Share

Berduaan bersama CEO Dingin

“Kalian!”

“Kenapa kalian bisa disini!”

Lagi dan lagi suara itu begitu menyambar ditelinga kedua gadis yang sedang menguntit ini, lebih tepatnya Tania. Ya gadis itu, gadis yang sangat mengharapkan cintanya terbalaskan.

“ka-kami hanya i-ingin berolahraga juga boss.” Airin tergagap menjawab pertanyaan dari Baskara.

Sedangkan Tania hanya tersenyam-seyum melihat Baskara menghampiri mereka, dia memandang baskara tanpa mengedipkan kelopak matanya.

“Jadi begitu! Airin nanti jangan lupa ada urusan mendadak yang harus diselesaikan kekantor.. jangan lupa! Saya akan menunggumu disana.” Pinta Baskara pada Airin yang membuatnya menyerngitkan dahinya.

“Ma-maaf bos bukannya hari ini hari libur, sa-saya hanya ingin beristirahat bos.’’ Airin mencoba mengelak dari pekerjaan yang Baskara berikan karena itu mustahil bagaimana mungkin bekerja pada hari minggu bukankah itu sangat memaksa.

“Bagaimana jika saya saja tuan? Saya bisa bekerja dengan baik.” Tania tiba-tiba saja menawarkan dirinya tanpa rasa malu yang menyelimuti dirinya.

“Baik! Saya akan tunggu kamu dikantor jam 1 siang, saya tidak ingin kamu terlambat sedikitpun!”

“baik tuan dengan senang hati.” Dengan mata yang berbinar-binar dengan hati yang berbunga-bunga Tania menyetujui permintaan bossnya.

“Satu kagi!”

“Apa itu tuan?”

“Berhenti memanggil saya tuan, atau saya akan pecat kamu!”

“Ha? Jadi saya harus panggil apa? Sayang?” Tania mengucapkannya dengan tersenyum malu-malu. Apa yang sedang dia pikirkan, gadis ini sangat berani.

Tidak ada satu jawaban apapun dari Baskara, dia malah memilih pergi meninggalkan mereka berdua yang sedang terpaku.

“Wah seriously? Dia mau dipanggil sayang?” Tania berucap tanpa berhenti memandangi punggung laki-laki yang sudah berjalan menjauh.

“Gila Tan! Kamu benar-benar sudah gila!” Airin terus menerus mengoceh kepada Tania yang benar-benar melakukan hal diluar batas.

“Gila? Bagaimana mungkin itu bisa disebut gila! Itu adalah merayu dengan cara halus.” Tania mendengus “Lihat saja Rin, aku akan mendapatkan hatinya. Lambat laun dia akan luluh kepadaku.” Tania merasa yakin bahwa baskara akan membalas perasaannya dikemudian hari.

“Ah sudahlah Tania, lebih baik kita olahraga saja. Sejak datang tadi bukannya berolahraga malah focus sama boss.”

“Ya ampun Airin! Aku gak perlu kan jelasin lagi, kalau aku kesini cuman mau lihat bos hahaha.” Tania tertawa terbahak-bahak melihat wajah kesal yang Airin pasang. “Kamu kalau mau olahraga, sana gih.. aku mau siap-siap pergi kekantor nanti.”

“Tania! Ini masih pagi, kamu kan bisa pulang nanti! Lagian kita sudah terlanjur bayar!” Airin merasa sangat kesal dengan tingkah temannya yang satu ini.

“Airin, aku harus mandi kembang, memilih pakaian terbaikku dan membawa masakan untuknya.” Tania benar-benar sudah jatuh cinta begitu dalam kepada Baskara, entah sejak kapan dia menggila seperti ini.

“Terserah deh Tan, pulang aja sana! Aku bisa olahraga sendiri!” ketus Airin.

“hahah mukanya jangan cemberut gitu dong, aku balik yah..”

“Hm.” Airin hanya bergumam menatap temannya yang menurutnya sudah sangat gila dengan cinta.

***

“Airin?” sosok laki-laki yang tinggi yang cukup familiar dipandangan Airin membuatnya tampak ragu.

“Ke-kenapa? Kenapa datang kesini.” Airin tampak gugup melihat sosok pria yang pernah ada dihatinya bahkan sampai sekarang Airin sangat merindukannya.

“Bukan kah ini tempat yang umum? Semuanya bisa berada disini Airin.” Eza menjawab Airin dengan lembut tanpa sedikitpun niat menyakiti hatinya.

“Baik!” Airin menjawabnya ketus kemudian bangkit dari tempatnya berolahraga kemudian melewati Eza dan pergi.

Namun Eza tak membiarkan Airin pergi begitu saja, dia menahan pergelangan tangan Airin.

“Airin tolong.. Beri aku kesempatan untuk menjelaskannya.” Lirih Eza yang meminta belas kasihan dan kesempatan dari Airin.

“Cukup Za, tidak ada pembelaan atas pengkhianatan!” Mata Airin tampak berkaca-kaca sembari mengucapkan kalimat itu.

“Airin, itu memang kesalahan besar yang aku perbuat..” Eza mendengus, menarik nafas Panjang. “Aku tidak berniat melakukan itu semua, aku ingin menjelaskan padamu apa yang sebenarnya terjadi, tapi kamu tidak pernah memberikan ku kesempatan kenapa aku melakukan itu!”

“kesempatan! Hahaha, dengan mata kepala ku sendiri aku melihat apa yang kamu lakukan dengan sahabat aku sendiri, itu yang kamu ingin jelaskan?” Airin tertawa dengan menahan ribuan sayatan pada hatinya.

Airin berusaha tetap sabar menghadapi Eza, namun dia mengingkari apa yang sebenarnya terjadi. Yang dia tau, dia menemukan pacarnya dengan sahabatnya sendiri dalam satu kamar yang sama. Semenjak kejadian itulah Airin tidak pernah membuka hatinya untuk laki-laki lagi.

“Airin apa yang kamu lihat tidak seperti apa yang kamu bayangkan! Kenapa susah sekali memberikanku kesempatan waktu untuk menjelaskan yang terjadi!”

“Eza sudah cukup! Aku tidak ingin membahas kita lagi, hubungan kita sudah berakhir.. Jangan ganggu lagi.” Airin kesal sembari menahan tangisnya, melepaskan genggaman Eza yang mencengkran pergelangan tanggannya dan berlalu meninggalkan Eza yang tak bergeming menatap kepergian Airin.

Eza tampak frustasi dan menatap punggung perempuan yang keras kepala yang tidak mau mendengar penjelasannya. Eza sangat menyayangi Airin, apa yang dia lakukan malam itu hanya untuk menyelamatkan Airin tapi Airin salah faham dengan semuanya.

***

“Saya akan mengatur semua urusan diperusahaan saya! Anda  jangan ikut campur.” Suara khas bariton Baskara menguak.

“Perusahaan anda akan hancur jika tidak menerima tawaran kerja sama dari perusahaan kami.” Suara diseberang sana tampak mengancam Baskara.

“hhahaha yang benar saja! Seberapa besar perusahaan anda? Sampai bisa menghancurkan perusahaan yang sudah saya bangun dengan keringat saya sendiri.”

ahahah keringatmu? Perusahaanmu itu ada karena tekad papa kamu yang bekerja sama dengan kami untuk membangun perusahaan milikmu sendiri, agar kamu tak ikut campur dengan bisnis papamu, kamu lupa papamu seorang koruptor! Kamu ingin melihat papa kamu hancur?’’ lagi-lagi suara itu tak henti-hentinya mengancam. Bahkan menjelek-jelekkan papa Baskara yang membuatnya kesal dan marah.

Dia melajukan mobilnya menuju kantor yang selama ini dia agung-agungkan, perusahaan yang dia rintis dari nol. Bagaiman bisaa mendapat ancaman semudah itu.

***

Tania tampak gelisah menunggu kedatangan bos nya. Tania bahkan sudah menyiapkan dirinya begitu cantic, lain dari penampilan dia biasanya.

Menggunakan rok span diatas lutut, memakai blouse kemeja yang dipadu padankan dengan kalung-kalung yang menghiasi kemejanya, rambut yang biasanya dia ikat saat bekerja kini dia geraikan. Tidak lupa juga dengan bekal makanan yang dia bawakan untuk Baskara.

Kini baskara sudah ada dihadapannya, Tania tampak gugup dengan penampilannya. Bukan membuatnya menjadi lebih percaya diri, dia malah merasa berlebihan.

“hm tuan, eh pak maksud saya.. apa yang bisa saya bantu?”

“Yang kamu bisa? Baik ikuti saya!”

“Ba-baik, t-tapi saya membawa makanan siang untuk anda pak.” Tania tampak gugup memberi tahu Baskara bahwa dia sudah menyiapkan lunch special untuknya.

“Baik saya terima!” Tanpa aba-aba Baskara merebut bekal yang Tania pegang.

Tania hanya menunduk, dia sangat gugup padahal sikap Baskara tidak ada yang berubah sedikitpun. Masih tetap dingin, tetap tegas dan perasaannya, tentu saja masih belum menjadi miliknya.

“Kamu kenapa bengong saja disitu, ikuti saya!” Baskara menatap aneh Tania yang hanya berdiam diri.

“o-oh baik Pak!” Tania pun bergerak mendekati sosok yang memberinya titah.

Sampai pada sebuah ruangan yang Tania sangat tau bahwa itu sebuah Gudang.

“Ini yang bisa kamu kerjakan! Cepat masuk dan rapikan semua tumpukkan buku dan document disana!” Lagi-lagi Baskara memperkerjakan Tania hanya untuk membersihkan Gudang, dia menutup matanya bahwa Tania cukup cerdas untuk membantu nya menyelesaikan masalah perusahaannya. Sampai kapan dia sadar?

“Jadi saya harus merapikan Gudang ini?” Tania merasa sangat kecewa dengan tugas yang Baskara berikan. Namun begitulah Tania, walaupun kecewa dan dengan berat hati dia tetap mengikuti titahnya Baskara karena dia sudah dibutakan cinta.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status