/ Romansa / Menggoda Ayah Sahabatku / Bab 5 ー Dijebak

공유

Bab 5 ー Dijebak

작가: Papa Buaya
last update 최신 업데이트: 2025-11-13 09:18:01

‘Kenapa aku bisa ada di sini?! Apa ini kamarnya?’

Amelia menunduk, melihat ke balik selimut. Tubuhnya pun dalam kondisi telanjang bulat.

Dalam kepalanya mulai berpikir. Berusaha mengingat-ingat.

Seketika memori tentang kejadian tadi malam terlintas di kepalanya.

Dari awal hingga akhir. Sampai saat dirinya merayu Kayden. Dan berakhir di tempat tidur.

Amelia langsung menutup wajahnya.

Rasa malu yang begitu dalam menyelimutinya. Membuat Amelia ingin tenggelam ke perut bumi.

‘Aku pasti sudah gila,’ geramnya dalam hati.

Tak ingin membuang waktu di sini, Amelia segera turun dari tempat tidur.

Namun pinggangnya terasa berdenyut dan pegal. Permainan Kayden semalam sangat ganas

Amelia memaksakan diri untuk bergerak diam-diam. Berusaha tak membuat suara agar tak membangunkan Kayden.

Dengan gerakan cepat, Amelia mengenakan gaun merah muda yang tergeletak di lantai.

Meraih tas kecilnya, dan berjalan tertatih-tatih menuju pintu.

Sebelum pergi, masih memastikan Kayden masih tertidur. Kemudian menutup pintu.

Di lantai satu, Amelia berjalan mengendap-endap seperti pencuri.

Tangannya sudah hampir menyentuh gagang pintu depan. Tapi suara lain dari belakang membuatnya terkejut.

“Amel.”

Bagai disambar petir di siang bolong. Amelia terdiam, menelan ludah dengan susah payah. Itu adalah suara Karina.

“Kamu mau ke mana? Ini masih pagi,” tanya Karina.

Sambil mengucek sebelah matanya terkantung-kantung.

Perlahan, Amelia menoleh. Memaksakan senyumannya seperti biasa.

“M-mau pulang,” jawabnya jadi sedikit terbata-bata.

“Bukannya masih libur? Di sini aja dulu. Ngapain di rumah sendiri? Aku juga masuk sif sore.”

Amelia hanya menggeleng pelan.

“Aku mau cari buku ke perpustakaan kampus. Dah! Pulang dulu, nanti gaunnya aku balikin,” pamitnya.

Segera membuka pintu dan keluar dengan langkah tergesa-gesa. Tak ingin Karina mencurigainya.

Karina hanya memiringkan kepala. Alisnya mengernyit.

“Kenapa jalannya kayak pinguin gitu? Aneh” gumamnya heran.

Namun Karina memilih tak menghiraukannya. Sahabatnya itu memang sudah aneh sejak dulu.

Tak menyadari apa yang sudah terjadi.

Sementara itu, Amelia berjalan dua blok dari rumah Karina. Dia membuka kunci, masuk.

Tubuhnya langsung bersandar di balik pintu yang tertutup. Jantungnya masih berdebar kencang bagai drum perang.

“Amelia bego! Seganteng semenggoda apa pun Om Kay kenapa malah ngajak dia tidur?!” hardiknya.

Sambil memukul-mukul kepala, merutuki kebodohannya sendiri.

Perlahan, Amelia menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri.

‘Moga dia nggak cerita ke Karina,’ batinnya berdoa penuh harap.

Bertekad untuk melupakan kejadian semalam, Amelia membersihkan diri dan bersiap untuk pergi ke kampus.

Mungkin dengan menyibukkan diri, Amelia bisa mengalihkan pikirannya dari kekacauan yang ia ciptakan.

Kampus tampak sepi, masih diliputi suasana liburan semester. Hanya ada segelintir mahasiswa yang terlihat.

Amelia langsung menuju perpustakaan. Mencari beberapa buku pemrograman yang ia butuhkan.

Lalu memilih tempat duduk di dekat jendela yang diterangi sinar matahari pagi.

Amelia berusaha keras untuk fokus pada baris-baris kode di depannya. Tetapi pikirannya terus melayang.

Sentuhan serta erangan Kayden semalam terngiang di kepalanya. Bisikan nakal Kayden membuat Amelia kembali berdebar tak karuan.

Amelia menjatuhkan kepalanya ke meja, mencoba menghapus ingatan itu. Tapi sia-sia.

‘Dasar duda meresahkan. Kenapa dia hot banget sih!?’ gerutunya dalam hati.

Meski malu dan jengkel, tapi Amelia mengakui pesona Kayden yang tak terbantahkan.

“Percuma ke perpus. Aku nggak bisa fokus,” gumamnya kesal.

Amelia bangkit. Lalu mengembalikan buku-bukunya ke rak. Berjalan keluar dari perpustakaan dengan langkah gontai.

Amelia memutuskan untuk pergi ke laboratorium komputer. Teringat bahwa laptopnya tertinggal di rumah Karina.

Saat hendak berbelok di ujung lorong, telinganya menangkap obrolan dua orang perempuan.

“Sayang banget semalem aku nggak berhasil jebak si Amelia,” gerutu salah satunya.

“Oh, ya? Padahal si Rendi udah nunggu di kamar, haha! Kesel banget ama tuh cewek. Suka sok pinter di depan Dosen,” sahut yang lain.

Dengan tawa jengkel sekaligus mengejek.

Amelia langsung membeku di tempat. Suara mereka terdengar jelas di lorong yang sepi itu.

‘Jadi mereka, yang masukin sesuatu ke minuman aku?’ pikirnya.

Kedua tangan Amelia terkepal menahan gejolak amarah dalam dada. Apalagi dia mengenal salah satu dari mereka yang membicarakannya.

Sua perempuan itu terus berjalan. Dan akhirnya berpapasan dengannya, wajah mereka berubah pucat.

“A-amelia?” ujar Ratina.

Suaranya sedikit gagap. Pemilik suara pertama, sekaligus orang yang mengadakan pesta tadi malam.

“Cuma karena iri aku lebih pinter, kalian sampe mau jebak aku pakai cara murahan itu?” desis Amelia.

Ratina dan temannya langsung bungkam. Saling bertukar pandang dengan panik. Seperti pencuri yang tertangkap basah.

Amelia berjalan mendekat. Tatapan tajamnya tertuju pada Ratina. Penuh penghinaan.

“Kalau berhasil ngejebak aku, emang kamu dapet apa, Ratina? Nilai kamu jadi A semua, gitu? Kalau bego, ya bego aja,” balasnya.

Wajah Ratina memerah karena kesal dan tersinggung.

“Heh! Nggak usah sombong ya! Setidaknya aku dari keluarga kaya, bukan orang miskin kayak kam—“

Tapi sebelum Ratina menyelesaikan kalimatnya, Amelia sudah mengangkat tangan. Menghantam pipi Ratina dengan tamparan yang keras.

Plak!

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 7 ー Kamu Milikku

    “Amelia,” teriak Kayden.Ternyata, pria itu menyadari keberadaan Amelia di balik pohon. Dengan cepat Kayden menghampirinya.Amelia terlihat panik.‘Kenapa dia bisa tau, sih?’ geramnya dalam hati.Kemudian berlari menjauh. Tapi Kayden berhasil mengejar dan menangkapnya dengan cepat.“Mau kabur ke mana kamu Amelia?”Amelia hanya diam tak menjawab. Langsung memalingkan wajah. Tak berani menatapnya.Kayden mendengus pelan.“Kamu harus bertanggung jawab. Kamu kira aku laki-laki pemuas, yang ditinggal setelah—”Belum selesai berbicara, Amelia tiba-tiba membungkamnya.“Jangan keras-keras. Kalau ada yang denger gimana?” bisiknya.Dengan tatapan gelisah, menatap sekitar. Untung saja tak ada yang mendengarnya.Kayden menjauhkan tangan Amelia. Lalu menggenggamnya erat.“Kalau gitu sini ikut. Jangan kabur-kaburan,” ajaknya.Sambil menarik Amelia pergi. Masuk ke mobilnya.Mau tak mau Amelia menurut saja.Setelah duduk di kursi penumpang. Amelia menatap jendela. Masih enggan menatap pria itu.“Ada

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 6 ー Hadapi

    “Enggak usah bawa-bawa orang tua, Ratina,” desis Amelia.Ratina terdiam sejenak, kaget oleh tamparan itu. Dia tak sempat mengelak.Teman di sampingnya mendengus marah.“Heh, Amel! Beraninya nam—”Namun Amelia tak memberinya kesempatan.“Minggir! Nggak usah ikut campur,” katanya tegas.Lalu mendorongnya menjauh. Matanya kembali menatap Ratina.“Aku kira setelah Karina lulus, kita bisa jadi teman ngobrol. Ternyata kamu cuma teman munafik,” geram Amelia.Senyum sinis muncul di bibirnya. Sambil melipat kedua tangan dengan tatapan merendahkan.“Bangga kamu punya orang tua kaya? Tapi akhirnya tetap telat masuk kuliah kayak aku. Artinya kamu gagal terus waktu tes masuk, kan?”Ratina seketika melotot marah mendengarnya. Namun tak bisa menyangkal kata-kata itu.“Jangan main-main sama aku, Amel. Papa aku Manajer di perusahaan besar,” balasnya.Dengan menaikkan dagunya seolah balik menantang. Menonjolkan keunggulannya.Amelia mendengus jengkel. Tapi dia juga lelah jika terus melayani orang yang

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 5 ー Dijebak

    ‘Kenapa aku bisa ada di sini?! Apa ini kamarnya?’Amelia menunduk, melihat ke balik selimut. Tubuhnya pun dalam kondisi telanjang bulat.Dalam kepalanya mulai berpikir. Berusaha mengingat-ingat.Seketika memori tentang kejadian tadi malam terlintas di kepalanya.Dari awal hingga akhir. Sampai saat dirinya merayu Kayden. Dan berakhir di tempat tidur.Amelia langsung menutup wajahnya.Rasa malu yang begitu dalam menyelimutinya. Membuat Amelia ingin tenggelam ke perut bumi. ‘Aku pasti sudah gila,’ geramnya dalam hati.Tak ingin membuang waktu di sini, Amelia segera turun dari tempat tidur.Namun pinggangnya terasa berdenyut dan pegal. Permainan Kayden semalam sangat ganasAmelia memaksakan diri untuk bergerak diam-diam. Berusaha tak membuat suara agar tak membangunkan Kayden.Dengan gerakan cepat, Amelia mengenakan gaun merah muda yang tergeletak di lantai.Meraih tas kecilnya, dan berjalan tertatih-tatih menuju pintu.Sebelum pergi, masih memastikan Kayden masih tertidur. Kemudian menu

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 4 ー Om, Bantu Aku

    “Dari mana kamu dapet gaun itu, Amel?”Tatapan Kayden menyapu tubuh Amelia dari ujung kepala hingga kaki. Terpaku pada gaun berwarna merah muda yang membalut tubuhnya.Amelia menunduk. Lalu mengangkat sedikit ujung gaunnya.“Hm. Ini dikasih Karina. Gaun dia nggak ada yang pas bagian sini.”Tak sengaja, atau mungkin sengaja. Amelia menyentuh lekuk dadanya yang terlihat lebih berisi dalam balutan gaun itu.“Kebetulan ada gaun punya Mamanya, hehe,” lanjutnya.Dengan mata berkedip-kedip. Sambil cengengesan genit.Kayden mengernyit. Langsung Memalingkan wajah. Jakun di lehernya naik turun.“Kamu tunggu dulu di sini. Nanti aku anter kamu pulang.”Tanpa menunggu jawaban, Kayden berbalik lalu mengambil tubuh Karina yang sudah tertidur di sandaran Amelia. Menidurkan di kamarnya.Sementara Amelia, dalam kondisi sadar dan tak sadar. Kemudian melangkah ke sofa ruang tamu. Duduk bersandar.“Nyari cowok kaya Om Kay susah banget. Kalau dia sepuluh tahun lebih muda, udah aku terkam kayaknya,” gumamny

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 3 ー Diseret ke Ranjang

    “Biasa aja kali matanya. Aku cuma nanya,” ujar Amelia sambil menyeruput kopinya.Karina mendengus pelan.“Lagian, hampir tiap hari kamu centilin Papa.”Ameila hanya menaikkan kedua bahu.“Semua cowok ganteng aku centilin,” sahutnya santai.Karina memutar bola matanya sebal. Namun tetap menjawab.“Papa nggak punya pacar. Dia tuh nggak terlalu tertarik buat nikah lagi kayaknya. Dipaksa sama Nenek juga selalu nolak.”Amelia mengangguk paham “Oh .... ”Tapi dalam hati, pikirannya melayang.‘Kalau gitu kenapa dia anggap serius candaan aku tadi?’Amelia sendiri masih tidak menyangka. Pria dingin seperti Kayden selalu acuh tak acuh pada godaanya selama ini. Kini malah balik membalasnya.“Eh, btw. Sekarang kamu beneran mau pulang kampung? Ikut aku aja ke pesta si Ratina, ya?” celetuk Karina.Amelia mempertimbangkannya sejenak.“Gimana ya. Tapi aku juga tanya Ayah sih. Bentar aku tanyain dulu.”Amelia segera mengambil ponselnya dan menelepon Ayahnya, Alan.Panggilan bersambung. Tak lama, Alan

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 2 ー Suka yang Keras-keras

    “N-nakal? Aku cuma bantuin Om ngusir cewek nyebelin itu, kok.”Amelia tertawa kecil, canggung. Dia seolah berusaha mencairkan suasana yang mendadak tegang.Namun Kayden hanya terdiam. Masih dengan wajah datarnya.“Ngaku-ngaku jadi Istriku? Oke. Kalau gitu, lakukan tugas kamu sebagai Istri.”Kayden mencondongkan tubuh. Nafasnya hangat membuat bulu kuduk Amelia meremang. Tangan besarnya menyentuh pinggang ramping Amelia. Mengusap perlahan seolah menguji batas.Amelia terbelalak. “Om kenapa kayak gini?”Suaranya bergetar, antara takut dan bingung. Amelia berusaha mendorong dada kekar di depannya.Tapi tubuh Kayden malah semakin mendekat. Hingga Amelia bisa merasakan tubuh kekar yang menghimpitnya."Selama ini kamu suka godain aku. Sekarang dibales, kenapa takut. Hm?" tanya Kayden.Seketika Amelia menelan ludah. Jantungnya berdebar kencang. Wajah tampan dan mempesona ada di depan matanya.Namun akal sehatnya masih mengingatkan bahwa hal ini adalah perbuatan yang tidak benar."Om. Aku—""A

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status