

Cassandra terus meracau, kali ini beragam sumpah serapah ke luar dari bibir mungilnya. Cassandra terus mengumpat, tanpa sadar bahwa sedari tadi ada seseorang yang terus memandangnya dengan tatapan kecewa.

Orang itu berdiri di sana, jubah putih dan kain sorban yang melilit di kepala nampak sangat kontras dengan pakaian para pengunjung club malam itu.

“Mainkan lagi musiknya atau kau akan-“

“Nayla Zahrana Putri!”

Demi mendengar nama itu, Cassandra langsung mengedarkan pandangan, berusaha mencari tahu siapa orang yang dengan lancang menyebut nama aslinya itu.

“Nayla Zahrana Putri!” suara itu terdengar lagi dengan nada suara penuh kemarahan dan kekecewaan. Cassandra akhirnya menoleh, dan menemukan seseorang yang berdiri di sana sambil menatapnya kecewa.

Menyadari siapa yang datang, Cassandra seketika membulatkan mata, efek tequilla yang diteguknya barusan, seakan hilang tak tersisa.

“Ab-Abah?”

“Ikut Abah pulang!” intruksi itu begitu menuntut tanpa menerima penolakan.

“Tap-Tapi Bah?”

“Se-ka-rang!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status