Share

Mengejar Cinta Ustadz Galak
Mengejar Cinta Ustadz Galak
Author: biafaa21

Bab1 : Skandal

Author: biafaa21
last update Last Updated: 2023-12-24 11:17:44

“Arghh!” Cassandra membuka mata perlahan. Hal yang pertama kali ditangkap matanya adalah sebuah lampu kristal kecil namun nampak cantik menghiasi plafon kamar yang sempurna berwarna putih.

“Awhh!” Cassandra sekali lagi mengerang lirih. Semua rasa pusing di kepala membuat tangan lentiknya refleks memegang kepalanya yang seakan hendak terbelah. Cassandra tak ingat apapun. Semuanya gelap. Terakhir yang ia ingat adalah bayangan dirinya yang sedang duduk sendiri sembari menunggu teman-temannya dan pacarnya yang tak biasanya datang terlambat. Segelas mocktail sepertinya bukanlah alasan yang cocok untuk membuatnya bisa merasa sepusing ini. Ini lebih seperti efek meminum dua seloki  tequila, dan anehnya kemarin malam ia bahkan tak memesan minuman beralkohol  yang kadar alkoholnya sampai 40% itu.

Lalu darimana efek sakit dan pusing di kepalanya ini?

Ah Cassandra terlalu pusing untuk memikirkan hal itu.

Byurr~

Suara ombak yang memecah karang terdengar nyaring di telinga . Membuat Cassandra seakan ingin segera turun dan berlarian di sepanjang tepi pantai, membasahi kaki indahnya, dan menginjak gemerisiknya pasir putih. Cassandra ingin segera melepaskan penatnya dan bermain dengan dinginnya air pantai.

Eh tunggu?

Suara deburan ombak?

Pantai?

Dan- aroma laut yang khas?

Tunggu-

Di mana Cassandra sekarang? Seingatnya kamar apartementnya tak berada di dekat pantai. Apartementnya kan berada di tengah-tengah gedung pencakar langit dengan suara riuh kendaraan khas ibu kota?

Kalau saat ini Cassandra sedang tak berada di apartementnya, lalu di mana dia sekarang?

Mata Cassandra sontak terbuka, langsung bertatapan dengan jendela kaca besar dengan gorden putih yang telah terbuka, membawa tatapannya langsung jatuh pada pemandangan laut yang tenang di depan sana.

Gadis itu memindai sekeliling hotel, mendapati kamar yang berantakan. Lilin-lilin mati yang tergelatak tak beraturan, sprei, bantal, dan selimut yang tergeletak di bawah. Pikiran buruk Cassandra datang tanpa dicegah, dia dengan cepat meraba seluruh pakaian yang melekat di dirinya. Untungnya semuanya masih sama, tak ada yang berubah, termasuk dia yang masih mengenakan dress pendek dengan aksen gliter silver yang berkilauan.

“Hufh, aman,” ucapnya tanpa sadar, “Eh tapi kenapa gue bisa ada di sini?” otaknya berusaha mengingat, walau rasa pening masih saja mendominasi.

Lelah dan tak mau ambil pusing, Cassandra seenaknya mengambil kesimpulan sepihak.

Palingan pacarnya, kalau tidak, temannya yang sengaja mengerjainya dengan mencampurkan alkohol ke dalam gelas mocktailnya dan membawanya ke sini.

Namun, sebuah dering di ponselnya membuatnya terhenyak. Saat dia membuka pesan itu dan membaca lima pesan yang masuk, masing masing dari temannya juga pacarnya yang isinya hampir sama, bahwa:

Kemarin malam mereka tak jadi datang.

Deg.

Dengan gemetar, Cassandra langsung bangkit. Dia tak suka terlalu banyak berpikir, Cassandra tak mau membebankan otak kecilnya untuk dipenuhi dengan prasangka dan praduga negatif. Daripada mati oleh prasangka, lebih baik ia segera pergi dan berpura-pura seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa.

Dengan tergesa, Cassandra turun ke arah lobi. Pertama kali ia datang, ia langsung disambut dengan tatapan julid yang tak mengenakan dari semua orang sepanjang jalan.

“Apa lo liat-liat? Baru pertama kali liat cewek cantik ya?” sembur Cassandra  angkuh pada tiga orang ibu-ibu yang secara terang-terangan menatapnya tak suka.

“Kenapa orang-orang liatin gue mulu ya? Apa penampilan gue? Make up? Lipstik?” Cassandra sejenak berpikir, namun setelah memastikan bahwa tak ada yang salah dalam dirinya, ia mengambil sebuah kesimpulan sederhana, “Kenapa kamu masih bertanya? Mereka hanya iri. Ya, iri pada kecantikanmu yang cetar membahana paripurna di seluruh dunia.”

Cassandra melenggang santai ke arah meja resepsionis.

“Mbak saya mau check out. Berapa kamar ekslusif yang saya tempatin tadi malam?”

Namun, bukannya menjawab, mbak-mbak resepsionis itu malah menatap sinis pada Cassandra sambil memindai tubuh gadis itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.

“Kayaknya profesi sebagai perebut lagi booming ya, sampai-sampai tiap hari ada aja juniornya.”

Ucapan itu terlalu keras jika dimasukan dalam kategori bisik-bisik. Alis Cassandra tertekuk, dia tak mengerti, untuk tujuan apa mbak-mbak judes di hadapannya ini menyampaikan kata-kata mutiara yang super alay seperti itu. apakah menyemprot setiap pengunjung dengan kata-kata mutiara adalah SOP khusus di hotel ini?

“Mbak?”

“Setuju Jeng, kadang saya suka kasihan deh sama PE-LA-KOR, perjaka aja udah gak ada yang melirik, jadi dia lebih milih rebut suami orang,” timpal teman si mbak-mbak judes itu.

“Mbak saya dari tadi nanya loh! Saya tahu saya cantik, tapi kalian gak perlu se-jealous itu untuk mengabaikan saya!” Cassandra terpancing emosi.

“Iya saya dengar kok.”

“Ya udah berapa harganya?” Cassandra yang sudah kadung kesal, rasanya ingin menimpuk dua perempuan itu dengan hiasan patung kuda di hadapannya.

“Gratis aja deh Mbak.”

Maka, melototlah mata Cassandra. “Gratis?”

 “Iya, kita kasih gratis aja biar sesuai sama harga diri Anda, dasar PELAKOR!”

“Pelakor?!”

“Iya, lo itu pelakor. Jangan sok suci deh, semua orang di negeri ini bahkan udah tahu kalau lo itu pelakor! Dasar aktris gak laku!”

Brakk!

Cassandra tak terima dihina sedemikian rupa. Untuk sebutan pelakor, mungkin bisa Cassandra toleransi karena ia pikir selama ini dia tak pernah melakukan tindakan rendah seperti itu. Tapi untuk sebutan ‘Aktris gak laku’, Cassandra tak terima.

“Mau ribut lo? Ayok sini gue jabanin!” keluarlah sifat bar-bar Cassandra yang selama ini ia pendam demi menjaga reputasi keaktrisannya.

“Maju lo sini kalau berani!”

“Ayok siapa takut!”

Aura panas memenuhi ruangan lobi, aura itu berasal dari dua perempuan yang sama-sama memancarkan tatapan mematikan. Ruangan itu hampir saja menjadi saksi bisu pertengkaran berdarah-darah, sampai sebuah suara mengintrupsi.

“NONA SANDRAA!”

Cassandra berbalik, dan mendapati Lili yang berlari ke arahnya dengan wajah pucat pasi. Asistennya itu nampak sangat kalut, entah karena alasan apa, namun dari wajahnya, Cassandra menduga bahwa itu bukan hal yang baik.

“Lili?”

“Gawat Nona,” ucap gadis itu dengan napas terengah-engah.

“Gawat kenapa?”

“Nona belum tahu? Nona belum baca beritanya?”

“Berita apa? Cepat beri tahu aku Lilian, jangan coba uji kesabaranku!”

Lili dengan sigap merogoh ponsel pintar miliknya. Dengan tangan gemetar, dia mengetikan sesuatu, sampai akhirnya dia menemukan laman berita yang dia cari, dan lekas-lekas ditunjukannya pada Cassandra.

“Lihat ini, Nona.”

Cassandra membaca berita itu, butuh waktu beberapa detik baginya untuk mencerna arti dari judul artikel yang ditulis dalam huruf besar-besar itu, tak lupa dibumbuhi tanda api di bagian belakangnya sebagai arti betapa hot dan panasnya berita itu.

Sampai akhirnya Cassandra mengerti, bahwa isi berita itu mengenai dirinya.

“WHATT?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Ustadz Galak   Bab 35: Namanya Juga Takdir

    Pukul 2 dini hari. Hujan sudah berhenti, menyisakan sepi dan angin dingin yang masih berlari ke sana sini. suasana sepi itu juga dirasakan oleh dua insan manusia yang tengah duduk berhadapan dengan kondisi pakaian yang sama-sama basah.“Untuk apa kamu ke sini?” Nayla bertanya ketus setelah hampir dua puluh menit lalu yang mereka lakukan hanya duduk diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.“Untuk menyelamatkanmu.”“Tapi aku gak pernah minta diselamatkan.” Jelas Nayla yang seakan memberitahu sosok lelaki di sampingnya bahwa dia sama sekali tak butuh bantuan dari siapapun.“Kamu memang gak minta, tapi Abah yang memerintahkan saya untuk menyelamatkanmu.”Nayla menghela napas dalam. Abah? Abah yang menyuruhnya untuk menemukan Nayla di Jakarta? Apakah sebenarnya apa yang dipikirkan Nayla tak sepenuhnya benar? Apakah sebenarnya masih ada seorang manusia yang masih menyayanginya, yaitu abah?“Saya masih gak habis pikir, kok kamu bisa-bisanya berpikir untuk loncat dan menjerumuskan dirimu

  • Mengejar Cinta Ustadz Galak   Bab 34: Sang Penyelamat

    “Ayok Nak, ikut Ibu,” wajah itu lambat laun membentuk sosok utuh perempuan cantik dengan rambut panjang dan kulit pucat. Dia terus tersenyum sembari mengulurkan tangannya untuk bisa digapai oleh Nayla.“Dunia memang jahat, kamu tidak seharusnya di sini. ayok ikut Ibu, bukannya kamu selalu rindu untuk bisa hidup denganku?”Nayla diam, membenarkan dalam hati. Yang dia katakan adalah benar, dunia terasa sangat jahat kepada Nayla. Tak ada satupun manusia yang bisa mengerti dirinya, bahkan Abah yang ia duga akan mengerti, sama saja seperti orang lain. Kekecewaan Nayla terhadap penolakan Ustadz Zayyan yang berlanjut kekecewaannya terhadap penghianatan Lily dan Jerry membuat kepala Nayla semakin kacau.Prasangkanya kepada Tuhan yang katanya selalu mencintai hamba-Nya, perlahan kabur, berganti menjadi rasa kecewa dan timbul pertanyaan, apakah Tuhan benar-benar baik seperti yang selalu dikatakan abah padanya?Kalau Tuhan m

  • Mengejar Cinta Ustadz Galak   Bab 33: Jembatan yang Sama

    “Totalnya jadi 76.000.”Nayla merogoh lagi saku gamis. Hanya tersisa uang lima puluh ribu di sana. semua yang terjadi benar-benar tak sesuai dengan ekspetasi. Mana tahu kalau kembali ke Jakarta membuatnya harus berada dalam situasi seperti ini.Selembar uang biru yang sudah lecek dan basah entah karena hujan atau air matanya, hanya itulah barang berharga terakhir yang ia punya. Salahkan juga Nayla yang merasa cukup kabur hanya dengan uang seratus ribu yang berhasil ia curi dari saku gamis abah. Lalu ke mana sisa lima puluh ribu lagi? uang itu sudah Nayla gunakan untuk menyogok sopir mobil bak yang sering membawa sayur ke pesantren, agar sopir itu bisa membawanya kabur kembali ke Jakarta.“Saya gak punya uang Pak, hanya sisa segini,” Nayla berbicara lemah. Seumur-umur dia tak pernah merasa se miskin ini. Dulu saat Nayla menjadi aktris, didompetnya tak ada lagi uang lain selain yang berwarna pink dan biru, tapi sekarang, bahkan uang tujuh p

  • Mengejar Cinta Ustadz Galak   Bab 32: Penghianatan Lily

    “Cassandra?” Jerry lah yang pertama kali bersuara ketika ia melihat seorang perempuan berdiri di balik ruang kerjanya.Di sana, sudah ada Nayla yang menatap geram pada kedua manusia bejat di hadapannya. Beberapa detik lalu, Nayla memutuskan ke luar dari tempat persembunyiannya dan hendak melabrak Jerry dan Lily.“Apakah benar itu kamu?”“Ya, ini aku, Cassandra Calista, manusia yang telah kalian hancurkan karirnya dan kehidupannya.” Suara Nayla bergetar hebat, dia sudah tak sanggup lagi bersuara ketika hatinya sedang terluka. Sambil mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, Nayla berusaha setengah mati untuk tak terlihat lemah di hadapan Jerry dan Lily. Dia tak mau mereka merasa menang karena telah berhasil mengalahkan keteguhan hati Nayla.“Ini benar-benar kamu?” Jerry memastikan sekali lagi ketika melihat penampilan Nayla yang berbeda.“Kenapa kamu terlihat berbeda?” Cassandra yang dulu ia kenal tak mungkin berpenampilan seperti ini. Cassandra adalah tipe yang sangat mengerti tentang fa

  • Mengejar Cinta Ustadz Galak   Bab 31: Dalang di Balik Skandal

    “Apa kau ingat, Baby, saat kita membuatnya tak sadar dan berakhir di kamar hotel? Kita bahkan berhasil mengambil puluhan fotonya saat dia bersama lelaki tua yang kita sewa.”“Tentu saja, aku ingat waktu itu, satu foto barang bukti bisa kita jual seharga seratus juta lebih kepada banyak media.”Tawa itu semakin terdengar menusuk ke dalam hati Nayla. Di bawah sana, teapt di abwah meja, Nayla masih meringkuk sambil menutup kedua telinganya rapat-rapat berharap agar suara-suara dan hinaan itu tak terdengar lagi olehnya.Beberapa kali, gadis itu bahkan mencubit lengannya sampai memerah dan mengeluarkan darah, berharap agar semua yang terjadi adalah mimpi buruk dan Nayla ingin segera bangun dari mimpi buruk ini.“Yang paling aku ingat, Baby, saat wajahnya berubah sepucat mayat saat kakeknya yang kampungan itu datang ke klub dan menangkap basah cucunya yang sedang mabuk dan menari di atas lantai dansa. Aku bisa merasakan perasaan kecewa dari kakeknya itu ketika melihat cucu tersayangnya dal

  • Mengejar Cinta Ustadz Galak   Bab 30: Permintaan Abah

    Pintu itu tidak terkunci, membuat seorang gadis dengan gamis hitam dan jilbab panjangnya itu akhirnya berhasil masuk dengan mudah ke dalam ruangan bertuliskan ‘Ruangan Khusus Tuan Jeremy Nata Yudha.”Dengan satu niat kejahilan di kepala, Nayla memutuskan untuk bersembunyi di bawah meja milik Jeremy. Niatnya dia ingin mengagetkan kekasihnya itu dan memberikan kejutan kepadanya.“Pasti Jery bakal kaget liat aku ada di sini,” sembari terkikik, Nayla sengaja menarik lagi kursi geser agar menutupi tubuhnya yang jongkok di bawah meja.Tak lama menunggu, dapat Nayla dengar suara langkah kaki. Dari suara ketukannya, Nayla tebak bahwa yang datang mendekat bukan hanya satu orang melainkan lebih. Intuisinya mengatakan bahwa yang akan masuk ke ruangan ini adalah dua orang? Tapi siapa?Tiba-tiba terdengar suara pintu otomatis yang terbuka, disusul dengan suara seorang pria.“Gimana Baby, seneng gak kemarin waktu kita jalan-jalan ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status