Share

Mengejar Duda Impian
Mengejar Duda Impian
Penulis: fenilizaa

Kemarahan seorang CEO

“Sayang terima kasih sudah menjadi pelengkapku.” Sayu suara baskara yang mampu melelehkan hati sarah sang istri tercinta yang baru saja ia nikahi.

“Aku juga sangat bersyukur bisa bersamamu mas, aku harap aku bisa hidup dan terus melayani mu seumur hidupku.” Tak kalah mesra dari rayuan baskara, sarah  pun ikut andil berbicara dimalam pertama mereka.

Perlahan baskara mengusap lembut wajah  sarah dan merapikan rambut-rambut halus yang menutupi wajahnya.

“Sayang..” panggilan menggoda nan lembut itu  keluar dari bibir baskara yang mampu menghidupkan hasrat sarah  untuk bercinta.

“Hm.” sarah bergumam seraya mengangguk menanggapi panggilan suaminya.

CUPP

Kecupan hangat di dahi sarah seakan memicu gejolak asmara percintaan mereka, ditambah lagii dengan pertanyaan nakal Baskara.

“Bolehkah aku meminta jatahku?”

Baskara tampak kikuk setelah melantunkan kalimat itu karena tidak ada respon dari sang istri.  Namun sarah hanya menatap Baskara lekat dengan cukup lama, lalu memberikan senyum simpulnya.

“Harus kah kamu meminta izin sedangkan aku sudah sah menjadi milikmu sayang?” alunan suara merdu itu semakin menggoda Baskara untuk menyentuh istrinya.

Tanpa aba-aba lagi, Baskara pun mendekati wajah sang istri dan melahap bibir ranumnya. Lalu perlahan dia melucuti pakaian sang istri dan……

Kring..kring…kring….

Jam weker Baskara berbunyi, semua mimpi yang begitu ia nikmati buyar. Hampir setiap harinya dia bermimpi Bersama mendiang istrinya yang sudah  meninggalkannya 2 tahun silam. Keduanya terpisah karena maut yang menimpa istrinya.

“Astaga aku bermimpi lagi,” gumam Baskara kesal sembari bangun dari tempat tidurnya.

Dipandangi jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 6. Dia tampak lesu dan masih mengantuk karena semalaman bergadang mengerjakan rencana proyek yang harus selesai dan di tunggu klien hari ini.

Dengan sempoyongan berjalan menuju kamar mandi, dia membersihkan sekujur tubuhnya agar kembali fresh. Pria  itu memang sudah kepala tiga namun karena sering merawat dirinya dan berolahraga dia tampak seperti pria dewasa yang tampan dan menggemaskan. Sosok CEO yang terkenal dingin namun penyayang itu kerap kali menjadi perbincangan hangat wanita-wanita yang melihatnya. Dengan badan tegak bak atletis, badan yang selalu berwangi mint dan berkarisma itu mampu memikat sepasang mata para wanita yang menatapnya. Tidak terkecuali Tania salah satu staff yang menggilainya.

***

“Bos datang.. Bos datang…!” Teriakan  para staff pun bergemuruh menyambut kedatangan bos mereka.

Mereka tampak sigap dan fokus pada pekerjaan mereka masing-masing. Sosok tegas, dingin dan disiplin Baskara membuat para staff merasa segan untuk menyapanya. Namun berbeda dengan Tania.

Entah apa yang selalu difikirkan perempuan satu ini, dia sama sekali tak merasa malu menyapa bahkan menodong Baskara dengan ribuan pertanyaan.

Disaat yang lainnya tampak segan, dia malah menghampiri Baskara yang berjalan masuk kedalam kantor.

“Hai tuan,” Sapanya menunduk sembari memberikan senyuman terbaiknya.

Tak ada balasan sedikitpun dari Baskara. Jangankan berharap balasan sapaan, melihatnya saja enggan.

“Pria dingin!”  Gumam Tania yang bahkan hampir tak terdengar oleh sepasang telinga. Namun ternyata salah, gumaman Tania yang hanya berisi dua kata itu membuatnya hampir dipecat.

Setelah Tania berucap, pria  itu tiba-tiba berhenti, berbalik arah  dan memandang Tania lekat. Sontak Tania kaget dan memberikan senyuman seperti tidak melakukan kesalahan apapun.

Lalu Baskara pergi kehadapan seluruh staff yang seolah sedang sibuk bekerja padahal nyatanya mereka turut serta memperhatikan apa saja yang Tania lakukan dengan CEO dingin itu.

“saya berdiri disini sebagai bos kalian, saya harap diantara kalian tidak ada yang kurang ajar dengan saya atau… kalian tidak segan-segan saya pecat!” suara khas bariton yang sedang marah itu membuat seluruh staff gemetaran dan diam bak patung pajangan.

Setelah menyelesaikan titahnya di hadapan seluruh staffnya, dia memutar 180 derajat hadapannya dan kembali menghadap Tania.

“Dan kamu gadis kampung! Saya tidak segan-segan memecat kamu.. jangan kamu fikir kamu bekerja disini karena permintaan Papa saya, kamu seenaknya berkata-kata! Ini terakhir kalinya kamu bersikap tidak sopan dengan saya, saya benar-benar akan pecat kamu, faham!” pekikan yang Baskara ucap membuat seluruh jantung para staff terpompa laju dan tak teratur.

Kemudian Baskara berlalu meninggalkan para staff yang masih dalam keheningan. Seusai Baskara pergi Tatapan lekat mereka semua jatuh pada sosok utama penyebab kemarahan bos dingin mereka itu.

“Ini semua gara-gara lo ya! Coba kalo lo gak kegenitan pasti bos gak bakalan marah.” Salah satu teman staffnya mengoceh begitu saja tanpa memikirkan perasaan Tania.

“Entah si Tania, Kayak kegatalan banget gak si? Nyadar coba! Lo itu gadis kampung mana mau bos.” Timpal salah satu wanita yang lainya.

Mereka semua menyalahkan Tania atas perlakuannya pagi ini yang menyebabkan bos marah besar. Semua staff menatap Tania tak suka dan bahkan ada yang memaki-makinya. Disaat yang bersamaan Airin sahabat Tania datang menghampirinya, Airin adalah sosok yang anggun dan bijaksana seorang sekretaris dan menjadi kaki tangan bosnya serta orang yang paling dia percayakan.

“Kalian kenapa? Kenapa memaki-maki seenaknya?! Apa Tania membuat kalian dipecat!”

Airin membela sahabatnya yang hanya menunduk malu. Tania benar-benar putus asa mendengar makian dari teman-teman satu kerjanya.

Walaupun dia hanya staff biasa dan sering dipandang sebelah mata, tapi kepintarannya juga kerap kali ia tuangkan saat officenya menngalami kesulitan dalam menghadapi problematika.

“Kalian lanjutkan bekerja atau saya akan laporkan ke bos!” Ancam Airin yang langsung dituruti semua karyawan yang saat itu sedang menggunjing Tania.

“Makasih banyak ya Rin, kalo gak ada kamu pasti aku bakal dijadian perkedel sama mereka.” Dalam keadaan sulit pun Tania masih bisa bercanda dan membuat mereka terkekeh Bersama-sama.

“Ya sudah, kamu lanjutkan lagi bekerja, aku ingin bertemu bos dulu.”

Airin sangat dekat dengan Baskara dia tampak lebih cocok menggantikan mendiang istrinya dibandingkan Tania. Hal itu memang membuat Tania cukup iri dengan Airin namun dia sadar bahwa dia bukan lah tandingannya Airin.

“A-aku boleh ikut gak? Sekalian aku ingin minta maaf sama bos Baskara.”

Airin tampak bingung mendengar permintaan Tania, namun pada akhirnya Airin menyetujuinya.

“Boleh saja sih, tapi kamu yakin?”

Tania hanya membalas Airin dengan anggukan antusiasnya.

Mereka menuju ke lantai 17 dimana ruangan bosnya berada.

Tok..tok…tok..

“permisi…”

“Masuk.” Suara dingin itu kembali terdengar di telinga Tania. Dia sedikit gugup dan yang jelas perasaan nya benar-benar tidak menentu sekarang.

Mereka masuk Bersama-sama, terlihat Baskara menatap Tania tak suka.

“Airin, kenapa dia kamu bawa masuk?”

Bisa-bisa dia masih bersikap manis dihadapan Airin padahal didepan nya juga terdapat sosok yang sangat dia benci karena terus mengacaukannya.

“Maaf ini bukan salahnya Airin Pak, tapi ini kemauan saya untuk datang kesini. Karena saya ingin meminta maaf atas perkataan saya yang hanya mengatakan anda dingin.” Tania berujar tegas dan meninggi yang membuat Baskara kesal dengannya.

Tania memang sosok yang berani, walaupun kerap kali dia sering mendapat perlakuan tidak adil dari siapa pun yang membencinya. Ditambah lagi dia sedikit centil tapi itu berlaku hanya saat dia merayu Baskara.

Baskara bangkit dari kursinya dan menarik tangan Tania kasar. Airin hanya melongok dan terdiam. Dia tak menyangka bos nya akan berbuat sekasar itu.

“pak.. Akhhhh Bapak mau bawa saya kemana!” Raung Tania yang merasa kesakitan pada pergelangan tangannya.

Baskara membawanya menuju lift dan masuk kedalamnya.

“Ba-bapak mau a-apa?”

Tania tampak gugup saat Baskara memandangnya lekat.

“kenapa kamu selalu menggoda saya setiap hari?” Suaranya tampak penasaran dengan Tania. Tapi yang benar saja, tidak mungkin dia menyukai sosok Tania.

“Saya.. saya hanya—” ucapan Tania terhenti karena Baskara semakin mendekatkan wajahnya pada wajah cantik Tania.

Prakkhhhhhhh

Lift kantor tiba-tiba berhenti dan lampu padam seketika. Sepertinya terjadi masalah dengan listrik kantor.

‘Apa! Apa dia benar-benar akan menciumku?’ Batin Tania bercampur aduk antara rasa takut dan bahagia.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status